International: Berduka si Kecil Sam Meninggal, Pasangan Neil Puttick-K

Kalina

Moderator
[ Minggu, 07 Juni 2009 ]
Berduka si Kecil Sam Meninggal, Pasangan Neil Puttick-Kazumi Bunuh Diri
Bawa Jenazah Anak, Nekat Terjun ke Jurang

Kematian Sam Puttick, tampaknya, terlalu pahit untuk diterima sebagai kenyataan oleh kedua orang tua bocah lima tahun itu, Neil Puttick dan Kazumi. Dua hari setelah putra kesayangan mereka meninggal dunia akibat pneumococcal meningitis, suami istri yang tinggal di Brokerswood, Wiltshire, itu bunuh diri.

--

"Mereka adalah orang tua yang sangat penyayang dan luar biasa positif," ujar Hugh Huddy, sahabat keluarga Puttick, seperti dilansir BBC Rabu (3/6). Kesabaran Neil dan Kazumi dalam merawat Sam memang layak diacungi jempol. Meski Sam lumpuh dari leher ke bawah (quadriplegic) akibat kecelakaan yang dia alami saat berusia 16 bulan, pasangan Inggris-Jepang itu tidak pernah lelah merangsang saraf motorik dan sensorik Sam.

Sam pun lantas tumbuh sebagai kanak-kanak optimistis dan penuh semangat. Gerak motorik bocah laki-laki itu pun nyaris seaktif kanak-kanak normal sebayanya. Perjuangan orang tua Sam itu kemudian menginspirasi berdirinya Yayasan Amal Spinal Research yang fokus pada para penyandang cacat saraf permanen seperti Sam. "Masa Depan Kami adalah Masa Depannya" menjadi slogan yayasan amal yang rencananya diluncurkan tahun ini.

Kendati Sam sudah tiada, yayasan tersebut berharap bisa membangkitkan semangat para penderita cacat yang sama dengan mengabadikan kisah Sam. Juga, perjuangan kedua orang tuanya yang tidak lelah membimbing dan menyemangati Sam. Caranya, dengan memetakan perkembangan motorik Sam dari tahun ke tahun dan menjadikannya semacam jurnal.

"Kami ingin membuktikan betapa berartinya riset dalam meningkatkan kualitas hidup seseorang," ujar Chief Executive Spinal Research Jonathan Miall kepada Daily Mail Jumat (5/6). Dia juga tidak bisa melupakan keceriaan di wajah Neil serta Kazumi saat yayasan tersebut memilih Sam sebagai role model kampanyenya. Kepada Miall, orang tua Sam menyatakan keyakinan mereka bahwa kemajuan dunia medis akan sangat membantu perkembangan Sam.

Sayang, sikap positif Neil dan Kazumi mendadak hilang saat Sang Kuasa mengambil kembali putra kesayangan mereka. Empat hari setelah divonis mengidap pneumococcal meningitis oleh dokter di Bristol Royal Hospital for Children, Sam meninggal di rumah kedua orang tuanya di Peternakan Wishing Well, Brokerswood, Wiltshire. Sam mengembuskan napas terakhirnya pada Jumat (29/5) petang.

Dua hari kemudian, tepatnya Minggu (31/5), Neil dan Kazumi bunuh diri. Keduanya nekat membawa jenazah Sam dan lantas berkendara menuju kawasan East Sussex untuk menemui ajal di dasar jurang, dekat Beachy Head. Sebelum beranjak dari rumah, pria 34 tahun dan perempuan 44 tahun itu meninggalkan pesan bernada melankolis. Intinya, Neil dan Kazumi ingin bersatu dengan Sam selamanya dalam kematian.

Jenazah Sam ditemukan di antara puing-puing mobil di dasar jurang. Konon, saat ditemukan, tubuh lemah Sam tertindih tubuh orang tuanya. Diduga kuat, aksi bunuh diri itu sudah direncanakan dengan matang sebelumnya. Apalagi, sebelum ditemukan di dasar jurang bersama jenazah kedua orang tuanya, tidak ada yang tahu bahwa Sam meninggal di rumahnya. "Dalam salah satu tas yang ditemukan, terdapat mainan traktor favorit Sam," ujar Huddy. (hep/ami)
 
Back
Top