Sifat Alloh Al-Makru (Makar) dan Al-Kaid (Tipu Daya)

nurcahyo

New member
Sifat Alloh Al-Makru (Makar) dan Al-Kaid (Tipu Daya)

"Artinya : Mereka (orang-orang kafir itu) membuat makar, dan Allah membalas makar mereka. Dan Allah sebaik-baik pembuat makar." [Ali Imran : 54]

"Artinya : Sesungguhnya mereka (orang-orang kafir itu) me-rencanakan tipu daya yang jahat dengan scbenar-be-narnya. Dan Aku pun merencanakan tipu daya pula, dengan sebenar-benarnya." [Ath-Thariq : 15-16]

"Artinya : Dan Dia-lah Dzat Yang Maha keras tipu daya-Nya." [Ar-Ra'd : 13]

Allah telah menetapkan bagi diri-Nya sifat-sifat yang tersebut dalam ayat-ayat tersebut, yaitu : Makar, Al-Kaid (tipu daya), dan Al-Mumahalah (tipu daya). Ini semua merupakan sifat Fi'liyah yang ada pada Allah, dengan makna yang sesuai dengan kebesaran dan keagungan-Nya. Namun, dari sifat-sifat Fi'liyah ini tidak boleh diambil nama, sehingga tidak boleh mengatakan : bahwa salah satu nama-Nya adalah Al-Makir (Maha Makar), atau Al-Kaaid (Yang Maha Menipu Daya), karena nama tersebut tidak disebutkan. Kita berhenti pada apa yang tersebut saja, yaitu bahwa Dia Subhanallahu wa ta?€™ala adalah sebaik-baik pembuat makar dan bahwa Dia merencanakan tipu daya terhadap musuh-musuh-Nya yang kafir itu. Jadi Allah mensifati diri-Nya dengan sifat makar dan menipu daya sebagai balasan, sebagaimana dalam firman-Nya :

"Artinya : Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa." [Asy-Syura : 40]

Sifat tersebut termasuk dalam kategori ini, yaitu menimpakan makar dan tipu muslihat kepada siapa yang layak, sebagai hukuman baginya. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengakui untuk diri-Nya perbuatan-perbuatan, akan tetapi Dia tidak menamai diri-Nya dengan isim fa'il dari perbuatan-perbuatan tersebut. Misalnya : Araada, -menghendaki- , syaa'a, -menghendaki-, ahdatsa, -mengadakan- , akan tetapi Allah tidak menyebut diriNya dengan nama Asy-Syaa'i (Yang Menghendaki), Al-Murid (Yang Menghendaki), Al-Muhdits (Yang Mengadakan). Dia juga tidak menyebut diri-Nya dengan nama Ash-Shani' (Yang Mem-buat), Al-Fail (Yang Berbuat), Al-Mutqin (Yang Membuat dengan kokoh), dan nama-nama lain yang diambil dari perbuatan-perbuatan yang dinyatakan Allah sebagai perbuatan diri-Nya. Jadi, bab Af'al (perbuatan-perbuatan), lebih luas daripada bab Asma' (nama-nama). Tetapi, apa yang dinyatakan oleh Allah untuk diri-Nya, maka kitapun meyakininya, misalnya firman-Nya :

"Artinya : Maha Kuasa berbuat apa yang dikehendaki-Nya?€? [Al-Buruj : 16]

Artinya : Begitulah perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh segala sesuatu." [An-Naml : 88]



sumber : www.almanhaj.or.id
 
Last edited:
Back
Top