Mengakhiri Kebiasaan Menunda-nunda

graphe

New member
MENGAKHIRI KEBIASAAN MENUNDA-NUNDA
oleh Jim Rohn

Ketekunan terhadap keberhasilan hampir sama pentingnya dengan bensin
terhadap kegiatan mengendarai mobil. Pasti ada saatnya di mana anda merasa
sedang berputar-putar tapi anda akan selalu dapat keluar dari kesulitan
tersebut dengan ketekunan murni. Tanpa ketekunan, anda bahkan tak akan
mampu menghidupkan mesin.

Lawan kata dari ketekunan adalah menunda-nunda. Ketekunan berarti anda
pantang mundur. Menunda-nunda biasanya anda tak pernah mulai, meskipun
ketidakmampuan menyelesaikan sesuatu juga merupakan satu bentuk dari
menunda-nunda.

Tanyakan kepada orang lain mengapa mereka menunda-nunda dan anda akan
sering mendengar hal-hal semacam ini: "Saya seorang perfectionist. Segala
sesuatu harus sempurna sebelum saya mulai melakukan. Tak ada hambatan, tak
terlalu ribut, tak ada telephone yg mengganggu saya, dan tentu saja saya
harus merasa fisik saya segar juga. Saya tak dapat bekerja waktu saya sakit
kepala."Diujung kebiasaan menunda-nunda - yaitu tak mampu menyelesaikan -
also ada juga alasan perfectionist: "Saya tak pernah puas aja. Saya adalah
kritikus terkejam atas diri saya sendiri. Kalau titik komanya kurang, saya
tak dapat menganggap bahwa Saya telah menyelesaikan. Saya begitu orangnya,
dan barangkali saya tidak akan pernah berubah."

Tahukah anda apa yg sedang terjadi di sini? Cacat sedang diubah menjadi
kualitas. Orang-Orang perfectionist mengatakan bahwa standarnya terlalu
tinggi di dunia ini. Sindrom 'cacat menjadi kualitas' ini merupakan dalih
umum ketika orang diajak bicara mengenai kelemahan-kelemahannya, tapi
diujungnya ada dalih-dalih yg dibuat nampak seperti emas. Dalih tersebut
sebenarnya tak ada hubunganya dengan apa-apa yg ada di balik kebiasaan
menunda-nunda.

Ingatlah, dasar dari kebiasaan menunda-nunda bisa jadi karena takut gagal.
Itulah kenyataan dari perfeksionisme, kalau anda benar-benar mencoba
melihatnya. Apa bedanya baik anda takut kurang sempurna atau takut terhadap
hal-hal lain? Anda masih dilumpuhkan oleh ketakutan. Apa bedanya anda tak
pernah mulai atau tak pernah menyelesaikan? Anda masih macet. Anda masih
tidak beranjak kemana-mana. Anda masih dikuasai oleh tugas apapun yg ada di
depan anda. Anda masih membiarkan diri anda dikuasai oleh visi negatif
tentang masa depan di mana anda dilecehkan, dikritik, dihukum, atau terusir
dari lingkungan. Tentu saja, pandangan negatif ttg masa depan ini
sebenarnya merupakan mekanisme yg menyebabkan anda tidak melakukan apapun.
Itu adalah alat mental yg nyaman sekali.

Saya akan katakan cara mengatasi kebiasaan menunda-nunda. Saya akan
tunjukkan kepada anda cara membalik kebiasaan menunda-nunda menjadi sebuah
ketekunan, dan jika anda melakukan apa yg saya sarankan, prosesnya tidak
akan menyakitkan. Ini melibatkan dua prinsip yg sangat kuat sehingga
medorong produktivitas dan ketekunan, bukan sikap pasif dan menunda-nunda.

Prinsip pertama adalah: Uraikan/Jabarkan.

Tak peduli apa yg hendak anda capai, apakah menulis buku, mendaki gunung,
atau mengecat rumah, kunci dari prestasi adalah kemampuan anda menjabarkan
tugas-tugas menjadi bagian-bagian yg dapat ditangani serta menyelesaikannya
satu persatu. Fokuskan untuk menyelesaikan apa yg ada tepat di depan anda
saat ini. Jangan pedulikan apa-apa yg jauh tak terjangkau. Ganti
pandangan/visi negatif ttg masa depan anda dengan berpikir positif nyata
dan riil. Itulah pertama kali tehnik untuk mengakhiri kebiasaan
menunda-nunda.

Misalkan saya tanya anda apakah anda dapat menulis novel setebal 400
halaman. Jika anda seperti kebanyakan orang, itu kedengarannya seperti
tugas yg mustahil. Namun misalkan saya tanya anda dengan pertanyaan lain.
Katakanlah saya minta agar anda menulis satu seperempat halaman perhari
selama satu tahun. Apakah anda merasa anda mampu melakukannya? Sekarang
tugasnya adalahnampak lebih bisa ditangani. Kita menjabarkan buku setebal
400 halaman itu menjadi bagian-bagian kecil. Meski demikian, saya curiga
banyak orang masih merasa kemungkinan itu tetap menakutkan. Anda tahu
mengapa? Menulis satu seperempat halaman tidak nampak terlalu susah, tapi
anda dipaksa untuk memandang satu tahun penuh. Waktu orang mulai melihat
jauh ke depan, kebanyakan otomatis kembali ke kebiasaan negatif. Oleh
karena itu perkenankan saya rumuskan ide menulis dengan cara lain. Saya
akan uraikan lebih rinci lagi.

Misalkan saya harus menyuruh anda: bisakah anda mengisi satu seperempat
halaman bukan selama setahun, bukan selama sebulan, bukan pula selama
seminggu, hanya untuk hari ini? Jangan melihat lebih jauh dari itu. Saya
yakin kebanyakan orang akan menyatakan mereka mampu menyelesaikannya. Tentu
saja, orang-orang ini adalah yg sama sekali tidak mampu menulis satu buku
penuh.

Jika saya katakan hal yg sama besok kepada orang-orang tsb - jika saya
katakan kepada mereka, saya tak mau anda melihat ke belakang, dan saya tak
ingin anda melihat ke depan, saya hanya mau agar anda mengisi satu
seperempat halaman hari ini saja - apakah anda kira dapat melakukannya?
Satu hari satu kali. Kita semua pernah mendengarnya. Itulah apa yg kita
lakukan di sini. Kita menjabarkan waktu yg diperlukan bagi tugas utama
menjadi bagian-bagian per satu hari, dan kita memerinci pekerjaan-pekerjaan
menulis buku setebal 400 halaman tersebut menjadi bagian-bagian sebanyak
satu seperempat halaman.

Lakukan ini selama satu tahun, dan anda akan menulis satu buku. Disiplinkan
diri anda sendiri untuk tidak melihat ke depan ataupun ke belakang, dan
anda dapat menyelesaikan hal-hal tak pernah anda sangka dapat anda lakukan.
Dan semuanya dimulai dengan kata-kata: uraikan (jabarkan).

Tehnik saya yg kedua untuk mengalahkan kebiasaan menunda-nunda adalah
sepanjang tiga kata juga (Dalam bahasa Inggris, dalam bahasa Indonesia
hanya satu kata -- sasis). Ketiga kata tersebut adalah: write it down
(Catatlah/Tuliskan). Kita tahu betapa pentingnya menulis buat menetapkan
satu tujuan. Tulisan yg akan anda lakukan untuk mengalahkan kebiasaan
menunda-nunda adalah sangat mirip. Sebagai ganti dari memfokuskan diri ke
masa depan, anda hanya akan menuliskan tentang masa sekarang yang anda
alami setiap hari. Sebagai ganti dari penjabaran tentang hal-hal yg ingin
anda lakukan atau tempat- tempat yg ingin anda kunjungi, anda hanya
menjabarkan apa yang sebenarnya anda lakukan terhadap waktu anda, dan anda
akan tetap membuat catatan atas tempat-tempat yg memang anda kunjungi.

Dengan kata lain, anda akan membuat catatan harian kegiatan anda. Dan anda
akan kaget dengan adanya godaan-godaan, penyelewengan, serta banyaknya
waktu yg terbuang sia-sia yg anda pakai selama sehari. Segala hal ini
menghalangi jalan menuju tercapainya tujuan anda. Buat kebanyakan orang,
hal itu seperti terencana begitu saja, dan barangkali secara tidak sadar
memang telah direncanakan. Hal yg luar biasa dari mengisi catatan harian
adalah catatan itu menunjukkan segalanya dengan nyata. Catatan itu memaksa
anda melihat apa yg sebenarnya anda lakukan. . . dan apa-apa yg tidak anda
lakukan.

Catatan harian tidak harus rinci. Beli saja notebook spiral yg dapat anda
bawa dengan mudah di kantong. Jika anda pergi makan siang, ketika anda
berkendara dikota, ketika anda pergi ke dry cleaners, ketika anda
meluangkan waktu di mesin foto kopi, buatlah catatan dg cepat atas waktu
anda mulai dan mengakhiri kegiatan itu. Coba buat catatan itu sesegera
mungkin; jika tidak merasa nyaman untuk melakukannya dg segera/langsung,
anda dapat mengerjakannya nanti. Tapi anda harus membuat masukan dalam
diary anda paling kurang satu buah tiap tiga menit, dan anda harus
melakukan ini paling sedikit selama seminggu.

Uraikan. Tuliskan. Dua tehnik ini benar-benar langsung. Tapi jangan membuat
hal tsb menipu anda: hal-hal ini merupakan tehnik yg sangat kuat serta
tehnik produktivitas yg efektif. Inilah cara anda mengakhiri kebiasaan
menunda-nunda. Inilah cara anda membuat diri anda mulai.

Sukses untuk anda,
Jim Rohn



"The big challenge is to become all that you have the possibility of
becoming. You cannot believe what it does to the human spirit to maximize
your human potential and stretch yourself to the limit."
Jim Rohn
 
menunda adalah penyakit akut manusia. Ntar ... ntar ... ntar .... rasanya sulit banget mengerjakan sesuatu dgn segera. Termasuk bangun pagi hari, kl bukan karena takut telat kerja ga bakal beranjak dari tempat tidur kendati sudah melek sejak subuh
 
ini sifat saya banget, suka menunda nundah dengan harapan untuk mendapatkan kesmpuranaan,, padahal kesempurnaan itu sebaiknya diraih dengan berproses,

misal seprti saya yang mau bikin usaha,, tapi ditunda tunda terus, karena tidak punya ini tidak punya itu , akrhis nya planning berhenti dan tidak jalan, karena menuntut sebuah kesempurnaan, memang sebaiknya segera jalan, nanti kalau ada yang kurang2 bisa diperbaika di jalan untuk bisa meraih kesempurnaah tersebut, perlu dibaca baca lagi ini hehehhe,
 
menyesuaikan sikon.
- tunda keberangkatan pesawat,kapal kalau cuaca kurang bagus, pandangan terbatas kena asap.. tunda belanja ke mall kalo jalan macet banjir.
- tunda perkawinan kalo usia masih dibawah 16 th.
- tunda kehamilan kalo kesehatan saat itu buruk.
- tunda nagih utang barang 1-2 hari. hubungi dulu penghutang punya duit kagak.
- tunda ... banyak lagi coba cari!

- n1 -
 
menunda2 itu suka membuat hidup ga tenang, kalo aj langsung dikerjaan, meskipun hasil pekerjaan itu bagus atau tidak, kan jd tenang krna sudah mengerjakan
 
Tergantung, apa yg mau ditunda..

tunda mandi pagi misalnya. lbh enak ngulet daripada mandi

bangun%252520tidur%252520molet%25255B7%25255D.jpg
 
menyesuaikan sikon.
- tunda keberangkatan pesawat,kapal kalau cuaca kurang bagus, pandangan terbatas kena asap.. tunda belanja ke mall kalo jalan macet banjir.
- tunda perkawinan kalo usia masih dibawah 16 th.
- tunda kehamilan kalo kesehatan saat itu buruk.
- tunda nagih utang barang 1-2 hari. hubungi dulu penghutang punya duit kagak.
- tunda ... banyak lagi coba cari!

- n1 -
masuk akal jg (y)
 
Back
Top