Adamsuhada
New member
(tvOne)
Filipina menuduh pemberontak kiri Kamis berusaha `memeras konsesi` daripada berusaha mengakhiri 40 tahun pemberontakan. Manila juga mengatakan, perundingan perdamaian akan ditunda sampai pemerintah baru mengambil-alih pemerintahan tahun depan.
Kedua pihak akan melanjutkan perundingan-perundingan di Norwegia bulan lalu, namun sayap kiri Front Nasional Demokratik (NDF) membatalkan perundingan, yang terhenti sejak 2004.
Mereka mengklaim para pemimpin mereka ingin ikut ambil bagian, bukan hanya dibebaskan dari penjara-penjara di Filipina. "Sementara itu pemerintah masih berharap penuh untuk melanjutkan perundingan, jendela kesempatan menjadi hampir tertutup karena kami semakin dekat dengan pemilihan umum 2010," kata Avelino Razon, penasehat perdamaian pemerintah, dalam pernyataannya.
"Sejarah perundingan pemerintah dan pemberontak menunjukkan sikap konsisten NDF selalu memeras konsesi-konsesi dari perundingan, padahal itu tak bisa didapat dari pengadilan," katanya.
NDF adalah tangan politik dari Partai Komunis Filipina yang dilarang. Mereka melakukan perlindungan terhadap perang gerilya sayap bersenjatanya, Tentara Rakyat Baru (NPA), yang berusaha menggulingkan pemerintah sejak 1969.
Mereka aktif di 69 dari 80 provinsi, pasukan gerilya Maoist yang beranggotakan 4.000 orang meningkatkan serangan terhadap perkebunan-perkebunan, tambang-tambang, perusahaan kayu dan fasilitas-fasilitas telekomunikasi di seluruh negeri, untuk mengumpulkan dana untuk perekrutan, latihan, dan kegiatan lainnya.
Pemberontakan telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan mengusir investor-investor potensial di daerah-daerah tambang yang kaya sumber daya alam di Filipina utara dan selatan.
Razon mengatakan, pemerintah telah membebaskan dua pemimpin gerilya untuk dilibatkan dalam perundingan-perundingan, dan menghentikan hadiah bagi penangkapan beberapa kader terkemuka komunis dalam rangka proses perdamaian.
Dia mengatakan, paspor-paspor telah diterbitkan untuk dua pemimpin pemberontak lainnya, dalam persembunyian mereka agar bisa melakukan perjalanan ke Oslo. Namun demikian, para pemberontak juga meminta agar 10 pemimpin mereka lainnya juga dibebaskan.
Filipina menuduh pemberontak kiri Kamis berusaha `memeras konsesi` daripada berusaha mengakhiri 40 tahun pemberontakan. Manila juga mengatakan, perundingan perdamaian akan ditunda sampai pemerintah baru mengambil-alih pemerintahan tahun depan.
Kedua pihak akan melanjutkan perundingan-perundingan di Norwegia bulan lalu, namun sayap kiri Front Nasional Demokratik (NDF) membatalkan perundingan, yang terhenti sejak 2004.
Mereka mengklaim para pemimpin mereka ingin ikut ambil bagian, bukan hanya dibebaskan dari penjara-penjara di Filipina. "Sementara itu pemerintah masih berharap penuh untuk melanjutkan perundingan, jendela kesempatan menjadi hampir tertutup karena kami semakin dekat dengan pemilihan umum 2010," kata Avelino Razon, penasehat perdamaian pemerintah, dalam pernyataannya.
"Sejarah perundingan pemerintah dan pemberontak menunjukkan sikap konsisten NDF selalu memeras konsesi-konsesi dari perundingan, padahal itu tak bisa didapat dari pengadilan," katanya.
NDF adalah tangan politik dari Partai Komunis Filipina yang dilarang. Mereka melakukan perlindungan terhadap perang gerilya sayap bersenjatanya, Tentara Rakyat Baru (NPA), yang berusaha menggulingkan pemerintah sejak 1969.
Mereka aktif di 69 dari 80 provinsi, pasukan gerilya Maoist yang beranggotakan 4.000 orang meningkatkan serangan terhadap perkebunan-perkebunan, tambang-tambang, perusahaan kayu dan fasilitas-fasilitas telekomunikasi di seluruh negeri, untuk mengumpulkan dana untuk perekrutan, latihan, dan kegiatan lainnya.
Pemberontakan telah menewaskan lebih dari 40.000 orang dan mengusir investor-investor potensial di daerah-daerah tambang yang kaya sumber daya alam di Filipina utara dan selatan.
Razon mengatakan, pemerintah telah membebaskan dua pemimpin gerilya untuk dilibatkan dalam perundingan-perundingan, dan menghentikan hadiah bagi penangkapan beberapa kader terkemuka komunis dalam rangka proses perdamaian.
Dia mengatakan, paspor-paspor telah diterbitkan untuk dua pemimpin pemberontak lainnya, dalam persembunyian mereka agar bisa melakukan perjalanan ke Oslo. Namun demikian, para pemberontak juga meminta agar 10 pemimpin mereka lainnya juga dibebaskan.
