Kotoran Hewan untuk Pewarna Batik

andree_erlangga

New member
Haris Riyadi, pembatik di Pekalongan, Jawa Tengah, mampu mengolah kotoran hewan menjadi bahan pewarna kain batik. Tidak tanggung-tanggung, hasil karyanya ini mampu menembus pasar ekspor seperti Belanda, Jepang dan Korea Selatan.

Haris sama sekali tidak menggunakan bahan kimia untuk hasil karyanya. Haris memang sejak lama dikenal sebagai pembatik yang selalu menonjolkan warna natural atau alam pada hasil karyanya. Tidak ada yang menyangka bila pria ini tergolong unik dalam menggunakan bahan pewarna batik.

Haris, mampu menyulap kotoran sapi atau kerbau sebagai bahan baku pewarna batik. Caranya, kotoran hewan yang dicampur air dan rumput gajah lebih dulu direbus hingga mendidih. Sebelum memulai proses membatik kain yang akan diwarnai direndam ke dalam air kotoran hewan dan didiamkan hingga dingin. Agar warna alam yang dihasilkan dari kotoran meresap kain harus diaduk dan dicuci selama beberapa menit. Warna yang tampak pada kain batik tampak lebih natural dan tidak mengkilap layaknya warna yang dihasilkan dari bahan kimia. Bahkan menurut Haris, warna yang dihasilkan terbukti tahan lama dan tidak luntur meski sering dicuci.
 
Back
Top