GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan)

NanaOChan

New member
GPK (Gerombolan Pengacau Keamanan)​




Sebutan yang diberikan ABRI bagi gerakan yang dianggap mengganggu keamanan nasional. Dalam beberapa tahun terakhir, gerakan seperti itu muncul di Lampung, Aceh, Timor Timur, dan Irian Jaya.

Lampung. GPK Lampung yang menyebut diri Komando Mujahidin Fisabililah diperkirakan berkekuatan sekitar 250 orang. Mereka melakukan aksi :penghasutan di Desa Talangsari, Kecamatan Way Jepara, Lampung Tengah, melalui khotbah yang isinya menentang permerintah dan Pancasila. Di samping itu, mereka juga membuat bom botol (molotov) dan panah beracun serta berlatih bela diri.


Aceh. GPK Aceh diperkirakan berkekuatan sekitar 200 orang. Keberadaannya diorganisasikan oleh sisa Gerakan Aceh Merdeka dan anggota ABRI yang telah dipecat. Mereka kemudian merekrut pengangguran tamatan sekolah menengah serta orang-orang yang sakit hati kepada pemerintah. GPK ini beraksi di tiga kabupaten, yakni Aceh Utara, Aceh Timur, dan Pidie. Mereka menjalankan taktik gerilya dalam menyerang petugas keamanan. Mereka juga menyusup di antara penduduk sehingga petugas keamanan sulit melakukan identifikasi.

Irian Jaya. GPK di propinsi ini lazimnya disebut Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan diperkirakan berkekuatan sekitar 200 orang. Gerombolan ini terbagi dua, yaitu OPM wilayah utara dan OPM wilayah selatan. Tetapi dari Deklarasi 7 Juni 1991 dan Memorandum 1 Agustus 1991, terungkap penyatuan OPM wilayah utara pimpinan Martin Luther Prawar dan OPM wilayah selatan pimpinan Mathias Wenda. Wenda selanjutnya diangkat menjadi presiden OPM sementara Prawar menjadi panglima OPM.

Timor Timur. Gerombolan ini merupakan sisa pemberontak Fretilin yang menginginkan kemerdekaan Timor Timur. Mereka terpencar dalam kelompok-kelompok kecil di pedalaman bagian timur di Los Palos dan di bagian selatan, seperti di Ainaro. Viqueque, dan Same.

Dalam struktur organisasi yang dibuat GPK Fretilin, Xanana Gusmao merupakan panglima perang sekaligus pimpinan. Kepala staf sosial politik dijabat oleh Mau Hudu alias Jose da Costa, yang mempunyai nama samaran Hodu Rangka Dalak. Kepala staf angkatan bersenjata dijabat oleh Mau Hunu. Wakil panglima dijabat oleh Taur Matan Ruak dan sekretaris dijabat oleh Mau Konis.


Sumber : Ensiklopedia Indonesia
 
Back
Top