craig_zhang
New member
Ketika Sang Bodhisattva Avalokitesvara (Kwan Im Po Sat) sedang melaksanakan Samadhi Prajnaparamita, Beliau melihat (Panca Skhanda) itu sebenarnya kosong/tanpa inti, maka Beliau telah dapat terbebas dari sengsara dan derita.
O, Sariputra, wujud (rupa) tiada bedanya dengan kosong. Dan kosong juga tidak berbeda dengan wujud (rupa). Jadi wujud pada hakekatnya sama dengan kosong dan kosong sama dengan wujud. Demikian pula hanya dengan perasaan, pikiran, tindak kemauan dan kesadaran itu, Sariputra.
Kekosongan dari semua bentuk Dharma ini tidak dilahirkan, tidak termusnahkan, tidak kotor, tidak bersih, tidak bertambah, juga tidak berkurang. Oleh karenanya, dengan kekosongan itu tiada berwujud, tiada berperasaan, pikiran, tidak kemauan, dan kesadaran. Tiada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Tiada terwujud, suara, bau, rasa, sentuhan dan gagasan. Tiada alam penglihatan, hingga tiada alam pikiran dan kesadaran. Tidak ada kebodohan (Avijja) serta tidak ada akhir kebohongan, hingga tiada usia tua dan kematian, juga tidak ada akhir usia tua dan kematian.
Tidak ada derita (Dukha) timbulnya derita (Samudaya), penghapusan derita (Nirodha) dan jalan kebenaran (Marga), tidak ada kebijaksanaan, serta tidak ada yang diperoleh. Karena tiada yang diperoleh,maka Bodhisattva mengandalkan Prajnaparamita. Oleh karena itu, sanubariNya terbebas dari segala keterikatan. Karena tiada keterikatan, maka tiada rasa takut dan Beliau dapat terbebas dari khayalan dan mencapai Parinirvana.
O, Sariputra, wujud (rupa) tiada bedanya dengan kosong. Dan kosong juga tidak berbeda dengan wujud (rupa). Jadi wujud pada hakekatnya sama dengan kosong dan kosong sama dengan wujud. Demikian pula hanya dengan perasaan, pikiran, tindak kemauan dan kesadaran itu, Sariputra.
Kekosongan dari semua bentuk Dharma ini tidak dilahirkan, tidak termusnahkan, tidak kotor, tidak bersih, tidak bertambah, juga tidak berkurang. Oleh karenanya, dengan kekosongan itu tiada berwujud, tiada berperasaan, pikiran, tidak kemauan, dan kesadaran. Tiada mata, telinga, hidung, lidah, tubuh dan pikiran. Tiada terwujud, suara, bau, rasa, sentuhan dan gagasan. Tiada alam penglihatan, hingga tiada alam pikiran dan kesadaran. Tidak ada kebodohan (Avijja) serta tidak ada akhir kebohongan, hingga tiada usia tua dan kematian, juga tidak ada akhir usia tua dan kematian.
Tidak ada derita (Dukha) timbulnya derita (Samudaya), penghapusan derita (Nirodha) dan jalan kebenaran (Marga), tidak ada kebijaksanaan, serta tidak ada yang diperoleh. Karena tiada yang diperoleh,maka Bodhisattva mengandalkan Prajnaparamita. Oleh karena itu, sanubariNya terbebas dari segala keterikatan. Karena tiada keterikatan, maka tiada rasa takut dan Beliau dapat terbebas dari khayalan dan mencapai Parinirvana.