Seputar difabel

bla_bla_bla

New member
Pengertian DIFABEL...
Difabel (Different Ability) adalah seseorang yang keadaan fisik atau sistem biologisnya berbeda dengan orang lain pada umumnya.

Beberapa hal yang bisa menyebabkan difabel
Ada sebagian orang yang menjadi difabel sejak lahir namun ada juga yang menjadi difabel karena mengalami suatu peristiwa. Akhir – akhir ini kita sering mendengar peristiwa kekerasan yang ditujukan atau tanpa sengaja mengenai seseorang. Sebagai contoh adalah peristiwa : tawuran, pemboman dan konflik bersenjata. Namun adapula peristiwa yang terjadi secara tiba – tiba / tanpa perencanaan seperti kecelakaan dan bencana alam. Peristiwa – peristiwa inilah yang kemudian disebut bencana dan dapat menyebabkan seseorang yang mengalaminya menjadi difabel.

Masalah – masalah yang mungkin menyertai penyintas (survivor)
* Fisik ; Luka yang diderita penyintas dari suatu bencana dapat bersifat sementara maupun permanen. Pengobatan / operasi yang harus dijalani dalam penyembuhan biasanya juga menjadi tantangan tersendiri bagi para penyintas.
* Psikologis ; Perubahan yang mendadak akan membuat seseorang merasa tidak siap untuk menerimanya. Hal ini seringkali akan membuat seseorang merubah atau menata ulang cara pandangnya terhadap diri sendiri.
* Ekonomi ; Suatu bencana dapat menghilangkan / menghabiskan harta benda seseorang sehingga ia tidak lagi dapat memenuhi kebutuhan dirinya.Sosial ; Perubahan keadaan membuat ia harus menyesuaikan diri lagi dengan lingkungannya. Baik itu lingkungan pergaulan ataupun pekerjaan. Selain itu ia juga harus berhadapan dengan bagaimana cara masyarakat menerima dirinya.
* Keluarga ; Adakalanya penyintas menjadi sangat tergantung / menarik diri dari keluarganya. Di sisi lain terdapat situasi dimana keluarga tidak / belum dapat memahami / menerima keadaan penyintas.

Secara psikologis terdapat beberapa hal yang mungkin terjadi pada penyintas (survivor), antara lain :
* Perasaan takut yang berkelanjutan terhadap penyebab bencana/ tempat kejadian/ hal– hal lain yang dapat mengingatkan penyintas terhadap bencana yang pernah dialaminya.
* Terus – menerus teringat terhadap kejadian bencana.
* Kemarahan yang berkepanjangan (merasa diperlakukan secara tidak adil, belum dapat menerima kenyataan, merasa lelah menyesuaikan diri)
* Perasaan depresi
* Cara pandang terhadap diri sendiri menjadi negatif
* Hilangnya kepercayaan diri

Hal – hal yang dapat dilakukan penyintas untuk kembali berdaya
* Mengenali keadaan diri yang sekarang, yaitu mengenai apa yang bisa dan tidak bisa kita lakukan.
* Kembali bertangung jawab atau mengambil alih kontrol terhadap diri sendiri.
* Mendefinisikan kembali tujuan dan cita – cita hidup.
* Mempelajari hal–hal baru yang bisa meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri.
* Membagi pengetahuan kepada orang lain, hal ini secara tidak langsung dapat mengurangi beban diri dan memberikan pembelajaran kepada orang lain.

Bentuk dukungan yang dapat diberikan keluarga atau orang terdekat
* Mempelajari & memahami keadaan serta perasaan penyintas
* Memberikan ruang pada penyintas untuk memilih cara yang terbaik untuk pulih.
* Memperlakukan penyintas secara wajar / tidak memberikan perhatian yang berlebih – lebihan yang dapat membuat penyintas merasa tidak nyaman.
* Melibatkan penyintas pada kegiatan sehari – hari.
* Menghargai usaha – usaha penyintas.

Bentuk dukungan yang dapat diberikan oleh masyarakat dan pemerintah
* Menerima kehadiran penyintas dalam lingkungan sosial.
* Memahami bahwa penyintas bukanlah orang yang tidak berdaya. Penyintas perlu mendapat kesempatan untuk menunjukkan kemampuan mereka.
* Memfasilitasi kebutuhan – kebutuhan penyintas dalam ruang gerak sosial dan pekerjaan.
* Melibatkan penyintas dalam kegiatan – kegiatan kemasyarakatan sehingga mereka juga merasa terlibat, merasa memiliki dan bertanggung jawab terhadap lingkungannya.

Peran psikolog / konselor dalam membantu penyintas
Tidak jarang selain perubahan fisik terdapat pula perubahan yang sifatnya psikologis yang juga memerlukan penanganan. Namun ada kalanya baik penyintas maupun keluarga tidak memperhatikan / menyadari faktor ini, mereka jadi menarik diri dari lingkungan, karena merasa berbeda dan khawatir akan tanggapan orang lain. Tidak adanya penanganan dari sisi psikologis dapat berakibat pada menurunnya kesehatan psikologis seseorang.

Di sinilah biasanya seorang psikolog / konselor berperan yaitu dengan memberikan dorongan / intervensi kepada penyintas agar dapat kembali kepada fungsi sosialnya dan menerima keadaan dirinya yang baru. Psikolog dan konselor juga dapat memberikan psikoedukasi atau dukungan pada keluarga mengenai cara – cara mendampingi penyintas.(pulih)

Sumber : Yayasan Pulih
 
Back
Top