Megha
New member
Forum Masyarakat ‘Anti Kemacetan’ mendesak Gubernur DKI segera mengkaji gagasan plat nomor ‘Genap Ganjil’ yang kini populer di Kota Beijing karena setelah diterapkan, ibukota China itu bisa bebas dari kemacetan.
Ketua Forum Masyarakat Anti Kemacetan Eri Haryoko mengatakan, warga Jakarta sudah saatnya peduli terhadap kondisi lalu lintas di ibu kota. “Makin hari Jakarta makin macet. Sementara kebijakan yang ada sampai saat ini tidak mampu mengatasi kemacetan yang terjadi,” ujar Eri Haryoko yang juga Ketua Umum Forwot (Forum Wartawan Otomotif) di Jakarta, Selasa.
Berbagai cara sudah dilakukan Pemerintah Daerah (Pemda) DKI Jakarta untuk mengatasi kemacetan lalu lintas akibat menyemutnya kendaraan di jalan raya. Tapi, nggak pernah berhasil.
Mulai dari penerapan zona three in one, jalur busway, hingga proyek monorail. Semuanya tak mampu mengatasi kemacetan parah yang terjadi di ibukota Jakarta. “Kalau tanpa solusi akan seperti apa Jakarta,” tambah Eri.
Seingat Eri Haryoko, gagasan untuk menerapkan plat nomor genap ganjil yang sekarang diterapkan di Beijing itu pernah jadi wacana di Jakarta, namun belum dilaksanakan sudah banyak yang protes. Sebab menurut mereka yang tidak setuju, gagasan plat nomor genap ganjil mengandung banyak kelemahan. Misalnya, dengan membuat plat nomor tembakan, atau bayar polisi untuk bikin plat nomor ganda, sehingga satu mobil punya dua plat nomor.
Eri mengatakan, semua kebijakan atau peraturan tidak ada yang sempurna, pasti ada celah dimana orang bisa lolos dari jerat hukum. Tapi, tambahnya, gagasan untuk menerapkan plat nomor genap ganjil itu akan mengajarkan bagaimana masyarakat belajar disiplin, menataati peraturan.
Sejak Sabtu (11/10) lalu sebuah aturan baru mulai diberlakukan di jalan-jalan raya Kota Beijing. Tujuannya tidak hanya mengurangi kepadatan lalu lintas, tapi juga menciptakan udara bersih dan irit bahan bakar.
Keputusan memberlakukan ketentuan plat nomor genap ganjil diadopsi Pemerintah Beijing ketika penyelenggaraan Olimpiade, Agustus 2008. Pada saat ketentuan itu diberlakukan jalan raya di Kota Beijing bebas macet dan udara pun lebih bersih dibanding hari-hari biasa.
Ratusan ribu bahkan jutaan kendaraan milik pemerintah, perusahaan swasta dan pribadi, meng-‘hilang’ dari jalan-jalan raya terutama di jalan-jalan rawan kemacetan.
Beijing menerapkan ketentuan dimulai dengan mobil yang memiliki plat nomor akhir angka 1 dan 6 tidak boleh melintas pada Senin, 2 dan 7 pada Selasa, 3 dan 8 pada Rabu, 4 dan 9 Kamis, dan nomor akhir 5 dan 0 dilarang pada Jumat.
Larangan tidak berlaku saat akhir pekan. Bagi pengendara atau pemilik mobil yang melanggar, akan di denda 100 yuan atau sekitar 14,7 dollar AS.
Beijing memberlakukan ketentuan itu selama enam bulan hingga 10 April 2009 mendatang sebagai uji coba. Namun ketentuan itu tidak berlaku untuk kendaraan polisi, ambulans, pemadam kebakaran, bus, taksi, serta kendaraan lain untuk layanan masyarakat.
Beijing memperkirakan akan terdapat sekitar 800 ribu kendaraan tidak melintas di jalan raya, sehingga kemacetan dan tentu saja udara bersih bisa tercipta.
Sebelum ketentuan itu diberlakukan, pemerintah setempat telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat, baik melalui media cetak maupun elektronik, sehingga pemilik kendaraan tidak terkejut dan melanggar ketentuan baru.
Selama seminggu pertama polisi lalu lintas hanya akan memberikan peringatan lisan kepada para pelanggar dan tidak mengenakan denda uang.
"Tidak ada pengenaan denda uang bagi para pelanggar selama seminggu (12-17 Oktober) karena pada masa itu polisi hanya akan memperingatkan saja. Tapi memasuki minggu kedua bagi pelanggar akan dikenai denda," kata Zhaorong.
Data terakhir statistik Pemerintah Beijing menunjukkan, di ibukota China itu terdapat 3,5 juta kendaraan bermotor dan sekitar 1.200 kendaraan baru melintas di jalan raya setiap hari.
Zhou Zhengyu, Wakil Kepala Komite Komunikasi Kotamadya Beijing, mengatakan, pemerintah telah menyediakan sarana transportasi massal yang memadai dan nyaman sehingga masyarakat tidak perlu khawatir dengan ketentuan itu.
"Kami akan meningkatkan layanan transportasi publik saat ketentuan baru itu diberlakukan, semisal dengan memperpanjang jam operasi bus umum dan kereta bawah tanah," katanya.
Menurut Forum Masyarakat Anti Kemacetan wacana tentang plat nomor Genap Ganjil yang pernah dilontarkan beberapa waktu lalu perlu diangkat kembali supaya masyarakat sadar bahwa kemacetan di Jakarta sudah demikian parah. “Kalau tidak dicoba, apa Jakarta mau terus macet begini,” ujar Eri Haryoko.
Forum Masyarakat Anti Kemacetan mengatakan yakin Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo bisa menerapkan kebijakan plat nomor Genap Ganjil yang kini sukses di Kota Beijing itu. Ayo Bowo, jangan kalah sama Beijing.
Sumber
Last edited by a moderator: