Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan

singthung

New member
Bhikkhu Vinaya : Perihal Makanan dan Dana Makanan



May?* apaccavekkhitv?* ajja yo pindap?*to paribhutto
so neva dav?*ya, na mad?*ya, na mandan?*ya, na vibhåsan?*ya
y?*vad-eva imassa k?*yassa thitiy?* y?*pan?*ya
vihimsåparatiy?* brahmacariy?*nuggah?*ya
iti pur?*nam-ca vedanam pañihaïkh?*mi
navam-ca vedanam na upp?*dess?*mi,
y?*tr?* ca me bhavissati, anavajjat?* ca ph?*suvih?*ro c?* ti

Makanan yang aku makan pada hari ini,
bukanlah untuk kemewahan,dipamerkan,mendapatkan pujian,
namun hanya kesederhanaan makan agar tubuh ini dapat terus hidup mempelajari Dhamma
untuk menghindari gangguan tubuh(cth:lemes) dan membantu pencapaian hidup spiritual.
dan saya akan dapat menghilangkan rasa lapar dan tidak menciptakan keinginan untuk terus makan.
dan saya akan dapat bekerja dalam Dhamma tanpa cela dan belajar/hidup dengan tenang.

Seorang Bhikkhu bersahaja dalam makanan yang dipersembahkan kepada dirinya. pada masa Sang Buddha, seorang bhikkhu menggunakan mangkok pindapata untuk mendapat makanan,pada zaman sekarang kita masih melihat ada beberapa bhikkhu yang menggunakan mangkok dan ada yang telah makan dengan menggunakan peralatan makan sekarang seperti piring.

Vinaya menggariskan bahwa seorang Bhikkhu hanya boleh menggunakan satu mangkok makanan dan makanan yang disediakan oleh umat awam apapun juga,seorang bhikkhu tidak diizinkan memilih-milih makanan. Hal ini sangat bergantung pada latihan kesadaran agar tidak melekat pada rasa lidah dan rasa lapar. Makanan yang disediakan akan dimakan dengan cukup dan bisa melanjutkan tubuh ini mempelajari Dhamma

Mari belajar kasus.

1. Bhikkhu perkotaan biasa tinggal di vihara,makan dengan piring, apakah diperbolehkan?

Mangkok pindapata dalah sebuah simbol seorang bhikkhu Buddhis, ia boleh makan apa saja selama didanakan oleh umat dalam hal ini umat dengan tangan sendiri memberikan nasi,lauk,dan minuman kepada bhikkhu maka bhikkhu baru boleh makan.

Di piring atau di mangkok,peraturan vinaya mencatat adalah sama saja.hal ini kita akan bedakan bhikkhu yang tinggal di hutan yang melakukan pindapata dengan bhikkhu yang stay di vihara dimana umat menyediakan.

Satu hal paling utama di catat adalah bahwa makanan harus didanakan oleh umat langsung kepada bhikkhu.contoh ,ada umat berdana makanan namun ia tidak mengundang bhikkhu untuk makan melainkan hanya meletakkan di meja saja,seorang bhikkhu tidak akan makan karena akan termasuk dalam adinadana veramani. kecuali umat dengan tangan langsung memberikan makanan dan bhikkhu dengan tangan langsung menerima.

2. Bagaimana kalo mangkok sengaja diisi pasir,apakah bhikkhu akan memakannnya juga?

Pada zaman Sang Buddha ketika Buddha berpindapata,ada anak kecil yang kurang tahu memasukkan pasir dan kotoran kedalam mangkok Buddha, Sang Buddha dengan cinta kasihnya mengatakan bahwa anak kecil itu telah berdana dan mengatakan buah karma anak kecil suatu hari akan menjadi sebuah bangunan yang besar dan benar anak itu terlahir sebagai seorang raja dengan kerajaan yang luas.

Kembali ke pertanyaan, seorang bhikkhu yang menemukan kejadian seperti itu,akan berkata anumodana kepada pendana,kemudian ketika sudah jauh dari pendana,ia bisa membuang dana seperti itu,karena memang tidak cocok sebagai makanan.

Kenapa tidak langsung didepan pendana?karena seorang bhikkhu harus melatih diri agar dana apapun oleh pendana selalu menjadi berkah bagi pendananya dan agar pendana juga bisa belajar cinta kasih dan kebijaksanaan.


3. Lalu bagaimana kalo umat berdana semangkok penuh dan tidak bisa dihabiskan oleh bhikkhu?

Seorang bhikku yang tidak bisa menghabiskan makanan yang telah diderma maka sewajarnya ia akan mendermakan kembali makanan yang tidak habis mungkin kepada avuso(rekan bhikkhu),kepada umat yang lapar atau jika ia berada di hutan,ia bisa memberikan makanan kepada makhluk-makhluk di sekitar.

Catatan : Bhikkhu tidak dizinkan menyimpan makanan lebih dari setengah hari, dan seorang Bhikkhu hanya akan makan pada saat munculnya sinar matahari(pagi) dan pertengahan matahari(siang,biasanya jam 11.00), setelah lewat dari itu makanan tidak akan disimpan.

4. Lalu untuk umat apa saja yang mesti dimengerti?

-. Danakan makanan yang selayaknya bisa dimakan oleh bhikkhu dengan tidak berlebihan atau kekurangan(ingat jalan tengah)
-. di beberapa vihara,umat boleh ikut makan bersama setelah bhikkhu selesai makan,dan sisa sayur bisa dikonsumsi oleh umat agar tidak mubajir.
-. untuk bhikkhu dhutanga, sediakan makanan yang tidak menimbulkan sakit contoh terlalu pedas,terlalu asam,sediakan makanan yang mendukung gizi seorang manusia.

5. Saya melihat ada bhikku yang minum jus setelah tengah hari memang diperbolehkan?

Sang Buddha mengajarkan bahwa setelah tengah hari maka yang disediakan adalah penunjang yang bukan dibuat untuk mengenyangkan namun sebagai obat. contoh coklat murni disediakan agar tidak timbul maag begitu juga dengan madu. yang tidak diizinkan contohnya madu,mentega,nasi, atau istilah kasarnya makan berat.

Demikian Vinaya ini menjadi lathian seorang bhikkhu agar ia tidak menganggap makanan sebagai kemelakatan dalam dirinya

 
Back
Top