graphe
New member
Ia berkata kepada mereka: "Karena kamu kurang percaya. Sebab Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, --maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu. (Matius17:20)
Saat kita membaca ayat diatas maka yang ada dalam pikiran kita yaitu iman yang dahsyat berdasarkan pada ukuran besar kecilnya iman tersebut. Sebenarnya iman adalah sesuatu yang ditanam, disiram, dipupuk dan mengalami pertumbuhan. Pada Matius 17 ayat 20, Tuhan Yesus sedang mengajarkan kepada kita mengenai prinsip pertumbuhan iman. Biji sesawi bila dilihat dari ukuran fisiknya merupakan suatu benih yang sangat kecil seperti pasir. Benih sesawi itu bila ditanamkan dan disiram dengan baik maka suatu saat akan tumbuh menjadi pohon raksasa. Bila besar kecilnya iman menjadi tolak ukur maka orang yang memiliki iman yang besar, hanyalah mereka yang suka datang pada KKR dan mendengarkan kaset-kaset khotbah saja. Yang dimaksud dengan biji itu sebenarnya adalah Tuhan Yesus sendiri yang telah mati bagi kita dan hanya didalam Tuhan Yesus saja maka kita bisa melakukan banyak perkara-perkara yang luar biasa.
Iblis juga tidak mau kalah maka ia meniru cara Tuhan Yesus dalam menumbuhkan iman dengan beberapa strategi untuk membunuh iman kita, yaitu :
Strategi pertama, Membuat keadaan kita lebih berat daripada sebelumnya. Pekerjaan orang-orang ini harus diperberat, sehingga mereka terikat kepada pekerjaannya dan jangan mempedulikan perkataan dusta. (Keluaran 5:9). Begitu kita mengikut Tuhan Yesus, kondisi keuangan kita semakin terpuruk dan bukannya menjadi lebih diberkati, keadaan rumah tangga yang kacau balau, keadaan semakin memburuk sehingga kita menjadi begitu depresi dan putus asa. Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu. (Keluaran 6:8) Ingatlah bahwa saat kita mengalami situasi yang paling buruk maka masa pemulihan akan segera datang. Kegelapan malam yang pekat adalah beberapa detik sebelum munculnya fajar. Bila kita sedang berada pada masa-masa ini, ambillah banyak waktu untuk berdoa dan jangan pernah membiarkan iman percaya kita menjadi mati. Kesetiaan adalah kunci untuk bisa terus mempertahankan iman kita agar tetap bertumbuh. Setia dalam melayani Tuhan, setia membaca Firman dan beribadah kepada Tuhan.
Strategi kedua, Iblis juga akan mendemontrasikan mujizat. Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir. (Keluaran 8:7) Banyak orang akan dibuat percaya bahwa dukun/paranormal juga sakti. Orang-orang yang mengalami mujizat dengan iblis akan dibuat semakin dekat dengan iblis. Iblis akan membuat orang tersebut untuk terus mencari kekuatan dari kuasa kegelapan. Tetapi bagi mereka yang mengalami pengalaman pribadi dengan Tuhan maka ia akan semakin dekat dengan Tuhan. Ingatlah bahwa dengan siapa kita percaya maka kita akan semakin dekat pribadi tersebut. Kuasa kegelapan tidak pernah membawa kekekalan bagi kita dan justru menjerat kita menjadi semakin jauh dari kebenaran.
Strategi ketiga, Melayani Tuhan tetapi tetap tinggal di Mesir.
Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini." (Keluaran 8:25) Iblis tidak takut pada mereka yang rajin melayani Tuhan selama ia masih bisa membuat kita untuk tidak melepaskan masa lalu kita. Mesir menggambarkan akan masa lalu kita sebelum mengenal Tuhan, gaya hidup dunia dan tetap tinggal dalam dosa. Misalnya dulu kita suka merokok dan akan sangat sulit bagi kita untuk melepaskannya selama kita masih mencintai rokok. Tetapi saat kita mulai membencinya maka akan dengan mudah bagi ktia untuk melepaskan ikatan merokok tersebut. Bangsa Israel pada saat itu sudah keluar dari tanah Mesir dan berada dipasang gurun tetapi hati dan pikiran mereka masih merindukan keadaan Mesir. Itu sebabnya mereka membuat patung lembu emas. Di Mesir lembu merupakan binatang yang di kramatkan dan dianggap suci. Iblis paling takut bila kita melayani Tuhan dan mengambil keputusan untuk tinggal jauh-jauh dari Mesir. Mesir merupakan salah satu hal yang akan dengan mudah membunuh iman kita.
Strategi keempat, Cadangan yang kita sediakan. Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: "Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu." (Keluaran 10:24) Banyak orang pada saat mengikut Yesus tetapi masih menyisakan sesuatu dimasa lalunya, yang dipakai sebagai cadangan untuk kembali kesana. Firaun memperbolehkan bangsa Israel untuk beribadah tetapi mereka harus meninggalkan semua ternak mereka dengan harapan mereka akan segera kembali ke Mesir. Petrus sekalipun dengan begitu radikal mengikut Yesus tetapi ia masih menyimpan cadangan (perahu nelayan) bila sewaktu-waktu keadaan berubah. Pada waktu Tuhan Yesus disalibkan maka dengan mudah Petrus segera kembali pada pekerjaannya yang lama yaitu kembali menjadi nelayan. Jika kita ingin benar-benar mengikut Yesus maka kita harus membuang semua cadangan kita supaya kita tidak lagi mudah untuk kembali pada masa lalu kita. Seorang wanita pelacur yang telah memecahkan buli-buli minyak narwastu telah dengan rela membuang semua persediaannya dimasa depan karena kasihnya kepada Tuhan. Padahal pada masa itu orang-orang akan menyimpan minyak narwastu yang begitu mahal harganya untuk persediaan di masa tua mereka.
Saat kita membaca ayat diatas maka yang ada dalam pikiran kita yaitu iman yang dahsyat berdasarkan pada ukuran besar kecilnya iman tersebut. Sebenarnya iman adalah sesuatu yang ditanam, disiram, dipupuk dan mengalami pertumbuhan. Pada Matius 17 ayat 20, Tuhan Yesus sedang mengajarkan kepada kita mengenai prinsip pertumbuhan iman. Biji sesawi bila dilihat dari ukuran fisiknya merupakan suatu benih yang sangat kecil seperti pasir. Benih sesawi itu bila ditanamkan dan disiram dengan baik maka suatu saat akan tumbuh menjadi pohon raksasa. Bila besar kecilnya iman menjadi tolak ukur maka orang yang memiliki iman yang besar, hanyalah mereka yang suka datang pada KKR dan mendengarkan kaset-kaset khotbah saja. Yang dimaksud dengan biji itu sebenarnya adalah Tuhan Yesus sendiri yang telah mati bagi kita dan hanya didalam Tuhan Yesus saja maka kita bisa melakukan banyak perkara-perkara yang luar biasa.
Iblis juga tidak mau kalah maka ia meniru cara Tuhan Yesus dalam menumbuhkan iman dengan beberapa strategi untuk membunuh iman kita, yaitu :
Strategi pertama, Membuat keadaan kita lebih berat daripada sebelumnya. Pekerjaan orang-orang ini harus diperberat, sehingga mereka terikat kepada pekerjaannya dan jangan mempedulikan perkataan dusta. (Keluaran 5:9). Begitu kita mengikut Tuhan Yesus, kondisi keuangan kita semakin terpuruk dan bukannya menjadi lebih diberkati, keadaan rumah tangga yang kacau balau, keadaan semakin memburuk sehingga kita menjadi begitu depresi dan putus asa. Lalu Musa mengatakan demikian kepada orang Israel, tetapi mereka tidak mendengarkan Musa karena mereka putus asa dan karena perbudakan yang berat itu. (Keluaran 6:8) Ingatlah bahwa saat kita mengalami situasi yang paling buruk maka masa pemulihan akan segera datang. Kegelapan malam yang pekat adalah beberapa detik sebelum munculnya fajar. Bila kita sedang berada pada masa-masa ini, ambillah banyak waktu untuk berdoa dan jangan pernah membiarkan iman percaya kita menjadi mati. Kesetiaan adalah kunci untuk bisa terus mempertahankan iman kita agar tetap bertumbuh. Setia dalam melayani Tuhan, setia membaca Firman dan beribadah kepada Tuhan.
Strategi kedua, Iblis juga akan mendemontrasikan mujizat. Tetapi para ahli itupun membuat yang demikian juga dengan ilmu-ilmu mantera mereka, sehingga mereka membuat katak-katak bermunculan meliputi tanah Mesir. (Keluaran 8:7) Banyak orang akan dibuat percaya bahwa dukun/paranormal juga sakti. Orang-orang yang mengalami mujizat dengan iblis akan dibuat semakin dekat dengan iblis. Iblis akan membuat orang tersebut untuk terus mencari kekuatan dari kuasa kegelapan. Tetapi bagi mereka yang mengalami pengalaman pribadi dengan Tuhan maka ia akan semakin dekat dengan Tuhan. Ingatlah bahwa dengan siapa kita percaya maka kita akan semakin dekat pribadi tersebut. Kuasa kegelapan tidak pernah membawa kekekalan bagi kita dan justru menjerat kita menjadi semakin jauh dari kebenaran.
Strategi ketiga, Melayani Tuhan tetapi tetap tinggal di Mesir.
Lalu Firaun memanggil Musa dan Harun serta berkata: "Pergilah, persembahkanlah korban kepada Allahmu di negeri ini." (Keluaran 8:25) Iblis tidak takut pada mereka yang rajin melayani Tuhan selama ia masih bisa membuat kita untuk tidak melepaskan masa lalu kita. Mesir menggambarkan akan masa lalu kita sebelum mengenal Tuhan, gaya hidup dunia dan tetap tinggal dalam dosa. Misalnya dulu kita suka merokok dan akan sangat sulit bagi kita untuk melepaskannya selama kita masih mencintai rokok. Tetapi saat kita mulai membencinya maka akan dengan mudah bagi ktia untuk melepaskan ikatan merokok tersebut. Bangsa Israel pada saat itu sudah keluar dari tanah Mesir dan berada dipasang gurun tetapi hati dan pikiran mereka masih merindukan keadaan Mesir. Itu sebabnya mereka membuat patung lembu emas. Di Mesir lembu merupakan binatang yang di kramatkan dan dianggap suci. Iblis paling takut bila kita melayani Tuhan dan mengambil keputusan untuk tinggal jauh-jauh dari Mesir. Mesir merupakan salah satu hal yang akan dengan mudah membunuh iman kita.
Strategi keempat, Cadangan yang kita sediakan. Lalu Firaun memanggil Musa serta berkata: "Pergilah, beribadahlah kepada TUHAN, hanya kambing dombamu dan lembu sapimu harus ditinggalkan, juga anak-anakmu boleh turut beserta kamu." (Keluaran 10:24) Banyak orang pada saat mengikut Yesus tetapi masih menyisakan sesuatu dimasa lalunya, yang dipakai sebagai cadangan untuk kembali kesana. Firaun memperbolehkan bangsa Israel untuk beribadah tetapi mereka harus meninggalkan semua ternak mereka dengan harapan mereka akan segera kembali ke Mesir. Petrus sekalipun dengan begitu radikal mengikut Yesus tetapi ia masih menyimpan cadangan (perahu nelayan) bila sewaktu-waktu keadaan berubah. Pada waktu Tuhan Yesus disalibkan maka dengan mudah Petrus segera kembali pada pekerjaannya yang lama yaitu kembali menjadi nelayan. Jika kita ingin benar-benar mengikut Yesus maka kita harus membuang semua cadangan kita supaya kita tidak lagi mudah untuk kembali pada masa lalu kita. Seorang wanita pelacur yang telah memecahkan buli-buli minyak narwastu telah dengan rela membuang semua persediaannya dimasa depan karena kasihnya kepada Tuhan. Padahal pada masa itu orang-orang akan menyimpan minyak narwastu yang begitu mahal harganya untuk persediaan di masa tua mereka.