Bagaimana Jika Anda Masuk Lingkungan Kerja Baru...???

xraith

New member
Sulit bagi seseorang untuk meraih sukses dengan upaya sendiri. Tiap orang perlu menggalang kerja sama dengan orang lain. Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda baru saja memasuki lingkungan kerja baru atau merintis usaha baru? Apakah Anda bingung karena tidak tahu apa yang harus Anda lakukan terlebih dahulu?

Barangkali Anda bisa belajar dari Ray Gilmartin, pemimpin puncak di Merck, yang masuk bisnis baru dan berhasil mengembangkan bisnis tersebut. Apa kiatnya? Simak yang berikut.

”Know and Develop Yourself”
Ketika Anda masuk dunia baru, sebelum mengenal dan mempelajari bisnis tersebut, terlebih dahulu Anda perlu mengenal diri sendiri.

Kenali nilai. Nilai-nilai yang Anda anut berfungsi seperti kompas bagi segala tindakan dan keputusan yang Anda ambil. Jadi, Anda perlu mengenal apa nilai-nilai yang Anda anut (misalnya: kemanusiaan, kejujuran, kerja keras). Jika Anda menganut nilai kemanusiaan, maka semua keputusan dan tindakan bisnis Anda akan dilandasi dengan nilai-nilai kemanusiaan tersebut. Jadi, jika dihadapkan pada dilema dalam mengambil keputusan, nilai-nilai ini akan menjadi acuan utama. Jika Anda telah mengenal nilai-nilai pribadi Anda dan telah sejalan dengan nilai-nilai yang dianut perusahaan dan tim kerja Anda, maka pekerjaan akan menjadi lebih mudah dan lebih lancar. Hubungan kerja pun akan menjadi lebih kompak dan harmonis. Namun, sebaliknya, jika ada perbedaan nilai, maka akan sulit bagi Anda untuk menjalin kerja sama.

Kenali SWOT. Setelah menggali ke dalam, Anda perlu melihat kekuatan (strength), kelemahan (weaknesses), kesempatan yang mungkin Anda raih (opportunity) dan tantangan yang harus Anda hadapi (threat/challenges). Identifikasi dan kenali dengan baik keempat area ini agar Anda bisa memutuskan langkah pengembangan diri yang harus Anda lakukan, kesempatan berkembang yang bisa Anda raih, dan tim kerja dengan kelebihan yang dapat mengompensasi kelemahan-kelemahan Anda ataupun yang dapat memperkuat kelebihan yang Anda miliki.

Kembangkan Diri. Sehandal apa pun Anda, seberapa banyak pun pengetahuan yang Anda miliki, selalu saja ada kesempatan yang bisa Anda lakukan untuk mengembangkan diri karena dunia berubah dengan cepat, pengetahuan berkembang, teknologi cepat berubah. Jadi, jangan pernah berhenti untuk belajar dan mengembangkan diri. Pengembangan diri bisa dilakukan dalam berbagai cara: membaca, berdiskusi dengan sesama rekan kerja (untuk memperdalam pengetahuan dan keterampilan di bidang yang sama), dengan orang lain dari industri yang berbeda (untuk meluaskan wawasan), mengikuti pelatihan, seminar dan workshop, ataupun sekedar melakukan pengamatan lingkungan (observasi) dan riset. Nah, Anda tinggal memilih kombinasi mana yang paling tepat untuk Anda.
Mungkin pertanyaan berikut ini bisa membantu: Hal baru apakah yang Anda pelajari hari ini? (atau minggu ini/bulan ini/semester ini/tahun ini?). Pastikan bahwa Anda terus berkembang.


”Know and Develop Your People”
Sulit bagi seseorang untuk meraih sukses dengan upaya sendiri. Untuk itu diperlukan bantuan banyak orang lain. Nah, siapa yang bisa membantu Anda dan apa yang bisa mereka bantu? Simak yang berikut.

Belajar dari mereka. Terlebih dahulu Anda perlu mengenal orang-orang yang akan Anda ajak bekerja sama. Orang-orang ini perlu Anda kenal dengan baik. Untuk mengenal orang-orang di sekitar Anda, terlebih dahulu Anda perlu belajar dari mereka: bertanya apa yang menjadi kepedulian mereka, berdiskusi mengenai cita-cita dan tantangan yang mereka hadapi, ataupun meminta pendapat mereka. Dari interaksi dengan mereka, selain mengenal mereka lebih jauh, Anda juga bisa belajar dari mereka (mendapat masukan yang bermanfaat, pengetahuan mengenai dunia yang mereka geluti, dan hal-hal yang menjadi prioritas di lapangan).

Ini semua dilakukan oleh Ray Gilmartin ketika ia pertama kali bergabung dengan Merck yang bergerak di industri obat-obatan yang belum pernah digeluti sebelumnya. Dengan belajar dari para eksekutif di berbagai jajaran di Merck, Glimartin banyak belajar mengenai industri yang baru ditekuninya tersebut. Ia mendapat banyak informasi mengenai permasalahan yang dihadapi perusahaan, prioritas yang perlu diperhatikan, dan tantangan yang perlu diatasi segera.
Beri mereka kesempatan belajar. Dari hasil diskusi dan pengenalan dengan orang-orang yang akan Anda ajak bekerja sama, Anda bisa mengenal mereka lebih jauh untuk menentukan apa yang mereka perlukan untuk mengembangkan diri. Apakah mereka memerlukan pengembangan diri melalui pelatihan, pendidikan formal, workshop atau seminar, coaching and counseling, ataupun kombinasi dari berbagai sumber belajar lainnya.
Bekerja dengan karyawan yang handal akan memudahkan pekerjaan Anda. Anda tinggal memberi pengarahan dan melakukan monitoring, sementara Anda bisa mengerjakan hal-hal lain untuk mengembangkan perusahaan lebih lanjut.

Bekerja sama dan saling menguatkan. Selanjutnya kita bisa melanjutkan kerja sama dengan mereka dan saling menguatkan. Dalam sebuah kerja sama kedua pihak perlu merasa mendapat keuntungan (win-win). Jika hanya satu pihak yang mendapatkan keuntungan, maka kerja sama tidak akan langgeng. Jika satu pihak mendapatkan keuntungan yang lebih banyak dari yang lain, kerja sama juga akan kurang harmonis. Jadi, pastikan bahwa dalam kerja sama Anda bisa mengoptimalkan kontribusi rekan kerja terhadap kerja sama.
Sebaliknya, Anda juga perlu membuat rekan kerja melihat dan menyadari bahwa dengan bekerja sama dengan Anda, mereka memang mendapat manfaat ataupun kelebihan yang berarti dan dapat menguatkan mereka.

”Know and Develop Your Businesses”
Setelah perangkat utama disiapkan (pengenalan dan pengembangan diri sendiri dan orang lain), perangkat berikutnya yang perlu mendapat perhatian adalah usaha yang akan Anda jalankan.

Tentukan tujuan. Setiap usaha didirikan tidak semata-mata untuk tujuan financial, tetapi yang lebih penting dari itu. Ray Gilmartin, CEO Merck, menetapkan tujuan yang segaris dengan yang telah ditetapkan oleh pendiri Merck, yaitu: obat-obatan ditujukan terutama untuk kemanusiaan bukan untuk profit (Medicine is for people not for profit); jika kemanusiaan sudah menjadi fokus maka profit dengan sendirinya akan datang.
Seperti juga Ray, para pemimpin bisnis lain yang perusahaannya bisa bertahan puluhan tahun bahkan ratusan tahun ternyata memiliki tujuan bisnis yang lebih berharga dari uang. Mereka berpendapat, jika tujuan bisnis lebih mulia dari uang, maka selain tujuan bisnis akan diperoleh, uang dengan sendirinya juga akan mengikuti. Tujuan ini mereka komunikasi secara intensif pada mitra kerja mereka sehingga mitra kerja yakin bahwa secara bersama bisa meraih tujuan tersebut.

Susun Master Plan. Tujuan bisnis yang telah ditetapkan bisa dijadikan pedoman untuk menyusun master plan untuk bisnis yang akan dijalankan dan dikembangkan. Sebagai orang baru di industri obat-obatan, Ray Gilmartin merasa sangat terbantu dengan tujuan kemanusiaan yang ditetapkan. Dengan tujuan ini ia menyusun master plan untuk membangun bisnis obat-obatan yang ditujukan untuk membantu banyak orang: bisnis berbasis riset untuk menelorkan breakthrough di dunia obat-obatan agar bisa membantu lebih banyak orang; serta mengefisiensikan distribusi dan penjualan agar bisa menjual obat-obatan dengan harga yang terjangkau.

Susun prioritas. Dalam pengembangan bisnis memang banyak hal yang harus dilakukan, tetapi tentunya akan sulit melakukan semuanya secara bersamaan. Untuk itu perlu disusun prioritas agar bisa lebih fokus. Dengan fokus yang tepat, energi, dan sumber daya bisa lebih diberdayakan untuk hasil yang lebih optimal.
Kuasai penolakan sebelum Anda dikuasai oleh penolakan, demikian yang diungkapkan oleh Richard Denny dalam bukunya Succeed for Yourself. Jika kita sudah bisa menguasai penolakan, kita tidak perlu takut lagi untuk mencoba mengajukan penawaran. Dengan keterampilan kita menguasai penolakan, kita bisa mengubah kata ”tidak” menjadi ”ya”. Selamat mencoba.
 
Back
Top