Irak operasi penangkapan gerilyawan

andree_erlangga

New member
Perdana Menteri Irak Nouri al-Maliki, Kamis (25/1), memaparkan kepada parlemen tentang rencana operasi keamanan di Baghdad bukanlah operasi terakhir untuk membasmi militan di negara itu.
Maliki menyebut, tak akan ada tempat yang aman bagi para gerilyawan di Irak. Namun, ia tidak mengungkapkan secara detil tentang rencananya terkait operasi keamanan tersebut atau kapan dimulainya. Ia berjanji, operasi keamanan yang dilakukan akan tetap menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) bagi seluruh warga Irak.
�Operasi Penegakan Hukum, namanya. Kami penuh harapan, tak ada pilihan lain selain menggunakan kekuatan. Tak ada tempat yang aman jika digunakan sebagai basis penembakan senjata, meskipun itu sekolahan, mesjid atau kantor partai politik bahkan rumah penduduk. Tak ada tempat yang aman bagi teroris di Irak,� kata Maliki yang menyebut 21.500 personel pasukan Amerika Serikat (AS) di Irak akan membidik para pelanggar hukum secara adil.
Usaha sebelumnya oleh pasukan AS dan Irak telah gagal membersihkan ibukota dari gerilyawan Sunni dan Syiah. Sebelumnya, al-Maliki mencoba mencegah operasi penangkapan mencapai para anggota kelompok militer Mahdi Syiah, yang dikendalikan oleh salah satu pendukung politiknya, tokoh agama, anti-AS, Moqtada al-Sadr.
Brigade Mahdi
Kelompok gerilyawan tersebut diyakini bertanggung jawab atas sebagian besar pembunuhan sektarian di Baghdad dan Baghdad pusat dalam beberapa bulan terakhir. Pasukan serta skuad pembunuh disebut-sebut telah menyusupi pasukan keamanan Irak.
�Operasi penangkapan tersebut bertujuan untuk melucuti senjata semua kelompok dan satu-satunya pihak yang boleh memegang senjata adalah pemerintah,� ujar al-Maliki, mengulang kata-kata yang sering dia ungkapkan selama berbulan-bulan.
Rencana ini, imbuh dia, bukan merupakan yang terakhir. Pertempuran antara pemerintah Irak dan teroris akan berlangsung terbuka dan terus menerus.
Sementara itu, walikota Sadr City, Baghdad Rahim al-Darraji mengatakan dirinya telah mencapai kesepakatan dengan kelompok politik dan agama untuk membersihkan senjata dari jalanan di wilayah mayoritas Syiah tersebut. Kesepakatan itu telah ditunjukkan kepada petugas AS dan pemerintahan Irak, sebagai sebuah usaha yang tampaknya bertujuan untuk menghindari operasi di wilayah itu.
Al-Darraji mengatakan pasukan Irak akan bertugas mengamankan wilayah Baghdad timur. Komentar ini muncul di tengah kekhawatiran bahwa Sadr City, yang merupakan pusat Brigade Mahdi, yang kemungkinan akan menjadi target utama operasi.
 
Back
Top