gupy15
Mod
Petenis Juga Belajar Memasak
/
Kamis, 11 September 2008 | 07:33 WIB
Dapur Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, Rabu (10/9), siang sangat ramai. Di salah satu meja, petenis China, Yuan Meng, berusaha membuat kue berukuran 40 cm x 30 cm di depannya menjadi potongan kecil-kecil. ?Keras,? katanya sambil tertawa ketika melihat bentuk potongan kuenya tak beraturan.
Di meja lain, petenis Afrika Selatan, Natalie Grandin, lebih sering memilih menonton koki mengaduk bahan kue ketimbang berlatih sendiri atau malah berfoto bersama koki. Tak kurang dua kali Grandin meminta bantuan jurnalis untuk memotret dirinya dengan kamera miliknya.
Dari komentar beberapa petenis, mereka mengakui menikmati kegiatan tersebut. Tetapi, Yuan Meng dan kawan-kawan justru lebih terlihat menikmati saat mencicipi kue yang mereka buat di akhir sesi. Siang itu mereka membuat granola bar, kue dari berbagai jenis sereal yang dicampur mentega, madu, gula lalu dipadatkan setelah terlebih dulu diaduk di atas api kecil.
Karena harus menanti selama empat jam untuk menunggu adonan benar-benar padat, kue yang mereka potong akhirnya adalah embaran kue yang sudah disediakan koki yang mendampingi para petenis tersebut.
?Menyenangkan mengikuti kegiatan seperti ini, meski sebenarnya saya lebih suka pasta,? kata Grandin, yang sempat membuat sarung tangan karetnya sobek gara-gara ukuran tangannya yang besar.
Selain Grandin, sembilan petenis lain juga ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, termasuk salah satu bintang di Bali ini, yaitu petenis Italia, Flavia Pennetta, serta dua petenis Indonesia, Sandy Gumulya dan Lavinia Tananta.
Cookery class termasuk kegiatan yang paling diminati pemain sehingga tak pernah hilang dari jadwal off court setiap tahunnya.
Sehari sebelumnya, petenis juga dihadapkan pada kegiatan kewanitaan lain, yaitu nail painting (pengecatan kuku) dan merias wajah. Untuk dua kegiatan ini, petenis tinggal duduk menikmati sentuhan para perias yang membuat penampilan mereka benar-benar berbeda dibandingkan dengan saat berada di lapangan.
Sejak Minggu (7/9) lalu memang berbagai kegiatan off court disediakan panitia untuk bisa dinikmati atlet. Pada acara fashion show yang digelar Minggu malam, petenis cantik Daniela Hantuchova bahkan ikut berlenggok di atas catwalk.
Rangkaian acara off court ini akan berakhir Kamis siang. Acara yang akan digelar adalah temple ceremony, upacara keagamaan Hindu. Peserta akan berdoa di dalam pura lengkap dengan pakaian adat Bali yang akan mereka kenakan beserta riasannya.
Selain cookery class, antusiasme pemain untuk acara temple ceremony ini termasuk tinggi sehingga panitia harus mengadakannya kembali setelah pada tahun lalu ditiadakan.
Pemilihan berbagai acara off court yang disajikan memang sangat bergantung pada minat peserta. ?Kalau pemain suka, mereka biasanya akan langsung meminta acara tertentu untuk digelar lagi tahun berikutnya,? kata staf di bagian media, Kora Amalwati.
Akan tetapi, dari berbagai acara yang digelar, semuanya bersifat sukarela. Dengan kata lain, belum ada yang bersifat wajib, kecuali menghadiri acara jumpa pers.
Berdasarkan hal inilah, untuk beberapa kegiatan, pesertanya tak begitu banyak. Saat digelar kegiatan menyelam Senin lalu, misalnya, hanya petenis Shikha Uberoi yang menjadi peserta. Itu pun statusnya pada saat itu telah menjadi petenis kualifikasi yang tersingkir.
Akan tetapi, seiring dengan berubahnya format turnamen tahun 2009, kegiatan off court direncanakan menjadi kegiatan yang wajib diikuti oleh semua peserta. Apalagi dengan jumlah peserta yang sedikit, yaitu 12 petenis.
Bagi seorang petenis profesional, kewajiban mereka memang tak hanya mengikuti pertandingan di lapangan. Tak jarang, pemain juga harus menghadiri berbagai kegiatan di luar lapangan sebagai salah satu bentuk promosi tenis.
Yulia Sapthiani
Sumber : Kompas Cetak
/
Kamis, 11 September 2008 | 07:33 WIB
Dapur Hotel Grand Hyatt Nusa Dua, Bali, Rabu (10/9), siang sangat ramai. Di salah satu meja, petenis China, Yuan Meng, berusaha membuat kue berukuran 40 cm x 30 cm di depannya menjadi potongan kecil-kecil. ?Keras,? katanya sambil tertawa ketika melihat bentuk potongan kuenya tak beraturan.
Di meja lain, petenis Afrika Selatan, Natalie Grandin, lebih sering memilih menonton koki mengaduk bahan kue ketimbang berlatih sendiri atau malah berfoto bersama koki. Tak kurang dua kali Grandin meminta bantuan jurnalis untuk memotret dirinya dengan kamera miliknya.
Dari komentar beberapa petenis, mereka mengakui menikmati kegiatan tersebut. Tetapi, Yuan Meng dan kawan-kawan justru lebih terlihat menikmati saat mencicipi kue yang mereka buat di akhir sesi. Siang itu mereka membuat granola bar, kue dari berbagai jenis sereal yang dicampur mentega, madu, gula lalu dipadatkan setelah terlebih dulu diaduk di atas api kecil.
Karena harus menanti selama empat jam untuk menunggu adonan benar-benar padat, kue yang mereka potong akhirnya adalah embaran kue yang sudah disediakan koki yang mendampingi para petenis tersebut.
?Menyenangkan mengikuti kegiatan seperti ini, meski sebenarnya saya lebih suka pasta,? kata Grandin, yang sempat membuat sarung tangan karetnya sobek gara-gara ukuran tangannya yang besar.
Selain Grandin, sembilan petenis lain juga ikut serta dalam kegiatan yang berlangsung sekitar satu jam tersebut, termasuk salah satu bintang di Bali ini, yaitu petenis Italia, Flavia Pennetta, serta dua petenis Indonesia, Sandy Gumulya dan Lavinia Tananta.
Cookery class termasuk kegiatan yang paling diminati pemain sehingga tak pernah hilang dari jadwal off court setiap tahunnya.
Sehari sebelumnya, petenis juga dihadapkan pada kegiatan kewanitaan lain, yaitu nail painting (pengecatan kuku) dan merias wajah. Untuk dua kegiatan ini, petenis tinggal duduk menikmati sentuhan para perias yang membuat penampilan mereka benar-benar berbeda dibandingkan dengan saat berada di lapangan.
Sejak Minggu (7/9) lalu memang berbagai kegiatan off court disediakan panitia untuk bisa dinikmati atlet. Pada acara fashion show yang digelar Minggu malam, petenis cantik Daniela Hantuchova bahkan ikut berlenggok di atas catwalk.
Rangkaian acara off court ini akan berakhir Kamis siang. Acara yang akan digelar adalah temple ceremony, upacara keagamaan Hindu. Peserta akan berdoa di dalam pura lengkap dengan pakaian adat Bali yang akan mereka kenakan beserta riasannya.
Selain cookery class, antusiasme pemain untuk acara temple ceremony ini termasuk tinggi sehingga panitia harus mengadakannya kembali setelah pada tahun lalu ditiadakan.
Pemilihan berbagai acara off court yang disajikan memang sangat bergantung pada minat peserta. ?Kalau pemain suka, mereka biasanya akan langsung meminta acara tertentu untuk digelar lagi tahun berikutnya,? kata staf di bagian media, Kora Amalwati.
Akan tetapi, dari berbagai acara yang digelar, semuanya bersifat sukarela. Dengan kata lain, belum ada yang bersifat wajib, kecuali menghadiri acara jumpa pers.
Berdasarkan hal inilah, untuk beberapa kegiatan, pesertanya tak begitu banyak. Saat digelar kegiatan menyelam Senin lalu, misalnya, hanya petenis Shikha Uberoi yang menjadi peserta. Itu pun statusnya pada saat itu telah menjadi petenis kualifikasi yang tersingkir.
Akan tetapi, seiring dengan berubahnya format turnamen tahun 2009, kegiatan off court direncanakan menjadi kegiatan yang wajib diikuti oleh semua peserta. Apalagi dengan jumlah peserta yang sedikit, yaitu 12 petenis.
Bagi seorang petenis profesional, kewajiban mereka memang tak hanya mengikuti pertandingan di lapangan. Tak jarang, pemain juga harus menghadiri berbagai kegiatan di luar lapangan sebagai salah satu bentuk promosi tenis.
Yulia Sapthiani
Sumber : Kompas Cetak
