Cerita Rakyat: Talaga Warna

Megha

New member
Cerita Rakyat: Talaga Warna​



tlagawarna2.jpg


Zaman dahulu, ada sebuah kerajaan di Jawa Barat. Negeri itu dipimpin oleh seorang raja. Prabu, begitulah orang memanggilnya. Ia adalah raja yang baik dan bijaksana. Tak heran, kalau negeri itu makmur dan tenteram. Tak ada penduduk yang lapar di negeri itu.



Semua sangat menyenangkan. Sayangnya, Prabu dan istrinya belum memiliki anak. Itu membuat pasangan kerajaan itu sangat sedih. Penasihat Prabu menyarankan, agar mereka mengangkat anak. Namun Prabu dan Ratu tidak setuju. “Buat kami, anak kandung adalah lebih baik dari pada anak angkat,” sahut mereka.

Ratu sering murung dan menangis. Prabu pun ikut sedih melihat istrinya. Lalu Prabu pergi ke hutan untuk bertapa. Di sana sang Prabu terus berdoa, agar dikaruniai anak. Beberapa bulan kemudian, keinginan mereka terkabul. Ratu pun mulai hamil. Seluruh rakyat di kerajaan itu senang sekali. Mereka membanjiri istana dengan hadiah.

Sembilan bulan kemudian, Ratu melahirkan seorang putri. Penduduk negeri pun kembali mengirimi putri kecil itu aneka hadiah. Bayi itu tumbuh menjadi anak yang lucu. Belasan tahun kemudian, ia sudah menjadi remaja yang cantik.

Prabu dan Ratu sangat menyayangi putrinya. Mereka memberi putrinya apa pun yang dia inginkan. Namun itu membuatnya menjadi gadis yang manja. Kalau keinginannya tidak terpenuhi, gadis itu akan marah. Ia bahkan sering berkata kasar. Walaupun begitu, orang tua dan rakyat di kerajaan itu mencintainya.

Hari berlalu, Putri pun tumbuh menjadi gadis tercantik di seluruh negeri. Dalam beberapa hari, Putri akan berusia 17 tahun. Maka para penduduk di negeri itu pergi ke istana. Mereka membawa aneka hadiah yang sangat indah. Prabu mengumpulkan hadiah-hadiah yang sangat banyak itu, lalu menyimpannya dalam ruangan istana. Sewaktu-waktu, ia bisa menggunakannya untuk kepentingan rakyat.

Prabu hanya mengambil sedikit emas dan permata. Ia membawanya ke ahli perhiasan. “Tolong, buatkan kalung yang sangat indah untuk putriku,” kata Prabu. “Dengan senang hati, Yang Mulia,” sahut ahli perhiasan. Ia lalu bekerja sebaik mungkin, dengan sepenuh hati. Ia ingin menciptakan kalung yang paling indah di dunia, karena ia sangat menyayangi Putri.

Hari ulang tahun pun tiba. Penduduk negeri berkumpul di alun-alun istana. Ketika Prabu dan Ratu datang, orang menyambutnya dengan gembira. Sambutan hangat makin terdengar, ketika Putri yang cantik jelita muncul di hadapan semua orang. Semua orang mengagumi kecantikannya.

Prabu lalu bangkit dari kursinya. Kalung yang indah sudah dipegangnya. “Putriku tercinta, hari ini aku berikan kalung ini untukmu. Kalung ini pemberian orang-orang dari penjuru negeri. Mereka sangat mencintaimu. Mereka mempersembahkan hadiah ini, karena mereka gembira melihatmu tumbuh jadi dewasa. Pakailah kalung ini, Nak,” kata Prabu.

Putri menerima kalung itu. Lalu ia melihat kalung itu sekilas. “Aku tak mau memakainya. Kalung ini jelek!” seru Putri. Kemudian ia melempar kalung itu. Kalung yang indah pun rusak. Emas dan permatanya tersebar di lantai.

Itu sungguh mengejutkan. Tak seorang pun menyangka, Putri akan berbuat seperti itu. Tak seorang pun bicara. Suasana hening. Tiba-tiba terdengar tangisan Ratu. Tangisannya diikuti oleh semua orang.

Tiba-tiba muncul mata air dari halaman istana. Mula-mula membentuk kolam kecil. Lalu istana mulai banjir. Istana pun dipenuhi air bagai danau. Lalu danau itu makin besar dan menenggelamkan istana.

Sekarang, danau itu disebut Talaga Warna. Danau itu berada di daerah puncak. Di hari yang cerah, kita bisa melihat danau itu penuh warna yang indah dan mengagumkan. Warna itu berasal dari bayangan hutan, tanaman, bunga-bunga, dan langit di sekitar telaga. Namun orang mengatakan, warna-warna itu berasal dari kalung Putri yang tersebar di dasar telaga.



Diceritakan kembali oleh Renny Yaniar & paskalina

Sumber gambar Telaga Warna Dieng: http://yudhi.web.ugm.ac.id/wp-content/image/tlagawarna2.jpg
 
seandainya dikala itu aku ga bertapa... & kita ga punya keturunan... mungkin itu lebih baik... maafkan kakanda ratuku megha...
bertapa atau ga bertapa akan sama aja. kalau saja bayu ga punya sifat jelek, tentunya keturunan yang dihasilkan juga bersifat baik. Ga seperti itu. Emang bayu yang salah, bayu yang salah, bayu yang salah, hajar aja ratu egha......... serbuuuuuuuuuuuuuuu..........

Tapi aku udah pernah kesana sekali, jadi pengen lagi..........
 
bertapa atau ga bertapa akan sama aja. kalau saja bayu ga punya sifat jelek, tentunya keturunan yang dihasilkan juga bersifat baik. Ga seperti itu. Emang bayu yang salah, bayu yang salah, bayu yang salah, hajar aja ratu egha......... serbuuuuuuuuuuuuuuu..........

Tapi aku udah pernah kesana sekali, jadi pengen lagi..........

loh... ga liat tanggapan rakyatku..?? semua rakyat menganggapku raja yang arif bijaksana... mengapa begitu..??

disitu tempat kenangan gw ma adinda ratu...

bikin anak lagi yuk... & gw sebagai raja yakin... kita bisa punya anak yang lebih baik...
 
anda saja aku datang di waktu yang tepat
akan lolo taklukan hati sang putri raja
akan lolo buat bertekuk lutut hati putri raja yang sombong
dan angkuh itu
 
wewwwwwwww,kenapa bawa bawa si dia yam
jangan jangan di dalam danau itu
masih ada kerajaan nya
perlu di gali tuh danau
 
Sudah-sudah rakyatku, kalian jangan bertengkar. Nanti biar ku buatkan kakanda raja anak yang baik :D



@ bayu jangan ngajak bobox masih siang :D
 
jangan muluk muluk si umi aja sana taklukin

lihat aja akan gue taklukin si umi
jangan panggil gue lolo kalau ngak
bisa menaklukan nya yam
secara lolo gitu loh
wanita mana yang ngak knl
coba gue hidup di zaman tuh putri
bakal gue taklukin tuh putri raja yang sombong
 
Sudah-sudah rakyatku, kalian jangan bertengkar. Nanti biar ku buatkan kakanda raja anak yang baik :D



@ bayu jangan ngajak bobox masih siang :D

baiklah adinda... kakanda akan menunggu bulan mengalahkan matahari...
setelah itu perang akan dimulai..:D

jangan ampe punya anak kaya yang kemarin... kalo sifatnya jelek, itu pasti niru ibunya... kalo sifatnya bagus, itu pasti niru bapaknya...
 
tuh ambil aja putrinya... digali ya... waktu tu dia tenggelem ama air telaga itu...

dada om... gw mo jalan2 ma adinda ratu dlu...:D


khayalan ini setinggi tingginya...
seindah indahnya...
 
Back
Top