Pemimpin Kudeta Janjikan Pemilu

merpatiputih

New member
Pemimpin Kudeta Janjikan Pemilu
http://www.4shared.com/dir/13991033/5db35c37/sharing.html
Jumat, 26 Desember 2008

CONAKRY (Suara Karya): Pemimpin kudeta militer di Guinea Kapten Moussa Dadis Camara mengklaim dirinya sebagai presiden, Rabu. Namun dia berjanji akan mengadakan pemilu dalam waktu dua tahun.

Pemimpin sipil negara Afrika barat itu, Ketua Majelis Nasional Aboubakar Sompare, yang menurut konstitusi seharusnya mengambi-alih sebagai kepala negara sementara, meminta kepada dunia untuk memilihkan kembali negara tersebut.

Ada kebingungan mengenai siapa yang akan memimpin negara pengekspor biji alumunium boksit nomer satu dunia itu, setelah meninggalnya Presiden Lansana Conte. Kematiannya telah meninggalkan kekosongan kekuasaan dan memicu kudeta yang dipimpin Camara.

Pasukan pro-kudeta bergerak dengan bebas dan tidak ditentang di sekitar ibukota Konakri dan telah menangkap sejumlah penentang potensial, lapor sejumlah saksi. Satu kelompok tentara bersenjata berat bahkan bisa masuk ke bank sentral.

Junta militer, yang mengumumkan penangguhan konstitusi dan pemerintah, membela tindakan mereka sebagai "aksi sipil untuk menyelamatkan rakyat yang dalam keadaan susah."

"Dewan Nasional untuk Demokrasi dan Pembangunan akan bekerja untuk mengadakan pemilihan yang dapat dipercaya dan transparan pada akhir Desember 2010," kata Camara, yang mengklaim sebagai presiden dengan mengenakan seragam dan baret merah.

Camara sendiri semakin mengukuhkan kekuasaannya dengan tekad menyapu bersih pemerintah. Dia telah memerintahkan semua anggota pemerintah yang disingkirkan untuk menyerahkan diri ke sebuah markas militer di ibukota Conakry.

Sebelumnya, para pemimpin pemerintah menegaskan bahwa mereka masih berkuasa dan meminta bantuan masyarakat internasional. Namun pemimpin kudeta semakin kuat dengan dukungan yang besar dari rakyat.

Dalam jumpa pers pertamanya, Camara meyakinkan bahwa kudeta ini mendapat dukungan yang besar dari rakyat. "Saya yakin, dipastikan bahwa saya adalah presiden republik ini, kepala Dewan Nasional bagi Demoraksi dan Pembangunan," ujarnya.

Camara mengatakan bahwa 32 anggota Dewan yang dibentuknya itu akan menggantikan pemerintahan. "Dewan tidak memiliki ambisi untuk terus berkuasa. Satu-satunya alasan adalah menjaga integritas wilayah. Itu adalah satu-satunya alasan. Tidak ada alasan terselubung," ujarnya.

Dewan ini kemudian mengeluarkan pernyataan yang berbunyi: "Seluruh perwira militer dan mantan anggota pemerintah diminta datang ke Alpha Yaya Diallo dalam waktu 24 jam."

Pernyataan itu juga menyebutkan, "Aksi penyisiran ke seluruh wilayah nasional akan dilaksanakan", yang merupakan pertanda bahwa penguasa baru akan mengejar mereka yang tidak menyerahkan diri.

PBB, Uni Afrika, Uni Eropa dan AS semuanya mengutuk kudeta terhadap demokrasi di Afrika itu, menyusul kekacauan pasca-pemilihan di Kenya dan Zimbabwe serta kudeta militer di Mauritania.

AS mengancam akan menunda bantuannya ke Guinea, sekitar 15 juta dolar AS tahun ini, jika pemimpin kudeta militer tidak mengambil langkah guna mengembalikan pemerintahan sipil. (AP/Ant/Hasyim)
 
Back
Top