Lembah Qumran

spirit

Mod
Artikel ini diambil dari :
Judul belum diketahui, tapi kami menyebutnya sebagai buku hijau. 1967. Halaman 95-99.


Qumran adalah nama suatu tempat jang terletak digurun Juda dipantai Laut Asin (Mati) diseblah barat. Tempat itu serta daerah disekitarnja (Wadi Murabba'at, 'Ain Fesjkhah, Wadi Qumran) semendjak th 1947 mendjadi terkenal disemesta dunia. Sebab mulai dengan tahun 1947 sampai dengan th 1955 diketemukan disana, tersembunji didalam gua-gua pegunungan banjak naskah-naskah dari djaman Kristus dan sebelumnja. Di Qumran sendiri digali puing-puing suatu kompleks bangunan jang agak luas, peninggalan sekelompok orang Jahudi, suatu djemaat jang mempunjai tjorak dan tjiri-tjiri jang chas. Bangunan itu, jang kerap kali dikatakan sematjam biara, dinamakan "Khirbet Qumran". Khirbet artinja "puing". Baiklah berturut-turut dibahas barang sedikit tentang djemaat Qumran, penemuan-penemuan, naskah jang diketemukan dan hubungan djemaat Qumran dengan Perdjandjian Baru.

1. Djemaat Qumran.

Berkat naskah-naskah jang diketemukan orang agak banjak tahu tentang djemaat jang membangun "biaranja" di Qumran. Djemaat itu boleh dimasukkan kedalam kalangan "kaum Esseni", jang djuga dibitjarakan oleh pengarang Jahudi Flavius Josephus dan Philo dari Iskandria, dan oleh pengarang kafir Plinius. Rupanja Qumran adalah pusat utama dari kaum Esseni dan disana orang paling teliti dalam menepati segala aturan kaum Esseni itu. Diluar Qumran djuga ada kelompok-kelompok sematjam itu, tetapi kurang keras dan teliti Djemaat Qumran mendjundjung tinggi seseorang jang dinamakan "Guru Kedjudjuran" atau "Guru jang djudjur" jang dipandang sebagai pendiri sekte itu. Djemaat Qumran mengasingkan diri kegurun djauh dari agama Jahudi jang didjaman itu resmi. Mereka terutama bertentangan dengan kalangan para imam di Jerusalem, jang dianggap tidak sah. Banjak anggota djemaat Qumran termasuk kedalam kalangan para imam turunan Sadok dan imam-imam itu memainkan peranan penting dalam djemaat itu. Djemaat itu menetap di Qumran sekitar th 75 (atau lebih dahulu) seb. Masehi. Lalu tinggal disitu hingga th. 36 seb. Mas. Kemudian pindah, entah kemana. Mungkin ke Jerusalem. Setelah radja Herodes Agung (th. 4 seb. Mas.) meninggal djemaat itu kembali ke Qumran. Waktu dalam th. 68 Mas. tentara Roma mendekati dan mengepung Jerusalem djemaat itu ikut berperang, lalu dimusnahkan sama sekali oleh tentara Roma. Kiranja waktu darurat itu anggota-anggota djemaat itu menjembunjikan kitab-kitab sutjinja didalam gua-gua disekitar Qumran, tempat diketemukan kembali dalam th. 1947 dst.

Djemaat di Qumran menjebut dirinja "Djemaat Perdjandjian Baru (dan Kekal)", seperti jang dinubuatkan nabi Jeremia. Demikian tjorak eskatologis djemaat itu ditandaskan. Harapan eskatologis-apokaliptis itu kentara sekali dalam naskah-naskah jang ditinggalkan djemaat itu. Mereka jakin bahwa achir djaman sudah agak dekat sehingga perlu orang menjiapkan diri untuk hari pengadilan Tuhan. Sebelum itu akan tampil dua al-masih, jang satu keturunan Harun, djadi iman, jang lain keturunan Dawud, djadi radja. Tetapi jang utama dan terpenting ialah al-masih turunan Harun. Anggota-anggota djemaat itu hidup bersama-sama dan sangat sederhana, semua barang mendjadi milik bersama. Sebagian (besar) diantara mereka tidak kawin dengan motip eskatologis dan kemudian asketis. Seorang tjalon jang mau masuk djemaat itu harus dahulu melewati masa pertjobaan (lk. 3 tahun) jang keras sekali. Kemudian ia diizinkan mendjadi anggota penuh dengan mengangkat sumpah bahwa akan menepati Taurat Musa sesuai dengan adat-kebiasaan djemaat itu dan djuga berpegang teguh kepada ketertiban djemaat itu. Ketertiban itu tjukup keras djuga. Djemaat Qumran sangat teliti melaksanakan Taurat Musa, bahkan lebih keras daripada kaum Parisi. Mereka sangat teliti dan saksama dalam hal nadjis dan tahir, haram dan halal dan melakukan banjak pembasuhan sebelum beribadah. Merekapun mempunjai ibadahnja sendiri. Mereka tidak ikut serta dalam ibadah dalam Bait Allah di Jerusalem, tetapi rupanja mereka sendiri djuga tidak mempersembahkan kurban. Anggota-anggota djemaat itu radjin dalam mempelajari Alkitab dan kitab-kitab saleh lain. Banjak kitab disalin oleh mereka. Dibidang ekonomis djemaat itu lk. self-supporting".
2. Penemuan.

Dalam bulan Februari atau Maret 1947 seorang pemuda dari suku Ta'amireh jang bernama Muhammad adh.- Dhib serba kebetulan masuk salah satu gua disekitar Qumran mentjari seekor kambing jang hilang. Didalam gua itu diketemukannja sedjumlah bujung jang berisikan gulungan kitak dari kulit. Tudjuh buah dibawanja dan ia mentjoba mendjualnja di Betlehem, tapi tidak berhasil. Achirnja lima buah naskah didjual kepada uskup agung dan kepala biara dari umat keristen Syriah-ortodoks di Jerusalem dan dua buah kepada E. Sunik dari universitas Hibrani di Jerusalem. Dalam tahun 1949 sampai dengan 1955 para ahli menjelidiki seluruh daerah disekitar Qumran dan menggali Khirbet Qumran. Sementara itu para penghuni daerah itupun mentjari pula dan kerap kali mendahului para ahli dengan menemukan naskah-naskah baru lagi. Berangsur-angsur didjual kepada para ahli jang tersedia membelinja. Djumlah gua jang ternjata memuat naskah-naskah (dalam bujung jang biasanja petjah sudah) ialah sebelas. Banjak gua-gua lain menghasilkan barang petjahan jang sangat bernilai untuk menetapkan tanggal jang menjatakan umurnja naskah-naskah jang diketemukan.
3. Naskah-naskah Qumran.

Kebanjakan naskah jang diketemukan rusak sekali dan kerap kali hanja tinggal kepingan-kepingan jang lebih kurang besar. Tetapi djuga ada sedjumlah naskah jang hampir utuh lengkap. Ada naskah (kepingan) dari kitab-kitab Alkitab, naskah dari Kitab apokrip dan pseudepigrap dan sedjumlah naskah jang mengenai chususnja tatatjara djemaat Qumran serta adjarannja jang chas. Baiklah disebutkan jang terpenting.
1. Naskah-naskah dari Alkitab.

Ada kepingan dari naskah jang memuat hampir seluruh Kitab Sutji sebagaimana diterima oleh Geredja katolik. Djadi termasuk djuga kitab deuterokanonik atau apokrip. Hanja dari kitab Judit dan Kebidjaksanaan sampai sekarang tidak ada bekasnja. Ini menjatakan bahwa djemaat di Qumran djuga membatja kitab Deuterokanonik, meskipun tidak djelas apakah kitab-kitab itu dianggap senilai dan seharga dengan kitab-kitab protokanonik. Dari kitab Tobit jang dahulunja hanja diketahui dalam terdjemahan (Junani, Latin) ada kepingan-kepingan jang tertulis dalam bahasa Hibrani dan Aram.

Naskah-naskah dari Kitab-kitab Sutji jang l.k. lengkap utuh dan terpenting ialah:

Satu gulungan Kitab Jesaja jang lengkap (hanja sedikit rusak) dan satu lagi jang rusak sekali, sehingga hanja tertinggal lk. 1/3 dari Kitab Jesaja. Lalu ada kepingan-kepingan jang l.k. besar dari kitab Sjamuel, Taurat Musa, terutama Ulangtutur, kitab Mazmur dll. Ada kepingan-kepingan jang tjukup besar dari Kitab (Putera) Sirah dalam bahasa Hibrani.
2. Naskah-naskah dari kitab Apokrip (pseudepigrap).

Ada sedjumlah besar naskah-naskah dan kepingan dari kitab-kitab Apokrip jang dahulu sudah dikenal. Jang terpenting ialah Kitab Henoch, kitab "Jubilaeorum", Wasihat Levi, Anggaran Dasar Djemaat di Damsjik (Dokumen kalangan Sadok'), jaitu suatu djemaat jang mirip djemaat Qumran jang pernah menetap di Damsjik.
3. Naskah-naskah jang mengenai djemaat Qumran.

a) Ada sedjumlah naskah dan kepingan jang memuat tafsiran kitab-kitab dari Alkitab Perdjandjian Lama. Dalam tafsiran-tafsiran itu Perdjandjian Lama diterapkan kepada djemaat di Qumran sendiri dan kepada "Guru Kedjudjuran". Ada suatu naskah lengkap jang mendjadjikan tafsiran sematjam itu berdasarkan kitab Habakuk. Ada banjak kepingan jang memuat tafsir kitab Mazmur, kitab Jesaja, Micha, Nahum dan Sefanja. Ada djuga bunga rampai dari nas-nas Perdjandjian Lama.

b) Anggaran Dasar djemaat Qumran terpelihara baik setjara lengkap maupun berupa kepingan-kepingan dari naskah jang rusak. Oleh para ahli anggaran dasar itu dinamai: "Manual of Discipline". Djudul aselinja tidak diketahui (bagian atas naskah rusak) tetapi kiranja berbunji: "Serekh Hajjahad" = "Anggaran dasar Djemaat". Berkat naskah itu tatatjara djemaat itu dikenal dengan tjukup baik.

c) Naskah (dan kepingan-kepingan) lain menjadjikan suatu gambar tentang perang sutji pada achir djaman. Karena itu naskah itu dinamai "Gulungan Perang" (milhamah=perang). Didalamnja digambarkan setjara teliti dan luas perang antara "anak-anak tjahaja" (=anggota-anggota djemaat) dan "anak-anak kegelapan". Djadi kitab itu mempunjai tjorak eskatologis dan apokaliptis.

d) Ada sedjumlah besar naskah (lebih kurang lengkap) jang memuat "Lagu-lagu Pudjian" jang dipergunakan djemaat itu dalam ibadahnja. Naskah itu oleh para ahli dinamai "Hodajot" (=lagu-lagu pudji).
4. Tjara mengutip naskah-naskah Qumran.

Untuk mudahnja para ahli memberikan kepada naskah-naskah Qumran suatu tanda, supaja mudah dapat dikutip. Sistem jang umum dipakai ialah: Disebutkan dahulu gua tempat naskah itu diketemukan, jaitu dengan angka romawi (atau Arab). Misalnja: IQ = diketemukan dalam gua I di Qumran. Kemudian ditambah isi dari naskah (kepingan) itu. Misalnja IQ Isa = Naskah pertama nabi Jesaja (Isa) jang diketemukan dalam gua I Qumran. IVQM = naskah "perang" (M) jang diketemukan dalam Gua IV di Qumran. IQpHab.= Peser (p) = tafsir kitab Habakuk (Hab) jang diketemukan dalam gua I Qumran. IQH = naskah jang memuat Lagu Pudjian = Hadajot = H, jang diketemukan dalam Gua I di Qumran. IQSb = naskah kedua (b) jang memuat Anggaran Dasar djemaat (Serekh Hajjahad = S) jang diketemukan dalam gua I di Qumran.
4. Hubungan djemaat Qumran dengan Perdjandjian Baru.

Sudah barang tentu penemuan di Qumran amat penting sekali untuk pengertian Perdjandjian Baru. Sebab djemaat itu paling djaja djustru pada djaman Kristus dan umat keristen semula. Berkat penemuan itu kita sekarang tahu sebagian dari agama Jahudi didjaman Kristus, jang dahulu hampir tidak atau hanja sedikit dikenal. Djadi latarbelakang kehidupan Kristus sendiri serta umat keristen semula mendjadi djauh lebih luas.

Tetapi kurang djelas apakah ada hubungan langsung antara Kristus sendiri dan djemaat di Qumran dan antara umat keristen dan djemaat itu. Mula-mula para ahli suka menghubungkan kedua gerakan itu. Penengah dan pengantaraan utama ialah Johanes Baptis. Ia tampil digurun, djustru dekat pada tempat tinggal djemaat itu. Kabarnja djuga mempunjai tjorak eskatologis jang mirip dengan adjaran djemaat Qumran. Adapun Jesus beberapa lamanja tinggal didekat Johanes. Maka diambil kesimpulan bahwa Johanes pernah masuk djemaat itu dan Jesus mengambil adjaran Johanes jang terpengaruh oleh alam pikiran Qumran. Tetapi kemudian para ahli mendjadi lebih hati-hati. Meskipun ada kesamaan antara Perdjandjian Baru dan naskah-naskah Qumran, namun perbedaan lebih besar lagi. Jang menjolok mata ialah: djemaat Qumran mengasingkan diri dari pergaulan, sedangkan Jesus tidak. Djemaat itu mendjundjung tinggi Taurat Musa serta segala peraturan-peraturannja, sedangkan Jesus tidak begitu peduli akan aturan-aturan itu. Djemaat Qumran mengadjar bahwa anggota-anggotanja harus membentji orang lain dan hanja mentjintai sesama anggota. Tetapi Jesus djustru menekankan bahwa tjintakasih sedjati merangkum semua manusia. Kendati perbedaan jang menjolok itu, kesamaanpun tak terpungkiri pula antara Perdjandjian Baru dan djemaat di Qumran. Maka itu ada ahli jang berpendapat bahwa antara Jesus dan djemaat itu tidak ada hubungan langsung. Tetapi kemudian sedjumlah anggota-anggota djemaat itu masuk keristen dan adjarannja mulai mempengaruhi adjaran keristen djuga tanpa menghapus atau mengurangi perbedaan djelas. Perbedaan jang tetap menjolok ialah: Djemaat Qumran selalu mengutamakan Taurat Musa, sedangkan umat keristen mengutamakan diri Jesus sebagai pusat kepertjajaannja. Mula-mula para ahli djuga banjak berspekulasi sekitar "Guru Kedjudjuran" jang mau disamakan dengan Jesus. Tetapi kemudian mendjadi njata bahwa tidak ada hubungan sedikitpun. (sabda.org)
 
Back
Top