Info Buah-buahan

nurcahyo

New member
Alpukat
(Avocado (Ingg.), Persea americana (Latin))

Deskripsi:

*

Famili Lauraceae. Kultivar Alpukat yang tersebar di Indonesia di antaranya adalah Alpukat ijo, panjang, ijo bundar, merah panjang, merah bundar dan fuerte.
*

Varietas Alpukat unggul memiliki beberapa ciri khas, di antaranya adalah produksi yang tinggi dan teratur, buah yang seragam dan berbentuk oval atau pyriform (bentuk seperti bola). Adapun yang tergolong dalam varietas unggul adalah Alpukat ijo bundar dan ijo panjang.

Syarat Tumbuh:

*

Curah hujan antara 1500-3000 mm per tahun dan dapat dipanen pada umur 7-10 tahun (Setiadi, 1997). Alpukat paling cocok jika ditanam pada ketinggian 200-1000 meter dpl, karena pada ketinggian tersebut akan dihasilkan buah yang lebat.
*

Walaupun tanaman ini dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, tetapi ada syarat yang harus dipenuhi yaitu tanah yang tidak kedap air dan berdrainase baik dengan pH 5-7. Hal ini disebabkan karena perakaran tanaman Alpukat yang miskin dan kurang baik sehingga sangat peka terhadap kelebihan atau kekurangan air tanah.

Pembibitan:

*

Benih segar Alpukat berkecambah dalam waktu 3 minggu setelah disemai pada suhu siang 25? C dan suhu malam 15? C, mula-mula akan muncul calon akar. Kemudian pertumbuhan memanjang terjadi kurang-lebih secara serempak. Baik suhu maupun beban buah akan mempengaruhi munculnya daun secara serrempak dan pohon yang biasa berbuah di daerah subtropik pada umumnya menghasilkan dua kali munculnya daun secara serempak, yaitu pada musim semi dan musim penghujan.

Budidaya:

*

Sebelum penanaman dilakukan pemupukan dengan 10 liter pupuk serasah dan 300 gr fosfor dikubur sedalam 10 cm dibakal lubang tanam. Jarak tanam bervariasi dari 6-12 cm dalam bentuk segi empat (280-690 pohon/Ha). Jarak yang rapat menambah hasil dalam 6-8 tahun pertama, tetapi setelah itu diperlukan pemindahan pohon. Alpukat sangat tidak responsif terhadap pemangkasan, dan pola tanam itu sebaiknya memungkinkan dilakukan penjarangan untuk memberikan ruang gerak tanaman tumbuh sepenuhnya (misalnya 9m x 6m, yang kemudian diperpanjang menjadi 12m x 9m).

Panen:

*

Matangnya buah dikira-kira dari kemampuan buah untuk menjadi lunak dan enak dimakan tanpa mengkerut atau rusaknya daging buah setelah dipetik dari pohon. Pemetikan dilakukan melalui tangan dengan memasukkan buah didalam keranjang pengumpul, atau dengan galah pemetik yang berujung kait dilengkapi dengan kantong pengumpul, dianjurkan uuntuk dilaksanakan. Setelah pemetikan, buah sebaiknya dilindungi dari sinar matahari langsung untuk mencegah timbulnya panas yang terbawa dari lapangan.

Pasca Panen:

*

Penanganan pasca panennya yaitu dengan menyikat buah secara hati-hati untuk menghilangkan sisa bunga, kutu perisai dan bekas-bekas fungisida dari lapangan, menjadikan buah berkilauan dan menarik.
*

Buah peringkat pertama dipasarkan melalui pengepakan dengan tangan ke dalam kotak karton berlapis tunggal atau dobel yang isinya 4-10 kg berat bersih. Penanganan pasca panen di negara -negara Asia Tenggara tidak begitu canggih, mengingat penyimpanan dalam suhu dingin jarang dilakukan dan buah-buah itu diangkut ke pasar-pasar lokal dalam keranjang atau peti terbuka.
 
Apel

Apel
(Apple (Ingg.), Malus sylvestris (Latin))

Masa berbuah pada apel tidak mengenal musim. Untuk merangsang pembungaan pada apel, dilakukan perompesan pada daun dan pelengkungan pada cabang-cabang dengan cara diikat dengan tali.
 
Durian

Durian
(Durian (Ingg.), Durio zibethinus Murr. (Latin))

Asal:

Asia Tenggara, terutama Malaysia dan Indonesia. Namun pengembangan durian unggul saat ini ada di Thailand.

Deskripsi:

Pohon kayu besar dapat mencapai ketinggian 30 m. Dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga 800 m dpl dengan tipe iklim basah (curah hujan 1500-2500 per tahun). Tanaman dari biji mulai berbunga pada umur 8-15 tahun, sedangkan dari hasil okulasi pada umur 5-7 tahun. Buah matang dipanen pohon pada umur 4-5 bulan setelah bunga mekar.

Durian varietas unggul di Indonesia adalah Otong (Monthong), Kani (Chanee), Sukun, Petruk, Sunan, Sitokong, Simas, Sidodol, Sijapang, Sihijau, Perwira, Bokor dan Siriwig. Otong dan Kani merupakan durian introduksi dari Thailand, sedangkan Sitokong merupakan varietas asli Indonesia. Musim panen antara bulan Oktober hingga Februari.

Budidaya:

*

Sebagai batang bawah digunakan tanaman yang berasal dari biji yang telah berumur 4-8 bulan
*

Meski tanaman durain relatif tahan naungan sebaiknya lokasi penanamannya terbuka
*

Setelah penyerbukan dan terbentuk pentil buah, sebaiknya segera dibungkus untuk mencegah serangan penggerek buah.
*

Untuk mencegah buah matang jatuh ke tanah, sebaiknya buah diikat dengan tali rafia ke cabang terdekat.

Hama dan Penyakit:

Hama utama durian adalah penggerek buah dan batang (lubang pada batang sebaiknya disumbat dengan ter/kapas atau kapas yang telah dicelupkan ke insektisida). Hama lain yang mengganggu adalah kutu daun (kuning) dan kutu kapas (putih). Penyakit yang mengganggu durian adalah penyakit busuk leher batang, penyakit busuk batang dan busuk bergetah.

Panen:

Ciri buah yang telah tua adalah bila diketuk menghasilkan suara yang nyaring. Hasil panen 10-200 buah per pohon dengan berat 1.5 - 5 kg per buah (tergantung varietasnya).
 
Kelengkeng

Kelengkeng
(Longan (Ingg.), Euphoria longana (latin))

Asal:

Berasal dari Sri lanka, India, Birma dan Cina. Jenis-jenis kelenkeng liar banyak ditemukan di Kalimantan Timur degan nama buku, ihaw, medaru, kakus atau mata kucing. Tanaman ini mirip dengan leci yang tumbuh di dataran tinggi. Di Indonesia, kelengkeng terdapat di Temanggung, Magelang, sedangakn leci di terdapat di Bali.

Deskripsi:

Famili Sapindaceae. Tinggi tanaman dapat mencapai 40 m. Lebih cocok ditanam di dataran rendah (300-900 m dpl), tipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari 4 bulan. Suhu malam dingin selama musim kemarau (15 o - 20 o C) mendorong tanaman berbunga. Ada tanaman yang berbunga sempurna maupun hanya berbunga betina atau jantan saja. Tanaman kelengkeng berbunga setahun sekali, biasanya pada bulan Agustus-Oktober dan buah dapat dipanen 4 bulan setelah bunga mekar. Buah kelengkeng berbentuk bulat besar, kulit hijau kasar ketika masih muda dan kuning kecoklatan setelah tua serta tidak berbulu. Daging buah bening berair, dengan rasa manis dan aroma yang khas.

Karakteristik Beberapa Varietas Kelengkeng:
Karakter Buah Varietas
Lumut Batu Kopyor
Warna kulit buah matang agak gelap cerah agak cerah
Daging buah tipis tebal kurang tebal
Sifat daging buah lengket ngelotok ngelotok
Rasa kurang manis manis segar manis
Aroma langu agak harum kurang harum
Biji besar kecil agak besar

Budidaya:

*

Bibit sebaiiknya berasal perbanyakan vegetatif (cangkok dan okulasi). Tanaman dari biji baru mulai berbuah lebih dari umur 7 tahun
*

Jarak tanam agak lebar (8 x 8 m) karena ukuran tajuknya yang lebar
*

Pemeliharaan yang penting adalah pemangkasan cabang negatif agar sinar matahari dapat masuk merata ke tajuk tanaman.

Hama dan Penyakit:

*

Hama yang biasanya menyerang adalah serangga pengisap buah. Sedngakan penyakit yang sering menyerang di musim penghujan adalah Mildew (seperti yang menyerang buah rambutan).

Panen:

*

Tanaman mulai berbunga pada umur 5-6 tahun (Juli-Oktober). Buah matang 5 bulan setelah bunga mekar.
*

Ciri-ciri buah matang adalah warna kulit buah coklat gelap, licin dan mengeluarkan aroma.
*

Produksi buah rata-rata 300-600 kg per pohon.
 
Mangga

Mangga
(Mango (Ingg.), Mangifera indica L. (Latin))

Deskripsi

*

Tanaman mangga tumbuh dan berproduksi optimal pada daerah dengan ketinggian 0-500 m dpl dengan suhu harian 26 o - 28 o C. Apabila suhu udara di atas 42 o C akan merusak tanaman. Curah hujan optimal 1000-2500 mm per tahun. Pembungaan pada tanaman mangga memerlukan musim kemarau yang jelas, bulan kering 4- 6 bulan (curah hujan per bulan kurang dari 60 mm), dengan jumlah bulan basah kurang dari 7 bulan (curah hujan per bulan lebih dari 100 mm), musim hujan di luar musim berbunga. Daerah ini termasuk tipe C, D, dan E menurut klasifikasi Schmid dan Ferguson.
*

Dari potensi produksi 120 kg/pohon, tanaman mangga di Indonesia hanya menghasilkan 40 kg/pohon. Produktivitas per tahun beberapa mangga unggul antara lain mangga Golek-31 sebesar 52,3 kg/pohon, mangga Manalagi-69 sebesar 36,5 kg/pohon dan mangga Arumanis-143 sebesar 54,7 kg/pohon.
*

Musim panen mangga berlangsung dari bulan Agustus sampai Desember. Musim panen mangga terjadi seragam di Jawa dan Bali. Pada bulan November terjadi panen raya mangga. Harga buah mangga cenderung menurun setelah panen raya. Hal ini disebabkan preferensi konsumen beralih ke jenis buah-buahan yang lain. Harga mangga akan menaik lagi menjelang panen bersamaan menaiknya preferensi konsumen. Pembungaan di luar musim menjadi kurang ekonomis bila belum didapatkan pemasaran yang memerlukan suplai kontinyu.
*

Untuk menghasilkan buah mangga yang berproduksi tinggi dengan kualitas yang baik serta pelaksanaan penanganan pasca panen dan pemasarannya dilakukan hal-hal sebagi berikut :

Budidaya

*

Bibit yang digunakan adalah bibit yang sehat dengan tinggi sekitar 50 cm (berusia 6-8 bulan). Bibit ditanam pada lubang tanam berukuran 60 x 60 x 60 cm dengan jarak tanam 5 m x 5 m. Setelah tanaman mencapai tinggi 1 m batang utama dipangkas dengan menyisakan tanaman setinggi 80 cm dari permukaan tanah. Tunas yang muncul dipelihara 3-4 buah yang baik (sudut 90 ? 120 o) untuk menghasilkan cabang primer. Pemangkasan kedua dilakukan 3-6 bulan setelah pemangkasan pertama/tinggi tunas mencapai 1 m seperti pemangkasan kedua untuk menghasilkan cabang sekunder. Begitu selanjutnya hingga pemangkasan ketiga untuk menghasilkan cabang tersier sehingga diperoleh pola percabangan 1-3-9-27. Produksi buah mangga dimulai dari percabangan tersier.
*

Pembungaan di luar musim bisa dilakukan dengan menggunakan zat pengatur tumbuh seperti KNO3, CEPA, dan Paklobutrazol. Namun seringkali pembungaan di luar musim ini menghasilkan buah dengan mutu rendah.
*

Buah yang terbentuk, setelah berumur 30 ? 40 hari dibungkus dengan kertas setelah sebelumnya disemprot dengan pestisida.
*

Tanaman yang ukuran tajuknya melebar luas dan tinggi dipangkas berat hingga ukuran tajuk 1,75 m dengan tinggi 3 m. Ukuran tajuk pohon sangat penting karena akan mempengaruhi kemudahan pemeliharaan serta pemanenan buah. Tanaman yang tua juga dipangkas berat sehingga tinggal tersisa tunggulnya saja setinggi 1-1,5 m. Pemangkasan seperti ini bertujuan untuk meremajakan pohon sehingga tidak perlu dilakukan pembongkaran tanaman.

Pemanenan

*

Pemanenan buah mangga dilakukan ketika telah memenuhi ciri-ciri buah mangga yang matang, yaitu :
o

Adanya lapisan lilin buah
o

Bentuk buah sudah padat penuh terutama pada bagian ujung
o

Bila buah diketuk menghasilkan nada tingi
o

Buah akan tenggelam bila dimasukkan ke dalam air
o

Tangkai buah kering
*

Pemanenan sebaiknya dilakukan pada pagi hari pada jam 07.00 ? 09.00 atau pada sore hari jam 16.00 karena produksi getah rendah.

Pencucian

*

Buah mangga yang telah dipanen dicuci untuk menghilangkan kotoran-kotoran yang menempel terutama sisa-sisa getah yang menenempel di kulit buah. Pemakaian pestisida (benomyl) pada saat pencucian dilakukan untuk mencegah serangan hama dan penyakit pasca panen. Pencucian dilakukan dengan cara ?hot water dip?, yaitu pertama buah di cuci dengan air dingin lalu direndam dalam air panas.

Sortasi dan Grading

*

Sortasi dan grading dilakukan untuk memperoleh buah dengan ukuran, tingkat kematangan dan kualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk memisahkan buah yang layak jual dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang seragam bentuk, warna, ukuran dan kematangannya sedangkan grading dilakukan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar, sedang, kecil atau sangat kecil).
*

Sortasi dan grading sangat penting untuk dilakukan agar buah yang dipasarkan terjaga mutunya. Buah yang rusak akan mempercepat kerusakan buah yang lainnya dalam kemasan. Buah yang tidak lolos sortasi karena kulit buah yang tidak mulus atau buah yang salah bentuk masih dapat dijual ke pasar-pasar tradisional ataupun di jual dalam bentuk kupasan (slice).
*

Kriteria Spesifikasi Grading Buah Mangga di Indonesia Menurut Jenis/Ukuran

Varietas


Besar

(g)


Sedang

(g)


Kecil

(g)


Sangat Kecil (g)

Arumanis


> 400


350 ? 400


300 ? 349


250 ? 299

Golek


> 500


450 ? 500


400 ? 449


350 ? 399

Gedong


> 250


200 ? 250


150 ? 149


100 ? 149

Manalagi


> 400


350 ? 400


300 ? 349


250 ? 299

*

Untuk keperluan ekspor terdapat klasifikasi grading tersendiri untuk buah mangga. Buah mangga dibagi menjadi tiga kelas (super, A dan B).

Klasifikasi


Ukuran

Kelas Super


> 500 g

Kelas A


400 ? 500 g

Kelas B


300 ? 400 g

Pengemasan

*

Buah mangga tahan selama 7 hari setelah masak. Pengemasan yang baik sangat dibutuhkan untuk mencegah kerusakan/susut buah pasca panen terutama saat transportasi/distribusi. Pengemasan dilakukan untuk mencegah benturan, menahan goncangan, mengurangi gesekan, melakukan penumpukan dan mengatur suhu. Kemasan keranjang bambu dapat memuat buah hingga 25 kg, kemasan peti kayu mampu memuat sebanyak 30 kg buah.

Penyimpanan dan Pemeraman

*

Mangga termasuk buah klimakterik, yaitu buah yang memiliki pola respirasi yang di awali peningkatan secara lambat, kemudian meningkat pesat dan menurun setelah mencapai puncak. Buah klimakterik dipanen pada saat matang namun belum masak. Pemeraman dilakukan untuk memasakkan buah. Hasil pemeraman kurang baik apabila buah dipetik belum waktunya (belum masak). Penyimpanan buah mangga dibutuhkan penanganan ekstra karena produksi etilen buah yang cukup tinggi sehingga dapat mempercepat kemasakan buah yang tidak diinginkan.

Pengolahan

*

Buah mangga tidak melulu hanya dikonsumsi sebagai buah segar, namun juga dapat dijadikam makanan olahan seperti asinan, kari, pure, selai, sari buah, minuman ringan, tepung, keripik dan manisan.
 
Manggis

Manggis
(Mangosteen (Ingg.), Garcinia mangostana L. (Latin))

Asal dari kepulauan Malaya termasuk keluarga Guttiferae. Beberapa species membentuk buah yang dapat dimakan, tetapi tidak seenak buah manggis. Kecuali buah, bagian tanaman lain juga sangat bermanfaat seperti misalnya kulit buah, kulit kayu, akar dan lain bagian yang dapat dimanfaatkan sebagai obat seperti diare, obat cacing, tumor pada rongga mulut. Kulit buah manggis juga merupakan komoditas ekspor dari Singapura ke Cina.

Deskripsi

*

Tinggi tanaman 10-25 m. Mahkota bunga ada yang bulat, ada yang seperti piramid kompak meruncing keatas. Tanaman ini sukar dikembangkan, terutama karena pertumbuhannya yang sangat lambat dan memerlukan beberapa tahun agar sistem perakaran dapat benar-benar efektif.

Syarat Tumbuh

*

Tumbuh baik di daerah yang suhunya tinggi, lembab, curah hujan tinggi merata sepanjang tahun. Tidak tahan pada angin laut. Suhu optimum untuk pertumbuhannya berkisar antara 220-230C. Tanaman muda membutuhkan naungan yang rimbun baik di dataran rendah sampai ketinggian 800 m dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun. Manggis ini sangat baik tumbuh pada tanah yang kaya akan bahan organik dengan aerasi yang cukup baik. Umumnya tumbuh di dataran rendah terutama di pulau Jawa terdapat di selatan Jawa Barat, bagian utara Jawa Barat sekitar Serang, Tangerang, Cibinong, Purwakarta dan Subang, bagian selatan DKI Jakarta, Jawa Tengah sekitar Bumiayu, Kebumen, sebelah selatan Batang, Kendal dan Ungaran. Di Jawa Timur manggis dapat dikembangkan di daerah basah sekitar G. Semeru ke barat sampai lereng G. Kawi dan ke timur sampai lereng G. Lamongan, sekitar Pacitan-Blitar dan lereng selatan G. Raung

Perbanyakan

*

Perbanyakan dengan biji
Manggis dapat diperbanyak dengan biji tapi bukan merupakan perbanyakan secara generatif, karena biji manggis terbentuk secara apomiktis. Biji mempunyai viabilitas yang rendah dan cepat mengalami kemunduran. Biji harus segera dikecambahkan segera setelah diambil (dikeluarkan) dari buah. Apabila tetap berada dalam buah, biji manggis tetap bertahan viabilitasnya selama 3-5 minggu. Makin besar bijinya makin baik pertumbuhan tunasnya.
*

Perbanyakan secara vegetatif
Perbanyakan tanaman manggis secara vegetatif dapat berupa setek, cangkok,penempelan, penyambungan dan penyusuan. Cara yang paling berhasil dilakukan dengan cara penyambungan, yaitu sambung pucuk. Cara ini lebih hemat dalam menggunakan cabang entris (batang atas). Sebagai entris digunakan tunas ujung yang masih muda daunnya tetapi telah cukup keras. Sebagai batang bawah digunakan bibit semai yang sudah berumur 2 tahun atau yang diameter batangnya kurang lebih 0,5 cm, mempunyai kulit batang berwarna hijau. Metode penyambungan celah lebih banyak berhasil daripada metode sisi.

Pembibitan

*

Pembibitan perlu dipilih lokasi yang cocok, yaitu teduh dan tidak jauh dari sumber air. Tanah untuk pesemaian diolah cukup dalam, dan dibuat bedengan selebar 1,2 m, tinggi bedengan kira-kira 30 cm. Diantara bedengan dibuat selokan pembuangan air. Tanah diberi pupuk kandang sebanyak 10 kg/m3 apabila biji akan disemai dalam kantong plastik maka media yang baik adalah campuran tanah kebun, pasir dan pupuk kandang dengan perbandingan bagian 1:1:1. Apabila biji disemaikan dalam bedengan, maka biji ditanam pada jarak tanam 40 cm x 30 cm , sedalam 0,5 - 1,0 cm. Pesemaian yang menggunakan kantong plastik, cukup menanam 1 biji dalam 1 kantong plastik. Mulai umur 1 bulan, bibit perlu mendapat pupuk. Setiap bibit diberi 2-3 gram campuran urea dan TSP. Pemberian pupuk diulang sebulan sekali.

Pemeliharaan Tanaman

*

Untuk pertumbuhan vegetatif yang baik, satu bulan setelah tanam diberi 100-200 g urea/pohon. Pemberian diulang setiap 6 bulan sekali ditambah 20-30 kg pupuk kandang. Untuk membantu mempertahankan kesehatan tanaman apabila berbuah nanti, maka untuk bibit sambungan mulai umur 4 tahun diberi pupuk NPK, sebanyak 0,5 kg/pohon. Pemberian pupuk NPK juga diulangi setiap 6 bulan sekali, setelah pohon dewasa perlu diberikan pupuk lebih banyak (3,5kg/pohon).

Panen

*

Saat panen yang baik apabila kira-kira 25% dari permukaan kulit buah sudah berwarna ungu. Pemetikan buah dilakukan dengan mengikutsertakan tangkai buah, supaya dapat bertahan lebih lama.
*

Buah yang baik kemudian dikelompokkan atas dasar ukuran buah yaitu :
o

Mutu super yaitu diameter buah 6,5 cm
o

Mutu I yaitu diameter buah 5,5-6,5 cm
o

Mutu II yaitu diameter buah 5,5 cm
*

Untuk perdagangan internasional, mutu buah ditentukan oleh beratnya. Pasar Malaysia dan Hongkong menghendaki berat minimum buah 65 gr sedangkan pasaran Jepang minimum 80 gr. Buah manggis yang dipetik dengan mengikutsertakan tangkainya, pada suhu kamar, buah yang sehat dapat tetap baik sampai 2-3 minggu setelah panen. Penyimpanan pada suhu 4-60C dapat mempertahankan kualitas buah sampai 49 hari. Pada suhu penyimpanan 9-120C, buah dapat bertahan 33 hari.
 
Nenas

Nenas
(Pineapple (Ingg.), Ananas cosmosus (L.). Merr. (Latin))

Asal:

*

Tanaman nenas berasal dari daratan Amerika Selatan, di kawasan lembah Sungai Parana, Paraguay. Di daerah tersebut masih terdapat jenis liarnya seperti A. bracteatus, A. Ananassoides dan A. Erectifolius. Jenis liar tanaman nenas tersebut berbiji dan tidak enak dimakan.

Deskripsi:

*

Famili Bromeliaceae. Tanaman nenas berupa herba tahunan, tinggi antara 90-100 cm, sebaran daun seluas 130-150 cm. Pada pangkal batang di bawah tanah tumbuh tunas-tunas samping hingga membentuk rumpun, dan dapat berlangsung terus walaupun sudah berbuah. Bila kondisi ini terus berlangsung, tanaman tersebut dapat hidup hingga 50 tahun. Untuk tujuan komersial, panen hanya dilakukan pada buah pertama, sedangkan anakannya hanya digunakan untuk bibit. Sesudah panen buah pertama, tanaman kemudian dibongkar dan ditanami kembali.
*

Panjang batang nenas 20-25 cm , dengan diameter bagian bawah lebih kecil (2-3,5 cm) dari diameter bagian atas (5,5-6,5) dan ruas batang pendek. Batang berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan makanan sebelum diangkut ke buah. Selain itu batang berfungsi sebagai tempat melekatnya akar, daun, bunga, tunas dan buah, sehingga secata visual batang tersebuttidak nampak karena tertutup oleh dan di sekelilingnya.
*

Daun nenas berurat sejajar dari pangkal sampai ujung dan berserabut, tebal, panjangnya antara 38-80 cm dan pada pinggirnya tumbuh duri tajam ke arah ujung daun. Ada pula jenis nenas yang tidak berduri.Daun nenas banyak dan tumbuh menggeerombol pada batang, filotaksis 5/13.
*

Bunga nenas bersifat inflorescens, tumbuh dari titik tumbuh batang (pusat kanopi) tanaman. Bunga tersebutmuncul sekitar 450 hari sesudah tanam, namun beberapa jenis dapat berbunga lebih awal, tergantung dari kultivae, iklim dan asal bahan tanam yang digunakan. Kumpulan kuntum bunga dengan adanya proses penyerbukan akan menghasilkan buah majemuk dari 100-200 anak buah. Buah-buah kecil tersebut akan bergabung menjadi satu dan dihubungkan dengan batang tengah yang disebut hati, sehingga penampakannya seolah-olah hanya satu buah berbentuk bulat dengan bagian ujungnya seperti kerucut. Tanaman nenas mempunyai tepung sari ataupun indung embrio fertile, namun inkompatibel sendiri, dan kebanyakan kultivar adalah adalah kompatibel silang dan menghasilkan biji partenokarpi bila disilangkan. Jumlah biji bila disilangkan dapat mencapai 2000-3000 butir per buah.
*

Biji nenas berukuran kecil, panjang 3-4 mm, lebar 1-2 mm, berwarna coklat, kasar dan liat. Biji dapat digunakan untuk bahan perbanyakan secara generatif namun terbatas pada skala penelitian. Semua tunas yang tumbuh dari dalam tanah atau tunas anakan (ratone), yang tumbuh pada batang (sucker) dan tunas yang tumbuh di atas buah atau mahkota dapat digunakan sebagai bibit.

Jenis:

*

Cayenne
Jenis yang paling banyak ditanam di dataran tinggi, ditujukan untuk pengalengan. Jenis ini heterozigot. Contoh kultivarnya adalah Smooth Cayenne dan Cayenne Lisse. Jenis Smooth Cayenne daunnya tidak berduri, panjang batang 20-50 cm, jumlah daun antara 60-80, permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, bagian bawah berwarna hijau abu-abu keperakan, tangkai buah 7,5-15 cm, rata-rata berat buah 2,5 kg. Bagian pangkal buah membesar, biasanya tidak berbiji. Warna buah matang hijau sampai hijau kekuningan, rasanya agak masam.
*

Queen
Merupakan jenis lama, pada umumnya ditanam di dataran rendah. Jenis ini banyak ditanam di Australia dan Afrika Selatan. Buahnya lebih kecil daripada Cayenne. Ukuran buah 0,9-1,3 kg. Daunnya berduri tajam. Warna buah tua kuning sampai kemerahan, pada umumnya rasanya manis.
*

Singapore Spanish
Banyak ditanam di semenanjung Malaya untuk dikalengkan. Daun berjumlah sekitar 50 helai dengan bobot buah 1,6-2,3 kg.
*

Abezona
Merupakan jenis triploid, banyak ditanam di Puerto Rico untuk konsumsi ekspor.

Syarat Tumbuh:

*

Tidak tahan terhadap temperatur dingin. Jenis Cayenne tumbuh dari ketinggian 100-1000 m di atas permukaan laut. Pada tempat yang lebih tinggi buahnya berukuran lebih kecil dengan kandungan asam lebih tinggi. Tanaman ini tahan kekeringan karena memiliki jaringan penyimpan air di daunnya. Dapat tumbuh pada daerah dengan curah hujan 500-2000 mm/tahun, namun produksi optimal pada daerah dengan curah hujan 1000-1500 mm/tahun. Segala jenis tanah cocok untuk tumbuhnya nenas, asal drainase baik, karena tidak tahan terhadap genangan air, pH tanah antara 5-6,5.

Penanaman:

*

Tanaman nenas diperbanyak dengan menggunakan bibit vegetatif, seperti tunas anakan yang tumbuh pada bagian batang di bawah tanah, runas samping yang tumbuh pada batang, tunas mahkota diatasbuah dan tunas-tunas yang tumbh di tangkai buah (slip). Bibit mana yang paling cocok tergantung keinginan dan tujuan penanaman. Bila jumlah bibit yang diperlukan sedikit biasanya dipakai tunas anakan.
*

Bibit asal tunas samping akan berbuah setelah berumur 15-18 bulan, bibit asal tangkai buah 19-20 bulan, sedangkan bibit asal mahkota 22-24 bulan. Dari semua macam bibit, bibit asal tunas anakan yang paling cepat berbuah yaitu kurang dari 12 bulan.
*

Populasi tanaman berkisar antara 4000-5000 tanaman per ha. Biasanya bibit ditanam dalam bedengan. Jarak tanam 75-90 cm, 2 baris tiap bedengan.
*

Pemupukan dapat dilakukan dengan pupuk tunggal ZA 112 kg + SP-36 60 kg + KCl 50 kg per ha. Pupuk susulan dapat diulang tiap 4 bulan sekali dengan dosis yang sama. Alternatif lainnya adalah ZA 181 kg atau urea 62,5 kg + SP-36 75 kg + KCl 44 kg per hektar yang diberikan 3 bulan setelah tanam. Dapat juga dipakai pupuk majemuk NPK tablet 17-8-12 dengan berat 4 gram/tablet dan dosis anjuran 1 tablet per tanaman.
*

Pembungaan nenas dapat dipercepat dengan pemberian bahan kimia atau dengan pengasapan. Hormon aserilin dapat merangsang pembungaan nenas. Caranya adalah dengan membubuhkan 1 g kalsium karbid pada titik tumbuh ujung tanaman atau di sela-sela daun. Hormon NAA dengan konsentrasi 10-100 ppm juga dapat memepercepat pembungaan nenas. Hormon ini dapat memepercepat pembungaan sekaligus pematangan buah nenas.

Hama dan Penyakit:

*

Mealy bug wilt (layu kutu tepung) merupakan penyakit pada nenas yang paling luas penyebarannya dan merupakan salah satu penyakit yang paling merusak terutama pada Smooth Cayenne. Akar berhenti tumbuh dan mulai membusuk sehingga tanaman menjadi layu. Gejala ini bermla dari ujung daun dan warna kuning kemerahan mulai muncul. Pengendalian kutu teping ini dapat dilakukan dengan cara menyingkirkan semut-semut dari sekitar lahan tanam. Insektisida, seperti parathion, juga dapat digunakan. Penyebab penyakit ini diduga adalah sejenis virus, namun hal ini belum dapat dibuktikan.
*

Bercak kuning disebabkan oleh virus yang dibawa oleh thrips dari tanaman inang seperti Emilia sonchifolia (sejenis gulma). Cara pengendaliannya adalah dengan memusnahkan gulma inangnya.
*

Beberapa jenis nematoda sngat berbahaya bagi tanaman nenas. Mereka menyerang akar dan menyebabkan rootknots (Meloidogyne) dan luka pada akar (Pratylenchus) atau masuk ke dalam akar (Rotylenchus). Nematoda ini dapat dicegah pertumbuhannya dengan fumigasi D-D (300 l/ha) 2 minggu sebelum penanaman, yang sangat beracun bagi tanaman. EDB (ethylene dibromide) 100 kg/ha lebih tidak berbahaya bagi tanaman. Fumigasi dapat menaikkan hasil 3-32 % tergantung dari banyaknya nematoda saat itu. Fumigasi disarankan untuk dilakukan hanya bila keadaan sangat terpaksa karena biaya aplikasi dan toksisitasnya yang tinggi.
*

Hama pada nenas antara lain adalah lalat buah, ngengat Castnia licus dan kupu-kupu Thecla basilides.
*

Thielaviopsis paradoxa menyebabkan tanaman busuk demikian juga pada buah setelah panen. Untuk mencegahnya batang dibenamkan pada asam benzoat, Shirlan atau imazalil.
*

Penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Phytopthora cinnamoni yang sering menyerang pada tanaman yang dibudidayakan di daerah dingin, sedangkan P. parasitica menyerang tanaman di daerah panas.
 
Pisang

Pisang (Banana (Ingg.), Musa sp. (Latin))

Botani:

*Famili Musaceae dari ordo Scitaminae dan terdiri dari dua genus, yaitu genus Musa dan Ensete. Genus Musa terbagi dalam empat golongan, yaitu Rhodochlamys, Callimusa, Australimusa dan Eumusa. Golongan Australimusa dan Eumusa merupakan jenis pisang yang dapat dikonsumsi, baik segar maupun olahan. Buah pisang yang dimakan segar sebagian besar berasal dari golongan Emusa, yaitu Musa acuminata dan Musa balbisiana. Tanaman pisang merupakan tanaman asli daerah Asia Tenggara dengan pusat keanekaragaman utama wilayah Indo-Malaya.
*Tanaman pisang termasuk dalam golongan terna monokotil tahunan berbentuk pohon yang tersusun atas batang semu. Batang semu ini merupakan tumpukan pelepah daun yang tersusun secara rapat teratur. Percabangan tanaman bertipe simpodial dengan meristem ujung memanjang dan membentuk bunga lalu buah. Bagian bawah batang pisang menggembung berupa umbi yang disebut bonggol. Pucuk lateral (sucker) muncul dari kuncup pada bonggol yang selanjutnya tumbuh menjadi tanaman pisang. Buah pisang umumnya tidak berbiji/bersifat partenokarpi.

Syarat Tumbuh:

* Tanaman pisang dapat ditanam dan tumbuh dengan baik pada berbagai macam topografi tanah, baik tanah datar ataupun tanah miring. Produktivitas pisang yang optimum akan dihasilkan pisang yang ditanam pada tanah datar pada ketinggian di bawah 500 m di atas permukaan laut (dpl) dan keasaman tanah pada pH 4.5-7.5. Suhu harian berkisar antara 25 o - 27 o C dengan curah hujan 2000-3000 mm/tahun.

Jenis-jenis Pisang yang Dikonsumsi:

*Pisang Ambon Kuning
Pisang Ambon Kuning cocok untuk hidangan buah segar, memiliki ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lainnya dengan kulit buah tidak terlalu tebal dengan warna kuning muda. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Rasa daging buah pulen, manis, dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (satu sisir berisi 15-20 buah) dengan berat per tandan 18-20 kg.
*Pisang Ambon Lumut
Pisang Ambon Lumut cocok untuk hidangan buah segar. Kulit buah berwarna hijau walaupun sudah matang dan lebih tebal daripada kulit buah pisang ambon kuning. Daging buah hampir sama dengan pisang ambon kuning hanya sedikit lebih putih. Daging buah agak keras, aroma lebih harum dan rasanya lebih manis. Dalam satu tandan terdapat 7-12 sisir dengan berat 15 – 18 kg..
*Pisang Ambon Putih
Pisang Ambon Putih cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah lebih besar daripada pisang ambon lumut. Kulit buah yang sudah matang berwarna kuning keputih-putihan. Daging buah berwarna puith kekuningan dengan rasa agak asam, dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 10-14 sisir dengan berat 15-25 kg.
*Pisang Barangan
Pisang Barangan cocok untuk hidangan buah segar. Pisang Barangan terdiri dari 2 jenis, yaitu pisang barang yang berwarna kemerah-merahan dan yang berwarna kuning. Pisang Barangan yang berwarna kemerah-merahan memiliki daging buah yang lebih besar dan rasa yang lebih enak dan aroma yang lebih harum daripada yang berwarna kuning. Dalam satu tandan terdapat 5-12 sisir degang berat 9-20 kg.
*Pisang Raja
Pisang Raja cocok untuk hidangan buah segar maupun olahan. Kulit buah tebal dan berwarna kuning berbintik hitam pada buah yang telah masak. Ukuran buah cukup besar dengan diameter 3,2 cm dan panjang 12-18 cm. Daging buah yang telah matang berwarna kuning kemerahan bila dimakan terasa legit dan manis dengan aroma harum. Dalam satu tandan terdapat 6-9 sisir (setiap sisir berisi 14-16 buah) dengan berat per tandan 12-16 kg. Bunga muncul 14 bulan sejak anakan dan buah akan masak 5,5 bulan kemudian.
*Pisang Kepok
Pisang Kepok cocok untuk makanan olahan. Jenis pisang kepok yang lebih dikenal adalah pisang kepok putih dan pisang kepok kuning dengan warna daging buah sama seperti namanya. Daging buah bertekstur agak keras dengan aroma yag kurang harum. Kulit buah sangat tebal dan berwarna hiaju kekuningan pada buah yang telah masak. Pisang kepok kuning rasanya lebih enak daripada pisang kepok putih. Dalam satu tandan dapat mencapai 10-16 sisir (satu sisir berisi 20 buah pisang) dengan berat per tandan 14-22 kg.
* Pisang Tanduk
Pisang Tanduk cocok untuk makanan olahan. Buahnya berukuran besar dengan panjang lebih dari 20 cm. Kulit buah tebal dan berwarna kuning kemerahan berbintik hitam. Daging buah yang sudah matang berwarna putih kemerahan. Dalam satu tandan terdapat hanya sekitar 1-3 sisir (satu sisir terdiri dari 10-15 buah) dengan berat per tandan 7-10 kg.
* Pisang Badak
Kulit buah agak tebal, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah berwarna puith kekuningan. Rasa buah manis agak asam dengan aroma kurang harum. Dalam satu tandan terdapat 7-9 sisir dengan berat per tandan mencapai 14 – 18 kg.
* Pisang Nangka
Pisang Nangka cocok untuk makanan olahan. Buah berukuran agak panjang, sekitar 15 cm. Kulit buah agak tebal dan berwarna hijau walaupun sudah matang (buah yang sangat masak berwarna hijau kekuningan). Daging buah berwarna kuning kemerahan dengan rasa manis agak asam dan beraroma harum. Dalam satu tandan terdapat 7-8 sisir dengan berat tandan 11-14 kg.
* Pisang Mas
Pisang Mas cocok untuk hidangan buah segar. Buah berukuran kecil-kecil dengan diameter 3-4 cm. Kulit buah tipis dengan warna kuning cerah pada buah yang masak. Daging buah lunak, rasanya sangat manis dan aromanya harum. Dalam satu tandan terdapat 5-9 sisir (satu sisir dapat mencapai 18 buah) dengan berat per tandan 8-12 kg.
* Pisang Susu
Pisang Susu cocok untuk hidangan buah segar. Ukuran buah kecil hampir sama dengan pisang mas. Kulit buah tipis, berwarna kuning berbintik hitam. Daging buah putih kekuningan. Rasa buah manis, lunak dan berarom harum. Dalam satu tandan terdapat sekitar 8 sisir (satu sisir berisi 12-16 buah) dengan bertat per tandan 12-16 kg.
* Pisang Cavendish
Pisang Cavendish cocok untuk hidangan buah segar. Dari 36 subkultivar pisang cavendish hanya beberapa subkultivar yang telah diusahakan sebagai tanaman perkebunan

Kandungan Gizi: Kandungan gizi yang terdapat dalam buah pisang cukup tinggi. Nilai gizi yang terdapat tiap 100 g buah pisang adalah kalori sebesar 79 kal, protein 1.2 g, lemak 0.2 g, kalsium 8.0 g, besi 0.5 mg, vitamin A 1.0 mg, vitamin C 10 mg dan vitamin B 0.08 mg.
 
Last edited by a moderator:
Rambutan

Rambutan
(Rambutan (Ingg.), Nephelium lappaceum L. (Latin))

Deskripsi:

*

Famili Sapindaceae. Tanaman asli Indonesia dan Malaysia. Di Indonesia tanaman rambutan menyebar dari dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl dengan iklim basah merata sepanjang tahun sampai tipe iklim yang memiliki 1-3 bulan kering. Tanaman rambutan dapat mencapai ketinggian 12-15 m. Batang bulat atau bulat tidak teratur dengan warna kelabu kecoklatan, bercabang banyak dan lurus berdiameter 40-60 cm. Tajuk pohon bulat, jorong, piramida, tumpul, melebar, tidak teratur atau ujungnya terbuka, tampak hijau merimbun.

Beberapa varietas unggul rambutan yang telah dikembangkan:

*

Rambutan Binjai
Asal dari Pasarminggu. Tinggi tanaman 6-7 m (bibit asal cangkok). Tajuk pohon 10-12 m. Bentuk daun bulat panjang dengan ujung tumpul. Warna daun hijau tua. Bentuk buah agak lonjong dengan rambut panjang, jarang dan kesat dengan warna rambut merah dan ujung hijau. Warna kulit buah matang merah tua. Daging buah ngelotok dengan kulit biji melekat. Rasa buah manis agak kering. Berat buah sekitar 30 g dengan produksi per pohon 40-68 kg.
*

Rambutan Sirapeah (Rapiah)
Asal dari Pasarminggu. Tinggi tanaman 6.5-7.5 m (asal cangkok). Tajuk pohon 10-11 m. Bentuk daun bulat panjang dengan ujung tumpul berwarna hijau tua. Bentuk buah bulat memmpunyai pelat dengan rambut sangat pendek, agak jorong dan keras. Warna kulit buah matang hijau kekuningan dengan warna rambut hijau dengan ujung kemerahan. Daging buah ngelotok, kulit biji agak melekat, rasa manis. Berat buah sekitar 20 g dengan produksi per pohon 18-30 kg.
*

Rambutan Lebak Bulus
Asal dari Pasarminggu. Tinggi tanaman 5-10 m dengan tajuk pohon 6-8 m. Bentuk daun bulat panjang dengan ujung runcing. Warna daun hiaju tua. Bentuk buah bulat dengan rambut panjang jarang dan halus. Warna rambut merah dengan ujung kekuninga. Warna kulit buah matang merah. Daging buah ngelotok, kulit biji melekat dengan rasa manis berair. Berat buah sekitar 25 g dengan produksi/pohon 50-100 kg.
*

Rambutan Sibongkok
Asal Sungai Lulut, Kalimantan Selatan. Tinggi tanaman 6-8 m. Tajuk pohon 5-7 m. Bentuk daun bulat panjang dengan ujung meruncing berwarna hijau tua. Bentuk buah merah tua kecoklatan, dengan warna rambut merah tua. Daging buah ngelotok dengan kulit biji agak melekat. Rasa manis agak kering. Berat buah 50-60 g dengan produksi/pohon 175-225 kg.
 
Sawo

Sawo
(Sapodilla (Ingg.), Manilkara achras (mill.) Fosb. (Latin))

Deskripsi:

*

Famili Sapotaceae. Tanaman perennial, batang berkayu keras, dengan sistem percabangan cukup rapat dapat mencapai ketinggian 20 m. Daun sawo berbentuk bulat memanjang, tumbuh menggerombol pada bagian ujung ranting. Warna daun hijau mengkilap di bagian atas dan hijau muda tua kecoklatan di bagian bawah tergantung jenisnya. Bentuk buah mulai bulat, bulat telur sampai bulat memanjang. Warna kulit buah matang coklat, coklat kekuningan, coklat kemerahan, atau hijau.

Jenis:

*

Sawo Manila (Manilkara zapota)
Berbentuk lonjong, daging buah cukup tebal dan banyak mengandung air. Sawo yang termasuk kelompok sawo manila :
o

Sawo Kulon
Buah lonjong, biji banyak, bergetah dan relatif tahan lama disimpan.
o

Sawo Betawi
Buah lonjong besar, tidak bergetah maupun berbiji dan rasanya manis namun kurang tahan lama disimpan karena daging buah yang lembek
o

Sawo Karat
Buah agak lonjong besar, kulit tebal dan kasar, berbintil-bintil kecil. Dipanen dalam stadium masih mentah, bila masak di pohon akan berkerut-kerut.
o

Sawo Malaysia
Buah lonjong besar dan rasanya manis.
*

Sawo Apel
Berbentuk bulat atau bulat telur (mirip apel), berukuran kecil hingga agak besar dan bergetah banyak. Sawo yang termasuk kelompok sawo apel :
o

Sawo Apel Kelapa
Buah bulat kecil, kulit tebal, bergetah, berbiji banyak dan tahan disimpan.
o

Sawo Apel Lilin
Buah agak besar, bulat, daging buah agak keras seperti mengandung pasir.
*

Sawo Duren (White Sapota (Ingg.), Casimiroa edulis La Llave (Latin))
Sawo duren memiliki aroma seperti durian. Buah bulat berukuran agak besar hingga besar, kulit buah halus dan licin, dan warna daun mirip tanaman durian.
o

Sawo Duren Hijau
o

Sawo Duren Merah

Syarat Tumbuh:

*

Dapat tumbuh baik di dataran rendah hingga ketinggian 700 m dpl. Curah hujan 2000 mm- 3000m/tahun, suhu 22 o ? 32 o C, toleran terhadap naungan. Tanah subur, gembur, banyak mengandung bahan organik dengan pH 6-7.

Pembibitan:

*

Biji
Pembibitan asal biji memerlukan waktu yang lama hingga siap tanam. Selain itu tanaman yang berasal dari biji mulai berbunga pada umur sekitar 6-10 tahun.
*

Penyambungan
Praktek penyambungan tanaman sawo masih jarang dilakukan, namun dilaporkan penyambungan sawo dengan batang bawah melali/bassi menunjukkan kecocokan namun kurang berhasil dalam produksi buah. Mulai berbunga pada umur 4-6 tahun.
*

Pencangkokan
Pencangkokan banyak dilakukan oleh para penangkar bibit tanaman buah-buahan. Bibit asal cangkokan dapat mulai berbuah pada umur kurang dari setahun.

Hama dan Penyakit:

*

Lalat buah (Dacus dorsalis) dapat menyebabkan kerusakan pada buah
*

Kutu bubuk dan Aphid nerusak daun, pucuk, bunga dan buah muda.
*

Penyakit jambu (Corticium salmonicolor) mematikan cabang yang terserang
*

Penyakit bercak daun (Phaeopheospora indica)
 
Bawang Bombai

Bawang Bombai
(Onion (Ingg.), Allium cepa (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Asia, mungkin dari Palestina atau India.

Deskripsi:

*

Tanaman herba biennial yang dibudidayakan sebagai tanaman annual kecuali untuk produksi benih.

Suhu:

*

13 - 24 ?C

Budidaya:

*

Perbanyakan bisa melalui benih (disemai 6 - 10 minggu sebelum transplant) atau dengan umbi
*

Hasil yang lebih besar didapatkan dari pupuk N yang berasal dari ammonium sulfat dibandingkan dari sumber lain, namun jangan terlalu tinggi karena akan meracuni tanaman

Panen:

*

Bila daun terlihat layu. Namun di daerah tropik seringkali daun masih segar sehingga panen dilakukan dengan keadaan daun yang masih segar



Bawang Merah
(Shallot (Ingg.), A. cepa var. aggregatum/A. ascaloricum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Asia Barat. Dibudidayakan di Mesir 3500 SM.

Bagian yang dikonsumsi:

*

Umbi dan terkadang juga daunnya

Deskripsi:

*

Tanaman perennial dan jarang menghasilkan biji.

Suhu:

*

25 - 32 ?C

Budidaya:

*

Perbanyakan melalui umbi (karena tanaman dari benih tidak sama dengan tanaman induk)
*

Membutuhkan pupuk dengan kandungan N, P dan K tinggi
*

Penanaman dilakukan pada bedengan yang ditinggikan (sistem surjan)
*

Ujung umbi dipotong 1/3-nya untuk mempercepat tumbuh tunas
*

Meskipun tidak menyukai hujan, bawang merah membutuhkan banyak air. Penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore hari mulai saat tanam hingga satu minggu sebelum panen.

Panen:

*

Bila daun terlihat menguning



Bawang Putih
(Garlic (Ingg.), A. sativum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Eropa Selatan. Tidak disukai oleh bangsa Romawi karena aromanya yang menyengat namun diberikan sebagai makanan kepada para pekerja dan tentara. Digunakan di Inggris awal abad 16.

Bagian yang dikonsumsi:

*

Umbi

Deskripsi:

*

Tanaman monokotil dengan daun pipih dan padat tidak seperti daun bawang merah/bombai yang berbentuk tabung.

Suhu:

*

Membutuhkan suhu rendah (dataran tinggi), namun sekarang banyak ditanam di dataran rendah.

Budidaya:

*

Tanah yang asam dikapur hingga pH-nya 6.5-7.5
*

Penanaman melalui siung bawang putih bagian luar (sebaiknya yang telah disimpan selama beberapa bulan dengan suhu 5 o C untuk merangsang pengumbian)
*

Sumber pupuk N sebaiknya juga yang mengandung S untuk menambah aroma

Panen:

*

Bila daun sudah terlihat layu (90-120 hari)
 
Bawang Bakung/Semprong dan Bawang Prei

Bawang Bakung/Semprong
(Japanese Bunching Onion/ Welsh Onion (Ingg.), A. fistulossum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

Tanaman ini telah ditanam sejak berabad-abad yang lalu di Cina dan Jepang

Deskripsi:

Tanaman perennial yang dibudidayakan secara annual atau biennial. Tanaman tidak menghasilkan umbi. Daun berbentuk bulat panjang, berlubang seperti pipa

Bagian yang dikonsumsi:

*

Daun

Suhu:

*

18 - 25 ?C

Budidaya:

*

Perbanyakan melalui benih atau pemisahan tanaman.
*

Pemutihan batang dilakukan dengan menimbun tanah ke batang secara bertahap.



Bawang Prei
(Leek (Ingg.), A. porrum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Mediterania dan telah dibudidayakan sejak jaman prasejarah. Tanaman ini telah dikenal oleh bangsa Yunani kuno dan Roma.

Deskripsi:

*

Tanaman biennial dengan pelepah daun yang panjang dan pipih/tidak berlubang. Tanaman tidak menghasilkan umbi.

Suhu:

*

11 - 23 ?C

Bagian yang dikonsumsi:

*

Batang dan daun

Budidaya:

*

Perbanyakan melalui benih yang disemaikan terlebih dulu baru ditransplant ke lapang
*

Batang diblansir dengan cara tanaman ditanam agak dalam dan ditimbun secara bertahap dengan tanah (penimbunan jangan terlalu awal karena akan membuat tanaman muda busuk)
 
Bawang Bombai dan bayam

Bawang Bombai
(Onion (Ingg.), Allium cepa (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Asia, mungkin dari Palestina atau India.

Deskripsi:

*

Tanaman herba biennial yang dibudidayakan sebagai tanaman annual kecuali untuk produksi benih.

Suhu:

*

13 - 24 ?C

Budidaya:

*

Perbanyakan bisa melalui benih (disemai 6 - 10 minggu sebelum transplant) atau dengan umbi
*

Hasil yang lebih besar didapatkan dari pupuk N yang berasal dari ammonium sulfat dibandingkan dari sumber lain, namun jangan terlalu tinggi karena akan meracuni tanaman

Panen:

*

Bila daun terlihat layu. Namun di daerah tropik seringkali daun masih segar sehingga panen dilakukan dengan keadaan daun yang masih segar



Bawang Merah
(Shallot (Ingg.), A. cepa var. aggregatum/A. ascaloricum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Asia Barat. Dibudidayakan di Mesir 3500 SM.

Bagian yang dikonsumsi:

*

Umbi dan terkadang juga daunnya

Deskripsi:

*

Tanaman perennial dan jarang menghasilkan biji.

Suhu:

*

25 - 32 ?C

Budidaya:

*

Perbanyakan melalui umbi (karena tanaman dari benih tidak sama dengan tanaman induk)
*

Membutuhkan pupuk dengan kandungan N, P dan K tinggi
*

Penanaman dilakukan pada bedengan yang ditinggikan (sistem surjan)
*

Ujung umbi dipotong 1/3-nya untuk mempercepat tumbuh tunas
*

Meskipun tidak menyukai hujan, bawang merah membutuhkan banyak air. Penyiraman dilakukan setiap hari pagi dan sore hari mulai saat tanam hingga satu minggu sebelum panen.

Panen:

*

Bila daun terlihat menguning



Bawang Putih
(Garlic (Ingg.), A. sativum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Eropa Selatan. Tidak disukai oleh bangsa Romawi karena aromanya yang menyengat namun diberikan sebagai makanan kepada para pekerja dan tentara. Digunakan di Inggris awal abad 16.

Bagian yang dikonsumsi:

*

Umbi

Deskripsi:

*

Tanaman monokotil dengan daun pipih dan padat tidak seperti daun bawang merah/bombai yang berbentuk tabung.

Suhu:

*

Membutuhkan suhu rendah (dataran tinggi), namun sekarang banyak ditanam di dataran rendah.

Budidaya:

*

Tanah yang asam dikapur hingga pH-nya 6.5-7.5
*

Penanaman melalui siung bawang putih bagian luar (sebaiknya yang telah disimpan selama beberapa bulan dengan suhu 5 o C untuk merangsang pengumbian)
*

Sumber pupuk N sebaiknya juga yang mengandung S untuk menambah aroma

Panen:

*

Bila daun sudah terlihat layu (90-120 hari)



Bawang Bakung/Semprong
(Japanese Bunching Onion/ Welsh Onion (Ingg.), A. fistulossum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

Tanaman ini telah ditanam sejak berabad-abad yang lalu di Cina dan Jepang

Deskripsi:

Tanaman perennial yang dibudidayakan secara annual atau biennial. Tanaman tidak menghasilkan umbi. Daun berbentuk bulat panjang, berlubang seperti pipa

Bagian yang dikonsumsi:

*

Daun

Suhu:

*

18 - 25 ?C

Budidaya:

*

Perbanyakan melalui benih atau pemisahan tanaman.
*

Pemutihan batang dilakukan dengan menimbun tanah ke batang secara bertahap.



Bawang Prei
(Leek (Ingg.), A. porrum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Daerah Mediterania dan telah dibudidayakan sejak jaman prasejarah. Tanaman ini telah dikenal oleh bangsa Yunani kuno dan Roma.

Deskripsi:

*

Tanaman biennial dengan pelepah daun yang panjang dan pipih/tidak berlubang. Tanaman tidak menghasilkan umbi.

Suhu:

*

11 - 23 ?C

Bagian yang dikonsumsi:

*

Batang dan daun

Budidaya:

*

Perbanyakan melalui benih yang disemaikan terlebih dulu baru ditransplant ke lapang
*

Batang diblansir dengan cara tanaman ditanam agak dalam dan ditimbun secara bertahap dengan tanah (penimbunan jangan terlalu awal karena akan membuat tanaman muda busuk)



Bawang Kucai
(Chive (Ingg.), A. schoenoprasum (Latin)) Famili: Alliaceae

Asal:

*

Eropa

Deskripsi:

*

Tanaman perennial, daunnya kecil-kecil, panjang dan pipih serta berwarna hijau tua. Tumbuh mengelompok membentuk rumpun dan umbi kecil

Bagian yang dikonsumsi:

*

Daun

Budidaya:

*

Perbanyakan dapat melalui biji atau pemisahan rumpun tanaman
*

Sebaiknya tanaman dibongkar dan ditanam kembali setelah 2-3 tahun agar pertumbuhannya lebih baik

Panen:

*

Potong daun dengan pisau (pemotongan daun akan merangsang pertumbuhan baru)



Bayam
(Chinese spinach (Ingg.), Amaranthus tricolor (Latin)) Famili: Amaranthaceae

Asal:

*

Daerah Amerika Tropis. Dalam perkembangannya dari Amerika Latin, bayam dipromosikan sebagai tanaman pangan sumber protein terutama bagi negara-negara berkembang.

Deskripsi:

*

Tanaman annual. Batang utama tegak dengan beberapa cabang lateral membentuk semak dalam pertumbuhannya. Beberapa jenis bayam memiliki cabang lateral lebih pendek. Tinggi tanaman dapat mencapai 150 cm. Batang terutama hijau muda atau kemerahan. Daunnya sederhana dengan tulang daun yang jelas berkisar dari warna hijau muda, hijau sampai kemerahan. A. tricolor termasuk jenis varietas bayam cabut. Varietas lainnya adalah A. dubius yang termasuk bayam petik dengan daun lebar berwarna hijau tua atau kemerah-merahan dengan masa vegetatif yang lebih lama daripada bayam cabut serta A. cruentus yang dapat dijadikan bayam cabut maupun bayam petik dengan daun lebar dan berwarna hiaju keabuan, namun lebih cocok tumbuh di dataran tinggi.

Kandungan Gizi:

*

Vitamin A, BI, B2 dan C serta unsur Ca, Fe, dan P.

Budidaya:

*

Penanaman melalui benih yang ditebar langsung (bisa dengan alur atau tebar merata)
*

Setelah tanaman cukup besar dilakukan panen yang sekaligus merupakan penjarangan tanaman (3-4 MST) pada bayam cabut dan 1-1.5 BST pada bayam petik dengan interval waktu pemetikan seminngu sekali.
 
Bit dan Brokoli

Bit
(Beet (Ingg.), Beta vulgaris L.) Famili: Chenopodiaceae

Asal:

*

Diduga berasal dari eropa dan dibudidayakan oleh bangsa Yunani. Bit merah dikembangkan kemudian oleh Bangsa Romawi. Bit hasil pemuliaan pertama dicatat di Jerman tahun 1558 dan di Inggris tahun 1576. Budidaya bit untuk produksi gula dimulai di Silesia tahun 1801 ditunjang oleh Perang Napoleon ketika Inggris memblokade Perancis dan memotong jalur suplai gula dari India Barat.

Budidaya:

*

Memerlukan cahaya penuh.
*

Tanah berdrainase baik.
*

Jarak tanam 15 ? 30 cm.
*

Satu cluster benih bisa lebih dari satu benih sehingga perlu dilakukan penjarangan jika ditanam langsung. Pada benih monojam hanya terdiri dari satu benih sehingga tidak perlu dijarangkan.
*

Rendam benih di air hangat 1,5 hari sebelum tanam.



Brokoli
(Broccoli (Ingg.), B. oleraceae var. italica (Latin)) Famili: Brassicae

Asal:

*

Tiba di Itali dari Kreta, Cyprus/ Mediterania pada abad ke-17

Bagian yang dikonsumsi:

*

Bunga dan tangkainya (warna bunga hijau ungu/putih)

Suhu:

*

16 ?C

Budidaya:

*

Tanah berdrainase baik dengan kadar N agak rendah
*

Penyemaian hingga siap tanam: 1-1,5 bulan

Panen:

*

2-3 BST (dilakukan pada saat bunga belum membuka dan masih kompak)
 
Jambu Air Baru

Jambu Air Baru
Antara Cileungsi dan Surabaya
Oleh trubus

Klik untuk melihat foto lainnya...
Jambu air setinggi 50 cm dalam polibag berderet rapi di salah satu greenhouse Taman Wisata Mekarsari (TWM), Cileungsi, Bogor. Buah ranum di cabang seketika mencuri perhatian. Sosok menarik berwarna hijau dengan ujung kemerahan. Tiap dompol berisi 3-4 buah kian membuat mata enggan mengalihkan pandang.

Dengan bobot 150 gram per buah, anggota famili Myrtaceae itu terlihat bongsor. Kulit mulus mempercantik bentuk buah yang membulat tanpa pinggang. Pangkal dekat tangkai datar, tidak meruncing seperti jambu air kebanyakan. Saat matang, ujung buah merekah dan warnanya jadi merah muda kecokelatan. TWM menyebutnya mutiara pink. Dinamai mutiara lantaran kulitnya halus mulus bak mutiara, mirip varietas black pearl asal Thailand. Embel-embel pink merujuk warna buah matang yang merah muda.

Bentuk membulat mengingatkan pada sosok red rose apple dari Thailand. Namun, warnanya lebih mirip varietas king rose apple. Syzigium samarangense itu tidak meninggalkan sensasi asam sedikit pun. Tekstur renyah dengan kadar air tinggi. Mayoritas tidak berbiji, meski biji muncul pada beberapa buah.

Mutiara pink berbuah dua kali setahun. Bunga mulai muncul pada akhir musim hujan, sekitar Maret-April. Buah pertama dapat dinikmati pada Mei-Juni. Setelah itu bunga dan buah terus bermunculan. Namun, puncaknya pada akhir musim kemarau atau Septembe r-Oktober, saat panen raya kedua. Di musim hujan tetap bisa berbuah tapi kurang manis. Itu lantaran kadar air buah tinggi sedang kadar gula tetap, kata Wilma, pakar tanaman buah TWM.
Seleksi

Buah mutiara pink yang besar dan berkulit mulus bukan tanpa campur tangan. Staf TWM melakukan seleksi buah dan pembrongsongan untuk meningkatkan kualitas. Seleksi dilakukan saat pentil. Buah cacat atau bentuknya tidak sempurna dibuang. Penjarangan itu menjadikan pasokan nutrisi ke setiap buah lebih banyak. Hasilnya, bobot dan tingkat kemanisan meningkat.

Lazimnya jambu air, mutiara pink juga rentan serangan lalat buah. Untuk mengatasinya, buah dibrongsong menggunakan plastik transparan sehingga kondisi buah gampang dikontrol. Keuntungan lain, dengan brongsong kulit buah jadi cerah karena proses pematangan, bukan oleh pengaruh sinar matahari.

Semula TWM memiliki 2 pohon induk. Pohon itu sudah ada sebelum TWM didirikan pada 1994. Ketika pohon mulai belajar berbuah, hasilnya mengejutkan. Tanpa perawatan memadai, kualitas buah sangat baik dan produktif. Oleh karena itulah, 3 tahun lalu mutiara pink diperbanyak dengan cara sambung pucuk.
Punya rival?

Nun di Surabaya, diam-diam seorang warga Kota Pahlawan menyimpan jambu air istimewa. Sosoknya juga bongsor dan berwarna semburat merah. Bobot jambu air milik Eddy Pattipeilohy dapat mencapai 120 g per buah. Warna merahnya lebih pucat ketimbang mutiara pink TWM yang merah muda kecokelatan. Manisnya melebihi jambu air kebanyakan, meski masih ada rasa masam yang tercecap.

Sama seperti TWM, Eddy melakukan seleksi agar buah bongsor. Sebelum bunga menjadi pentil, bunga di tengah dompol-biasanya terdiri dari tiga bunga-dibuang. Tujuannya agar bunga tersisa mendapat pasokan nutrisi lebih banyak. Buah juga dibrongsong dengan plastik. Kini tinggal para hobiis menentukan pilihan. Ingin mutiara pink atau rivalnya?
 
Manggis Tanpa Biji

Manggis Tanpa Biji
Awal Sebuah Perjalanan
Oleh trubus

Mentari di atas kota Tarakan, Kalimantan Timur, bersinar terik. Sebuah speedboat melaju cepat ke arah barat laut menyusuri Sungai Sesayap. Di sungai selebar 1-2 km itu badan perahu sesekali dihantam ombak. Tiga jam berselang speedboat menepi. Dua penumpang, Sobir PhD dan Rahmat Suhartanto-keduanya peneliti dari Pusat Kajian Buah Tropika-melangkah ke daratan. Sekitar 50 m dari tepian, sebatang pohon manggis setinggi 30 m menyambut. Itulah sekelumit kisah pencarian manggis tanpa biji di perbatasan Indonesia-Malaysia.

Pohon manggis berumur 40 tahun itu memang istimewa. Buah tak berbiji. Itulah salah satu manggis tanpa biji yang pernah ditemukan. Sifat itu jelas disukai penggemar buah. Bagian buah yang dikonsumsi lebih banyak. Tak perlu repot-repot lagi membuang biji, kata Sobir.

Meski disebut tanpa biji, terkadang manggis itu masih memiliki 1 biji dalam 1 buah. Soal rasa, Garcinia mangostana asal Malinau, Kalimantan Timur, itu tak kalah dengan manggis kaligesing dan wanayasa. Manis, sedikit asam, dan menyegarkan. Kaligesing dan wanayasa ialah 2 manggis yang telah dilepas sebagai varietas unggul.

Buah berukuran standar, bobot 80-150 g per buah. Bentuk buah agak lonjong, mirip manggis rejang lebong yang bentuknya seperti gentong. Namun, sosok manggis malinau sedikit melengkung sehingga membentuk lekukan di satu sisi. Satu buah terdiri dari 5-7 septa tergantung ukuran. Kulit buah tergolong tebal, 0,5-1 cm.
Dua pohon

Manggis tanpa biji berbuah pada November-Januari. Dari pohon berumur 40 tahun dihasilkan 1 kuintal setiap tahun. Berdasarkan pengamatan, sejauh ini belum pernah ditemukan buah terkena getah kuning. Sekitar 20 m dari lokasi itu tumbuh pohon manggis lebih muda, berumur 25 tahun. Tingginya baru 15 m. Diduga itu turunan dari pohon manggis tanpa biji yang pertama. Buahnya pun tanpa biji.

Konon, dahulu kala di kawasan itu tumbuh pohon manggis tanpa biji berumur ratusan tahun. Ada keterangan yang menyebutkan tinggi pohon mencapai 30 m. Sayang, tanpa sebab yang jelas pohon itu mati. Besar kemungkinan, 2 pohon yang kini ditemukan keturunan pohon tua itu.

Menurut Sobir PhD, kepala Pusat Kajian Buah Tropika (PKBT), Bogor, hutan di Kabupaten Malinau, Kalimantan Timur, itu salah satu pusat keragaman manggis. Banyak sekali keluarga Garcinia ditemukan di sana. Dari manggis hutan hingga yang dikenal di pasaran, ujarnya. Meski demikian, kawasan itu bukan pusat produksi. Di daerah yang berbatasan dengan Sabah dan Sarawak, Malaysia, itu manggis tidak dianggap sebagai buah komersial.
Bawaan genetik

Menurut Drs M Jawal Anwarudin Syah MS, pakar manggis dari Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu), Solok, manggis tanpa biji disebabkan 2 kemungkinan: lingkungan dan bawaan genetik. Misal, buah manggis dalam 1 pohon sangat banyak sehingga ukuran mengecil. Konsekuensinya septa ikut kecil sehingga pertumbuhan biji terhambat. Pada kasus itu manggis tanpa biji bukan hal istimewa.

Bila kasus tanpa biji itu disebabkan bawaan genetik, maka penemuan itu luar biasa. Itu langka. Tentu lebih enak dikonsumsi karena bisa langsung ditelan, katanya. Ia enduga manggis tanpa biji yang ditemukan Sobir itu salah satu varian dari manggis yang dikenal saat ini. Toh, Jawal tak berani berspekulasi apakah variasi itu bernilai komersial di kemudian hari.

Penelusuran Trubus, manggis tanpa biji pernah ditemukan di Malaysia. Rakyat negeri jiran menyebutnya masta atau sepa. Bahkan Institut Penyelidikan dan Kemajuan Pertanian Malaysia (MARDI) berhasil menemukan beberapa kultivar unggul manggis tanpa biji (baca Manggis Tanpa Biji, Trubus April 1994).

Di daerah Yan, Kedah, ditemukan manggis tanpa biji dengan bobot rata-rata 80 g. Di Perak ditemukan manggis tanpa biji berbobot 60 g. Namun, manggis tanpa biji yang ditemukan di Malinau berbeda dengan yang berada di Malaysia. Dari sosok buah jelas berbeda. Bagian yang dapat dikonsumsi dari manggis tanpa biji asal Indonesia lebih banyak. Ukurannya lebih besar, ujar Sobir. Ukuran daun pun lebih besar
Masih diteliti

Fenomena ditemukannya manggis tanpa biji masih menyisakan misteri. Pasalnya, selama ini manggis yang berbiji dikenal bersifat apomiksis. Artinya, pohon dapat menghasilkan buah tanpa melalui perkawinan bunga jantan dan betina.

Menurut Jawal biji yang terbentuk berasal dari induksi zat-zat endogen dalam tumbuhan. Karena tanpa perkawinan itulah biji manggis bersifat vegetatif sehingga mempunyai sifat yang serupa dengan induknya.

Pada kasus manggis tanpa biji, sifat apomiksis itu tak sempurna karena biji kosong, kecil atau tak terbentuk. Ada kemungkinan proses pembentukan biji terhambat, ujar Sobir. Bila benar demikian, maka manggis tanpa biji sifatnya lebih mendekati partenokarpi. Baik apomiksis dan partenokarpi memang diartikan sebagai sifat pohon yang dapat menghasilkan buah tanpa melalui perkawinan bunga jantan pada bunga betina. Yang membedakan, pada apomiksis menghasilkan biji. Sementara partenokarpi tidak menghasilkan biji.

Terlepas dari misteri itu, kemunculan manggis tanpa biji membuka ladang baru penelitian. Kultivar itu sangat potensial dikembangkan atau disilangkan dengan kultivar lain untuk menghasilkan jenis yang lebih unggul. Maka, pencarian manggis tanpa biji ke Malinau, Kalimantan Timur, adalah sebuah awal
 
Kurma Segar dari Halaman Rumah

Kurma Segar dari Halaman Rumah
Oleh trubus

Mentari mulai tergelincir ke ufuk barat. Suara bedug terdengar ditabuh tanda waktu berbuka puasa tiba. Di atas meja terhidang setangkai kurma segar berisi puluhan buah seukuran ibu jari orang dewasa. Begitu buah ungu kecokelatan dicicip, rasa manis nan segar tercecap di lidah. Berbuka puasa dengan kurma Phoenix dactylifera segar yang dipetik dari halaman rumah bukan sekadar impian bagi Adi Warsito. Di halaman rumah di kawasan Pondokindah, Jakarta Selatan, sebatang kurma memamerkan 4 tandan buah.

Itulah yang Trubus lihat waktu berkunjung ke sana pada Agustus 2006. Buah susul-menyusul. Itu terlihat dari warna kulit. Buah muda, hijau; remaja, kuning gading; dan tua, ungu kecokelatan. Pohon kurma yang tengah berbuah setinggi 5,5 m. Ia tumbuh berdampingan dengan kurma lain yang lebih pendek, 4 m. Jarak keduanya tak sampai 1 m. Sayang, meski ditanam berbarengan pohon yang disebut terakhir tidak berbuah.

Kedua kurma itu ditanam sembilan tahun silam, saat Adi hendak menempati rumah. Awalnya kurma ditanam sebagai tanaman hias pengganti palem-paleman. Bangunan yang kami tempati bergaya mediterania, jadi tanaman hias yang cocok keluarga palem-paleman, kata suami Titi Adi Warsito itu. Kurma dipilih karena tergolong palem eksklusif.

Pada 1997, bibit kurma setinggi 4 m didatangkan dari Cirebon, Jawa Barat. Pengusaha di bidang otomotif itu menggelontorkan Rp4-juta untuk 3 batang kurma. Adi tak tahu pasti asal-muasal bibit. Besar kemungkinan berasal dari biji yang beradaptasi dengan iklim tropis. Sayang, setahun setelah tanam, 1 pohon mati karena tak mampu beradaptasi.
Langka

Berita kurma berbuah di Indonesia sampai ke telinga para pakar buah. Luar biasa, kejadian itu sangat langka, kata Drs Hendro Soenarjono, mantan peneliti di Kebun Percobaan Cipaku, Bogor.

Pendapat itu diamini Dr Reza Tirtawinata MS, direktur Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor. Bila yang berbuah Phoenix dactylifera itu sangat istimewa. Kurma yang rajin berbuah di Indonesia adalah kurma hias Phoenix roebelenii, tuturnya. Jenis itu tak pernah dikonsumsi, sementara yang ada di kediaman Adi Warsito daging buah tebal karena buah tak berbiji.

Menurut Reza, kurma berbuah di daerah tropis bersifat kasuistis. Artinya, contoh itu tak bisa dijadikan patokan bahwa kurma mampu berbuah di Indonesia. Apalagi untuk ditanam skala komersial. Iklim negeri kita tak mendukung pohon kurma berbuah,ujarnya. Kurma membutuhkan kekeringan ekstrim yang merangsang pembuahan.

Reza menduga, letak pohon di antara jalan raya dan bangunan menyebabkan daerah perakaran terisolasi dari air. Maka secara mikro kondisi lingkungan kering, seperti habitat asli kurma. Oleh karena itu, Reza hanya menyarankan penanaman kurma sebatas tanaman hias. Kalau berniat untuk menikmati buahnya bisa kecewa, tutur doktor dari Institut Pertanian Bogor itu.
Partenokarpi

Itu berbeda dengan pendapat Greg Hambali, pakar botani di Bogor. Fenomena di kediaman Adi Warsito kian mengukuhkan Phoenix dactylifera dapat berbuah di Bumi Pertiwi. Saya pernah mencicipi kurma dari Kupang, Nusa Tenggara Timur, ujarnya. Hanya saja perlu ditelusuri lebih jauh. Lazimnya kurma yang berbuah di tanahair berukuran kecil, paling sebesar ujung ibu jari orang dewasa dan tak berbiji. Sementara di Israel, Trubus menyaksikan kurma segar berukuran hampir sama dengan telur ayam kampung.
Di Israel buah seukuran telur ayam

Menurut Greg, kurma tanpa biji itu bukan hasil perkawinan bunga jantan dan betina. Buah berasal dari pohon partenokarpi. Artinya, pohon mampu membentuk buah tanpa ada penyerbukan jantan pada betina. Beberapa pohon kurma memang bersifat seperti itu, tergantung genetik bunga betina, kata alumnus University of Birmingham itu.

Secara alami kurma tergolong tanaman berumah dua. Pohon hanya menghasilkan 1 jenis bunga: jantan atau betina. Penyerbukan alami terjadi bila terdapat pohon jantan dan betina di lokasi berdekatan. Menurut Greg, kurma sulit berbuah di Indonesia justru karena penanaman-sebagai tanaman hias-umumnya tunggal. Akibatnya, tak terjadi penyerbukan bunga jantan pada betina.
Kurma Kalifornia

Lantaran itulah Greg yakin pada penanaman berkelompok peluang kurma berbuah jauh lebih besar. Namun, membutuhkan riset pendukung. Dulu di Kalifornia kurma juga tak berbuah, tapi lihat sekarang. Kalifornia jadi salah satu produsen kurma, ujar kolektor berbagai tanaman buah itu.

Penelusuran Trubus membenarkan pernyataan Greg. Kurma yang diimpor Indonesia umumnya dari Kalifornia. Negara bagian Amerika Serikat beriklim tropis itu membudidayakan kurma secara komersial sejak 1969. Padahal, sampai 1800-an, pohon-pohon kurma di Kalifornia tak pernah berbuah. Penelitian dari Universitas California pada 1905 merekomendasikan penyerbukan dengan lebah. Hasilnya, tanaman menjadi lebih produktif.

Thailand melakukan penelitian serupa. Para pakar di negeri Gajah Putih mencoba mengawinkan bunga betina kurma dengan bunga jantan dari keluarga palem lain. Sebut saja dengan kurma hias Phoenix roebelenii. Mereka telah memulainya, kita tak boleh kalah, ujarnya.

Bila penelitian di tanahair benar berjalan, banyak hobiis bersukacita. Koleksi kurma yang biasanya untuk tanaman hias dapat berbuah. Sebut saja Darwis Siagim, hobiis buah-buahan di Pondokbambu, Jakarta Timur, yang mengoleksi belasan pohon kurma. Mantan manajer di Pertamina itu berharap, suatu saat kelak, ia dan anak cucu dapat menikmati kurma dari halaman rumah.
 
Pisang Koleksi Tien Soeharto

Pisang Koleksi Tien Soeharto
Rasa Lokal, Nama International
Oleh trubus


Lo, ada ya pisang ambon amerika,kepok amerika, dan pisang jepang? tanya Meilina Putri, pengunjung Festival Pisang di Taman Wisata Mekarsari, Cileungsi, Bogor, terheran-heran. Yang ia tahu, pisang justru banyak di Indonesia. Waktu mendengar nama-nama di atas, ia langsung membayangkan Musa Spp asal negara-negara di seberang lautan.Padahal semua itu pisang lokal juga, tutur Sobir, PhD, kepala Pusat Kajian Buah Tropis (PKBT),IPB. Ketiganya mutiara terpendam yang dikumpulkan almarhumah Tien Soeharto -mantan ibu negara -sepuluh tahun silam.

Bukan hanya Meilina Putri yang terheran-heran.Puluhan peserta Bincang Pisang di aula Gedung Dewi Sri,Taman Wisata Mekarsari ikut penasaran.Pasti penamaan itu ada hubungannya dengan orang Amerika dan Jepang ya? seloroh Budiarto Rahman, salah seorang peserta. Dari situlah Trubus melacak sejarah 3 pisang yang mengundang tanya itu.

Menurut Sobir,anggota famili Musaceae itu hasil seleksi dari beragam pisang yang dikumpulkan oleh almarhumah Tien Soeharto pada 1986.Istri mantan presiden Soeharto itu mengoleksi beragam pisang unggul daerah dari seluruh nusantara: Sabang sampai Merauke.

Dari informasi mulut ke mulut, akhirnya terkumpul 348 jenis pisang asli Indonesia. Sayang,penamaannya hanya berdasarkan nama daerah masing-masing. Bahkan beberapa jenis menggunakan nama pemilik pohon. Menurut Ir Agus Sutanto, MSc, peneliti di Balai Penelitian Tanaman Buah (Balitbu) Solok, Sumatera Barat, penamaan itu lumrah dilakukan karena jenis pisang sangat beragam dan ditemukan hampir di setiap daerah.Malah sering ditemukan, nama pisang sama tapi jenisnya beda. Sebaliknya,ada yang sebutannya berbeda, ternyata jenisnya sama, papar Agus.
Ekspatriat

Berdasarkan sejarah itu, Sobir menduga sebutan ambon amerika, kepok amerika,dan pisang jepang diambil dari nama pemilik pohon ekspatriat. Memang banyak ekspatriat menyukai buah-buahan tropis. Mereka berburu buah-buah paling enak di setiap daerah. Sebagian juga menanam di pekarangan rumah sebagai koleksi.Tak jarang hasil perburuan dibawa ke negara asal.

Salah satunya ya pisang itu. Maklum di beberapa negara,pisang dianggap buah bergengsi. Menurut Dr Moh Reza Tirtawinata, MSc, di Amerika Serikat pisang dianggap buah kelas atas. Harganya mahal. Satu buah dibanderol US$0,5 (setara Rp5.000,red), kata doktor dari Institut Pertanian Bogor yang kerap melakukan kunjungan kerja ke berbagai negara itu.

Rasa ambon amerika dan kepok amerika yang manis,legit,dengan sedikit rasa asam cocok di lidah warga negara Paman Sam. Buat mereka rasa yang enak itu agak asam, ujar Sobir,doktor dari Universitas Okayama, Jepang. Sebaliknya, pisang jepang manis seperti susu. Pas di lidah warga negeri Matahari Terbit yang mirip lidah orang Indonesia: suka rasa manis tanpa asam. Inilah penampilan ketiga pisang lokal bernama international itu.
Ambon amerika

Dua kata yang tersemat pada pisang itu kerap menipu.Disebut ambon karena sosok mirip pisang ambon: berkulit mulus bersih. Setelah diteliti oleh PKBT, secara kekerabatan ia justru lebih dekat dengan pisang raja sereh dan pisang emas.

Menurut Reza, raja sereh jenis pisang paling enak di Indonesia. Sayang, penampilannya tidak menarik. Kulit penuh titik dan totol hitam kecokelatan. Raja sereh tak disukai orang mancanegara karena dianggap pisang rusak.

Wajar bila ambon amerika lantas diunggulkan. Rasa ambon amerika manis, legit, bercampur asam seperti yang disukai lidah orang Amerika. Kulit bersih dan mulus. Sosok buah sedikit lebih kecil daripada ambon sehingga pas untuk konsumsi seorang. Ini mutiara terpendam milik Indonesia, ujar Sobir.
Kepok amerika

Label kepok amerika pada pisang itu mengingatkan pada kepok, jenis pisang olahan. Ciri khas yang mudah dikenali ialah bentuk sudut pada kulit yang kentara, hampir persegi.Namun, meski disebut kepok, sudut pada kepok amerika tak begitu menonjol.Ukuran pun lebih panjang, tak seperti kepok yang buntek.

Setelah diteliti, ternyata secara kekerabatan kepok amerika lebih mirip kelompok pisang cavendish. Cavendish, tergolong jenis ambon. Rasa kepok amerika legit,manis,dan agak asam. Buat Sobir itu lebih enak ketimbang cavendish yang lebih anyep. Karena tergolong cavendish, kepok amerika merupakan buah segar, bukan pisang olahan.
Jepang

Sosok pisang jepang mirip pisang emas dan pisang lampung. Rasanya manis seperti susu tanpa rasa kecut sama sekali. Dari hasil penelitian disimpulkan pisang jepang termasuk golongan pisang emas. Kekerabatannya juga dekat dengan pisang emas 40 hari dan bangka hulu. Bedanya, aroma pisang jepang tidak terlalu menyengat. Diduga itu karena kadar alkohol yang rendah. Menurut penilaian Sobir, inilah salah satu
 
Di Florida Grapefruit, di Sumbawa Jeruk Samawa

Di Florida Grapefruit, di Sumbawa Jeruk Samawa
Oleh trubus


Memasuki Mei-September, rak-rak berpendingin di pasar swalayan di Batam, Bali, dan Medan dibanjiri jeruk cantik nan segar. Buah seukuran bola bowling berwarna kuning cerah itu dibandrol Rp50-ribu per kg. Lha, ada jeruk fl orida di sini, kata Purnama Wijaya, saat melihat Citrus paradisi itu. Tak diduga grapefruit dipasok dari Sumbawa, bukan diimpor dari Amerika Serikat. Di pasar modern si asam manis itu bersalin nama samawa citrus.

Bukan hanya Purnama Wijaya, hobiis buah-buahan kaget melihat jeruk florida segar dipajang di pasar swalayan. Drs H Lalu Serinata, Gubernur Nusa Tenggara Barat, juga takjub. Ini baru namanya jeruk, produksi lokal kualitas internasional, ujarnya.

Pemandangan menarik di pasar modern itulah yang menyebabkan penulis bersama Lalu Serinata berkunjung langsung ke kebun PT Ladang Artha Buana di Pulau Sumbawa. Lokasi kebun sekitar 15 km dari Sumbawa Besar ke utara. Tepatnya, ke arah Pelabuhan Badas. Tak menduga, di sana terbentang 60 ha kebun grapefruit yang ditanam sejak 1998.

Kerabat kawista itu berjajar rapi dengan jarak tanam 6 m x 6 m. Sosok tanaman pendek, hanya 1,8-2 m. Namun, dari sela-sela daun bergelayutan dompolan jeruk berwarna kuning cerah. Dalam setiap dompolan terdapat 6-8 buah yang meng geromb ol, mirip anggur. Dari situ muncul sebutan grapefruit.
Bukan pamelo

Penampilan grapefruit memang mempesona. Kulit kuning atau jingga cerah. Ukuran di atas rata-rata-bobot sekitar 500-700 g per buah- kerap membuat orang menggolongkannya sebagai pamelo alias jeruk besar. Padahal, grapefruit berbeda dengan Pamelo. Pamelo dalam bahasa latin disebut Citrus grandis dan Citrus maxima. Sementara grapefruit dikenal Citrus paradisi.

Penelusuran penulis, sebutan grapefruit memang relatif baru. Ia dipisahkan dari jeruk besar oleh James MacFayden pada 1837 lewat publikasinya berjudul Flora of Jamaica. Pada 1948 pendapat James mulai diakui oleh para ahli jeruk dunia.

Mereka menduga grapefruit adalah silangan pamelo dengan jeruk jenis lain. Ia juga dipercaya berasal dari Amerika Serikat, tepatnya di Florida. Di seluruh dunia, grapefruit dikelompokkan menjadi dua: pink grapefruit dan yellow grapefruit.

Di negeri Paman Sam, grapefruit dikembangkan secara besar-besaran. Sebuah laporan menyebutkan produksi negara itu mencapai 2,7-juta ton per tahun. Negara lain yang mengusahakan grapefruit secara besar-besaran ialah Israel, Argentina, Cina, dan Afrika Selatan. Di sana buah itu lazim dinikmati saat sarapan pagi.

Di Indonesia, baru belakangan ini grapefruit populer sebagai buah segar. Terutama di kalangan ekspatriat di Freeport dan Newmont. Caranya jeruk dibelah horizontal, lalu isinya diambil dengan sendok. Ia diolah jadi jus. Rasa asam diimbangi pemberian gula merah.
Istimewa

Pengamatan penulis, kebun di Pulau Sumbawa benar-benar istimewa. Pasalnya, iklim negara asal tak sama dengan Indonesia. Penulis pernah berkunjung ke kebun serupa di Jawa Barat, tapi hasilnya tak memuaskan. Tanaman tumbuh merana sehingga buah kecil-kecil. Di Sumbawa, grapefruit mampu berbuah selama 5 bulan dalam setahun. Tepatnya, pada periode Mei-September.

Total jenderal luas kebun PT Ladang Artha Buana mencapai 250 ha. Luas usaha perkebunan jeruk 60 ha. Sejumlah 33 ha sudah berproduksi dengan kapasitas 18 ton per bulan. Jeruk kelas A dikirim ke Lombok, Bali, Jakarta, Medan, dan Batam. Sementara jeruk yang tak lolos sortir-sekitar 30%-diserap pasar lokal. Di pulau yang terkenal dengan madunya itu nama jeruk florida berganti menjadi jeruk samawa. Kata samawa diambil dari nama suku asli Pulau Sumbawa.

Dari perjalanan penulis ke kebun, sebetulnya terpendam potensi lain. Kebun ini cocok untuk lokasi agrowisata, ujar Lalu Serinata. Maklum, suasana kebun yang tertata rapi membuat pengunjung dapat menikmati pemandangan nan indah. Apalagi, dari kebun itu terlihat jelas Pulau Moyo, pulau yang menjadi tempat peristirahatan pribadi mendiang Putri Diana. Tertarik menikmati jeruk florida di tanahair? Berkunjunglah ke Sumbawa pada Mei-September.
 
Maniskan Anggur Bali

Edi Yana
Maniskan Anggur Bali
Oleh trubus

Di sebuah ruangan balai penelitian di Singaraja, Bali. Seorang peneliti terheran-heran kala Trubus bercerita hendak ke kebun anggur. Apanya yang mau diliput. Memang masih ada anggur manis di sini? tanya Dr Haryanti MS, sang peneliti, tak percaya. Sejak 3 -4 tahun terakhir kejayaan anggur bali memang terbenam. Tak ada lagi anggur super yang manis. Namun, di salah satu sudut Singaraja, Trubus menemukan anggur super dari sebuah kebun. Meski tingkat kematangan belum optimal, rasa manis terasa menyergap lidah.

Rasa anggur di kebun I Gede Edi Yana SE itu luar biasa. Ini belum seberapa. Bila 3 -4 hari lagi dipetik, pasti lebih manis, katanya. Memang saat dipetik tangkai buah anggota keluarga Vitaceae itu masih hijau bersemburat ungu. Tanda buah matang optimal tangkai buah bagian atas berubah ungu.

Toh , semua orang sepakat, anggur dari kebun Edi Yana tergolong terbaik di Singaraja. Kalau mau anggur manis, datang saja ke kebunnya, kata seorang kenalan yang Trubus temui di sebuah pameran di Kuta pada penghujung 2003. Pantas anggur yang berasal dari Kecamatan Seririt, Singaraja, itu kerap dipajang di berbagai pameran nasional.
Teknik pemupukan

Sepintas pemandangan di kebun Edi tak ada bedanya dengan kebun di sekitar. Usut punya usut, teknik pemupukan yang dilakukan ayah 3 anak itulah yang menyebabkan kualitas buah berbeda. Ia mengandalkan pupuk NPK berkadar K tinggi dan pengapuran dolomit CaMg(CO3)2 agar buah manis. K tinggi diberikan saat tanaman disuburkan, sebelum dipangkas untuk berbunga. Pekebun lain lazimnya menggunakan pupuk NPK seimbang dan pengapuran kalsit CaCO3

Menurut Ir Wijaya MS, pakar buah di Bogor, teknik pemupukan K tinggi memang berperan meningkatkan kualitas buah. Kalium berperan sebagai katalisator enzim dalam pembentukan gula dari amilum, kata mantan peneliti di Kebun Pembibitan Buah Cipaku, Bogor, itu. Kalium juga berperan mempertebal dinding sel sehingga tanaman lebih tegar dan kokoh.

Pengapuran dolomit CaMg(CO3)2 diakui memaniskan buah. Pasalnya, kapur dolomit mengandung Mg. Magnesium itu satu-satunya mineral penyusun klorofi l. Ia tak ditemui di kalsit, ujarnya. Dengan penambahan magnesium maka daun lebih hijau. Secara tak langsung proses pembentukan gula menjadi lebih optimal ketimbang tanaman yang kekurangan magnesium.
NPK 1:2:2

Menurut Edi, pupuk K tinggi diberikan pertama kali saat tanaman berumur 11 bulan setelah tanam. Benamkan 1 ons NPK 1:2:2 sejauh 1 m di sekeliling batang setiap 10 hari. Pemberian dilakukan 4 kali sebelum tanaman dipangkas. Sebelumnya, pada umur 2 -11 bulan, pupuk yang digunakan ialah NPK 2:2:1.

Pohon yang dipupuk K tinggi batangnya semakin kokoh. Pada bulan ke-12 dilakukan pemangkasan cabang. Minimal 7 ruas disisakan pada cabang tersier. Agar memudahkan, waktu pemangkasan itu dianggap sebagai 0 hari. Anggur dipanen 105 hari setelah pemangkasan. Pada umur 0 -5 hari biasanya air masih mengucur dari cabang yang dipangkas. Baru pada hari ke-5 sampai ke-20 dilakukan penyemprotan ZPT dari golongan auksin dan giberelin untuk merangsang tunas bunga keluar serempak. Dosisnya sekitar 1 cc per liter atau sesuai yang tertera di kemasan. Perlakuan 4 kali setiap 5 hari.

Pada umur 50 hari lazimnya bunga yang muncul telah menjadi bakal buah. Benamkan 1 kg NPK 1:2:2 di sekeliling batang. Tujuannya agar dinding sel buah kokoh. Ulangi pembenaman NPK 1:2:2 sebanyak 0, 75 kg pada hari ke-75. Pada umur itu terjadi proses pematangan buah. Pemberian K tinggi diharapkan mampu meningkatkan enzim yang berperan dalam pembentukan gula. Pada hari ke-105, buah siap dipanen dengan cara digunting.
Suburkan kembali

Setelah panen, tanah disuburkan kembali. Caranya tambahkan bokashi 20 kg dan dolomit 2, 5 -3, 5 kg. Bokashi berperan memasok hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Dolomit menaikkan pH tanah agar mendekati netral. Berikan juga 2 kg pupuk K tinggi untuk mengokohkan batang. Setelah itu istirahatkan tanah selama 2 minggu, sambil menunggu tanaman subur. Pohon yang telah subur siap dipangkas kembali sama seperti pada saat perangsangan bunga.

Menurut Edi cara itu bisa diterapkan pada anggur di daerah lain. Yang terpenting wilayah itu cocok untuk penanaman anggur. Dari penelusuran Trubus , lokasi yang paling sesuai untuk anggur ialah yang memiliki ketinggian tak lebih dari 300 m. Tanahnya cukup gembur, tapi memiliki lapisan cadas di kedalaman 40 cm. Lapisan cadas itu dibutuhkan untuk menahan air irigasi dan pupuk tercuci
 
Back
Top