Khaif (Orang yang takut kepada Allah)

T-Rex

New member
Khouf adalah cambuk Alloh swt untuk menggiring hamba-hambaNya menuju ilmu dan amal agar mereka mendapatkan kedekatan dengan Alloh swt. Khouf inilah yang mencegah diri dari perbuatan maksiat dan mengikatnya dengan bentuk-bentuk ketaatan.

Kekurangan khouf akan mengakibatkan kealpaan dan keberanian untuk berbuat dosa. Sebaliknya terlalu berlebihan dalam khouf akan menyebabkan putus asa -putus harapan.

Khouf kepada Alloh swt bisa lahir dari ma?rifah kepada Alloh swt dan ma?rifah kepada sifat-sifatNya. Khouf bisa juga lahir dari perasan banyaknya dosa yang telah diperbuat oleh seorang hamba. Juga terkadang khouf lahir dari keduanya.

As-Sya?biy perbah diseru ?Hai alim (orang yang berilmu)!?, beliau berkata, ?Sesungguhnya yang alim itu hanyalah yang takut kepada Alloh. Hal itu karena Alloh berfirman,?Hanyasanya yang takut kepada Alloh di antara hamba-hambaNya adalah para ulama?. (QS : Fathir : 28)

Orang yang takut kepada Alloh swt bukanlah orang yang menangis dan bercucuran air matanya. Tetapi ia adalah orang yang meninggalkan perbuatan-perbuatan yang ia khawatirkan hukumannya.

Dzun Nun al-Mishriy pernah ditanya, ?Kapankah seorang hamba itu takut kepada Alloh?? Ia menjawab, ?Jika ia mendudukkan dirinya sebagai orang sakit yang menahan didi(dari berbagai hal ) khawatir jika sakitnya berkepanjangan.?

Abul Qasim al-Hakim bertutur, ?Siapa yang takut terhadap sesuatu ia akan lari darinya. Tetapi siapa yang takut kepada Alloh ia justru lari untuk mendekatinya.?

Fudlail bin ?Iyadl berujar,?Jika kamu ditanya, ?Apakah kamu takut kepada Alloh??, maka diamlah, jangan menjawab! Sebab jika kamu jawab ?ya?, kamu telah berdusta. Sedangkan jika kamu jawab ?tidak?, maka kamu telah kafir!!!?

Khauf akan membakar syahwat yang diharankan, sehingga kemaksiatan yang dulu disukai menjadi di benci. Seperti madu, orang yang suka pun menjadi tidak suka jika tahu madu itu mengandung racun. Syahwat terbakar oleh khauf. Anggota badan pun jadi beradab. Dan hati pun diliputi rasa khusyu? dan tenang, jauh dari kesombongan, iri, dan dengki. Bahkan ia mampunmenguasi segala kegundahan dan tahu bahayanya. Maka ia tidak pernah pindah kepada selainNya. Tiada lagi keibukannya selain usaha mendekatkan diri , muhasabah, mujahadah, dan memperhitungkan setiap desah nafas dan waktunya.

Ia selalu waspada terhadap segala pikiran, langkah, dan kalimat yang keluar dari dirinya. Keadaannya seperti dalam cengkeraman binatang buas. Ia tidak tahu apakah binatang itu lengah sehingga ia bisa melepaskan diri, atau sebaliknya ia justru menerkamnya maka hancurlah ia. Lahir dan batinnya disibukkan oleh sesuatu yang ia takutkan, tidak ada tempat bagi yang lain disana. Beginilah keadaan orang yang diliputi khauf

KEUTAMAAN KHAUF

Alloh swt menyediakan petunjuk, rahmat, ilmu, dan keridhoan bagi hamba yang khauf kepadaNya. Alloh berfirman, ?petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang takut kepada Rabb mereka (QS. Al-A?raf : 156)

?Alloh ridla terhadap mereka dan mereka pun ridla kepadaNya. Demikian itu bagi siapa saja yang takut kepada RabbNya (QS. Al-Bayyinah:8)

Alloh memerintahkan khauf , dan menjadikannya syarat iman. ?Dan takutlah kalian kepadaKu, jika kalian benar-benar beriman.! (QS. Ali Imran: 175).

Yahya bin Mu?adz berkata, ?Jika seorang mukmin melakukan suatu kemaksiatan, ia pasti menindaklanjutinya dengan salah satu dari dua hal yang akan menghantarkannya ke surga; takut akan siksa dan harapan akan ampunan.?

DALIL-DALIL TENTANG KHAUF

Alloh berfirman, ?Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut kepada Robb mereka. Dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Rabb mereka. Dan orang-orang yang tidak menyekutukan Rabb mereka (sesuatu pun). Dan orang-orang yang telah memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut,(karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Rabb mereka. Mereka itulah orang-orang yang bersegera untuk berbuat kebaikan, dan merekalah orang-orang yang pertama-tama memperolehnya.?

Imam Tirmidziy meriwayatkan, Aisyah berkata,? Aku pernah bertanya kepada Rasulullah tentang ayat ini, apakah yang dimaksud disini orang-orang yangmeminum arak, berzina dan mencuri?? Rasululloh saw menjawab, ?Bukan begitu, wahai puti as-Shiddiq. Tetapi mereka orang-orang yang berpuasa, sholat, dan bersedekah. Mereka takut jika amalannya tidak diterima. Merekalah yang bersegera dalam kebaikan.?

(Hadits shohih riwayat at-Tirmidiy Kitaabut-tafsir IX/19, al-Hakim at-Tafsir II/393 menyatakannya shohih dan disepakati oleh adz-Dzahabiy).

Abdullah bin as-Syikhiir meriwayatkan bahwa Rasulullah saw jika memulai sholat terdenagrlah dari dada beliau gemuruh seperti suara air yang mendidih dalam bejana.

Siapapun yang mencermati kehidupan para sahabat dan para salafus-sholih pasti akan mendapati betapa mereka berada di puncak khauf. Adapun kita, semuanya benar-benar lalai, alpa, dan merasa aman dari adzab.

Abu Bakr as-Shiddieq berkata, ?Duhai, seandainya aku adalah sehelai rambut yang tumbuh di tubuh seorang mukmin.? Adalah beliau bila berdiri sholat, tak ubahnya seperti sebatang kayu (tidak bergerak) karena takut kepada Alloh swt.

Umar bin Khatthab pernah membaca surat at-Thuur. Ketika sampai pada ayat:?Sungguh, adzab Rabbmu pasti benar-benar terjadi. (QS Ath-Thuur : 7)

Beliau menangis dan semakin menghebat tangis beliau sampai beliau sakit, dan orang-orang pun menjenguk beliau.

Adalah padawajah beliau ada dua gais hitam lantaran banyak menangis. Kepadanya Abdullah bin ?Abbas pernah berkata, ? Alloh telah meramaikan berbagai kota dan membukakan berbagai negri dengan tanganmu.? Mendengar itu Umar berkata, ?Aku ingin kalau bisa meninggalkan dunia ini tanpa pahala dan tanpa dosa.?

Suatu pagi, seusai melaksanakan sholat shubuh, dengan bermuran durja dan membolak-balikkan telapak tangannya, ?Ali bin Abu Thalib berkata, ?Sungguh aku pernah melihat para sahabat Nabi. Pada hari ini aku tidak melihat sesuatu pun yang nenyerupai mereka. Di pagi hari mereka nampak kusut, pucat dan berdebu. Di antara dua mata mereka seperti ada lutut kambing. Mereka menghabiskan malam dengan bersujud dab berdiri membaca ayat-ayat Alloh swt. Gerakan mereka hanyalah antara kening dan kaki. Bila pagi tiba mereka pun berdzikir kepada alloh swt, bergemuruh seperti pepohonan tertiup angin yang kencang. Mata mereka bercucuran air mata sampai-samaoai pakaian mereka basah karenanya. Demi alloh hari-hari ini sepertinya aku menghabiskan malam bersama kaum ini dalam keadaanlalai.? Lantas beliau berdiri dan sejak itu beliau tidak pernah kelihata tertawa sampai dibunuh oleh Ibnu Muljam.

Musa bin Mas?ud berkisah, Kla kami bermajlis dengan Sufyan ats-Tsauriy, seakan-akan neraka ada di sekitar kami. Yang demikian itu karena kami melihat beapa takut dan khawatirnya ia.

Seseorang menggambarkan keadaan Hasan al-Bashriy, ?jika ia datang, seakan-akan ia datang dari menguburkan teman karibnya. Jika ia duduk, seakan-akan ia adalah seorang tawanan yang akan dipenggal lehernya. Jika berbicara tentang neraka, seakan-akan neraka itu hanya diciptakan untuknya.

Zurarah bin Abu Aufa pernah mengimami orang-orang sholat shubuh. Beliau membaca surat al-Muddatstsir. Ketika sampai pada ayat :? apabila sangkakala telah ditiup. Hari itulah hari yang teramat susah. (QS. Al-Muddatstsir : 8-9)

Beliau terisak-isak dan lalu meninggal dunia. (lihat al-?ibar,adz-Dzahabiy I/109).

Abdullah bin Amr bin ?Ash bertutur, ?Menangislah! Jika tidak bisa maka usahakan untuk menangis. Demi Alloh, jika salah seorang di antara kalian benar-benar mengerti, pastilah ia akan berteriak sekeras-kerasnya sampai hilang suaranya, dan akan sholat sampai patah tulang punggungnya.

Dikutip dari : Tazkiyah an-Nafs (Konsep penyucian jiwa menurut para Salaf)
Penulis : Ibnu Qayyim al-Jauziyyah, Ibnu Rajab al-Hambali, Imam Ghazali
Penerbit : Pustaka arafah Solo
 
Back
Top