pratama_adi2001
New member
Separatis Moro-Militer Akhiri Baku Tembak
COTABATO - Pertempuran sengit yang sudah berlangsung tiga hari antara kaum separatis di Filipina Selatan dan militer kemarin berakhir. Lima orang tewas dan ratusan yang lain tak jelas rimbanya.
Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengatakan, sebagai upaya mencegah perselisihan lebih lanjut, mereka akan menjauhi Desa Rangaban di Pulau Mindanao. Pihak militer pun menyetujui untuk menarik pasukannya.
Pertempuran cukup besar terjadi setelah pasukan MILF menyerang desa tersebut dan membunuh milisi pemerintah. Serangan balasan dari militer, termasuk serangan artileri dan serangan udara, menewaskan empat milisi MILF.
Negosiator perdamaian pemerintah dan anggota tim monitoring internasional Malaysia dikabarkan berada di area tersebut Minggu lalu untuk mencegah terjadinya pertikaian lebih lanjut yang dikhawatirkan mengacaukan pembicaraan perdamaian. "Kami setuju untuk segera menghentikan pertikaian dan mengikuti tim monitoring di wilayah itu," kata Juru Bicara MILF Eid Kabalu.
Dia melanjutkan, tim monitoring Malaysia akan menyelidiki pernyataan MILF bahwa militer menjatuhkan bom di daerah penduduk muslim tidak lama setelah pertempuran terjadi. Kabalu menyangkal bahwa MILF yang memicu serangan tersebut.
Sekitar 12 ribu anggota MILF memisahkan diri di Mindanao sejak 1978. Perjanjian damai dengan Manila sebenarnya diteken pada 2003. Namun, negosiasi itu beberapa kali dilanggar MILF yang menuntut kendali atas area yang mereka sebut sebagai daerah warisan (ancestral domain) itu. (afp/ina)
COTABATO - Pertempuran sengit yang sudah berlangsung tiga hari antara kaum separatis di Filipina Selatan dan militer kemarin berakhir. Lima orang tewas dan ratusan yang lain tak jelas rimbanya.
Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengatakan, sebagai upaya mencegah perselisihan lebih lanjut, mereka akan menjauhi Desa Rangaban di Pulau Mindanao. Pihak militer pun menyetujui untuk menarik pasukannya.
Pertempuran cukup besar terjadi setelah pasukan MILF menyerang desa tersebut dan membunuh milisi pemerintah. Serangan balasan dari militer, termasuk serangan artileri dan serangan udara, menewaskan empat milisi MILF.
Negosiator perdamaian pemerintah dan anggota tim monitoring internasional Malaysia dikabarkan berada di area tersebut Minggu lalu untuk mencegah terjadinya pertikaian lebih lanjut yang dikhawatirkan mengacaukan pembicaraan perdamaian. "Kami setuju untuk segera menghentikan pertikaian dan mengikuti tim monitoring di wilayah itu," kata Juru Bicara MILF Eid Kabalu.
Dia melanjutkan, tim monitoring Malaysia akan menyelidiki pernyataan MILF bahwa militer menjatuhkan bom di daerah penduduk muslim tidak lama setelah pertempuran terjadi. Kabalu menyangkal bahwa MILF yang memicu serangan tersebut.
Sekitar 12 ribu anggota MILF memisahkan diri di Mindanao sejak 1978. Perjanjian damai dengan Manila sebenarnya diteken pada 2003. Namun, negosiasi itu beberapa kali dilanggar MILF yang menuntut kendali atas area yang mereka sebut sebagai daerah warisan (ancestral domain) itu. (afp/ina)