Cerpen : ADA YANG LAIN

niens

New member
ADA YANG LAIN
Suatu hari Lucas, mendadak mendapat tugas keluar kota dari kantornya. Kebetulan Asri sedang libur dari pekerjaannya. Pekerjaan yang sangat menyita waktunya, hari-hari Asri dirumah adalah hari yang aneh dan tidak biasa. Biasanya, Ia selalu disibukkan dengan setumpuk pekerjaan dikantor. Baginya, rumah hanyalah tempat untuk melepas penat dimalam hari. Ia pun jarang berlama-lama bicara dengan suami ataupun kedua buah hatinya. Rencananya, Lucas ditugaskan selama 1 minggu oleh kantornya.
Tapi ketika Asri membantu mengepak kopor suaminya, Ia menemukan sebuah foto wanita. Asri tercengang, entah cemburu, sedih, kecewa, terhianati. Semua campur aduk jadi satu. Dia terduduk, termenung memandangi foto tersebut dengan seksama.
Lucaspun ikut terkejut melihat istrinya terdiam sambil memegang foto dikamarnya. Diambilnya foto itu. Asri melepaskannya pasrah. Mereka berdua terdiam, mata Asri mulai berkaca-kaca.
“Siapa nama perempuan itu ? tentu kamu menyayanginya” kata Asri dengan bimbang. Lucas yang terdiam sejak tadi segera bangkit. Dilemparkannya begitu saja foto itu dilantai. Memang lucas selingkuh, tapi Ia pun punya cukup alasan melakukan semua itu.
“Karena kau selalu meninggalkanku Asri”
“Aku meninggalkanmu karena bekerja !” pekik Asri
“Kamu yang membuatku semakin tidak berharga didepanmu, kamu selalu menolak untuk ditiduri olehku, suamimu sendiri. Kamu bersikap seolah sebagai ratu yang harus dilayani olehku merontokkan harga diriku hingga luluh lantak, kamulah yang memancing perselingkuhan itu, yang membuatku berpaling kepada perempuan lain. Bagimu aku cuma bayang-bayang obyek pelengkap saja dalam rumah tangga. Lama-lama aku merasa tersisihkan”
“Ini yang kamu inginkan As ? kamu yang membuat aku tidak punya pilihan lain, sehingga berbuat serong ! Saya muak ! kamu selalu mengacuhkan saya, kamu rombak diri saya, kamu cabik-cabik perasaan saya, Asri !”
Asri menangis. Ia bingung. Ia sakit. Lucas mendekatinya.
“Asri, maafkan saya, jawablah jangan menangis…!”
“Malam ini aku harus tau apa, mengapa, bagaimana kau selama ini. Kita bicara terbuka. Apa adanya” desak Asri. Ia ingin menuntaskan persoalan malam ini juga. Ada keraguan diwajah suaminya, yang berusaha menghindar.
“Keterbukaan akan membawa kepedihan” kata suaminya sok puitis.
“Aku tidak peduli, pedih, perih. Aku tersiksa oleh keraguan” masih saja Asri mendesak. Suaminya menatap Asri. Ia merasa kehilangan istrinya yang dulu punya kepribadian lembut. Disampingnya kini adalah Asri yang lain.
“Siapa wanita ini ?”
“Ia..seorang teman dekat” jawab suaminya hati-hati
“Kapan kenal ?” suara Asri seperti polisi yang sedang menyelidik
“Empat bulan yang lalu” suaminya menjawab apa adanya. Ia tak berani membohongi istrinya.
“Asri menatap suaminya. Ia melihat suami yang amat dicintainya ternyata adalah seorang lelaki biasa. Lelaki yang tak tahan godaan perempuan”.
Berbagai usaha yang dilakukan Lucas untuk meredakan amarah istrinya, permintaan maaf bahkan sampai mencium kaki, tidak meluluhkan hati Asri. Asri tidak mau ada skandal kotor dalam perkawinannya.
“Kita bercerai, aku akan mengurus perceraian besok” kata Asri akhirnya
“Asri..Asri apa yang kau lakukan” Lucas tidak percaya Asri akan meminta cerai. Tadinya ia mengira dijaman sekarang ini selingkuh tidak akan membuat istri minta cerai, seperti halnya istri teman-teman Lucas yang tahu perselingkuhan suaminya tetapi pura-pura tidak tahu. Ia menyesal, teramat sangat. Haruskah ia membayar semahal itu ?. Tidak. Asri adalah istri yang boleh dikatakan sempurna, dia cantik, pintar, tangkas.

XXX

Diam-diam Asri mencari alamat perempuan yang ada di foto itu. Entahlah, Asri hanya ingin tahu secara langsung, bagaimana perempuan itu. Yang pasti dihatinya sangat menyimpan kemarahan yang meluap-luap. Ingin sekali Ia menjambak rambut perempuan itu, meludahi mukanya berkali-kali, atau menamparnya keras-keras, harga yang menurutnya tidak cukup untuk bayaran merusak rumah tangga orang.
Dengan diantar Sopir pribadi Asri menyusuri jalan raya, mencari-cari alamat perempuan itu.
“Ah itu dia rumahnya” pekik Asri. Dadanya meletup-letup, seperti akan meledak. Tetapi ketika akan beranjak dari mobil Ia melihat ada perempuan sedang menyiram tanaman dihalamannya. Perempuan yang ada difoto. Ia berambut panjang dan berpakaian sederhana. Tadinya, Asri mengira Ia adalah perempuan nakal, yang selalu berpakaian minim, lengkap dengan rokok yang tersulut dibibirnya. Tetapi yang ditemuinya justru terlihat seperti perempuan baik-baik.
Oh Tuhan, seperti itukan selingkuhan suamiku. Kenapa perempuan yang terlihat santun itu mau berhubungan dengan suaminya.
Asri tetap tidak beranjak dari mobilnya dengan tetap menatap perempuan itu dari jauh. Pikiran Asri mulai melayang, Ia menimang-nimang kesalahan suaminya, dan mencari-cari alasan kenapa suaminya berselingkuh. Ia mengingat apa yang dikatakan suaminya pada saat mereka bertengkar malam itu. Mungkin ini bukan sepenuhnya kesalahan suaminya. Mungkin kesibukannya selama inilah yang membuat suaminya mulai asing kepada Asri. Memang, waktu yang Ia habiskan dirumah teramat sangat terbatas. Melayani buah hatinya saja Ia tidak sempat apalagi suaminya. Segalanya Ia serahkan kepada pembantu. Ia begitu gila kerja, bahkan porsi kerjanya melebihi Lucas, suaminya. Padahal untuk masalah penghasilan saja gaji Lucas sudah lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan mereka. Entahlah. Ia hanya ingin bekerja, berkarir. Ia sudah melupakan kodratnya, bertahun-tahun suaminya hanya diam karena sikapnya. Apakah ini adil dengan gugatan cerainya?.
Dengan sekuat hati Asri mencoba beranjak dari mobilnya, berjalan perlahan Ia menemui perempuan itu. Setelah dekat, perempuann itu melemparkan senyum kepada Asri.
“Oh Tuhan apa yang harus kulakukan? Apakah aku harus membalas senyuman dari orang yang merebut suamiku, tapi senyumnya begitu tulus. Tak sadar Asri membalas senyuman itu”.
“Selamat siang ?” sapa perempuan itu
“Selamat siang, saya nyonya Lucas” jawab Asri mantab tanpa basa-basi.
Perempuan itu terdiam sesaat lalu mempersilahkan Asri masuk. Asri langsung duduk tanpa dipersilahkan.
“Mau minum apa ?” Tanya perempuan itu menawarkan
“Tidak usah, saya hanya sebentar” tolak Asri
“Aku akan membuatkanmu minuman hangat, jangan menolak, ini tidak akan lama” perempuan itu memaksa
Segera ia meninggalkan Asri sendirian diruang tamu.
“Rumah ini begitu sepi dan menenangkan, sangat sejuk” Asri berkata dalam hati
Tampak foto keluarga dimeja sudut, laki-laki dan perempuan dan ditengah ada foto perempuan itu. Tapi dimana orang tuanya sekarang? Rumah ini sangat sepi, saking sepinya suara gemelinting gelas pun terdengar sampai ruang tamu.
“Itu foto orang tuaku, mereka telah meninggal satu tahun yang lalu dalam kecelakaan” tiba-tiba perempuan itu berkata
Asri sangat kaget, lamunannya buyar. Tampak perempuan itu sedang berjalan membawa nampan berisikan cangkir. Amarahnya pun yang sedari tadi meledak-ledak seakan hilanag begitu saja.
“Silahkan diminum tehnya” katanya lembut
“Terimakasih” jawab Asri singkat
Perempuan itu terduduk menunggu Asri bicara, seakan-akan Ia pasrah dengan segalanya.
“Engkau pasti tahu tujuanku kesini” kata Asri memulai, dan perempuan itu menundukkan kepala sekilas.
“Aku sudah tahu hubungan kalian sejak tiga bulan yang lalu. Jujur,aku sangat sakit, ingin rasanya aku membunuh suamiku. Tapi aku sadar, ia berbuat begitu tentu ada alasan yang kuat. Aku sangat mengenal suamiku.
Proses perceraian kami sudah dimulai sejak tiga bulan yang lalu, ketika aku mempergoki suamiku menyimpan fotomu. Tadinya aku begitu menggebu-gebu ingin bercerai darinya, tapi setelah melihatmu aku ragu” lanjut Asri
“Mengapa ?” Tanya perempuan itu
“Dalam hal ini, mungkin aku juga bersalah. Seandainya aku meluangkan waktu untuknya semua ini tidak akan terjadi. Dan pastinya mas Lucas memiliki alasan yang kuat kenapa ia memilihmu” kata Asri sambil menghembuskan nafas panjang
“Saya sudah tahu kehidupan rumahtangga kalian, maaf untuk hal ini. Mas Lucas sudah bercerita banyak tentang anda. Jujur saja, Mas Lucas sangat mencintai anda. Dan yang saya tahu, semakin hari Mas Lucas merasa istrinya seperti orang asing. Mungkin ini aksi protes MasLucas kepada anda, sayangnya langkahnya salah. Dan tentu saja aku juga bersalah. Saya sudah tahu suatu hari akan seperti ini” jelas perempuan iti, lalu tiba-tiba terdiam.
“Tetapi aku rasa persaingan ini tidak adil, mengingat ada buah hati diantara kami. Perasaan mereka harus diselamatkan. Akan cukup adil bila aku tidak mempunyai anak dari mas Lucas. Tadinya aku begitu egois akan menceraikan Mas Lucas karena kesalahannya, aku mengabaikan perasaan anak-anak. Tapi sekarang aku tahu mereka lebih penting dari apapun. Aku ingin mencoba hubungan ini kembali, akuk ingin membangun pilar-pilar rumah tangga kami yang retak dan hampir roboh. Tentunya semua ini akan sangat berhasil jika Anda dengan mas Lucas mengakhiri hubungan ini”
“Seperti yang sudah saya bilang, saya sudah memperhitungkan jika suatu hari hal ini terjadi. Saya sadar hubungan saya dengan Mas Lucas salah dan tidak akan lama. Saya baru menyadari hal itu saat Mas Lucas selalu menceritakan anda disetiap pertemuan kami. Tadinya saya akan memberikan seluruh hati saya kepada Mas Lucas sebelum saya sadar bahwa Mas Lucas sangat mencintai anda. Tapi ketika saya sadar, saya hanya memposisikan diri saya sebagai pendengar, saya selalu mendengarkan keluh kesahnya, saya akan selalu hadir saat ia membutuhkan. Dalam hal ini aku tidak menuntut lebih dari Mas Lucas. Aku hanya cukup mendengarkan keluh kesahnya. Terkadang jika saya mulai lelah, jauh dilubuk hati saya berdoa semoga ini segera usai. Jujur, kadang rasa cinta itu kembali muncul, tapi cepat-cepat saya tepis jauh-jauh. Saya tidak ingin dihari kelak akan merasa sangat sakit karena kehilangan dia” perempuan itu bercerita dengan intonasi naik turun.
“Jadi…” Asri tidak melanjutkan kata-katanya
“saya akan mengakhiri semua ini, saya berjanji. Tapi ada satu hal yang saya minta dari anda” sela perempuan itu
“Satu hal ? Apa itu ?” Tanya Asri sambil mengerutkan kening
“Perhatian, hanya itu yang Mas Lucas minta, tidak lebih” jawabnya singkat.

XXX

Malam itu Asri duduk diberanda. Angin menyibak rambutnya. Matanya menatap bintang. Pikirannya melayang. Air mata Asri menetes. Tadi kedua anaknya menangis, mereka bertambah muram. Suaminya juga menangis dan meminta Asri untuk membatalkan perceraian itu, demi anak, dan cinta suaminya yang masih besar.
“Asri…sudah malam” suaminya mendekat. Tak berani duduk, takut istrinya marah lagi. “Nanti masuk angin”.
Asri tidak bergerak, Ia masih saja menatap bintang. Bukankah dulu mereka adalah pasangan ideal yang membuat orang iri bila memandang. Asri cantik dan cerdas, Lucas tampan dan gagah. Apa lagi yang kurang ? apa mungkin ini kesalahanku ?.kata ASri dalam hati.
“Aku minta maaf Asri. Tuhan telah menghukumku. Tapi tolong jangan ceraikan aku…” suara itu begitu lembut, selembut angin yang menerpa wajahnya.
Asri melirik, tiga bulan proses perceraian, cepat benar badan suaminya menyusut. Pipinya cekung, matanya bertambah sayu.
Tiba-tiba Asri berlari kedalam kamar kedua buah hatinya. Asri memeluk kedua anaknya. Ia menangis, menumpahkan segala air matanya. Suaminya mengikuti dari belakang lantas memeluk Asri. Ia juga menangis. Ia benar-benar menyesal.
“Maafkan aku Asri” kata suaminya terisak
“Ini tidak semua salahmu, aku mohon kamu juga memafkanku. Mulai sekarang aku akan banyak meluangkan waktu untuk kalian. Kalau itu masih belum cukup aku akan berhenti bekerja” kata Asri mantab.
Angin malam membuai hatinya. Ternyata ia adalah seorang ibu yang agung dengan kasih sayangnya untuk anak. Ia mencoba memulai kehidupan baru. Ia akan mencoba memafkan dan melupakan peristiwa itu, demi anak.
By Niens
 
Bls: Cerpen : ADA YANG LAIN

begitu menyentuh... keangkuhan seorang istri dan ibu yang egois mengejar karier dan kedudukan,tanpa peduli ada yang slalu menantikannya dirumah pun peraduan mereka.. smga cinta kan tetap menyatukan hati stiap insan yg slalu berfikir
 
Bls: Cerpen : ADA YANG LAIN

segala sesuatunya harus seimbang,,jangan hanya demi mengejar karir..kewajiban yang lain justru dikorbankan...jadikan cerita diatas sebagai sebuah contoh drama kehidupan yang berakhir dengan kehancuran hanya demi mengejar materi kehidupan dunia semata.
 
Back
Top