Nizar Ramadhan Berkelamin Ganda (cewek jadi Cowok)

Megha

New member
BERGANTI nama menjadi Nizar Ramadhan menandai babak baru kehidupan Nia Andina (14). Meskipun masih harus menjalani sejumlah pemeriksaan, seperti kromosom, genetik, dan hormon, Nizar mengaku lega dan gembira. Ganjalan hatinya yang selama ini dipendam dan begitu menyiksa kini sedikit terurai. Karena itu pula niat Nizar untuk mondok atau masuk pondok pesantren pun makin kuat.

?Sekarang sih ada juga rasa malu untuk kembali ke sekolah yang lama. Teman-teman kan tahunya sekarang saya jadi laki-laki. Dulu pas masih sekolah kan saya perempuan dan memang berdandan perempuan serta berjilbab. Cuma, akhirnya saya bisa gembira, haru, dan hati ini rasanya lega setelah semua itu?yang selama ini harus saya sembunyikan?terbuka. Mudah-mudahan peristiwa ini menjadi baik dan semua menerima,? kata Nizar saat ditemui Warta Kota di rumahnya di Kampung Cipondoh Makmur RT 02 RW 02, Kelurahan Cipondoh Makmur, Cipondoh, Kota Tangerang, Selasa (9/9) pagi.

Ditemani orangtuanya, pasangan Neneng Rohayatin (45) dan Guntur Gunawan (48), Nizar masih mengenakan sarung kain lurik biru karena luka bekas sunat atau khitan belum kering. Namun, Nizar mengaku sulit menahan keinginan segera bermain sepak bola sambil menunggu waktu berbuka puasa.

Menurut Nizar, ketika masih berkelamin perempuan, ia memendam rasa malu yang sangat luar biasa. Bagaimana tidak, saat itu hanya dia yang tidak mengalami gejala badani lazimnya perempuan. Selain tidak mengalami menstruasi, dia juga bingung, kenapa buah dadanya tidak berkembang seperti gadis-gadis seusianya saat duduk di bangku SMP.

?Memang sih teman-teman tidak ada yang tanya-tanya soal itu. Cuma, terkadang agak risi juga waktu pas ganti baju olahraga atau sama-sama di kamar mandi. Ada sih yang melirik, tetapi tidak bertanya. Saya jadi mikir, tentu teman-teman ingin tahu kenapa saya berbeda. Dari situ, saya mulai bertanya-tanya dan meyakinkan diri apakah saya ini terlahir laki-laki atau perempuan. Ya gitu deh sambil ngeliatin ini (seraya menunjuk bagian alat vitalnya),? ujar Nizar.

Kegembiraan juga tampak di wajah Neneng dan Guntur, juga Agus?kakak kandung Nizar. Guntur dan Neneng mengaku tidak berhenti mengucapkan syukur sejak peristiwa akhir pekan lalu. Walaupun, awalnya sangat terkejut, karena saat Nizar masih menjadi Nia, pria yang bekerja serabutan sebagai penjahit di perusahaan konfeksi itu mendapat kabar bahwa anak bungsunya berubah kelamin dari perempuan menjadi laki-laki.

?Saya awalnya ingin sekali teriak dan menangis, karena kondisi ini. Sebab, sejak melahirkan dia (Nizar?Red), saya tidak punya keinginan apa-apa selain anak ini sehat dan dapat bersekolah hingga pintar. Namun, bibinya (Sukarsih?Red) berupaya menjelaskan bagaimana kondisi sang anak, dan saya diminta harus menerima, gembira, dan bersyukur karena itu adalah berkah dari Tuhan. Yah, akhirnya saya mampu gembira dan bersyukur,? tutur Neneng, yang bekerja sebagai buruh cuci.

Ibu dua anak itu juga mengungkapkan bahwa saat mengandung Nizar dia tidak pernah mengalami masalah, termasuk ngidam yang aneh-aneh. Semua berjalan lancar. Hanya saja, saat Nizar lahir 14 tahun silam di Cirebon, proses persalinannya agak sulit karena itu dibantu seorang bidan dan dukun bayi. Ia terkejut melihat perawakan Nizar yang seperti laki-laki, tetapi lahir dengan kelamin mirip perempuan tanpa ada batang penis dan buah zakar.

Kini, Neneng dan Guntur masih berpikir tentang pemeriksaan untuk kepastian secara medis kondisi jenis kelamin anaknya. Karena dari keterangan yang disampaikan Sukarsih, untuk mendapatkan surat kepastian jenis kelamin harus melalui sejumlah pemeriksaan dan dibutuhkan dana Rp 2,5 juta.

Sementara itu, pihak sekolah mendukung rencana Nizar pindah ke pesantren. Menurut Kepala SMP Muhamadiyah 4, Cipondoh, Chairil Bustomi, pihak sekolah siap jika ingin dilakukan perubahan identitas secara administrasi. Namun, kondisi itu, menurut Chairil, sangat disayangkan. Sebab, Nizar sudah duduk di kelas tiga dan tinggal menempuh ujian akhir. Akan cukup kesulitan jika pengurusan administrasi menjelang akhir sekolah.

?Secara pribadi saya prihatin dan sekaligus mengerti kondisi yang dialami Nizar. Saya masih ingin dia tetap melanjutkan sekolah hingga ujian akhir. Namun, apa yang dialami saat ini tentu jadi beban yang tidak ringan. Karena itu, saya dan pihak sekolah tetap akan mengusahakan,? kata Chairil.

Sementara itu, pimpinan Pondok Pesantren Al-Mubarok, Cipondoh, KH Idup Indrawan, mengatakan, pihaknya siap menerima Nizar.?Melihat kondisi badan Nizar saat ini, mungkin saja memang terjadi fenomena mirip hermaprodit, kelamin ganda, atau disebut Huntsa. Nantinya harus dilihat dulu kecenderungan secara umum, apakah laki-laki atau perempuan. Jika benar sudah disunat dan perilaku atau adatnya ke arah laki-laki, maka layak dikukuhkan sebagai laki-laki seutuhnya. Hanya untuk urusan ibadah masih makmum atau belum sah jika memimpin jemaah laki-laki atau perempuan,? jelas Idup Indrawan. (Kompas)
 
Back
Top