Telaga Rasulullah Pada Hari Kiamat

T-Rex

New member
Telaga (haudh) adalah tempat berkumpulnya air. Bentuk jamaknya adalah hiyadh disini adalah telaga besar tempat minumnya umat Muhammad shalallahu alahi wassalam pada hari kiamat, dan terhalang bagi orang yang menyalahi petunjuknya dan menggantinya (dengan yang lain/dengan hal-hal yang baru) sesudah wafat beliau. Terdapat hadits mutawatir (hadits yang diriwayatkan oleh banyak sahabat) tentang haudh beserta sifatnya antara lain:
1. Imam Al-Bukhari dan muslim meriwayatkan dengan sanadnya dari Anas bin Malik bahwasanya Nabi shalallahu alaihi wassalam bersabda :

?Sesungguhnya ukuran haudhku(telagaku) adalah seperti jaraknya antara Aylah dan San?a dari Yaman.(1) Dan sesungguhnya didalamnya terdapat ceret-ceret sebanyak bilangan bintang-bintang dilangit?

(HR.Al-Bukhari VIII/149 dan Muslim IV/1800)

2. Imam Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dengan sanad dari Abdul Malik bin Umair,
Ia berkata, saya mendengar Jundub radhiyallahu?anhu berkata bahwa saya mendengar Nabi shalallahu?alahi wassalam bersabda :

?Aku mendahului kalian atas haudh (telaga)?

(HR.Bukhari VIII/151, Muslim IV/792)

3. Dalam Shahihain dan lainnya dijelaskan bahwa Rasulullah bersabda ditengah-tengah
Sahabatnya :

?Sesungguhnya aku berada diatas haudh(telaga), aku menunggu siapa diantara kalian yang datang kepadaku. Demi Allah sesungguhnya orang-orang pasti akan dihalangi sebelum sampai kepadaku. Kemudian aku pasti akan berkata ?Ya, Rabbi (mereka) itu dari golonganku , dari umatku!? maka Dia berfirman:?Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang mereka lakukan sesudahmu, mereka mundur dan berpaling?

(HR. Bukhari VIII/151-152, Muslim IV/1794)

Didalam hadits yang telah disebutkan tadi terdapat bukti tentang penetapan/adanya haudh Rasulullah shalallahu?alaihi wassalam dan sebagian ciri-cirinya dan bahwasanya Rasulullah mendatanginya terlebih dahulu sebelum umatnya, dan sesungguhnya melakukan bid?ah serta menyalahi perintah-perintah Rasul menjadi penghalang untuk meminum ditelaga Rasul.

Sedangkan sifat telaga (haudh) Rasulullah disebutkan dalam hadits sebagai berikut . Dari Abdullah ibnu Amr ibnu Ash radhiyallahu?anhuma berkata, telah bersabda Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam:

?Telagaku sangat luas dan lebar sejauh perjalanan satu bulan, airnya lebih putih daripada susu dan lebih wangi dari pada minyak kesturi(musk), dan cangkir-cangkirnya sebanyak jumlah bintang dilangit, siapa yang meminum darinya tidak akan haus selama-lamanya?

(HR. Bukhari VIII/581,lihat dalam Mukhtashar asilatu walajwibatu ala Syarh Aqidah wasithiyah, Ibnu Taimiyah : 116)

Sedangkan sifat-sifat yang lainnya yang disebutkan didalam banyak hadits adalah ia sangat luas dan lebar , luas dan panjangnya sama, setiap sisi dari sisi-sisinya adalah sejauh perjalanan satu bulan, airnya berasal dari telaga Al-Kautsar , ditengahnya terdapat dua pancuran dari surga, airnya lebih dingin dari es, lebih manis dari madu, lebih wangi dari minyak kesturi, dan cangkir-cangkirnya sebanyak jumlah bintang-bintang dilangit, siapa yang meminumnya tidak akan haus selama-lamanya (2).

Sesungguhnya beriman kepada haudh dan sifat-sifatnya adalah wajib atas setiap muslim dan muslimah karena hal tersebut disampaikan secara benar dari rasulullah shalallahualahi wassalam tanpa ada keraguan sedikitpun yang dapat dipahami secara langsung dari maknanya (zahir lafaznya) tanpa memerlukan takwil.
Mudah-mudahan Allah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kita agar nantinya kita adalah termasuk hamba-hamba-Nya yang diberi nikmat dapat minum ditelaganya Rasulullah shalallahu?alaihiwassalam. Amin.
Wallahu?alam bishawwab.

Footnote:
1.Aylah adalah kota terkenal diujung Syam ditepi laut merah, ditengah-tengah antara Madinah, Damaskus dan Mesir. Ada yang mengatakan ia adalah kota perbatasan antara Hijaz dan Syam
2. Kitab Tauhid, jilid 2/138, lihat pula dalam Shahih Bukhari , Kitabur Riqaq


Daftar Pustaka:
1. Pokok-Pokok Aqidah Ahlus Sunnah walJama?ah, Yazid Abdul Qadir Jawas,Pustaka
At-Taqwa :2001 M
2. Kitab Tauhid, Syaik Shalih Fauzan, Darul Haq,1998M
3. Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama?ah, Syaikh Shalih Utsaimin; yayasan Al-Sofwa,1995M
4. Mukhtashar Asilatu walajwibatu alaa aqidah Al-Washithiyah, Syaikh Ibnu Taimiyah, ditulis ulang oleh Abdul Aziz Muhammad as-Salman, Cetakan 11, Riyadh
 
Back
Top