Bagaimana Cara Mendidik Anak Agar Menjadi Baik????

delapanjagad

New member
Orang tua adalah ujung tombak dalam sebuah rumah tangga, baik tidaknya seorang anak adalah tanggungjawab orang tua. Namun bukan berarti anak harus selalu menurut dengan kehendak orang tua, karena tidak sedikit orang tua yang justru memberikan jalan yang kurang bijak menurut norma-norma agama (serta adat istiadat setempat).

Nah, di sinilah diperlukan "konsolidasi" antar keduanya (orangtua dan anak), agar bisa saling memberi dan menerima, dari sana akan tercipta suasana yang kondusif dalam sebuah keluarga. Jika memang ada permasalahan yaa...seyogyanya dibicarakan baik-baik dengan sang anak, agar si anak tidak salah dalam melangkah.

Setiap orang tua dalam mendidik anaknya pasti berbeda (baik teori maupun prakteknya), silakan temen2 untuk berpartisipasi di sini....
Sebisa mungkin kita hindari OOT yang berlebihan, agar dialog ini menyenangkan dan ada yang terpetik hikmahnya.
Terimakasih banyak.
 
kalau say nanti jadi orang tua, saya tidak akan membiasakan memukul anak jika ia melakukan kesalahan. Yang saya lihat & saya rasakan, semakin anda kesal, semakin anda keras memukul sang anak, maka anak tersebut akan tumbuh menjadi anak pemberontak, pendendam, dan melawan orang tua.
 
Jangan melarang anak yang suka berbuat ga baik kalau kita sendiri suka melakukan hal2 yang ga baik. Dan jangan menyuruh anak berbuat baik kalau kita sendiri ga pernah berbuat baik.

Semisal nie, jangan melarang anak berbuat kekerasan, memukul, kalau kita sendiri saja suka kekerasan dan memukul anak. Jangan menyuruh anak meminta maaf dan tidak mendendam kalau kita sendiri aja gengsi meminta maaf dan malah mendendam.

jadi nih intinya mendidik anak berarti juga mendidik diri sendiri. Jangan berhenti untuk terus belajar dan mendidik diri sendiri agar lebih dan terus lebih baik. Karena anak secara otomatis akan belajar dari kita, belajar dari segala tingkah laku kita. Kalau kita baik, insya Allah anak akan jadi baik pula.
 
- Seorang anak belum pernah menjadi orang dewasa, orang dewasa pernah menjadi anak. Jadi sudah jelas siapa yang harus menyesuaikan diri. Saat berbicara kepada mereka berusahalah menggunakan bahasa yang mereka mengerti, kepada anak usia sangat dini berbicaralah secara mereka bicara.
- Jumlah sel otak anak anak sama dengan orang dewasa, mereka akan menyimpan informasi sebanyak mereka mampu. Jangan bohongi mereka, jangan katakan kepada mereka "... nanti kalau sudah besar kamu akan tahu..." apalagi ".. he.. anak kecil ikut ikut dengerin.. sana masuk...". Usahakan menjawab semua pertanyaan mereka dengan bijak sesuaikan dengan kemampuan pemahaman mereka, jangan penuhi otak mereka dengan "tanda tanya".
- Jujur kepada mereka, jangan ikuti kecenderungan masyarakat kita yang munafik. Dulu sewaktu anak saya masih kelas 2 SD membaca koran dan bertanya "..ayah, ini ada berita,... setelah cekcok seorang suami dipotong anunya oleh sang isteri.. apa maksud anunya?..." jawab saya ".. maksudnya batang penis..." dia menggelengkan kepala dan katanya "... koran ini bikin bingung saja, masak penis dikatakan anu....kirain jempol atau tangan...". Masyarakat kita adalah masyarakat bingung dan linglung karena ajaran koran dan tivi. Kita semua sudah tidak tahu lagi mana yang pantas dan mana yang tidak. Maka jadikan anak anak kita manusia waras.
- Biasakan mereka menulis sejak dini, misalnya setiap pulang dari perjalanan wisata, wajibkan mereka mengarang cerita mengenai perjalanan tersebut, dengan rangsangan imbalan hadiah seolah sedang mengikuti perlombaan, imbalan uang tidak ada salahnya. Juara pertama sekian juara kedua sekian dst. Kemampuan menulis sejak dini sangat bermanfaat untuk mereka kelak.

Banyak sekali yang lain tapi itu dulu deh,

Tabik,
 
jangan sekali-kali memukul,jangan pernah berbohong,beri jawapan dari pertanyaan2nya dengan logika dan pengertian yg memang bisa di tangkap oleh pikirannya,jangan pernah mengalihkan keingintahuannya,namun sebaliknya berikanlah mereka kepuasan atas jawaban2 dari keingintahuannya itu,selalu libatkan mereka dalam kegiatan2 kecil di dalam ataupun di luar rumah,misalnya di saat mau jalan2,biarkan si anak tersebut yg memilih pakaiannya,alas kaki apa yg mau dia pakai sandal atau sepatu,...dsb ...aku baru bisa sampai di situ dulu,soalnya anakku baru 18 bulan..hi hi hi
 
Mas Rendra, anak 18 bulan adalah surga kita, jangan katakan anak saya baru 18 bulan, tapi anak saya sudah 18 bulan.

Seusia ini anak kita mulai mengenali benda sekeliling kita, dia sudah berkomunikasi dengan sangat menyenangkan. Nanti setelah dia mulai menyebut nama suatu benda, saya anjurkan anda mengarahkan dengan baik. Contohnya suatu saat dia bisa mengenali sebuah pensil dengan menyebut nama benda itu dengan benar. Kebanyakan dari kita kalau kemudian kita menyodorkan sebuah ballpoint dan dia mengatakan "pensil" maka kita akan mengapresiasi jawabannya umpamanya dengan bertepuk tangan.

Saya anjurkan anda tidak melakukan itu, melainkan tambahkanlah kata ballpoint dalam ingatannya, percayalah otak dia sungguh luar biasa, dia akan mampu menambah perbendaharaan nama benda di otaknya tidak seperti dugaan kita. Dia akan tahu bahwa pensil dan ballpoint itu berbeda.

Tabik,
 
.....Jangan berhenti untuk terus belajar dan mendidik diri sendiri agar lebih dan terus lebih baik. Karena anak secara otomatis akan belajar dari kita, belajar dari segala tingkah laku kita......

Setuju, sebenarnya bukan saja anak belajar dari kita, sebetulnya kita yang akan banyak belajar dari anak kita.

Bagaimana kita memperlakukan anak kita banyak sekali dipengaruhi oleh bagaimana orangtua kita memperlakukan kita. Kita pasti selalu mengingat hal hal mana yang dulu kita sangat keberatan oleh perlakuan orangtua kepada kita. Nah jangan lakukan itu pada anak kita, hati hatilah karena kadang2 tanpa kita sadari kita melakukan hal yang sama terhadap anak kita.

Tabik,
 
betul sich orang tua bakal bentuk anak... tapi perlu juga kita tau bahwa lingkungan juga punya andil besar untuk membentuk mereka.... so.... ndak usah khawatir banget dech.... percaya aja.... ndak ada orang kepingin jadi jelek termasuk mereka.... saran saya sebagai bekal beri mereka pengetahuan agama (paling tidak agar bisa membedakan baik or buru) dan beri mereka bekal ketahanan mental (olah raga beladiri misal : karate).... terakhir yuk kita BERDOA untuk mereka.
 
Back
Top