The T-shirt Maker for Classic all Types

Sekarang lg mo cetak BSA, Norton,Triumph,CB100 Glatik,merzy z200. Harga 45.000(dws), anak 35.000. Bs call 0274 798205, 0815 7888 3297, email :
ziptshirt@yahoo.com
Edit/Delete Message
 

Attachments

  • cb glatik.jpg
    cb glatik.jpg
    240.9 KB · Views: 1,430
  • BSA Goldflash.jpg
    BSA Goldflash.jpg
    265.3 KB · Views: 842
  • kaosTRIUMP.jpg
    kaosTRIUMP.jpg
    100.1 KB · Views: 1,542
  • binter 01.jpg
    binter 01.jpg
    177.1 KB · Views: 2,950
  • binter 02.jpg
    binter 02.jpg
    185.6 KB · Views: 927
Disini anda bebas berungkap...pengalam hidup anda.....Ingat..hal2 yang berbau porno grafi, anda sendir yang tahu. Kiranya lebih bagus untuk yang positif, meski tak dipungkiri...qt lahir juga hasil porno...tapi inikan sesuai syariah..............bila perlu cantumkan kode, hp, email yang bisa dihubungi..agar qt saling mudah berkomunikasi....bla..bla..bli...bli... Ifoel ZIPTSHIRT
 
Artikel : Buat Republika Oktober 2008

REFLEKSI KEPEMIMPINAN
Di Balik Kisah Ajaib Musa & Khodir


Achmad Saiful Hadi

Dalam Al-Quran Surah Alkahfi ayat 60-82 menjabarkan tentang pertemuan mengesankan Nabi Musa & hamba saleh Khodir. Penjelasan secara detail dimuat dalam Hadis No : 4725-4727 diriwayatkan Al-Bukhori Bab Tafsir Surat Al-Kahfi. Ada pendapat dari seorang generasi Tabi’in ( hidup lebih dari 100 tahun kewafatan N.Muhammad SAW) yang bernama Naufan Al-Bakary dg meragukan kisah Musa & Khodir di Surat Al-Kahfi tsb adalah Musa Bani Israil. Pendapat ini langsung dimentahkan oleh seorang sahabat yang hidup bersama Nabi Muhammad SAW yakni Ibnu Abbas (Sang Samudra Ilmu), bahwa insan itu memang Musa ‘Alaihissalam (AS). Michael H. Hart (1988) dalam Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, halaman 110 mendiskripsikan bahwa Nabi Musa hidup pada abad ke-13 SM, jauh sebelum Nabi Besar Muhammad SAW dilahirkan di dunia atau bertepatan dengan 570 M (hal.28).

Al-kisah : Ketika Musa AS usai menyampaikan orasi dan mampu membuat suasana hening disertai haru bahkan banyak pendengar-pendengar meneteskan air mata, lantas seseorang bertanya kepada Musa A.S. “ Wahai Rosul .! Siapakah Manusia Paling Pintar..? Jawab Musa : “Aku”. Jawaban Musa dan seketika itu oleh Tuhan Musa (Alloh) jawaban itu sangat dicela disebabkan tidak mengembalikan kelebihannya kepada-Nya. Lalu Alloh memberitahu dg firman-Nya : “ Ada!! Yakni orang yang berada di Majma’ul Bahrain ( Pertemuan Dua Laut ), dia adalah hamba-Ku yang lebih pintar darimu.

Musa tidak marah atas teguran ini, justeru Musa berkeinginan untuk menjumpainya dg mengajukan sebuah permohonan : “ Bagaimana Cara Bertemu dg orang (hamba) tsb “. Lalu Alloh menjelasakan : “ Pergilah ke suatu tempat dan bawalah bekal perjalanan berupa wadah berisikan ikan kering (gereh : jawa). Firman-Nya lagi “Berhentilah ketika ikan itu mengilang, maka hamba-Ku ada di sana”, yang dalam kisah ini hamba tsb dikenal sebaga Khodir, seorang hamba yang telah dianugrahi berbagai hikmah dan keutamaan-keutamaan ilmu..

Musa langsung memenuhi petunjuk ini tanpa pikir panjang dan ditemani pemuda sebagai asisten Yusa’ bin Nun (kelak ikut membebaskan bumi Palestina), Maka berangkatlah Musa menempuh perjalanan amat jauh hingga Majma’al Bahrain (ayat : 60) dg harapan bisa segera ketemu hamba yang unggul yang dimaksud untuk ber-guru beberapa pelajaran dan hikmah lainnya agar kesempurnaan hidupnya meningkat dlm karier kenabian maupun leadership nya.

Jarak jauh yang telah ditempuh sehari-semalama sampailah di sebuah batu yang agak besar, keduanya terasa capek dan tertidur lelap. Saat terbangun, Yusa’ menyaksikan kejadian sangat aneh yakni Ikan Kering (gereh) tiba-tiba hidup meloncat dr wadah dan berenamg menuju laut. Saat ikan berenang di laut oleh Alloh ditakdirkan membentuk bekas lintasan yang sangat mengagumkan saat dipandang mata serta termasuk kejadian aneh bin ajaib untuk ukuran manusia yang hidup 1300 SM. Peristiwa ini dilihat dengan jelas di mata pemuda Yusa bin Nun dg penuh rasa takjub yang sangat mendalam akan ikan yang tiba-tiba hidup serta bekas lintasannya tidak hilang termakan ombak, namun membentuk seperti bangunan permanent berlubang dan memanjang /saroba ( ayat : 61 )

Pada waktu kejadian, pemuda itu tdk berani membangunkan Musa mengingat sifat Musa yang temperamen dan cepat emosional. Musa adalah tipe Orator yang hebat, sekaligus Pemukul yang jitu bahkan mematikan untuk ukuran orang biasa (salah satu diantara mukjizatnya). Tidak lama Musa terbangun dari tidur, mendadak Beliau langsung tancap gas meneruskan perjalanan (mengingat kobaran semangat tanpa menghiraukan rasa lapar). Hingga sampai pertemuan 2 laut berhentilah Musa dan pemuda tsb disebabkan rasa lelah dan lapar yang akhirnya Musa bertanya “ Mana bekal kita ? Pemuda berkata ; Bukankah kita ketika sampai di batu besar tadi,saya lupa untuk memberitahukannya bahwa ikan hidup lagi dan meloncat menuju laut. Kata Musa ”Ya itu yang kita cari!!. Lag-lagi dg mengesampingkan rasa lapar, Musa minta jalan balik ke tempat semula (padahal jaraknya cukup jauh ) hingga tiba di tempat semula (batu besar).dg cara napak tilas /qoshosho ( ayat 64). Ketika sampai di tempat tujuan Batu Besar tadi Musa mendapati Khodir sudah berada disitu dlm keadaan berselimut ( penjelasan ayat : 65 )




PERKENALAN DUA INSAN PILIHAN

Dengan penuh hormat Musa menyapa dan menyalami Khodir sambil memperkenalkan diri dan saat itu, Khodir dapat menebak siapa yang ada dihadapannya dg berkata “ Musa Bani Israil..?. Inilah bukti keanugrahan Alloh diberikan kepada hambanya yakni mengetahui jatidiri dan asal seseorang meski baru awal perkenalan. Setelah perkenalan dan Musa mengutarakan maksudnya, terjadilah percakapan bak seorang murid yang haus hikmah dengan sang Guru yang bagi Musa amat misterius.

Awal pernyataan yang dikemuka oleh Khodir (K) kepada Musa (M), bhwa ilmunya lain dg ilmu Musa (M) dan Musa tdk akan mampu serta sanggup menangkap cakrawala di balik setiap kejadian serta bagaimana tindakan Khodir mengatasi permasalahan yang ada. Guru Khodir memberi syarat (kontrak politik ) agar Musa tidak menanyakan sesuatu yang diperbuat olehnya. Namun harap diingat, Musa adalah darah Bani Israil yang terkenal pantang menyerah disamping jiwa yang nekad (ngeyel : jawa) dan dibuktikan dg janjinya akan bersabar serta tidak mendurhakai sang Guru Khodir.

KEJADIAN PERTAMA

Berlalulah keduanya di pinggiran pantai dan nampak kapal akan merapat. Sang nahkoda sangat mengenal Khodir sebelumnya dan akhirnya M dan K menumpang di perahu tsb tanpa sewa (gratis). Tatkala sampai di geladak kapal, mendadak (K), melubangi dinding kapal dengan kapak, sehingga berlubang. M terperanjat sambil berucap, “ Kenapa Engkau (K) merusak kapal..? bagaimana dg penumpang yang nantinya berakibat fatal atau semua tenggelam? jawab (K), bukankah sudah kukatakan engkau (M) tdk akan sabar dan tahu akan apa yang aku (K) kerjakan. Inilah kealpaan (M) yang-I, dan beliau meminta K tdk menghukum dg kelalaian ini. Saat itu hinggap juga burung kecil semacam Ushfur (prenjak : jawa) di dinding kapal minum air sekedar menutupi hausnya. Kata K, inilah “ gambaran Ilmu Alloh ibarat samudra, adapun ilmu manusia seperti asupan air yang diminum burung itu, kapasitas serta volume yang masuk ke perut burung tidak ada artinya dibanding hamparan luasnya samudra. Khodir yang membalas jasa baik berupa tumpangan gratis dg melubangi (baca : merusak ) dinding adalah perbuatan aneh dan tidak wajar di mata Musa.

KEJADIAN KEDUA

M & K setelah turun dari kapal, keduanya berjalan di suatu desa dan mendapati anak-anak sedang bermain. Tanpa banyak nanya, Khodir langsung membabat leher salah satu anak yang paling rupawan dan tewaslah i anak tersebut. Kontan M yang menyaksikan pemandangan ini, terperanjat bukan kepalang sambil berteriak ; Wahai (K), bukankah anak itu masih suci, bersih dan tak berdosa..? “ Inilah kejadian kedua yang lebih dahsyat dari pertama artinya lebih ajaib dan ini diungkapkan oleh Nabi Muhammad SAW” sebagai generasi sesudahnya. Seperti janji M semula, bhwa ia tidak boleh bertanya, namun kenyataannya tetap membuatnya tidak berkutik serta spontan mengeluarkan kritikan terhadap K, padahal ini merupakan pelanggaran berat, sebagaimana kontrak kedua hamba tsb saat perjumpaannya.

KEJADIAN KETIGA

Keduanya lalu berjalan di suatu desa yang lain, mengingat rasa capek dan lapar lantas bermaksud meminta makanan kpd penduduk namun ditolak. Seketika M & K menemui dinding sebuah rumah yang akan roboh, lalu diusaplah dinding itu (lagi-lagi merupakan mukjizat) dan sekita itu jg berdiri tegak seperti semula (utuh). Musa lalu bertanya “ Jika Engkau (K) mau mintalah upah atas pekerjaan ini. Honor dari pekerjaan ini, hasilnya bisa untuk beli makanan secukupnya. Perkataan Musa adalah pelanggaran ketiga. Terhadap pelanggaran ini, K menyatakan vonis “ Inilah saat kita perpisah”, dg sebab M tidak bersabar dalam menjalani pelajaran dg K. Nabi Muhammad SAW, memberikan penilaian atas perjumpaan terakhir ini dg sabdanya : “ Jikalau Musa mau bersabar, beliau akan banyak sekali memperoleh ilmu-ilmu serta hikmah di balik kejadian demi kejadian.

TABIR DI BALIK PERISTIWA

Akhirnya Khodir membuka beberapa tabir di balik peristiwa yang telah dialaminya. Pertama, kapal yang telah dibuat rusak sebagian. Syahdan di masyarakat saat ini berkuasalah Raja yang sangat kejam dan dolim. Semua kapal dan angkutan baik kecil besar ketika melewati ke daerah tsb, pasti dirampas & diminta secara mutlak paksa oleh Raja (dg cara ghosob ) dan Raja mengatasnamaklan Negara. Dilubanginya dinding kapal, diharapkan memunculkan image, bahwa kapal itu telah cacat & rusak, sehingga pemilik kapal yang telah susah bekerja seharian selamat dari cengkraman Raja Rakus, dan sesudah pulang dapat diperbaiki lagi untuk mencari nafkah di kemudian hari.

Sedangkan anak yang dibunuh, kedua orangtuanya orang yang beriman dan saleh. Setelah dewasa si anak akan memusuhi serta amat sesat kehidupannya bahkan menyusahkannya. Atas izin dari Alloh, maka keberadaanya diputus sampai tingkat kanak-kanak. Dengan demikian, orang tuanya di akhir hayat selamat dg ketaqwaannya, serta anak terbebas dari segala tuntutan hokum Alloh meski kehilangan nyawanya. Barangkali akan datang anak-anak lain yang lebih baik dan salih yang berbakti kepada orang tuanya hingga akhir hayatnya.

Kejadian ke-III, bahwasanya di bawah bangunan roboh terdapat harta peninggalan milik 2 anak yatim di desa tsb, dan orang tuanya seorang yang salih. Harta yang ditinggaljkan adalah karunia Alloh, yang di persiapkan sebagai bekal kelak kedua anak tsb hingga dewasa.

HIKMAH KEJADIAN

Jalaludin Rakhmat (1994) dlm “ Psikologi Komunikasi “ hal. 265 tentang Kekuasaan Rujukan (Refferent Power) mengemukakan tentang seorang Nabi dengan perilakunya yang menakjubkan, dapat menyebabkan pengikut-pengikutnya meniru tingkah lakunya. Sosok Musa dalam teori ini adalah satu diantara Refferent Power atau suri teladan utama yang memang telah dipersiapkan Alloh (Tuhan) sesuai dengan firmannya dlm Al-Quran serta kurang lebih disebutkan 125 ayat, sedangkan Bani Israil adalah umat yang yang dipimpinnya saat itu. Dg keistimewaan umat yang beberapa Nabi sekaligus Leader berada di kalangan bangsa tsb, kejadian Musa & Khodir salah satu peristiwa besar sepanjang keberadaan bumi ini berada kurang lebih tahun 1300 SM.

Musa yang jabatannya sebagai pemimpin besar, jiwa ke-petualangannya diperuntukkan untuk ilmu pengetahuan tak pernah sirna disamping tak puas dengan keadaan yang sudah ada, Studi Banding Musa didasari keyakinan akan kekurangan dirinya. Yang diinginkannya adalah bagaimana dg bertambah pengetahuan merupakan bekal mengelola kepentingan komunitas rakyatnya (Bani Israel ) yang waktu itu berada pada rezim Mesir/Firaun dan terlalu menderita dg siksaan serta termarginalisasinya kaum Bani Israil. Terlebih Firaun mengaku dirinya sebagai Tuhan yang dapat menghidupkan dan mematikan dg cara yang keji, yakni siapa yang menentang akan dipotong sampai putus-silang lalu disalib pada pohon. Artinya seseorang yang mengingkari serentak diputus kaki kiri dan tangan kanannya dan sebaliknya putus kaki kanan disertai putus tangan kiri.

Bekal berupa ikan kering (gereh;Jawa), sebuah idiom akan bekal yang secukupnya dalam meraih ketinggian derajad. Fasilitas yang ditunjukkan Tuhan, sangat sederhana. Bila pemimpin menuntut berbagai berbagai fasilitas, rasanya amat malu dg Musa yang oleh Tuhan sudah dijuluki Pemimpin Umat ber-Kaliber (Nabi) dan telah disebutkan dalam sebuah Kitab Suci. Terlebih saat dikritik, bhwa ada pesaing selain dirinya, Musa bereaksi sangat positif tidak sebaliknya menjadi geram, menghujat, sakit hati, bahkan akan menjatuhkan pesaing tsb.

Terhadap perahu yang dilubangi, adalah strategi minimal dan cepat tanggap menghadapi perlakuan Raja yang bertabiat perampas hak milik rakyatnya. Penumpamg diibaratkan kumpulan orang-orang yang memerlukan kebutuhan vital, Perahu adalah kendaraan/ sarana pokok untuk bekerja di lingkungan perairan., Bila perahu diambil Raja, rakyat harus menebus harga mahal untuk dapat menaiki kembali perahu setelah menjadi milik Raja (Negara). Khodir sangat konsen dan tidak menyalahgunakan nama baik dan derajatnya (terbukti dg fasilitas tumpangan gratisnya), namun keunggulan dirinya dipakai untuk menyelamatkan rakyatnya. Tidak sedikit sekarang seseorang dengan pendidikan semakin tinggi, semakin tinggi dan rapi pula penyelewengannya

Bocah rupawan yang dibunuh, mengisyaratkan bhw perilaku jelek serta jiwa jahat sedari awal memang harus dibasmi meski bungkus kulit luar terkesan bagus. Anak adalah pengejawantahan sifat kekanak-kanakan atau kebodohan. Bagaimana pemimpin membawa perahu kehidupan, jika masih bergelimang kebodohan apalagi sikapnya seperti kekanak-kanakan. Contoh : Anak akan berbuat semaunya dg status keabsahan fisik belum tersentuh hukum meski terlihat melanggar aturan. Bahkan bila perlu telanjang dilakukannya dg sebab belum dan tidak ada rasa malu. Seseorang bila terhinggapi penyakit ini, dapat dilihat perilakunya saat menjalankan roda kebijakannya. Seperti terbongkarnya kasus-kasus penyimpangan seksual dg alasan 3S (suka sama suka) atau entah apa istilahnya seperti skandal yang melibatkan tokoh/pejabat dg kalangan biasa atau dengan kalangan terpandang (bs artis, sesama pejabat, bahkan teman satu kantor dll).
Oleh karena pembentukan watak dan karakter, sepantasnya mulai dari cara pendidikan saat masih kecil. Penampilan fisik yang kasat mata bagus (rupawan) tidak mesti mewakili kondisi internalnya di kemudian hari. Prioritas dari kejadian ini adalah sebuah sikap kekanak-kanakan & kekerdilan, sangat mengganggu dalam aspek apapun. Bilamana pemegang kendali kebijakan berdasarkan produk instant dan mampu uang saja, bisa dibayangkan keputusan-keputusan yang dihasilkan nantinya terdapat bias dan terjadinya kesalahan sering terulang (frekuentif). Dengan mengandalkan kemasyuharan nama (baca;selebritis) serta kesiapan modal belum tentu memberikan jaminan roda pemerintahan berjalan seperti yang diharapkan. Justeru saat memimpin, jiwa kekanakan yang muncul, ialah bagaimana modal yang dikeluarkan bisa ditarik dg cepat dan sesegera mungkin, sama halnya dg jiwa sang anak yang minta dan harus selalu dipenuhi. Sifat inilah sedini mungkin harus dikikis habis.

Founding Father spt di Indonesia (Soekarno, Hatta, Agus Salim, M.Natsir dll), adalah figure-figur yang selalu menempa baik diri dan bersama rakyat untuk berjuang bersama, tanpa memikirkan imbalan, kefasilitas-an bahkan ke-pensiunan. Yang ada di benak mereka “ Bagaimana rakyat terbebaskan dari penjajah “.

Akhir kisah mengenai harta yang diselamatkan di bawah bangunan yang mau roboh, maknanya betapa pentingnya pengembalian asset-aset berharga (milik bangsa) yang merupakan karunia Tuhan dan semestinya ditegakkan kembali (meski asset sebagian telah ter-jual/ roboh) tanpa menghitung berapa komisi atau fee yang akan diterima baik pribadi atau kelompok. Asset ini dimaksudkan agar kembali kepada pemilik dasar, yakni rakyat seluas-luasnya. Dalam kejadian tersebut, Khodir tanpa sepeser pun minta imbalan meski bila kesempatan itu digunakan, amat & sangat memungkinkan.

Dalam tiap eposide, Musa selalu minta maaf atas kelalaiannya dan pada kesalahan ketiga, Khodir memvonis untuk berpisah darinya, Ini menandakan bahwa sebetulnya batas rambu pemimpin secara umum diasumsikan berlaku pada titik akhir toleransi yang ke-3. Pelaku kebijakan yang berkali-kali mengeluarkan keputusan tidak relevan, semestinya lengser dari orbit kekuasaan, bukan sebaliknya. Sebagaimana seseorang akan ditahan/ diperkarakan, malah ramai-ramai meligitimasi kepada keluarganya, agar andil dlm pencalonan berikutnya. Siapa tahu, nasib berkata lain. Artinya, meski yang bersangkutan berstatus diganjar hukuman, toh masih ada dewa penyelamat dari kalangan teman-temannya dan lebih lagi anggota keluarga disiapkan menjadi calon/ penerus generasi agar rotasi & kue kekuasaan beredar tak terlalu jauh.

Berat rasanya untuk menyebut, perahu apa yang bisa memperjuangkan nasib dan hak-hak kehidupan rakyat. Itulah peristiwa nyata Musa, Adapun pemimpin sekarang tidak semuanya berlawanan dg Musa atau masih terdapat orang yang sejalan dg pemikiran Musa meski jumlahnya sedikit. Akan tetapi toh perahu-perahu tetap dinantikan apalagi sang Bijak Khodir di era modern juga sangat ditunggu kemunculannya dg predikat sebagai Bapak Bangsa. Sekali lagi harapan itu tetap ada, mengingat ruang dan waktu masih tersedia dan generasi penerus yang mewarisi sang Pelaku ( Musa ) moderen tetap memungkinkan. Akan tetapi seluruh umat manusia di dunia tetap mengetahui bahwa kejadian nyata dan ajaib seorang Musa & seorang Khodir mutlak hanya terjadi sekali dan takkan terulang sepanjang sejarah di planet yang bernama Bumi ini kurang lebih 2300 tahun yang lalu.


Ir. Achmad Saiful Hadi
Alumni Al-Islam Solo & Teknik Geodesi UGM Jogja, CEO ZIP Production , Pemerhati Kajian Sosial, Seni & Keagamaan

PUSTAKA
1. Kitab Shohihul Bukhori Jilid-III
2. Anonim, Al-Quran Dan Terjemahnya, CV. Assyfa’ Semarang (Revisi Terbaru), 2007
3. Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, Penerbit Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994
4. Michael H. Hart, Seratus Tokoh Yang Paling Berpengaruh Dalam Sejarah, terjemahan oleh H. Mahbub Junaidi, Pustaka Jaya, Jakarta,1988
 
Last edited:
Back
Top