Open Your Heart....

umangvirmaker

New member
Paranormal... para itu artinya melebihi, atau diatas. Normal yaitu sesuatu yang tidak lebih dan tidak kurang, dalam kondisi "default" kalau saya boleh katakan seperti itu.
Yang namanya human itu, bisa naik ke "para", dan bisa juga turun ke "under" atau bisa menyamping (atau menyimpang) ke "ab". Tergantung siapa yang mau mendaki tebing-tebing curam itu.
Kasus ponari dan atau paranormal lain itu saya anggap tidak lebih dari refleksi eksistensi kekuatan ghaib, yang mana meyakininya adalah landasan menuju iman (bai orang Islam) [lih. QS 1:3]. Sementara itu, banyak juga yang menganggap hal itu sebagai suatu proses pembodohan. Sepertinya yang mengatakan hal tersebut sedang mengadakan pengkafiran, pelemahan iman dan taqwa bagi orang-orang yang imannya masih setengah-setengah.
Banyak juga yang melabeli itu syirik, karena percaya bahwa seseorang atau sesuatu memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Bukankah itu sama saja dengan kita percaya pada ponstan yang bisa mengobati sakit gigi? atau viagra yang bisa membuat kita melek? Bahkan, dengan meyakini bahwa Allah memberikan seseorang kemampuan yang melebihi normalitas (khaariqun lil adat), merupakan jalan terdekat menuju keyakinan bahwa "Tuhan akhirnya ada juga..."
Biasanya orang yang selalu bersuara sumbang terhadap hal-hal ini, adalah orang yang tidak mampu menalar sampai kedalam hakikat kejadian dan peristiwa. Saya bersyukur, ketika melihat jutaan orang berbondong-bondong datang ke rumah ponari. Karena dengan demikian, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengharapkan pengobatan ghaib dari Allah (sebagai wujud keyakinannya pada Allah) ketimbang berurusan dengan pihak rumah sakit yang lebih memprioritaskan sebagian orang untuk dilayani berdasarkan harga alas kaki mereka.
Bukalah hati kita.... jangan-jangan,,, anda adalah ponari yang lain, yang mana kekuatan itu tersembunyi jauh dibalik nafas anda....
 
Paranormal... para itu artinya melebihi, atau diatas. Normal yaitu sesuatu yang tidak lebih dan tidak kurang, dalam kondisi "default" kalau saya boleh katakan seperti itu.
Yang namanya human itu, bisa naik ke "para", dan bisa juga turun ke "under" atau bisa menyamping (atau menyimpang) ke "ab". Tergantung siapa yang mau mendaki tebing-tebing curam itu.
Kasus ponari dan atau paranormal lain itu saya anggap tidak lebih dari refleksi eksistensi kekuatan ghaib, yang mana meyakininya adalah landasan menuju iman (bai orang Islam) [lih. QS 1:3]. Sementara itu, banyak juga yang menganggap hal itu sebagai suatu proses pembodohan. Sepertinya yang mengatakan hal tersebut sedang mengadakan pengkafiran, pelemahan iman dan taqwa bagi orang-orang yang imannya masih setengah-setengah.
Banyak juga yang melabeli itu syirik, karena percaya bahwa seseorang atau sesuatu memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Bukankah itu sama saja dengan kita percaya pada ponstan yang bisa mengobati sakit gigi? atau viagra yang bisa membuat kita melek? Bahkan, dengan meyakini bahwa Allah memberikan seseorang kemampuan yang melebihi normalitas (khaariqun lil adat), merupakan jalan terdekat menuju keyakinan bahwa "Tuhan akhirnya ada juga..."
Biasanya orang yang selalu bersuara sumbang terhadap hal-hal ini, adalah orang yang tidak mampu menalar sampai kedalam hakikat kejadian dan peristiwa. Saya bersyukur, ketika melihat jutaan orang berbondong-bondong datang ke rumah ponari. Karena dengan demikian, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengharapkan pengobatan ghaib dari Allah (sebagai wujud keyakinannya pada Allah) ketimbang berurusan dengan pihak rumah sakit yang lebih memprioritaskan sebagian orang untuk dilayani berdasarkan harga alas kaki mereka.
Bukalah hati kita.... jangan-jangan,,, anda adalah ponari yang lain, yang mana kekuatan itu tersembunyi jauh dibalik nafas anda....

ya bro...masalahnya sampai sekarang belum ada yg terbukti benar2 sembuh,yg ada hanya meninggal karna antrian dan meninggal setelah disembuhkan

apa kita harus melihat suatu pembodohan sebagai ajaran agama?
 
menurut saya..ponari hanyalah alternatif terakir juka medis sudah lepas tangan..
tapi ya masalahnya itu,dimana2 money oriented
 
Paranormal... para itu artinya melebihi, atau diatas. Normal yaitu sesuatu yang tidak lebih dan tidak kurang, dalam kondisi "default" kalau saya boleh katakan seperti itu.
Yang namanya human itu, bisa naik ke "para", dan bisa juga turun ke "under" atau bisa menyamping (atau menyimpang) ke "ab". Tergantung siapa yang mau mendaki tebing-tebing curam itu.
Kasus ponari dan atau paranormal lain itu saya anggap tidak lebih dari refleksi eksistensi kekuatan ghaib, yang mana meyakininya adalah landasan menuju iman (bai orang Islam) [lih. QS 1:3]. Sementara itu, banyak juga yang menganggap hal itu sebagai suatu proses pembodohan. Sepertinya yang mengatakan hal tersebut sedang mengadakan pengkafiran, pelemahan iman dan taqwa bagi orang-orang yang imannya masih setengah-setengah.
Banyak juga yang melabeli itu syirik, karena percaya bahwa seseorang atau sesuatu memiliki kekuatan untuk menyembuhkan. Bukankah itu sama saja dengan kita percaya pada ponstan yang bisa mengobati sakit gigi? atau viagra yang bisa membuat kita melek? Bahkan, dengan meyakini bahwa Allah memberikan seseorang kemampuan yang melebihi normalitas (khaariqun lil adat), merupakan jalan terdekat menuju keyakinan bahwa "Tuhan akhirnya ada juga..."
Biasanya orang yang selalu bersuara sumbang terhadap hal-hal ini, adalah orang yang tidak mampu menalar sampai kedalam hakikat kejadian dan peristiwa. Saya bersyukur, ketika melihat jutaan orang berbondong-bondong datang ke rumah ponari. Karena dengan demikian, masyarakat Indonesia masih banyak yang mengharapkan pengobatan ghaib dari Allah (sebagai wujud keyakinannya pada Allah) ketimbang berurusan dengan pihak rumah sakit yang lebih memprioritaskan sebagian orang untuk dilayani berdasarkan harga alas kaki mereka.
Bukalah hati kita.... jangan-jangan,,, anda adalah ponari yang lain, yang mana kekuatan itu tersembunyi jauh dibalik nafas anda....

Ada pengertian atau pemahaman yang bermacam-macam mengenai "ke-ghaib-an". Apabila kita berpanutan kepada Al-Quran yang jelas-jelas disebutkan bahwa hanya Allah yang mengetahui hal-hal yang ghaib dan hanya dizahirkan kepada rasul-rasul yang diridhoiNya, maka tidaklah mungkin bagi kita manusia biasa (bukan rasul) untuk mendapat pengaruh langsung atau berinteraksi dgn alam atau mahluk ghaib. Disebutkan pula bahwa orang beriman adalah yang termasuk orang yg beriman kepada yang ghaib. Tentunya pengertian beriman disini adalah yakin dan percaya kepada yang ghaib. Bukan berarti kita musti menyembah kepada mahluk ghaib.

Jika segala hal yang berkaitan dengan aksi supranatural yang dilakukan oleh manusia menurut mas OP adalah wujud dari refleksi eksistensi kekuatan ghaib, maka bila dihadapkan pada pemahaman di atas tentulah tidak benar.
Bukankah mukzizat hanya diberikan kepada para nabi / rasul.

Meyakini pemberian Allah kepada seseorang untuk melebihi kemampuan normalnya dianggap sebagai "jalan terdekat" untuk meyakini keberadaan Allah, memang bisa diterima. Namun seharusnya "seseorang" yang dimaksud ini adalah tidak lain seorang rasul.
Bisa saja orang-orang merasa menjadi lebih meyakini Allah setelah mendengar cerita-cerita ghaib atau menyaksikan kejadian-kejadian yang terkesan aneh atau "ghaib". Hal itu sangatlah wajar, karena masyarakat kita sepertinya lebih menerima hal-hal atau cerita-cerita yg dianggap ghaib daripada harus menalar dengan logika sederhana sekalipun.

Tidak sepatutnya jika kita bersyukur melihat antrian ribuan orang di rumah Ponari. Justru seharusnya kita sangat prihatin. Betapa tidak. Dari sisi pasien, mereka mengharap penyembuhan secara ajaib dengan segala keyakinannya, namun sebenarnya lebih karena ketidakberdayaan ekonomi dan pemahaman yang keliru tentang mukzizat Allah.

Jadi apa yang disebut oleh mas OP sebagai "jalan terdekat" ternyata tidak selalu mengarah ke tujuan yang benar. Apalagi jika yang membangun "jalan terdekat" didasarkan pada motif keuntungan duniawi (uang) belaka. Ya inilah yang disebut pembodohan umat.
 
Saya kira fenomena penyembuhan ponari dengan menggunakan batunya hanya dapat dilihat dari sisi keyakinan, iman, sugesti...logika? sama sekali tidak bisa.

Banyak orang yg sakit flu (diluar penyakit flu burung dan wabah epidemik lain), mereka mengkonsumsi obat flu. Sebenarnya tanpa mengkonsumsi obat flu, mereka dapat sembuh. Dokter dan apoteker pun saya percaya mereka tidak pernah mengkonsumsi obat flu. Apabila sembuh..apakah karena minum obat? saya kira lebih karena sugesti terhadap obat tersebut. Dokter, dalam pengobatan modern, pun masih mengharapkan keyakinan pasien untuk sembuh. Karena membantu percepatan penyembuhan.
Silakan yg menyandang gelar dokter umum (dr) menanggapi pernyataan saya.

Begitu pula dengan fenomena ponari? Mereka yg sembuh lebih dikarenakan sugesti.. Terlepas dari keberadaan "hal lain di luar nalar".
Ingin menyalahkan kebenaran penyembuhannya? Saya tidak melihat logika pembuktian bahwa penyembuhan tersebut tidak benar.

Bila menyatakan bahwa penyembuhan tersebut tidak mungkin terjadi, dan berdasarkan pada kepercayaan, iman...sama saja. Ini hanya akan jadi perdebatan tanpa ujung.
Saya lebih senang bila pernyataan penyembuhan tersebut dikatakan tidak benar(benar) terjadi dari sisi logika atau sisi ilmiahnya. Apakah dari sisi uji materi/unsur yg ada dalam batu ponari, atau hal lain. Apakah materi/unsur yg ada dalam batu ponari dapat menyembuhkan atau tidak?

Yang lain menyatakan berdasarkan berita di koran atau teve bahwa belum ada bukti pasien benar2 sembuh dan yg ada hanya meninggal karena antrian dan meninggal setelah disembuhkan.
Meninggal karena antrian bisa dibuktikan karena banyak saksi mata, tetapi meninggal setelah disembuhkan?
Akan timbul pertanyaan:
  1. Apa yg dimakan si pasien setelah disembuhkan?
  2. Apa yg dilakukan si pasien setelah disembuhkan?
  3. Apakah...

Kebenaran penyembuhan ponari..saya lebih memandang sebagai ketidakpuasan mereka yg membutuhkan pengobatan yg layak (khususnya masyarakat kurang mampu). Tidak semua memahami prosedur pembuatan kartu berobat untuk keluarga tidak mampu. Dan bagaimana ponari sulit untuk menggunakan haknya untuk pergi ke sekolah dan bermain. Tetapi saya senang..dan semoga memang penyembuhan itu benar2 terjadi.
 
flu emang ga ada obatnya...

kan udah ditulis dismua obat2 flu...

"meredakan flu".. bukan mengobati...

menurutku setelah minum obat flu bukan karena sugesti flu itu reda... tetapi emang reaksi dari si obat..

kok ngomongin flu..??

kembali ke ponari...:D
 
yah namanya dunia, kenapa jd bahas ponari yang jauh ada disana ya?kita sering mengatakan pembodohan umat?betapa kita semua sudah merasa pintar dan merasa fenomena ponari adalah kebodohan :). semua ada fungsinya, kotoran itu menjijikan, tp dia membuat subur tanaman. dan karena subur tanaman menghasilkan nasi, buah, dan macam macam hasil yg dimakan kita. jadi ya semua berputar, semua diolah, sangat indah dunia ini kalo kita tak hanya melihat dr sudut pandang satu yang datar.

seperti teori kotoran td, mana mau manusia deket deket kotoran, bau, dibuang, flush on toilet. tapi ya itu tadi, tenryata kotoran berperan banyak dalam peprutaran ekologi makanan kita. :)
jd be happy aja lah :)
@-->
 
yah namanya dunia, kenapa jd bahas ponari yang jauh ada disana ya?kita sering mengatakan pembodohan umat?betapa kita semua sudah merasa pintar dan merasa fenomena ponari adalah kebodohan :). semua ada fungsinya, kotoran itu menjijikan, tp dia membuat subur tanaman. dan karena subur tanaman menghasilkan nasi, buah, dan macam macam hasil yg dimakan kita. jadi ya semua berputar, semua diolah, sangat indah dunia ini kalo kita tak hanya melihat dr sudut pandang satu yang datar.

seperti teori kotoran td, mana mau manusia deket deket kotoran, bau, dibuang, flush on toilet. tapi ya itu tadi, tenryata kotoran berperan banyak dalam peprutaran ekologi makanan kita. :)
jd be happy aja lah :)
@-->

Lha itu Anda udah tau, bahwa kotoran nggak bisa bermanfaat secara langsung buat manusia. Bisanya buat nyuburin tanaman. Jika kotoran dikonsumsi secara langsung oleh manusia, bukan manfaat yang didapat tapi penyakit. Maka itulah manusia harus memanfaatkan kecerdasanya demi kelangsungan perputaran ekologi dan meningkatkan kualitas hasil-hasilnya.

Akan halnya dengan kasus pemanfaatan air kotor (comberan) bekas mandi si bocah "ajaib" dengan maksud untuk mendapatkan "keajaiban" kesehatan, tentulah sama sekali tidak ada unsur pemanfaatan kecerdasan yang Tuhan berikan di otak mereka (saya bilang: pembodohan).

Bukannya kita merasa sok pintar atau sok cerdas. Mereka yang antre untuk mendapat "keajaiban" juga manusia yang punyai otak berkecerdasan. Kita prihatin dan harus maklum mengapa mereka nggak memanfaatkan kecerdasan yang dimilikinya. Karena ya... itulah: nggak punya cukup duit untuk mendapat pengobatan rasional. Mahaaal...

Jadi sekali lagi harap maklum, maklum...:)(
 
Lha itu Anda udah tau, bahwa kotoran nggak bisa bermanfaat secara langsung buat manusia. Bisanya buat nyuburin tanaman. Jika kotoran dikonsumsi secara langsung oleh manusia, bukan manfaat yang didapat tapi penyakit. Maka itulah manusia harus memanfaatkan kecerdasanya demi kelangsungan perputaran ekologi dan meningkatkan kualitas hasil-hasilnya.

Akan halnya dengan kasus pemanfaatan air kotor (comberan) bekas mandi si bocah "ajaib" dengan maksud untuk mendapatkan "keajaiban" kesehatan, tentulah sama sekali tidak ada unsur pemanfaatan kecerdasan yang Tuhan berikan di otak mereka (saya bilang: pembodohan).

Bukannya kita merasa sok pintar atau sok cerdas. Mereka yang antre untuk mendapat "keajaiban" juga manusia yang punyai otak berkecerdasan. Kita prihatin dan harus maklum mengapa mereka nggak memanfaatkan kecerdasan yang dimilikinya. Karena ya... itulah: nggak punya cukup duit untuk mendapat pengobatan rasional. Mahaaal...

Jadi sekali lagi harap maklum, maklum...:)(

nggih monggo mawon wong sampeyan sampun pinter =b=
 
Last edited:
Back
Top