Psikologi Positif Dalam Khidupan Sehari hari Dan Perkembangannya

bla_bla_bla

New member
PSIKOLOGI POSITIF



Akhir-akhir ini psikologi positif sering didengung-dengungkan. Sebenarnya apa itu psikologi positif? Apa bedanya dengan psikologi yang telah ada selama ini? Apakah ini aliran baru di bidang psikologi seperti halnya cabang psikologi yang kita kenal selama ini seperti Psikologi Klinis, Psikologi Sosial, Psikologi Industri & Organisasi, dan sebagainya? Lalu apa dampaknya dalam kehidupan sehari-hari dan sumbangannya dalam bidang Ilmu Psikologi?

Psikologi positif berkembang dalam 5 tahun terakhir. Pionirnya adalah Martin E.P. Seligman dari Pennsylvania University. Psikologi positif berhubungan dengan penggalian emosi positif, seperti bahagia, kebaikan, humor, cinta, optimis, baik hati, dan sebagainya. Sebelumnya, psikologi lebih banyak membahas hal-hal patologis dan gangguan-gangguan jiwa juga emosi negatif, seperti marah, benci, jijik, cemburu dan sebagainya. Dalam Richard S. Lazarus, disebutkan bahwa emosi positif biasanya diabaikan atau tidak ditekankan, hal ini tidak jelas kenapa demikian. Kemungkinan besar hal ini karena emosi negatif jauh lebih tampak dan memiliki pengaruh yang kuat pada adaptasi dan rasa nyaman yang subyektif dibanding melakukan emosi positif. Contohnya, pada saat kita marah, maka ada rasa nyaman yang terlampiaskan, rasa superior, dan sebagainya. Ada suatu penelitian mengatakan bahwa marah adalah emosi yang dipelajari, sehingga dia akan cenderung untuk mengulangi hal yang dirasa nyaman.

Psikologi positif adalah istilah yang memayungi studi tentang emosi positif, karakter positif dan institusi yang terpercaya. Psikologi positif tidak bermaksud mengganti atau menghilangkan penderitaan, kelemahan atau gangguan (jiwa), tapi lebih kepada menambah khasanah atau memperkaya, serta untuk memahami secara ilmiah tentang pengalaman manusia –puncak, lembah dan diantaranya-.

Bila selama ini, seperti telah dikemukakan pada alenia awal, yang banyak digali, diteliti dan dipelajari adalah emosi negatif, kaitannya adalah dengan problem solving dari gangguan emosi yang dialami individu. Secara ilmiah, psikologi negatif maupun positif diperlukan untuk mencapai keseimbangan. Seperti yang dikemukakan oleh peneliti Kareem Johnson, bahwa emosi negatif seperti takut dan marah sangat berguna untuk menyelamatkan diri jangka pendek, contohnya bila secara tiba-tiba kita berhadapan dengan binatang berbahaya.


Emosi positif seperti joy dan happiness, merupakan mekanisme menyelamatkan diri secara jangka panjang dan menunjukkan gambaran besar berpikir, membuat kita secara khusus dan memperhatikan hal detil, membuat kita berpikir dengan istilah “kita” dibanding “mereka”.
Dalam sebuah penelitian yang dilakukan oleh LeeAnne Harker dan Dacher Kelther (2001) dari University of California, Berkeley, disebutkan bahwa ekspresi positif pada buku tahunan berhubungan dengan kepribadian dan hasil dari kehidupan (keberhasilan), dan ini dapat memprediksi kesejahteraan diri dan kehidupan perkawinan sampai 30 tahun kedepan. Lebih lanjut penelitian ini menyebutkan bahwa daya tarik fisik dan ketertarikan sosial berpengaruh pada penemuan ini.

Bila selama ini emosi negatif lebih banyak mewarnai psikologi baik secara keilmuan yang ilmiah maupun asosiasi orang awam tentang psikologi yang lebih identik dengan gangguan, maka sebenarnya telah banyak penelitian dan bahkan buku-buku yang menggugah kita untuk lebih menggali hal-hal positif dan potensial yang kita miliki.

Banyak buku-buku psikologi populer yang membicarakan psikologi positif, misalnya John Grey dengan Man Are From Mars and Woman Are From Venus, buku spektakuler yang membahas tentang cinta. Atau Stephen Covey dengan 7 Habits-nya yang membahas mengenai kebiasaan-kebiasaan positif agar orang menjadi efektif dan tidak sekedar efisien. Juga buku spektakuler Dale Carnegie tentang Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain, yang berisi tentang interpersonal skill.

Bila selama ini kita seringkali mendengar tentang hal-hal patologis dan lebih fokus pada kelemahan dan kekurangan, maka psikologi positif menjawab dengan menciptakan skema atau pedoman mengenai hal-hal positif yang kita miliki secara potensial yang disebut Character Strenghts and Virtues (CSV). CSV merupakan proyek ambisius kesadaran diri yang diambil dari perspektif psikologi positif dan dimaksudkan untuk melihat kesejahteraan secara psikologis, sementara Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder (DSM) yang lebih populer selama ini merupakan pedoman untuk mendiagnosis gangguan mental. CSV menggambarkan dan mengklasifikasikan kekuatan dan nilai-nilai moral (virtues) atau kebaikan yang membuat manusia berkembang.

Pada skema CSV, disebutkan 6 virtues yang dimiliki oleh kebudayaan, yaitu: kebijaksanaan (wisdom), keberanian (courage), kemanusiaan (humanity), keadilan (justice), temperamen (temperance), dan perubahan transenden (transcendence) (Dahlsgaard, Peterson, & Seligman, dalam press). Dalam skema lengkapnya, 6 virtues ini dibagi lagi menjadi 24 karakter yang merupakan kelebihan individu (lihat tabel 1).

Sebuah penelitian dalam lapangan psikologi sosial melakukan eksperimen pada 2 kelompok sampel, kelompok A diputarkan film gembira dan kelompok B diputarkan film sedih. Penelitian ini ingin melihat sikap prososial dari 2 kelompok tersebut. Hasilnya adalah bahwa kelompok A lebih suka menolong dibanding kelompok B. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa dengan emosi bahagia (emosi positif), maka orang lebih cenderung suka menolong dibanding mereka yang mendapat dampak emosi negatif, yaitu sedih, dari menonton film tersebut.

Psikologi positif dalam kehidupan sehari-hari cukup menarik untuk diamati maupun diteliti. Seperti tampak dalam skema, bahwa memafkan merupakan salah satu karakter. Bahwa emosi positif akan bersifat menetap seiring berjalannya waktu dan bertambahnya kebijaksanaan kita. Efek emosi positif akan benyak manfaatnya, terutama untuk kita yang memaafkan.

Emosi negatif, seperti halnya marah, frustasi, cemas adalah emosi yang menemani kita sehari-hari terutama dalam kehiduan modern. Emosi tersebut tidak hanya menurunkan sistem imun dalam tubuh kita, tetapi juga menambah risiko pada perkembangan dan kematian karena gangguan hati. Secara statistik ditemukan bahwa episode emosi negatif yang berulang dan tidak bisa memanage dapat memicu lepasnya hormon adrenalin dan cortisol. Produksi yang berlebihan pada 2 hormon ini menyebabkan sistem imun menjadi persisten atau tidak bekerja pada seluruh penyakit. Emosi negatif juga meningkatkan penyakit jantung.

Psikologi positif sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut dan dalam. Indonesia sebagai bangsa dengan beragam budaya, adat dan nilai-nilai ketimuran akan dapat menjadi inspirasi dan merupakan lapangan penelitian yang luas dan potensial. Penelitian yang pernah dilakukan sepertinya penelitian dengan ranah psikologi lintas budaya yang dilakukan pada 40 negara dari Azerbaijan sampai Venezuela. Yang menjadi elemen penelitian adalah kindness, fairness, authenticity, gratitude, dan open mindedness juga kekuatan yang agak kurang yaitu prudence, modesty, dan self-regulation.

Tampaknya, positif psikologi dapat menjadi tindakan preventif sebelum individu mempunyai gangguan baik emosi maupun kognisi, sebab dengan berpikir positif dan memiliki emosi yang positif, maka kita menghindar dai emosi negatif yang membawa dampak tidak baik bagi fisik maupun psikologis.

Yang menarik, mskipun baru berkembang 5 tahun terakhir, tetapi Pennsylvania University telah membuka Master of Applied Positive Psychology. Hal ini menandakan bahwa psikologi positif sama pentingnya dengan cabang ilmu dari psikologi, seperti Psikologi Sosial, Psikologi Klinis, dan sebagainya.

Wangmuba.com
 
Bls: Psikologi Positif Dalam Khidupan Sehari hari Dan Perkembangannya

teori banget...asik sedikit - sedikit nambah teori tentang psikologi nih....
 
Bls: Psikologi Positif Dalam Khidupan Sehari hari Dan Perkembangannya

psikologi positif = segala sikap atau tindak tanduk kita yang membawa kebaikan bagi diri sendiri dan juga orang lain..


bener gak ya?
 
Bls: Psikologi Positif Dalam Khidupan Sehari hari Dan Perkembangannya

^
sepertinya.....
jadi, membiasakan bersikap dan berpikir positif gitu ya
 
Bls: Psikologi Positif Dalam Khidupan Sehari hari Dan Perkembangannya

Selama ini kan kalo ngomongin soal psikologi tuh pasti kepikiran menggali hal hal negatif, seperti marah, depresi, bunuh diri, frustasi, gangguan jiwa, dsb. Di psikologi positif ini kita menggali emosi positif, seperti bahagia, optimis, kebaikan hati, dsb untuk menimbulkan sesuatu yang positif juga buat diri kita sendiri dan juga orang lain. Sehingga bisa menjadi sebuah tindakan preventif untuk mencegah adanya gangguan psikologis pada manusia.
 
Back
Top