nurcahyo
New member
Boneka kartun Pokemon telah (benar-benar) menguasai pemikiran banyak kelompok orang. Bahkan kartun Pokemon ini sudah menjadi satu-satunya bagi mereka dalam dunia permainan. Boneka kartun ini muncul di Jepang semenjak kurang lebih tiga tahun lalu. Semula dimainkan dalam bentuk permainan elektronik, kemudian berkembang menjadi filam-film kartun. Kemudian berkembang lagi menjadi majalah-majalah kartun humor, dan selanjutnya menjadi permainan kartu-kartu yang dipertukarkan. Akhirnya yayasan penerbit boneka-boneka kartun ini, dalam waktu relatif singkat, menjadi yayasan milyarder yang bisa memetik kenikmatan dari masyarakat luas di segenap penjuru dunia.
POKEMON HAKIKAT DAN DAYA RUSAKNYA
Oleh
Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Al-Salman
Betapa amat disesalkan, bahwa di tengah kaum Muslimin dan di negeri-negeri Islam telah tersebar luas pelbagai cara haram untuk mendapatkan uang, di antaranya cara Riba, perdagangan barang-barang haram seperti perdagangan narkoba dan minuman keras. Juga jual beli rokok, penimbunan barang dagangan, suap menyuap dan banyak cara-cara haram lainnya.
Di antara cara haram untuk mencari uang adalah perjudian dengan berbagai bentuk, cara dan permainannya.
Boneka kartun Pokemon telah (benar-benar) menguasai pemikiran banyak kelompok orang. Bahkan kartun Pokemon ini sudah menjadi satu-satunya bagi mereka dalam dunia permainan. Boneka kartun ini muncul di Jepang semenjak kurang lebih tiga tahun lalu. Semula dimainkan dalam bentuk permainan elektronik, kemudian berkembang menjadi filam-film kartun [1]. Kemudian berkembang lagi menjadi majalah-majalah kartun humor, dan selanjutnya menjadi permainan kartu-kartu yang dipertukarkan. Akhirnya yayasan penerbit boneka-boneka kartun ini, dalam waktu relatif singkat, menjadi yayasan milyarder yang bisa memetik kenikmatan dari masyarakat luas di segenap penjuru dunia.
Hal yang kemudian menambah suasana semakin seru setelah permainan kartun ini semakin tenar, ialah (berpacunya) banyak perusahaan untuk menempelkan gambar-gamnbar para tokoh kartun ini, lengkap dengan berbagai bentuk dan nama-namanya, pada barang produk mereka (yang berupa pakaian, chocolate, minuman-minuman ber-gas dan lain-lain). Harapan mereka dengan menempelkan gambar-gambar itu, akan dapat memetik keuntungan materi besar-besaran sekalipun harus dibayar dengan kerugian sekolah anak-anak, pendidikan dan tingkah laku mereka. Khususnya kehidupan anak-anak yang masih polos.
Juga kemudian, dibanyak kota di dunia, didirikan agen-agen distributor milik perusahaan yang memproduksi mainan kartun ini. Agen-agen itu selanjutnya menyebarkan komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan kaset-kaset video. Beberapa stasiun televisi-pun ikut serta menyebar luaskan program-program mereka. Bahkan mereka membuat situs-situs di jaringan internet.
Hal yang kemudian menambah suasana semakin seru setelah permainan kartun ini semakin tenar, ialah (berpacunya) banyak perusahaan untuk menempelkan gambar-gamnbar para tokoh kartun ini, lengkap dengan berbagai bentuk dan nama-namanya, pada barang produk mereka (yang berupa pakaian, chocolate, minuman-minuman ber-gas dan lain-lain). Harapan mereka dengan menempelkan gambar-gambar itu, akan dapat memetik keuntungan materi besar-besaran sekalipun harus dibayar dengan kerugian sekolah anak-anak, pendidikan dan tingkah laku mereka. Khususnya kehidupan anak-anak yang masih polos.
Juga kemudian, dibanyak kota di dunia, didirikan agen-agen distributor milik perusahaan yang memproduksi mainan kartun ini. Agen-agen itu selanjutnya menyebarkan komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan kaset-kaset video. Beberapa stasiun televisi-pun ikut serta menyebar luaskan program-program mereka. Bahkan mereka membuat situs-situs di jaringan internet.
Oleh karena itu merupakan keharusan untuk menyebarkan tulisan ilmiah khusus yang dapat memutus perkataan-perkataan tanpa ilmu dan dapat menjelasakan sejauh mana bahayanya kartun Pokemon ini serta bahaya-bahaya lain yang mengikutinya terhadap anak-anak sekaligus juga orang-orang tua dalam berbagai segi.
Inilah hasil usaha kami -usaha yang baru sedikit- untuk mengungkap masalah seputar Pokemon secara ringkas sesuai dengan informasi dan data-data yang bisa kami kumpulkan, dan bagaimana sikap syar'iat terhadapnya, baik secara amanat maupun secara agama. (Semua ini dalam rangka) memberikan pelayanan terhadap umat dan generasi Islam yang tengah tumbuh, dengan senantiasa memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla agar Dia menjadikan hasil kerja kami ini menambah bobot timbangan ama-amal hasanat kami pada hari dimana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang saliim.
ARTI KATA POKEMON
Kata Pokemon dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari dua kata ; yaitu (Poke) yang merupakan singkatan dari kata (Pocket), artinya : kantong/saku. Dan kata (Mon) yang merupakan singkatan dari kata (Monster), artinya ; Monster. Jadi artinya ialah Monster Saku. Maksudnya merupakan ungkapan betapa kecilnya monster-monster ini hingga dapat terwadahi oleh saku.
Adapun nama Pikachu yang merupakan tokoh termasyhur dalam kartun ini, juga terbentuk dari dua kata : (Pika) dalam bahasa Jepang menunjukkan makna bersinar. Sedangkan kata (Chu) merupakan ungkapan tentang suara-suara yang keluar dari mulut tikus. mengapa dinamakan Pikachu ? Sebab (tokoh ini) memang bentuknya seperti tikus yang bersenjatakan sengatan listrik.
Adapun kata-kata (Charmander) menunjukkan makna : api yang menyala/membakar. Diambil dari kata bahasa Inggris (Char). Sedangkan kata (Amander) adalah sebuah kata yang memberikan isyarat pada sebuah binatang semacam kadal yang menyerupai api menyala.
Keterangan ini disebutkan oleh Atase Kebudayaan Jepang di Yordania : Kuji Taharo, sebagaiman yang ditulis oleh koran Yordania ar-Ra'yu pada edisi tanggal 4/4/2001. Dari keterangan ini, tampaklah kesalahan orang-orang yang menganggap bahwa arti Pokemon menurut bahasa Suryani adalah "Saya Yahudi", atau makna-makna lain yang senada.
Majalah New York Times pada edisi tanggal 26 Maret 2001 menyebutkan ungkapan juru bicara produsen kartun ini di Tokyo yang identitasnya disembunyikan ; bahwa ia mengingkari kalau perusahaan menggunakan syi'ar-syi'ar keagamaan dalam produk-produknya.
Adapun kata-kata (Charmander) menunjukkan makna : api yang menyala/membakar. Diambil dari kata bahasa Inggris (Char). Sedangkan kata (Amander) adalah sebuah kata yang memberikan isyarat pada sebuah binatang semacam kadal yang menyerupai api menyala.
Keterangan ini disebutkan oleh Atase Kebudayaan Jepang di Yordania : Kuji Taharo, sebagaiman yang ditulis oleh koran Yordania ar-Ra'yu pada edisi tanggal 4/4/2001. Dari keterangan ini, tampaklah kesalahan orang-orang yang menganggap bahwa arti Pokemon menurut bahasa Suryani adalah "Saya Yahudi", atau makna-makna lain yang senada.
Majalah New York Times pada edisi tanggal 26 Maret 2001 menyebutkan ungkapan juru bicara produsen kartun ini di Tokyo yang identitasnya disembunyikan ; bahwa ia mengingkari kalau perusahaan menggunakan syi'ar-syi'ar keagamaan dalam produk-produknya.
ASAL-USUL POKEMON
Boneka kartun Pokemon berasal dari gagasan seorang laki-laki Jepang bernama Satushi Tajiri. Ia merupakan orang yang gemar mengumpulkan binatang-binatang serangga. Kemudian ia berkhayal bahwa dunia akan diserbu oleh serangga-serangga ini dan oleh binatang-binatang aneh dari angkasa luar dalam jumlah yang sangat banyak dan kemudian ditemukan oleh manusia. Terus pada gilirannya binatang-binatang ini berkembang dan meningkat menjadi lebih sempurna dengan keluarnya anggota-anggota tubuh yang baru. Kemudian sebuah perusahaan raksasa Jepang bernama Nintendo mengadopsi gagasan iu dengan memproduksi mainan-mainan elektronik dan mengembangkannya menjadi (kartun) monster-monster kecil ukuran saku yang (menurut gagasan mereka -pen) memiliki kekuatan ajaib untuk bertempur. Lalu tersebarlah mainan-mainan ini secara signifikan pada akhir tahun sembilan puluhan hingga menguasai seluruh penjuru dunia ; dalam bentuk mainan elektronik, film-film kartun, film-film hidup, komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan (bahkan sampai) di situs-situs internet.
Di antara permainannya lagi ada yang mudah, yang tersimpulkan pada penguasaan terhadap kartu khusus yang berisi (gambar-gambar) monster tertentu dengan kekuatan ajaib tertentu. Tujuan (permainan ini) adalah meraih keuntungan dengan mengumpulkan kartu sebanyak mungkin. Sementara itu, kartu-kartu yang berisi monster-monster yang memiliki kemampuan lebih dan berbahaya (dibedakan dengan isi gambar-gambarnya yang bernomor khusus, kode dan isyarat), dijual dengan harga lebih mahal.Anak-anak kecil beradu dan berlomba mendapatkannya. Anak yang menang adalah yang di anggap dapat mengalahkan kartu lawannya. Maka ia berhak mendapatkan kartu-kartu lawannya, atau lawan harus menebusnya dengan uang. (Kemenangan dalam permainan jenis kedua) ini terjadi semata-mata karena nasib dan kebetulan, tidak perlu kemahiran apa-apa selain bisa membayar harga kartu.
Permainan (Pokemon) ini tidak akan ada habis-habisnya kecuali jika Allah menghendaki, sebab selalu diciptakan pembaharuan dan pengembangan tokoh-tokoh monster yang baru dan selalu diciptakan lahan-lahan adu permainan yang baru pula, secara besar-besaran.
HAL-HAL YANG TERLARANG SECARA SYARI'AT DALAM POKEMON
[1]. Syirik dan Merusak Aqidah Muslim
Hal yang tidak perlu diragukan lagi, bahwa mengadakan makhluk hidup khayali yang fiktif -apalagi memiliki keistimewaan serta kemampuan luar biasa dan ajaib- termasuk gagasan (pemikiran) paling rusak yang dapat meracuni akal anak-anak. Bahkan disana terdapat propaganda bagi adanya hal-hal luar biasa yang menyamai -bahkan mengungguli- mu'jizat para nabi. Ini akan membuat seorang anak mempercayai kekuatan ajaib tersebut dan memberikan pembelaan terhadap adanya kekuatan itu. Semua ini jelas termasuk perusakan terhadap aqidah anak-anak yang masih fitrah dan lurus.
Di sana -sebagai tambahan lagi- juga terdapat unsur tantangan terhadap kekuasaan al-Khaliq Azza wa Jalla dan ingin menyaingi ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Na'udzu billah. Ini semua jelas bertentangan dengan Aqidah Islamiyah yang shahih dan bertentangan dengan manhaj pendidikan yang lurus.
Yang juga mengkhawatirkan dan lebih berbahaya lagi ialah bahwa mainan-mainan, selamanya menunjukkan sesuatu kultur. Pokemon juga menawarkan suatu kultur. Tetapi ia merupakan kultur (budaya) khayalan yang menyapu bersih anak-anak di seluruh dunia. Ia adalah kultur yang jauh dari fitrah anak-anak bukan muslim, dan jauh dari aqidah serta kultur anak-anak Muslim.
Jadi ia adalah suatu bentuk miniatur budaya, sebab dengan merajalelanya kartun-kartun Pokemon ke seluruh dunia, akan menjadikan anak-anak berfikir dengan satu pola fikir yang sama dan akan bermain dengan bentuk mainan yang sama. Sekan-akan Pokemon tengah menyiapkan anak-anak kemudian membinanya menuju prilaku-prilaku dan nilai-nilai yang sama.
Ini merupakan suatu bentuk eksperimen mania yang mengabaikan banyak hal lain, sehingga anda lihat kartun-kartun Pokemon itu dapat mengikat para orang tua dan mengeluarkan mainan-mainan anak-anak mereka lepas dari pengendalian mereka. Pada gilirannya menghapuskan dinding pembatas antara Pokemon dengan anak-anak. Dan jadilah akhirnya kartun-kartun ini mengendalikan mereka.
[2]. Bohong Terang-Terangan Kepada Anak Kecil dan Membuat Sesuatu yang Membahayaknnya.
Ini terjadi melalui penayangan benda-benda dan makhluk-makhluk fiktif yang mempunyai kemampuan ajaib, tetapi yang sesungguhnya tidak ada. Ini akan mendorong dan memotivasi anak-anak untuk mempercayau hal-hal semacam itu. Dan itu jelas merupakan kebohongan terang-terangan serta merupakan perusakan terhadap akan dan imajinasi anak-anak.
Pada dasarnya mainan anak-anak itu sendirilah yang menentukan (mengendalikan) mainannya. Tetapi hal itu tidak terjadi pada POKEMON. Bahkan sebaliknya yang terjadi. Sebab (dalam Pokemon) justru Pokemonlah yang menentukan, mengendalikan dan mengarahkan anak.
[3]. Teori Evolusi yang Sesat
Terfahami melalui pekembangan evolutif monster-monster kecil yang memiliki kemampuan ajaib ini dengan sendirinya. Ini sejalan dengan teori Darwin yang kufur dan batil, yang menyatakan adanya perkembangan dan peningkatan makhluk dengan sendirinya, serta meniadakan keterlibatan al-Khaliq Subhanahu wa Ta'ala dalam perkembangan itu. Dan ini adalah kekafiran yang jelas.
[Disalin dari majalah as-Sunnah Edisi 07/Tahun V/1422H/2001M, hal 62-64. Terjemahan dari Tabloid mingguan al-Furqan Edisi 145, Ahad 21 Mei 2001 terbitan Kuwait, diterjemahkan oleh Ahmas Faiz.]
POKEMON HAKIKAT DAN DAYA RUSAKNYA
Oleh
Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Al-Salman
Betapa amat disesalkan, bahwa di tengah kaum Muslimin dan di negeri-negeri Islam telah tersebar luas pelbagai cara haram untuk mendapatkan uang, di antaranya cara Riba, perdagangan barang-barang haram seperti perdagangan narkoba dan minuman keras. Juga jual beli rokok, penimbunan barang dagangan, suap menyuap dan banyak cara-cara haram lainnya.
Di antara cara haram untuk mencari uang adalah perjudian dengan berbagai bentuk, cara dan permainannya.
Boneka kartun Pokemon telah (benar-benar) menguasai pemikiran banyak kelompok orang. Bahkan kartun Pokemon ini sudah menjadi satu-satunya bagi mereka dalam dunia permainan. Boneka kartun ini muncul di Jepang semenjak kurang lebih tiga tahun lalu. Semula dimainkan dalam bentuk permainan elektronik, kemudian berkembang menjadi filam-film kartun [1]. Kemudian berkembang lagi menjadi majalah-majalah kartun humor, dan selanjutnya menjadi permainan kartu-kartu yang dipertukarkan. Akhirnya yayasan penerbit boneka-boneka kartun ini, dalam waktu relatif singkat, menjadi yayasan milyarder yang bisa memetik kenikmatan dari masyarakat luas di segenap penjuru dunia.
Hal yang kemudian menambah suasana semakin seru setelah permainan kartun ini semakin tenar, ialah (berpacunya) banyak perusahaan untuk menempelkan gambar-gamnbar para tokoh kartun ini, lengkap dengan berbagai bentuk dan nama-namanya, pada barang produk mereka (yang berupa pakaian, chocolate, minuman-minuman ber-gas dan lain-lain). Harapan mereka dengan menempelkan gambar-gambar itu, akan dapat memetik keuntungan materi besar-besaran sekalipun harus dibayar dengan kerugian sekolah anak-anak, pendidikan dan tingkah laku mereka. Khususnya kehidupan anak-anak yang masih polos.
Juga kemudian, dibanyak kota di dunia, didirikan agen-agen distributor milik perusahaan yang memproduksi mainan kartun ini. Agen-agen itu selanjutnya menyebarkan komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan kaset-kaset video. Beberapa stasiun televisi-pun ikut serta menyebar luaskan program-program mereka. Bahkan mereka membuat situs-situs di jaringan internet.
Hal yang kemudian menambah suasana semakin seru setelah permainan kartun ini semakin tenar, ialah (berpacunya) banyak perusahaan untuk menempelkan gambar-gamnbar para tokoh kartun ini, lengkap dengan berbagai bentuk dan nama-namanya, pada barang produk mereka (yang berupa pakaian, chocolate, minuman-minuman ber-gas dan lain-lain). Harapan mereka dengan menempelkan gambar-gambar itu, akan dapat memetik keuntungan materi besar-besaran sekalipun harus dibayar dengan kerugian sekolah anak-anak, pendidikan dan tingkah laku mereka. Khususnya kehidupan anak-anak yang masih polos.
Juga kemudian, dibanyak kota di dunia, didirikan agen-agen distributor milik perusahaan yang memproduksi mainan kartun ini. Agen-agen itu selanjutnya menyebarkan komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan kaset-kaset video. Beberapa stasiun televisi-pun ikut serta menyebar luaskan program-program mereka. Bahkan mereka membuat situs-situs di jaringan internet.
Oleh karena itu merupakan keharusan untuk menyebarkan tulisan ilmiah khusus yang dapat memutus perkataan-perkataan tanpa ilmu dan dapat menjelasakan sejauh mana bahayanya kartun Pokemon ini serta bahaya-bahaya lain yang mengikutinya terhadap anak-anak sekaligus juga orang-orang tua dalam berbagai segi.
Inilah hasil usaha kami -usaha yang baru sedikit- untuk mengungkap masalah seputar Pokemon secara ringkas sesuai dengan informasi dan data-data yang bisa kami kumpulkan, dan bagaimana sikap syar'iat terhadapnya, baik secara amanat maupun secara agama. (Semua ini dalam rangka) memberikan pelayanan terhadap umat dan generasi Islam yang tengah tumbuh, dengan senantiasa memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla agar Dia menjadikan hasil kerja kami ini menambah bobot timbangan ama-amal hasanat kami pada hari dimana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan membawa hati yang saliim.
ARTI KATA POKEMON
Kata Pokemon dalam bahasa Inggris merupakan singkatan dari dua kata ; yaitu (Poke) yang merupakan singkatan dari kata (Pocket), artinya : kantong/saku. Dan kata (Mon) yang merupakan singkatan dari kata (Monster), artinya ; Monster. Jadi artinya ialah Monster Saku. Maksudnya merupakan ungkapan betapa kecilnya monster-monster ini hingga dapat terwadahi oleh saku.
Adapun nama Pikachu yang merupakan tokoh termasyhur dalam kartun ini, juga terbentuk dari dua kata : (Pika) dalam bahasa Jepang menunjukkan makna bersinar. Sedangkan kata (Chu) merupakan ungkapan tentang suara-suara yang keluar dari mulut tikus. mengapa dinamakan Pikachu ? Sebab (tokoh ini) memang bentuknya seperti tikus yang bersenjatakan sengatan listrik.
Adapun kata-kata (Charmander) menunjukkan makna : api yang menyala/membakar. Diambil dari kata bahasa Inggris (Char). Sedangkan kata (Amander) adalah sebuah kata yang memberikan isyarat pada sebuah binatang semacam kadal yang menyerupai api menyala.
Keterangan ini disebutkan oleh Atase Kebudayaan Jepang di Yordania : Kuji Taharo, sebagaiman yang ditulis oleh koran Yordania ar-Ra'yu pada edisi tanggal 4/4/2001. Dari keterangan ini, tampaklah kesalahan orang-orang yang menganggap bahwa arti Pokemon menurut bahasa Suryani adalah "Saya Yahudi", atau makna-makna lain yang senada.
Majalah New York Times pada edisi tanggal 26 Maret 2001 menyebutkan ungkapan juru bicara produsen kartun ini di Tokyo yang identitasnya disembunyikan ; bahwa ia mengingkari kalau perusahaan menggunakan syi'ar-syi'ar keagamaan dalam produk-produknya.
Adapun kata-kata (Charmander) menunjukkan makna : api yang menyala/membakar. Diambil dari kata bahasa Inggris (Char). Sedangkan kata (Amander) adalah sebuah kata yang memberikan isyarat pada sebuah binatang semacam kadal yang menyerupai api menyala.
Keterangan ini disebutkan oleh Atase Kebudayaan Jepang di Yordania : Kuji Taharo, sebagaiman yang ditulis oleh koran Yordania ar-Ra'yu pada edisi tanggal 4/4/2001. Dari keterangan ini, tampaklah kesalahan orang-orang yang menganggap bahwa arti Pokemon menurut bahasa Suryani adalah "Saya Yahudi", atau makna-makna lain yang senada.
Majalah New York Times pada edisi tanggal 26 Maret 2001 menyebutkan ungkapan juru bicara produsen kartun ini di Tokyo yang identitasnya disembunyikan ; bahwa ia mengingkari kalau perusahaan menggunakan syi'ar-syi'ar keagamaan dalam produk-produknya.
ASAL-USUL POKEMON
Boneka kartun Pokemon berasal dari gagasan seorang laki-laki Jepang bernama Satushi Tajiri. Ia merupakan orang yang gemar mengumpulkan binatang-binatang serangga. Kemudian ia berkhayal bahwa dunia akan diserbu oleh serangga-serangga ini dan oleh binatang-binatang aneh dari angkasa luar dalam jumlah yang sangat banyak dan kemudian ditemukan oleh manusia. Terus pada gilirannya binatang-binatang ini berkembang dan meningkat menjadi lebih sempurna dengan keluarnya anggota-anggota tubuh yang baru. Kemudian sebuah perusahaan raksasa Jepang bernama Nintendo mengadopsi gagasan iu dengan memproduksi mainan-mainan elektronik dan mengembangkannya menjadi (kartun) monster-monster kecil ukuran saku yang (menurut gagasan mereka -pen) memiliki kekuatan ajaib untuk bertempur. Lalu tersebarlah mainan-mainan ini secara signifikan pada akhir tahun sembilan puluhan hingga menguasai seluruh penjuru dunia ; dalam bentuk mainan elektronik, film-film kartun, film-film hidup, komik-komik, jurnal-jurnal cerita dan (bahkan sampai) di situs-situs internet.
Di antara permainannya lagi ada yang mudah, yang tersimpulkan pada penguasaan terhadap kartu khusus yang berisi (gambar-gambar) monster tertentu dengan kekuatan ajaib tertentu. Tujuan (permainan ini) adalah meraih keuntungan dengan mengumpulkan kartu sebanyak mungkin. Sementara itu, kartu-kartu yang berisi monster-monster yang memiliki kemampuan lebih dan berbahaya (dibedakan dengan isi gambar-gambarnya yang bernomor khusus, kode dan isyarat), dijual dengan harga lebih mahal.Anak-anak kecil beradu dan berlomba mendapatkannya. Anak yang menang adalah yang di anggap dapat mengalahkan kartu lawannya. Maka ia berhak mendapatkan kartu-kartu lawannya, atau lawan harus menebusnya dengan uang. (Kemenangan dalam permainan jenis kedua) ini terjadi semata-mata karena nasib dan kebetulan, tidak perlu kemahiran apa-apa selain bisa membayar harga kartu.
Permainan (Pokemon) ini tidak akan ada habis-habisnya kecuali jika Allah menghendaki, sebab selalu diciptakan pembaharuan dan pengembangan tokoh-tokoh monster yang baru dan selalu diciptakan lahan-lahan adu permainan yang baru pula, secara besar-besaran.
HAL-HAL YANG TERLARANG SECARA SYARI'AT DALAM POKEMON
[1]. Syirik dan Merusak Aqidah Muslim
Hal yang tidak perlu diragukan lagi, bahwa mengadakan makhluk hidup khayali yang fiktif -apalagi memiliki keistimewaan serta kemampuan luar biasa dan ajaib- termasuk gagasan (pemikiran) paling rusak yang dapat meracuni akal anak-anak. Bahkan disana terdapat propaganda bagi adanya hal-hal luar biasa yang menyamai -bahkan mengungguli- mu'jizat para nabi. Ini akan membuat seorang anak mempercayai kekuatan ajaib tersebut dan memberikan pembelaan terhadap adanya kekuatan itu. Semua ini jelas termasuk perusakan terhadap aqidah anak-anak yang masih fitrah dan lurus.
Di sana -sebagai tambahan lagi- juga terdapat unsur tantangan terhadap kekuasaan al-Khaliq Azza wa Jalla dan ingin menyaingi ketentuan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Na'udzu billah. Ini semua jelas bertentangan dengan Aqidah Islamiyah yang shahih dan bertentangan dengan manhaj pendidikan yang lurus.
Yang juga mengkhawatirkan dan lebih berbahaya lagi ialah bahwa mainan-mainan, selamanya menunjukkan sesuatu kultur. Pokemon juga menawarkan suatu kultur. Tetapi ia merupakan kultur (budaya) khayalan yang menyapu bersih anak-anak di seluruh dunia. Ia adalah kultur yang jauh dari fitrah anak-anak bukan muslim, dan jauh dari aqidah serta kultur anak-anak Muslim.
Jadi ia adalah suatu bentuk miniatur budaya, sebab dengan merajalelanya kartun-kartun Pokemon ke seluruh dunia, akan menjadikan anak-anak berfikir dengan satu pola fikir yang sama dan akan bermain dengan bentuk mainan yang sama. Sekan-akan Pokemon tengah menyiapkan anak-anak kemudian membinanya menuju prilaku-prilaku dan nilai-nilai yang sama.
Ini merupakan suatu bentuk eksperimen mania yang mengabaikan banyak hal lain, sehingga anda lihat kartun-kartun Pokemon itu dapat mengikat para orang tua dan mengeluarkan mainan-mainan anak-anak mereka lepas dari pengendalian mereka. Pada gilirannya menghapuskan dinding pembatas antara Pokemon dengan anak-anak. Dan jadilah akhirnya kartun-kartun ini mengendalikan mereka.
[2]. Bohong Terang-Terangan Kepada Anak Kecil dan Membuat Sesuatu yang Membahayaknnya.
Ini terjadi melalui penayangan benda-benda dan makhluk-makhluk fiktif yang mempunyai kemampuan ajaib, tetapi yang sesungguhnya tidak ada. Ini akan mendorong dan memotivasi anak-anak untuk mempercayau hal-hal semacam itu. Dan itu jelas merupakan kebohongan terang-terangan serta merupakan perusakan terhadap akan dan imajinasi anak-anak.
Pada dasarnya mainan anak-anak itu sendirilah yang menentukan (mengendalikan) mainannya. Tetapi hal itu tidak terjadi pada POKEMON. Bahkan sebaliknya yang terjadi. Sebab (dalam Pokemon) justru Pokemonlah yang menentukan, mengendalikan dan mengarahkan anak.
[3]. Teori Evolusi yang Sesat
Terfahami melalui pekembangan evolutif monster-monster kecil yang memiliki kemampuan ajaib ini dengan sendirinya. Ini sejalan dengan teori Darwin yang kufur dan batil, yang menyatakan adanya perkembangan dan peningkatan makhluk dengan sendirinya, serta meniadakan keterlibatan al-Khaliq Subhanahu wa Ta'ala dalam perkembangan itu. Dan ini adalah kekafiran yang jelas.
[Disalin dari majalah as-Sunnah Edisi 07/Tahun V/1422H/2001M, hal 62-64. Terjemahan dari Tabloid mingguan al-Furqan Edisi 145, Ahad 21 Mei 2001 terbitan Kuwait, diterjemahkan oleh Ahmas Faiz.]
Last edited: