Mimpi menggendong anak Jin

umangvirmaker

New member
Salamun Alaikum...
Semalam ane bermimpi, begini kronologinya:

pertama ada acara pernikahan yang sederhana, saat melewati sebuah taman makam terlihat ada seorang berjubah yang keluar dari salah satu kuburan dan bersama-sama ke acara pernikahan itu. Setelah sampai di acara pernikahan, ternyata yang menikah adalah seorang wanita berbangsa Jin dengan seorang laki-laki dari bangsa manusia (menurut orang berjubah tadi bahwa ane adalah laki-lakinya "audzubillah...") ane kemudian lari namun ada seorang anak laki-laki yang sudah berada di dalam gendongan ane... eh eh eh eh.. tiba-tiba dia bilang di dalam diri ane terdapat 9 Jin... waduh... gimana ya? apa ane harus rukyat...?
Tanggapa positif-konstruktif-sopanif dinantikan... jika ada comment yang rahasia kirimkan ke umang_ternate@in.com,

Thank you before and after...
 
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

Hmmm. . .Kurang lebih sama gw mimpinya. . .Kalo gw mimpi gituan sama bangsa jin. Belum menikah cuma kawin. Pas akhir permainan barulah ia mengaku. . .

Gimana tuh?
 
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

walah... ampun DJ... kamu harus segera mandi junub, kalo nggak bisa lemah syahwat... sumpah....
 
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

kira kira sekarang masih di gendongan kamu gak...

kl masih ada suruh turun dan ajak bermain....
 
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

Ih serius? Itu bisa nyebapin gitu? Gw uda trlalu sering. . .Trus lemah syahwat itu kek gmana sh?
 
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

Mimpi sama Jin...?? hehe ada2 aja. Ati2 tuh ntar Jin'nya gendong kmu kemana mana...!
Yakin mau di Rukyah...??
 
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

Jangan2 mau bilang rukyah palsu??

Siapa yg bilang Ruqyah itu palsu bro...?? Kenyataanya diluar sna banyak yg pake " Terapi " ruqyah sebagai media kesembuhan. Apalagi fenomena Ruqyah dimana mana termasuk sinetron2 di televisi swasta yang mempropagandakan Ruqyah sebagai sarana mengusir Jin sedangkan cara lain salah dan hanya cara
Ruqyah saja yang benar.
Bicara tentang Ruqyah, baik kita kembalikan pada definisi Ruqyah itu sendiri.

"Ruqyah" sendiri yang artinya secara harfiah adalah "mantera" atau "jampi-jampi". Masalahnya, sejak dulu saya tidak percaya pada mantera atau jampi-jampi, dan saya tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari Islam. Adapun doa, jelas berbeda dengan mantera.

Perbedaan mencolok dari makna "doa" dan "mantera" itu sendiri, menurut saya, terletak pada 'otoritas' yang menjamin keberhasilan doa dan mantera tersebut dan konsekuensi yang dihasilkannya. Jika kita menyebut kata "doa", maka jelas otoritas penentunya adalah Tuhan, dan konsekuensinya adalah kita tidak dapat memastikan hasil dari doa tersebut. Segala keputusan ada di tangan Allah SWT. Tidak ada yang bisa mengintervensi-Nya. Allah dapat menolak untuk mengabulkan doa manusia untuk berbagai alasan, dan tidak ada yang bisa mencegah-Nya. Inilah ajaran Islam. Adapun kata "mantera" memberi "kesan" bagaikan sebuah kata sandi, yang jika disebutkan maka pasti akan tercapai tujuannya. Justru kata mantera inilah yang lebih dekat kepada "kesan" sihir dan ilmu hitam.

Sumber : http://akmal.multiply.com/journal/item/173

Saat seseorang "percaya" jin telah berhasil di tarik oleh si Ruqyah .... maka secara otomatis pula muncul "keyakinan" tubuh telah bersih.

Sama seperti penjelasan terdahulu......siapa yang berani menjamin / memvalidasi / mensertifikasi bahwa yang di tarik tersebut adalah benar benar jin atau cuma sekedar "persangkaan" belaka ?

Lalu apa bedanya saat seseorang percaya bahwa seorang Dukun juga berhasil menarik "santet" dsb.

Dari pengalaman kami memberikan terapi (banyak pula yang telah di rukqyah) kebanyakan masalah emosional disebabkan oleh mekanisme sikap yang kebalik balik .... misalnya saat harus ikhlas malah sakit hati / marah ..... saat harus sabar malah merasa gagal dsb., disisi lain adanya mekanisme alami pertahanan tubuh (self defence mechanism) sehingga timbul KONFLIK dalam diri ybs. . Selanjutnya manifestasinya muncul dalam bentuk gejala kecemasan, depresi dan terkadang disertai gejala psikosomatis.

Sumber : alambawahsadar.com/ Isywara Mahendratto
 
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

setau gw soalnya ruqyah sunnah nabi . . . anjurannya . . . pernah denger gw hadisnya

nih dia dapet gw:

Ada yang tahu bagaimana kaitanya dengan hadist Rasulullah berikut ini
> dengan hadist dibawah.
>
> 1. Rusulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Perlihatkan
> kepadaku ruqyah kalian, dan tidak apa-apa melakukan ruqyah selama
> tidak ada unsur syirik" (HR.Muslim).
>
> 2. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam meruqyah dirinya
> sendiri tatkala mau tidur dengan membaca surat al-Ikhlash, al-Falaq
> dan an-Nas lalu beliau tiupkan pada kedua telapak tangannya, kemudian
> beliau usapkan ke seluruh tubuh yang terjangkau oleh kedua tangannya.
> (HR.al-Bukhari).
>
> 3. 'Aisyah radhiyallahu 'anha juga mengatakan, "Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan padaku agar aku minta
> ruqyah dari pengaruh 'ain (mata yang dengki)." (HR.Muslim).
>
> 4. Dari Abu Sa'?d al-Khudhri radhiyallahu 'anhu, Jibril mendatangi
> Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, lalu bertanya, "Wahai Muhammad
> apakah engkau mengeluh rasa sakit?" Beliau menjawab, "Ya!" Kemudian
> Jibril (meruqyahnya), "Bismillahi arq?ka, min kulli syai`in yu`dz?ka,
> min syarri kulli nafsin au 'aini h?sidin, Allahu yasyf?ka, bismillahi
> arq?ka" ("Dengan nama Allah saya meruqyahmu, dari segala hal yang
> menyakitimu, dan dari kejahatan segala jiwa manusia atau mata
> pendengki, semoga Allah menyembuh kanmu, dengan nama Allah saya
> meruqyahmu") (HR.Muslim).
>
> 5. 'Aisyah radhiyallahu 'anha berkata, "Biasanya Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wasallam apabila ada seorang yang mengeluh rasa
> sakit, beliau usap orang tersebut dengan tangan kanannya, kemudian
> berdo'a, "Hilangkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah
> karena Engkaulah sang penyembuh, tiada kesembuhan selain kesembuhan
> dari-Mu, kesembuhan yang tiada meninggalkan penyakit." (HR.Muslim).
>
> 6. Utsman Bin Abil 'Ash radhiyallahu 'anhu datang menemui Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wasallam mengadukan rasa sakit pada tubuhnya yang
> dia rasakan semenjak masuk Islam, kemudian Rasulullah
> shallallahu 'alaihi wasallam berkata, "Letakkanlah tanganmu pada
> tempat yang terasa sakit, kemudian bacalah; "Bismillahi"(dengan
> menyebut nama Allah) tiga kali, dan bacalah; "A'?dzu billahi wa
> qudrotihi min syarri m? ajidu wa uh?dziru"(aku berlindung dengan
> Allah dan dengan qudrat-Nya dari kejahatan yang aku dapati dan yang
> aku hindari) tujuh kali." (HR.Muslim).
>
> Pertanyaan : Apakah minta ruqyah itu diperbolehkan bila kita
> berlandaskan hadist2 diatas? tetapi akan dihisab nantinya oleh Alloh
> berdasarkan hadist Nabi yang diriwayatkan oleh Imran bin Hushain? .
> Mohon penjelasanya bagi yang tahu.
>
> Jazakalloh Khoir
>
>
> --- In assunnah@yahoogroups.com, "Naufal" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > ----- Original Message -----
> > From: "w_suroso" <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: <assunnah@yahoogroups.com>
> > Sent: Tuesday, June 13, 2006 5:02 PM
> > Subject: [assunnah] OOT: Keshahihan Hadits & Biografi Syaikhul
> Islam Ibnu
> > Taimiyah
> >
> > > Assalamu'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh,
> >
> > wa'alaykumussalam warahmatullahi wabarakatuh
> >
> > > Pertama: Saya membaca sebuah hadits yang diriwayatkan oleh 'Imran
> > > bin Hushain, yang menyatakan bahwa seseorang yang minta diruqyah
> > > apabila masuk surga akan dihisab oleh Allah subhanahu wa ta'ala
> > > terlebih dahulu. Haditsnya sebagai berikut:
> > > "Rasulullah sallallahu 'alaihi wassalam bersabda, 'Dari ummatku
> ada
> > > tujuh puluh ribu orang yang masuk surga tanpa dihisab.' Para
> sahabat
> > > bertanya, 'Siapa saja mereka, wahai Rasulullah?' Beliau
> > > menjawab, 'Mereka adalah orang-orang yang tidak minta diruqyah dan
> > > tidak ber'tathayur dan tidak melakukan kay, tetapi kepada Tuhanlah
> > > (Allah) mereka bertawakkal.' " (H.R. Bukhari dan Muslim)
> > >
> > > Tathayur adalah menentukan nasib dengan burung (binatang)
> sedangkan
> > > kay adalah mengobati penyakit dengan menempelkan besi panas ke
> tubuh
> > > pasien.
> > >
> > > Mohon bantuan saudara-saudara saya pada milis ini untuk memberi
> > > penjelasan kepada saya sebagai berikut:
> > > (1) Apakah hadits di atas shahih?
> >
> > Hadits tsb diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim maka hadits tsb
> adalah
> > SHAHIH
> >
> > > (2) Apakah yang dimaksudkan dengan ruqyah di atas hanya yang
> > > syirkiyyah ataukah mencakup juga yang syar'iyyah?
> >
> > Ruqyah yg disebutkan hadits tsb adalah umum, termasuk ruqyah
> > syar'iyah --apalagi ruqyah yg tidak syar'i / syirkiyyah--. Hal itu
> > sebagaimana yang dipahami oleh Said bin Jubair ketika Hushain bin
> > 'Abdurrahman menceritakan kpdnya bahwa dia (Hushain) meminta di
> ruqyah.
> > Kemudian mendengar hal itu Said bin Jubair menyebutkan kpd Hushain
> mengenai
> > hadits dari Ibnu Abbas radhiyallahu`anhuma tentang 70ribu orang yg
> masuk
> > surga tanpa hisab.
> > Berarti "ruqyah" pada hadits Ibnu Abbas tsb termasuk juga "ruqyah"
> syar'iyah
> > karena Said bin Jubair tentu mengetahui bahwa Hushain bin
> Abdurrahman tidak
> > mungkin meminta diruqyah dgn ruqyah yg tidak sesuai syariat.
> > Wallahu A'lam
>
> .... deleted
>
> > > Semoga Allah subhanahu wa ta'ala senantiasa memberi kekuatan dan
> > > petunjuk kepada para ahli ilmu dan penuntut ilmu yang berusaha
> teguh
> > > meniti jalan yang benar ini.
> > >
> > > Jazakumullah khairan katsiran.
> > >
> > > Wassalamu'alaikum warahmatullah wabarakatuh,
> > > Abu Farhan
>

Sori copaste . . . silahkan acak2 sendiri biling mau abis

itu mailing list . . . dan banyak yang nyatain dari bukhari atau muslim . . . selanjutnya terserah anda

sumber: http://www.mail-archive.com/assunnah@yahoogroups.com/msg09523.html
 
Last edited:
Bls: Mimpi menggendong anak Jin

"Ruqyah" sendiri yang artinya secara harfiah adalah "mantera" atau "jampi-jampi". Masalahnya, sejak dulu saya tidak percaya pada mantera atau jampi-jampi, dan saya tidak pernah menganggapnya sebagai bagian dari Islam. Adapun doa, jelas berbeda dengan mantera.

kalau harfiah sih, gw takut kalau sama orang inggris ketika mereka bilang Hangout. . .
Kalau sesuai yang dirapalkan, menurut gw juga artinya mantra. Coba cari harfiahnya mantra. Mantra adalah, sesuatu yang dibacakan dengan tujuan tertentu. . .So? Jangan kejebak antara hal yang baik dan salah. Seperti streotype tentang mantra adalah negatif. Karena yang baik dan salah banyak juga dari aturan manusia sndri, lebih baiknya kita terbuka dan mendengerkan
kata si penjahat dan si baik sesuai pemahaman kita sendiri tentang siapa penjahat dan si baik. . .

Nah, bagaimana perbedaan dengan doa? Menurut gw itu, doa adalah meminta hal yang baik. Misalnya, ketika kita diperlakukan jahat oleh manusia lain maka kita mendoakan agar ia cepat disadarkan akan perbuatannya. Sedangkan mantra (ruqyah) sendiri, adalah meminta dengan doa karena ketidak kuasaan kita berhadapan dengan hal yang brbeda dimensi. Sehingga diucapkan kalimat2 tertentu agar sah kalau kita niat atas namaNYA. Seperti materai kalo dalam sistem kita manusia. (Lah, dalam surat pembukaan dan dalam setiap doa dan kegiatan selalu diperingatkan, bismillahirahmanirrahim?!)


Perbedaan mencolok dari makna "doa" dan "mantera" itu sendiri, menurut saya, terletak pada 'otoritas' yang menjamin keberhasilan doa dan mantera tersebut dan konsekuensi yang dihasilkannya. Jika kita menyebut kata "doa", maka jelas otoritas penentunya adalah Tuhan, dan konsekuensinya adalah kita tidak dapat memastikan hasil dari doa tersebut. Segala keputusan ada di tangan Allah SWT. Tidak ada yang bisa mengintervensi-Nya. Allah dapat menolak untuk mengabulkan doa manusia untuk berbagai alasan, dan tidak ada yang bisa mencegah-Nya. Inilah ajaran Islam.

itulah intinya . . . jangan syirik kepada ruqyah. Artinya, jangan percaya ruqyah yang mengabulkan . . . maka itu syirik

Saat seseorang "percaya" jin telah berhasil di tarik oleh si Ruqyah .... maka secara otomatis pula muncul "keyakinan" tubuh telah bersih.

Sama seperti penjelasan terdahulu......siapa yang berani menjamin / memvalidasi / mensertifikasi bahwa yang di tarik tersebut adalah benar benar jin atau cuma sekedar "persangkaan" belaka ?

Lalu apa bedanya saat seseorang percaya bahwa seorang Dukun juga berhasil menarik "santet" dsb.

bagaimana kalau keduanya ada? itu yang berputer2 di otak gw . . . ada orang yang sangat parno sekali, ada juga orang yang benar-benar butuh di ruqyah. Bisa jadi, ketika awal pengalamanya sungguh terjadi, dan yang kedua hanya lebay parno. . .Atau . . . Kejadian pertama dan kedua benar2 terjadi. . .Atau . . . Kedua kejadian sesuai definisi abang. Yang jelas, ketika seseorang mrasa terbebani jin, maka di sunahkan untuk ruqyah kalao sesuai sumber saia.

Dari pengalaman kami memberikan terapi (banyak pula yang telah di rukqyah) kebanyakan masalah emosional disebabkan oleh mekanisme sikap yang kebalik balik .... misalnya saat harus ikhlas malah sakit hati / marah ..... saat harus sabar malah merasa gagal dsb., disisi lain adanya mekanisme alami pertahanan tubuh (self defence mechanism) sehingga timbul KONFLIK dalam diri ybs. . Selanjutnya manifestasinya muncul dalam bentuk gejala kecemasan, depresi dan terkadang disertai gejala psikosomatis.

Gw juga percaya ada hal seperti ini juga . . . a.k.a orang lebay yang parno :)
kasus lebay yang parno adalah kasus primitif, misalnya kasus walk dead corpse yang terlalu percaya kalau ia benar2 udah mati ampe2 hidupnya kacau krena slalu ngebayangin di gerogoti belatung. Mangkanya gw percaya kalau jenis "slalu kesurupan jin" juga ada sesuai definisimu. . .Gitu. . . :)

nih pandangan laen gw: bgaimana jika ternyata hal cara masukan psikologis seperti cara yang sumber anda lakukan kepada clientnya itu juga ampuh kepada orang2 yang seharusnya di ruqyah? Karena Tuhan sndri mengatakan kita di bekali akal pikiran sebagai senjata melawan godaan syetan. Terus gw coba plajari mitologi2 yang ada dari sejarah manusia. Lihat bagaimana para ciptaan dewa yang agung, seperti para raksasa di seluruh crita mitologi, di hukum dengan pemusnahan masal. Kita bisa petik dari cerita mereka, kalau mereka terlalu kepedean dengan kekuatannya dan terus meningkatkannya hingga akhirnya lupa dan mensyukuri karena dewa2 mereka yang memberi mereka hidup, terus mereka berontak kepada para dewa. Nah, melalui cerita ini sama persis dengan manusia! Gw juga yakin, dengan akal dan pikiran manusia kita bisa menjawab segalanya, bahkan hal gaib sekalipun. Tapi, untuk apa jika itu cuma membuat kita terlalu tinggi hingga gak bisa melihat kebawah? Itu yang gw pelajari dari kisah mitos2 dunia yang gw rasa mamfaat dari mempelajari kisahnya. Semoga gw gag gitu2 amat sama yang ada disini semuanya.
 
Last edited:
Back
Top