Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

sebenarnya bakal lebih indah lagi, kalau tidak terjadi kerusuhan tahun 2000!
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Semoga damai selalu di Tanah kelahiranmu, kawan..





















betapa kaya-nya khazanah budaya khas Indonesia, warisan nenek moyang yang begitu berharga dan menjadi kewajiban kita untuk ikut menjaga dan melestarikan kebudayaan khas daerah agar tidak musnah digerus kemajuan zaman,,,,


budaya merupakan jati diri bangsa....
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Iya! udah 2 tahun ini aku ga pulang. But, thanks to GOD, karena sekarang udah aman. memang kebudayaan kita harus dilestarikan. jangan smape ada bangsa lain yang mengklaim budaya kita menjadi budaya mereka.
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Ragam Tarian Tradisional Nusa Tenggara Timur :

Tari Bidu : adalah jenis tarian pergaulan yang sangat populer dalam masyarakat adat Timor pada umumnya, khususnya kabupaten Timor Tengah Utara. Tarian ini biasanya dipersembahkan dalam rangka menyambut atau hiburan bagi tamu kehormatan, atau pada acara-acara perkawinan di desa atau pada ritual adat lainnya yang perlu. Tarian ini biasanya dilakonkan oleh wanita pilihan dengan mengenakan pakaian adat lengkap dengan aksesorisnya.

tarittu.gif




Tari Cerana :
Tarian ini sangat populer di kalangan masyarakat kota Kupang dan sekitarnya. Tarian ini dipertunjukan ketika ada kunjungan tamu-tamu kehormatan, yang biasanya diragakan oleh gadis-gadis pilihan. Busana yang dikenakan lebih sering menggunakan ragam busana bernuansa etnis Rote lengkap aksesoris di kepala leher dan tangan.


Tari Kebalai :
adalah jenis tarian masyarakat adat Rote yang biasanya dipertunjukan ketika ada acara-acara yang bernuansa daerah sentris dan lebih bersifat pergaulan antar masyarakat setempat.

Tari Likurai : Jenis tarian tradisional masyarakat Timor khususnya di daerah Belu, yang biasanya dilakonkan oleh sejumlah pria dan wanita pilihan. Tarian ini sering ditampilkan pada acara-acara tertentu (perkawinan atau penjemputan dan hiburan bagi tamu-tamu kehormatan). Keunikan tarian ini bagi lelaki terletak pada kakinya yang lincah memainkan/ menyuarakan bunyi giring-giring mengikuti irama gendang yang ditabu oleh sejumlah wanita penari. Sedangkan pada wanita berupa aksesoris di kepala, leher dan tangan ditambah kelincahan jari-jemari tangan menambu gendang yang dililit disamping kiri/kanan sambil meliuk-liukkan tubuhnya.

Tari Padoa : adalah tarian pergaulan terpopuler dikalangan etnis Sabu

Tari Kondingangu : Tarian ini sangat populer di kalangan masyarakat adat Sumba Timur yang biasanya dilakonkan oleh gadis-gadis cilik pada acara pesta perkawinan, pesta panen baru atau acara gembira lainnya. Selain tarian Kondingangu, ada juga tarian Kobukangu, yakni sejenis tarian pergaulan yang biasanya dipertunjukan oleh gadis-gadis dalam jumlah 4 - 100 orang dengan mengenakan busana adat lengkap dengan aksesorisnya antara lain giring-giring di kaki penarinya. Selain 2 tarian terpopuler itu, ada juga tarian lainnya seperti : Tari Ninggu, Tari Renjawangan, Tari Renja Hutu, Tari Renja Rimbangu, Tari Renja Patungu, Tari Renja Muara, Tari Renja Lugu, Tari Harama dan Tari Parina.

Tari Kataga : Tarian ini berasal dari kabupaten Sumba Barat dan biasanya diperagakan baik oleh pria yang disebut Kataga Lelaki dan wanita yuang disebut Kataga Perempuan. Tarian ini penuh semangat dan terkesan sangat enerjik para penarinya. Gerakan tarian ini sewaktu-waktu diselingi teriakan keras dan nyaring ketika terjadi gerakan menyerang lawan. Selain tari Kataga, ada juga tari Woleka. Kedua tari ini sangat populer di daerah Sumba Barat. Selain tari Kataga, ada juga gerakan-gerakan ketangkasan melempar lembing kayu/tombak kayu (hola/sola) sambil menunggang kuda berlari. Pertunjukan ini lebih dikenal dengan istilah Pasola. Pasola ini biasanya dilakukan pada waktu-waktu tertentu, yakni pada bulan Februari atau Maret seiring munculnya nyale/sejenis cacing laut yang merupakan makanan kegemaran masyarakat Sumba Barat. Tempat peragaan Pasola ini biasanya di daerah Loli, Lamboya atau Wonokaka.

Tari Hedung : Sejenis tari perang yang sangat populer di kalangan masyarakat Flores Timur. Tari yang dimainkan oleh para lelaki pilihan di sebut Dani Dana. Sedangkan oleh kaum wanita disebut Tari Lili. Sedang Tari Dolo-Dolo adalah sejenis tari pergaulan yang dilakonkan dalam bentuk lingkaran oleh sejumlah penari sambil melemparkan pantun.

Tari Leke, Bebing, Toja Ngalu Sau, Toja Waniwoge dan Opak, adalah jenis tarian perang yang populer di kalangan masyarakat Kabupaten Sikka. Selain itu ada tarian membuka kebun baru, menanam, memetik dan mengolah hasil (menumbuk padi). Ada juga tarian agama dan tarian pergaulan seperti Ledek, Togo, Sadu, Cekekua dan Togopou.

Tari Atanua dan Wenggu : adalah jenis tarian masal masyarakat kabupaten Ende yang gerakannya melingkar sambil menyerahkan selendang. Selain itu ada tarian terkenal lainnya seperti tari Gawi. Tarian ini diiringi lagu Sodha dan Ndoo. Tarian ini dilakonkan baik pria atau wanita pada pesta-pesta atau pada saat gembira diterang bulan. Selain itu ada jenis tarian lainnya seperti tarian minta hujan (tarian mursi). Sedangkan tarian Waewali adalah tarian meminta berkat pada Tuhan Yang Maha Kuasa untuk kesejahteraan masyarakat desa.

Tari Toda Gu : Tari ini dimainkan sebagai simbol kemenangan dalam perang. Ada juga tari Sagu Alu, yaitu jenis tarian masyarakat adat kabupaten Ngada yang biasanya dilakonkan di atas bambu sambil berlompatan.

Sae Concong, Sae Takitru, Sae Tako, Latung Data, Sae Kodentit, Wai Jai, Dende Sae Ndudin dake, Sae Pukul Wangka, Danding, Sae Kaba, Sae Bola Benggong, Nengkuang dan Vera : adalah jenis tarian tradisional masyarakat adat Manggarai.

Sumber : Dinas P dan K Prop. NTT
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Iya! udah 2 tahun ini aku ga pulang. But, thanks to GOD, karena sekarang udah aman. memang kebudayaan kita harus dilestarikan. jangan smape ada bangsa lain yang mengklaim budaya kita menjadi budaya mereka.

yoi.. gw setuju... kekayaan budaya warisan para pendahulu kita patut kita lestarikan.. supaya anak cucu kita masih bisa melihatnya kelak..


@Chest.. terima kasih atas partisipasinya... gw jadi lebih tahu budaya2 khas dari daerah lain...:finger: klik satu bintang atas kesediaannya posting di sini...
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

nek teko Suroboyo

yang khas yo.. LUDRUK

180px-Tari_remo.jpg


seniman ludruk sing terkenal
1. Cak Kartolo
2. Cak Sidik
dan lain sebagainya...
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

kalau di magelang, kebetulan ku pernah idup dan menetap di Magelang, tempat yang juga terdapat AKademi Militer nya ada nama kesenian yang bernama Jathilan.

berfikut keterangan nya..

Jatilan adalah salah satu jenis tarian rakyat yang bila ditelusur latar belakang sejarahnya termasuk tarian yang paling tua di Jawa.
Tari yang selalu dilengkapi dengan property berupa kuda kepang ini lazimnya dipertunjukkan sampai klimaksnya, yaitu keadaan tidak sadar diri pada salah seorang penarinya.
Penari jatilan dahulu hanya berjumlah 2 orang tetapi sekarang bisa dilakukan oleh lebih banyak orang lagi dalam formasi yang berpasangan. Tarian jatilan menggambarkan peperangan dengan naik kuda dan bersenjatakan pedang.
Selain penari berkuda, ada juga penari yang tidak berkuda tetapi memakai topeng.
Di antaranya adalah penthul, bejer, cepet, gendruwo dan barongan.
Reog dan jatilan ini fungsinya hanya sebagai tontonan/hiburan, ini agak berbeda dengan fungsi reog pada zaman dahulu yang selain untuk tontonan juga berfungsi sebagai pengawal yang memeriahkan iring-iringan temanten atau anak yang dikhitan serta untuk kepentingan pelepas nadzar atau midhang kepasar.
Perbedaan antara Jatilan dan Reog antara lain adalah pertama, dalam permainan Jatilan penari kadang-kadang bisa rnencapai trance, sedangkan pada Reog penari tidak bisa mengalami hal ini.
Kedua, pada Jatilan selama permainan berlangsung digunakan tempat / arena yang tetap.
Pada Reog selain permainannya tidak menggunakan arena atau tempat yang tetap, juga sering diadakan untuk mengiringi suatu perjalanan ataupun upacara.
Mengenai kapan dan dimana lahirnya dua jenis kesenian ini orang tidak tahu. Para pemain Jatilan dan Reog hanya mewarisi kesenian tersebut dari nenek moyang mereka.
Orang-orang umumnya menyatakan bahwa Jatilan dan Reog sudah ada sejak dulu kala.
Pendukung permainan ini tidak tentu jumlahnya tergantung pada banyak sedikitnya anggota.
Meskipun demikian biasanya pendukung tersebut sekitar 35 orang dan terdiri dari laki-laki dengan perincian: penari 20 orang; penabuh instrumen 10 orang; 4 orang penjaga keamanan/ pembantu umum untuk kalau ada pemain yang mengalami trance; dan 1 orang sebagai koordinator pertunjukan (pawang).
Para penari menggunakan property pedang yang dibuat dari bambu dan menunggang kuda lumping.
Di antara para penari ada yang memakai topeng hitam dan putih, bernama Bancak (Penthul) untuk yang putih, dan Doyok (Bejer/Tembem) untuk yang hitam.
Kedua tokoh ini berfungsi sebagai pelawak, penari dan penyanyi untuk menghibur prajurit berkuda yang sedang beristirahat sesudah perang-perangan.
Ketika menari para pemain mengenakan kostum dan tata rias muka yang realistis.
Ada juga group yang kostumnya non-realistis terutama pada tutup kepala; karena group ini memakai irah-irahan wayang orang.
Pada kostum yang realistis, tutup kepala berupa blangkon atau iket (udeng) dan para pemain berkacamata gelap, umumnya hitam.
Selama itu ada juga baju/kaos rompi, celana panji, kain, dan stagen dengan timangnya.
Puncak tarian Jatilan ini kadang-kadang diikuti dengan keadaan mencapai trance (tak sadarkan diri tetapi tetap menari) pada para pemainnya.
Sebelum pertunjukan Jatilan dimulai biasanya ada pra-tontonan berupa tetabuhan dan kadang-kadang berupa dagelan/ lawakan.
Kini keduanya sudah jarang sekali ditemui.
Pertunjukan ini bisa dilakukan pada malam hari, tetapi umumnya diadakan pada siang hari.
Pertunjukan akan berlangsung selama satu hari apabila pertunjukannya memerlukan waktu 2 jam per babaknya, dan pertunjukan ini terdiri dari 3 babak.
Bagi group yang untuk 1 babak memerlukan waktu 3 jam maka dalam sehari dia hanya akan main 2 babak.
Pada umumnya permainan ini berlangsung dari jam 09.00 sampai jam 17.00, termasuk waktu istirahat.
Jika pertunjukan berlangsung pada malam hari, maka pertunjukan akan dimulai pada jam 20.00 dan berakhir pada jam 01.00 dengan menggunakan lampu petromak.
Tempat pertunjukan berbentuk arena dengan lantai berupa lingkaran dan lurus.
Vokal hanya diucapkan oleh Pentul dan Bejer dalam bentuk dialog dan tembang, sedangkan instrumen yang dipakai adalah angklung 3 buah, bendhe 3 buah, kepyak setangkep dan sebuah kendang.
Peralatan musik ini diletakkan berdekatan dengan arena pertunjukan.

Jatilan Gaya Baru.
Dewasa ini ada kemajuan dalam kesenian tan Jatilan dengan munculnya Jatilan Gaya Baru di desa Jiapan, Tempel dan Sleman.
Instrumen yang dipakai adalah kendang, bendhe, gong, gender dan saron. Jadi jenis Jatilan ini sudah tidak memakai angklung lagi.
Yang menarik pada Jatilan ini adalah apabila pemain berada dalam keadaan trance dia bisa berbicara dalam bahasa Indonesia dan kalau diperbolehkan dia bisa menunjuk orang yang telah mengganggu pertunjukan, seandainya gangguan ini memang terjadi.
Sering pula dalam keadaan trance ini pemain meminta sebuah lagu dan ketika lagu itu dinyanyikan oleh pemain musik ataupun oleh Pentul dan Bejer, penari yang trance tersebut berjoged mengikuti irama lagu tersebut.
Dalarn keadaan trance mata si penari tidak selalu tertutup, ada juga penari yang matanya terbuka seperti dalam keadaan biasa.
Kuda lumping di sini tidak hanya 6 tetapi 10 buah.
Dua kuda pasangan terdepan berwarna putih, sedangkan yang 8 buah berwarna hitam.
Dua kuda pasangan yang ada di baris belakang adalah kuda kecil atau anak kuda (belo - Jawa).
Anak kuda ini dibentuk sedemikian rupa sehingga memberi kesan kekanak-kanakan.
Kepala kuda yang kecil memandang lurus ke depan, sedang kepala kuda yang lain tertunduk.
Perbedaan sikap kepala kuda lumping itu bukan hanya model atau variasi, tetapi memang digunakan untuk menunjukkan atau memberi kesan bahwa peran kuda tersebut berbeda dengan kuda-kuda yang lain dan gaya tarian orang yang menunggang anak kuda agak berlainan, yaitu harus lebih lincah dan leluasa dalam bergerak/bergaya, dan memberi kesan kekanak-kanakan.
Di samping itu masih banyak keunikan-keunikan yang menambah kemeriahan pertunjukan Jatilan Gaya Baru ini.

penari_jatilan.gif
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Bang AST, Request mu diterima..

TARIAN GENDING SRIWIJAYA

Tarian Gending Sriwijaya merupakan tari adat masyarakat Sumatera Selatan yang mencerminkan sikap tuan rumah yang ramah, bahagia, tulus dan terbuka terhadap tamu. Tarian ini bertujuan menyambut tamu istimewa yang bekunjung ke daerah, seperti kepala negara, kepala pemerintahan dan pihak mempelai besan dalam perayaan perkawinan.

Tarian digelarkan 9 penari muda dan cantik-cantik yang berbusana Adat Aesan Gede, Selendang Mantri, Paksangkong, Dodot dan Tanggai. Mereka merupakan penari inti yang dikawal dua penari lainnya membawa payung dan tombak. Sedang di belakang sekali adalah penyanyi Gending Sriwijaya. Namun saat ini peran penyanyi dan musik pengiring ini sudah lebih banyak digantikan tape recorder.

Dalam bentuk aslinya musik pengiring ini terdiri dari gamelan dan gong. Sedang peran pengawal terkadang ditiadakan, terutama apabila tarian itu dipertunjukkan dalam gedung atau panggung tertutup. Penari paling depan membawa tepak sebagai Sekapur Sirih untuk dipersembahkan kepada tamu istimewa yang datang, diiringi dua penari yang membawa pridon terbuat dari kuningan.

Dahulu kala persembahan Sekapur Sirih ini menurut dilakukan oleh putri Sultan atau bangsawan. Pembawa pridon biasanya adalah sahabat akrab atau inang pengasuh sang putri. Demikianlah pula penari-penari lainnya. Tari Gending Sriwijaya dan lagu pengiringnya, diciptakan tahun 1944 untuk mengingatkan para pemuda bahwa para nenek moyang adalah bangsa besar yang menghormati persaudaraan dan persahabatan antar manusia dan hubungan antara manusia dengan Sang Pencipta.

12-1-2009-cit12012009zainuri-abunawar.jpeg
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Terima kasih,Red...
Mantap kata2 terakhirnya.
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

ini ada tambahan macam- macam kebudayaan dan tarian khas Jawa Tengah

- Bedhaya Ketawang
Bedhaya Ketawang adalah juga salah satu tarian tradisional yang datang dari SOLO dan Jogja ( Pulau Jawa bagian Tengah). Kita sering lihat tarian ini dalam beberapa aktivitas seperti suatu upacara penobatan raja, festival atau pertunjukan. Bedhaya Ketawang dimainkan oleh 9 penari. Masing-Masing penari mempunyai tugas dan nama khusus. Nama mereka adalah Batak ( penari pertama), Endhel Ajeg, Endhel Weton, Apit Ngarep, Apit Mburi, Apit Meneg, Gulu, Dhada, dan Boncit.
Tarian ini pada umumnya ditemani oleh Musik Jawa Orkes yang disebut Gamelan. Gamelan ini dinamai Gamelan Kyai Kaduk Manis yang terdiri dari dari banyak instrumen musik seperti kendhang Ageng ( kendhang besar), Kendhang Ketipung, Kenong, dan kethuk

- Tari Serimpi Dan Tari Merak


- Tari watang (pasukan tombak remaja perkasa),
- Tari jemparing putri (pasukan panah gadis-gadis ayu),
- Tari jathilan (Jaran Kepang, pasukan berkuda yang sigap dan semangat) masing-masing dengan kostum budaya Jawa yang adhi luhung.

- Seni Barong Blora, merupakan salah satu kesenian rakyat yang sangat populer di kalangan masyarakat Blora. Alur cerita bersumber dari hikayat panji. Di dalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan seperti spontanitas, sederhana, keras, kompak yang dilandasi kebenaran. Kesenian barongan berbentuk tarian kelompok yang terdiri dari tokoh Singo Barong, Bujangganong, Joko Lodro/Gendruwon. Jaranan/Pasukan Berkuda, serta prajurit.

- Topeng Ireng kepanjangan dari Tata Lempeng Irama Kenceng yang artinya baris lurus irama keras. Topeng ireng hidup dan berkembang di lereng Gunung Merbabu dan Merapi. Kesenian itu sering dipergunakan untuk acara hajatan. Sekelompok penari dengan sepatu gemerincing dan kostum bak Indian Boyolali, topi bulu ayam, kain berwarna-warni memainkan tarian dinamis yang mengundang tepuk tangan penonton.

- Tari Aplang merupakan tarian tradisional yang berasal dari Kabupaten Banjarnegara. Dahulu Tari Aplang digunakan untuk syiar Agama Islam. Aplang berasal dari kata ndaplang yang berarti tangan digunakan seperti gerakan silat. Tarian ini ditarikan oleh remaja putra-putri dengan diiringi rebana, bedug, kendang dan nyanyian syair salawatan. Kostumnya model Islam Jawa yang indah dipandang mata. Kembali ke Jatidiri Bangsa Kabupaten Banjarnegara.

- Singo Barong. Kesenian ini merupakan kesenian tradisional asli rakyat Demak, yang dilatar belakangi sejarah Demak. Hutan Glagah Wangi akan dijadikan pemukiman, namun Sang Penunggu yang merupakan sosok gaib Singo Barong Kembar tidak mau menerimanya. Dengan kesaktian “Cemeti Saptomowo” siluman Singo Barong dapat ditaklukkan. Prajurit dengan kostum surjan menaiki Kuda Kepang warna-warni yang indah.

- Tari Gondoriyo. Perpaduan antara tari, teater dan gerak akrobatik. Ceritera diambil dari babad panji yaitu kisah cinta Raden Panji Asmarabangun adri Jenggala yang mempersunting Dewi Sekartaji dari Kediri. Untuk adapat mempersunting putri tersebut Raden Panji harus dapat mempersembahkan seekor singo barong yang dapat berbicara. Joko Lodro utusan Raden Panji dapat menangkap Singa Lodro di hutan Lodaya.

- Tari Loro Blonyo.
Tari Loro Blonyo merupakan gambaran Dewi Sri dan saudaranya Dewa Sadana. Dewi Sri adalah Dewi pelindung padi dan pemberi berkah serta merupakan lambang kemakmuran. Dewa Sadana adalah Dewa sandang pangan. Pada saat sekarang, kedua dewa dan dewi tersebut sudah sirna dari bumi pertiwi dan menetap di Tirta Kedasar. Sepeninggal mereka keadaan bumi pertiwi makin terpuruk. Bencana, malapetaka serta huru-hara terjadi di mana-mana. Atas petunjuk Dewa Wisnu agar keadaan kembali aman tenteram maka kedua dewa dewi tersebut harus dikembalikan. Hal tersebut tidak mudah karena untuk mendapatkan mereka harus berhadapan dulu dengan raksasa penunggu negara Tirta Kedasar. Semar akhirnya bisa membawa kembali mereka dan bumi pertiwi kembali pulih. Untuk mensyukuri keberhasilan tersebut dibunyikan kothekan lesung yang berirama magis. Tepuk tangan buat Karanganyar.

- Ebleg adalah kesenian khas Kabupaten Kebumen. Sepasukan pemuda memakai kostum warna-warni etnik naik kuda kepang melawan 2 Ular Raksasa. Selamat bagi Kebumen yang telah menampilkan kesenian daerahnya.

- Tarian Soreng Manggala Mangsah Yuda. Sekelompok pasukan perang dipimpin seorang komandan yang meniup terompet kerang bak perang Bharatayuda. Gadis-gadis cantik pasukan Srikandi meramaikan suasana. Pakaian yang gemerlapan menimbulkan suasana ceria.

- Tarian Jathilan. Tarian kera-kera seperti di ramayana. Ada yang berkostum putih rombongan Hanuman. Berkulit merah rombongan Hanggada. Dan Berbulu biru rombongan Anila. Tidak ketinggalan raksasa-raksasa berambut panjang naik kuda kepang.

- Tari Kretek. Tari Kretek diilhami akar kesejahteraan yang sampai kini dirasakan di Kabupaten Kudus. Beberapa penari ayu memakai kain kebaya, selendang bergaris hitam dengan topi lebar sedang membawa tampah tempat tembakau. Tarian menggambarkan kegiatan membuat rokok. Karya tari yang merupakan kolaborasi Seni Grasak dan Kuntulan ini menceritakan pentingnya kembali kepada alam. Persembahan gunungan berisi sayur dan buah-buahan digotong 4 pemuda gagah. Serombongan petani dan perajurit berkuda mengawalnya.

- Tari Rebana Santri. Putra-putri memakai kain batik khas pekalongan memainkan rebana. Sepatu tali kulit dengan krincingan membuat suasana meriah sekali. Warna hijau dan merah mendominasi disamping gemerlap keemasan

- Terjing Madroh. Gabungan dari Terbang Genjring, Marawis dan Tari Hadroh memeriahkan suasana. Gadis-gadis berpakaian ala Gypsy dengan bahan batik pekalongan warna-warni memeriahkan suasana.

- Tarian Beksan Jurit Ampil menggambarkan salah satu laskar putri Raden Mas Said yang bergelar Pangeran Samber Nyawa. Jangan dianggap menakutkan, putri-putri penari Jurit Ampil memakai kebaya putih lengan pendek membawa gendewa panah dan cundrik dan menari penuh keanggunan. Mahkota janur menghiasi rambutnya

- Tari Warak Dugder. Mengiringi Patung warak sekelompok gadis berpakaian Encim putih biru melenggang lenggok dengan manisnya. Asal kata Dug Der adalah suara bedug Dug Dug dan suara merian Dher. Campuran budaya Islam, Jawa dan Cina melatar belakangi seni ini.

- Tari Prajurit Bumi Rumekso merefleksikan masyarakat pada masa prakemerdekaan. Pasukan putri bersenjatakan panah dan Pasukan pria bersenjatakan toya mempertahankan bumi pertiwi. Gerak yang sederhana namun tegas menjiwai tari ini.

- Tari Kuncaraning Batik Solo memukau semua hadirin. Semua penari membawa bermacam-macam batik. Gerak tari yang gemulai dan kompak sangat indah sekaligus mempromosikan nama motif kain batik. Pada zaman dulu motif batik seperti sebuah yantra, alat afirmasi bagi pemakainya.

- Tari Kuntulan adalah gerak pencak silat yang diwujudkan dalam tarian. Semangat penari membangkitkan gelora semangat penonton.
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Tari to-tor adalah tarian yang gerakannya se-irama dengan iringan musik (Margondang) yang dimainkan dengan alat-alat musik tradisional seperti gondang, suling, terompet batak, dan lain-lain.

tortor_14.jpg


tortor_01.jpg


DSC_0262.JPG



Menurut sejarahnya tari tor-tor digunakan dalam acara ritual yang berhubungan dengan roh, dimana roh tersebut dipanggil dan "masuk" ke patung-patung batu (merupakan simbol dari leluhur), lalu patung tersebut tersebut bergerak seperti menari akan tetapi gerakannya kaku. Gerakan tersebut meliputi gerakan kaki (jinjit-jinjit) dan gerakan tangan. Jenis tari tor-tor pun berbeda-beda, ada yang dinamakan tortor Pangurason (tari pembersihan). Tari ini biasanya digelar pada saat pesta besar yang mana lebih dahulu dibersihkan tempat dan lokasi pesta sebelum pesta dimulai agar jauh dari mara bahaya dengan menggunakan jeruk purut. Ada juga tor-tor Sipitu Cawan (Tari tujuh cawan). Tari ini biasa digelar pada saat pengukuhan seorang raja, tari ini juga berasal dari 7 putri kayangan yang mandi disebuah telaga di puncak gunung pusuk buhit bersamaan dengan datangnya piso sipitu sasarung (Pisau tujuh sarung). Kemudian tor-tor Tunggal Panaluan merupakan suatu budaya ritual. Biasanya digelar apabila suatu desa dilanda musibah, maka tanggal panaluan ditarikan oleh para dukun untuk mendapat petunjuk solusi untuk mengatasi masalah tersebut. Sebab tongkat tunggal panaluan adalah perpaduan kesaktian Debata Natolu yaitu Banua Gijjang (Dunia Atas), Banua Tonga (Dunia Tengah) dan Banua Toru (Dunia bawah) Tor-Tor pada jaman sekarang untuk orang Batak tidak lagi hanya diasumsikan dengan dunia roh, tetapi menjadi sebuah seni karena Tor-Tor menjadi perangkat budaya dalam setiap kegiatan adat orang Batak.
 
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

Tari Saman adalah salah satu tarian daerah Aceh yang paling terkenal saat ini. Tarian ini berasal dari dataran tinggi Gayo. Syair saman mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Aceh. Pada masa lalu, Tari Saman biasanya ditampilkan untuk merayakan peristiwa - peristiwa penting dalam adat dan masyarakat Aceh. Selain itu biasanya tarian ini juga ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad. Pada kenyataannya nama "Saman" diperoleh dari salah satu ulama besar Aceh, Syech Saman.

harkitnas200508-412.jpg


DSC_0282.JPG




Tari Saman biasanya ditampilkan menggunakan iringan alat musik, berupa gendang dan menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini dilakukan secara berkelompok, sambil bernyanyi dengan posisi duduk berlutut dan berbanjar/bersaf tanpa menggunakan alat musik pengiring.

Karena kedinamisan geraknya, tarian ini banyak dibawak/ditarikan oleh kaum pria, tetapi perkembangan sekarang tarian ini sudah banyak ditarikan oleh penari wanita maupun campuran antara penari pria dan penari wanita. Tarian ini ditarikan kurang lebih 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi.




Tari Seudati
adalah nama tarian yang berasal dari provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Seudati berasal dari kata Syahadat, yang berarti saksi/bersaksi/pengakuan terhadap Tiada Tuhan selain Allah, dan Nabi Muhammad utusan Allah.

seudati1.jpg


Tarian ini juga termasuk kategori Tribal War Dance atau Tari Perang, yang mana syairnya selalu membangkitkan semangat pemuda Aceh untuk bangkit dan melawan penjajahan. Oleh sebab itu tarian ini sempat dilarang pada zaman penjajahan Belanda, tetapi sekarang tarian ini diperbolehkan kembali dan menjadi Kesenian Nasional Indonesia.
 
Last edited:
Bls: Perkenalkan Budaya Khas Daerahmu di Sini

keren-keren ya budaya asli Indonesia

negara lain mana ada punya kebudayaan sebanyak indonesia

Gw seneng menjadi rakyat Indonesia


I love u full
 
Back
Top