Penulis: Abu Farhan Wali Sabara
Saat ini orang begitu mendewa-dewakan demokrasi dan menyangka demokrasi itu bagian dari Islam. Padahal tidak disangsikan lagi bahwa demokrasi merupakan hasil pikiran manusia, demokrasi bukanlah Islam dan Islam bukan demokrasi. Bahkan dalam sistem demokrasi, yang menjadi penegak hukum, mengatur semua tatanan hidup manusia dan sebagai sumber kekuasaan adalah rakyat. Allohu akbar! Bukankah Alloh yang memiliki hak pensyariatan secara mutlak? Wahai saudaraku, janganlah engkau tertipu dengan lisan yang pandai membawakan kebatilan, dan menghiasinya dengan argumentasi yang semu.
Ketahuilah, bahwa demokrasi dicetuskan oleh mereka orang-orang kuffar. Mereka menganggap bahwa rakyat banyaklah yang memegang kekuasaan dan menjadi sumber kekuasaan. Na?udzu billah!! Saudaraku, bukankah Alloh telah memerintahkanmu untuk mengembalikan urusan pada Al Kitab dan As Sunnah? Simaklah firman Alloh: ?Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al-Qur?an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian.? (An-Nisa?: 59). Lalu apakah demokrasi juga mengembalikan permasalahan pada Al Qur?an dan As Sunnah ketika menyelesaikan permasalahan? Lihatlah dengan jelas, bukankah mereka mengembalikan pada orang terbanyak tanpa melihat bagaimana keadaan orang-orang tersebut? Padahal Alloh berfirman, ?Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).? (Al An?am: 116)
Mereka para pembela demokrasi berusaha untuk mengadakan pendekatan terhadap Islam dengan memberi label demokrasi islami. Mereka juga dengan nafsu syahwatnya berusaha untuk merubah dan mencocok-cocokkan secara paksa syariat-syariat islam agar tidak bertentangan dengan demokrasi. Padahal telah jelas dalam firman Alloh, ?Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.? (Al-Jatsiyah: 18-19)
Saudaraku, Islam berbeda dengan penganut demokrasi dari kalangan yahudi dan nashoro serta agama-agama kafir lainnya. Mereka adalah orang yang ingkar kepada Alloh dan rosul-Nya. Akankah engkau mengikuti jejak mereka sejengkal-demi sejengkal menuju pintu-pintu neraka? akankah engkau loyal kepada mereka, memuji-muji mereka dan membantu mereka untuk berteriak bahwa semua agama sama, pria dan wanita punya kedudukan yang sama, jilbab hanya budaya arab dan ucapan-ucapan lain yang melecehkan Al Qur?an? Saudaraku, lihatlah sendiri kebobrokan yang diakibatkan oleh demokrasi. Banyak orang berbicara seenak sendiri sesuai hawa nafsunya dengan bertamengkan kebebasan yang ditawarkan demokrasi. Mereka beramai-ramai menghujat pemerintah di depan umum, di podium-podium, media massa dan sebagainya. Sungguh ini adalah akhlak yang jauh dari tuntunan Nabi yang mulia! Sekarang engkau lihat begitu maraknya digelar demonstrasi dengan berkedok pelaksanaan demokrasi. Wahai saudaraku, bukankah demonstrasi yang telah menanamkan rasa permusuhan kepada pemerintah, membunuh orang tidak bersalah, mengganggu keamanan umat dan mengacau ketertiban, mengumbar kaum wanita di jalan-jalan menjadi tontonan dan membuat macet dakwah islam?
Saudaraku, ikutilah para ulama yang istiqomah meniti jalan yang lurus di atas petunjuk Nabi yang mulia, mereka tidak pernah menghalalkan untuk menghujat pemerintahan di depan umum, atau menganjurkan berdemonstrasi, atau mengkudeta pemerintahan yang sah. Bahkan andaikan pemerintahan begitu zholim, maka Rosululloh shollallohu ?alaihi wa sallam pun tetap memerintahkan kita untuk mendengar dan taat kepada mereka selama tidak bertentangan dengan perintah Alloh. Penuhilah hak mereka dan mintalah hakmu pada Alloh Ta?ala. Wallohu A?lam bish showab.
Saat ini orang begitu mendewa-dewakan demokrasi dan menyangka demokrasi itu bagian dari Islam. Padahal tidak disangsikan lagi bahwa demokrasi merupakan hasil pikiran manusia, demokrasi bukanlah Islam dan Islam bukan demokrasi. Bahkan dalam sistem demokrasi, yang menjadi penegak hukum, mengatur semua tatanan hidup manusia dan sebagai sumber kekuasaan adalah rakyat. Allohu akbar! Bukankah Alloh yang memiliki hak pensyariatan secara mutlak? Wahai saudaraku, janganlah engkau tertipu dengan lisan yang pandai membawakan kebatilan, dan menghiasinya dengan argumentasi yang semu.
Ketahuilah, bahwa demokrasi dicetuskan oleh mereka orang-orang kuffar. Mereka menganggap bahwa rakyat banyaklah yang memegang kekuasaan dan menjadi sumber kekuasaan. Na?udzu billah!! Saudaraku, bukankah Alloh telah memerintahkanmu untuk mengembalikan urusan pada Al Kitab dan As Sunnah? Simaklah firman Alloh: ?Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Alloh (Al-Qur?an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Alloh dan hari kemudian.? (An-Nisa?: 59). Lalu apakah demokrasi juga mengembalikan permasalahan pada Al Qur?an dan As Sunnah ketika menyelesaikan permasalahan? Lihatlah dengan jelas, bukankah mereka mengembalikan pada orang terbanyak tanpa melihat bagaimana keadaan orang-orang tersebut? Padahal Alloh berfirman, ?Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).? (Al An?am: 116)
Mereka para pembela demokrasi berusaha untuk mengadakan pendekatan terhadap Islam dengan memberi label demokrasi islami. Mereka juga dengan nafsu syahwatnya berusaha untuk merubah dan mencocok-cocokkan secara paksa syariat-syariat islam agar tidak bertentangan dengan demokrasi. Padahal telah jelas dalam firman Alloh, ?Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa.? (Al-Jatsiyah: 18-19)
Saudaraku, Islam berbeda dengan penganut demokrasi dari kalangan yahudi dan nashoro serta agama-agama kafir lainnya. Mereka adalah orang yang ingkar kepada Alloh dan rosul-Nya. Akankah engkau mengikuti jejak mereka sejengkal-demi sejengkal menuju pintu-pintu neraka? akankah engkau loyal kepada mereka, memuji-muji mereka dan membantu mereka untuk berteriak bahwa semua agama sama, pria dan wanita punya kedudukan yang sama, jilbab hanya budaya arab dan ucapan-ucapan lain yang melecehkan Al Qur?an? Saudaraku, lihatlah sendiri kebobrokan yang diakibatkan oleh demokrasi. Banyak orang berbicara seenak sendiri sesuai hawa nafsunya dengan bertamengkan kebebasan yang ditawarkan demokrasi. Mereka beramai-ramai menghujat pemerintah di depan umum, di podium-podium, media massa dan sebagainya. Sungguh ini adalah akhlak yang jauh dari tuntunan Nabi yang mulia! Sekarang engkau lihat begitu maraknya digelar demonstrasi dengan berkedok pelaksanaan demokrasi. Wahai saudaraku, bukankah demonstrasi yang telah menanamkan rasa permusuhan kepada pemerintah, membunuh orang tidak bersalah, mengganggu keamanan umat dan mengacau ketertiban, mengumbar kaum wanita di jalan-jalan menjadi tontonan dan membuat macet dakwah islam?
Saudaraku, ikutilah para ulama yang istiqomah meniti jalan yang lurus di atas petunjuk Nabi yang mulia, mereka tidak pernah menghalalkan untuk menghujat pemerintahan di depan umum, atau menganjurkan berdemonstrasi, atau mengkudeta pemerintahan yang sah. Bahkan andaikan pemerintahan begitu zholim, maka Rosululloh shollallohu ?alaihi wa sallam pun tetap memerintahkan kita untuk mendengar dan taat kepada mereka selama tidak bertentangan dengan perintah Alloh. Penuhilah hak mereka dan mintalah hakmu pada Alloh Ta?ala. Wallohu A?lam bish showab.