ABRI Tidak Mengedrop Nama Calon Gubernur

andree_erlangga

New member
ABRI tidak memaksakan dan tidak mengedrop prajuritnya untuk menduduki jabatan gubernur DKI Jaya. Melainkan akan menyiapkan calonnya bila masyarakat menghendaki. Sebab, stok ABRI untuk menduduki posisi penting semacam itu masih banyak.

Penegasan itu diungkapkan Kassospol ABRI Letjen TNI Syarwan Hamid menjawab pertanyaan wartawan berkaitan dengan beredarnya nama Mayjen TNI Sutiyoso, yang kini menjabat Panglima Kodam (Pangdam) Jaya, dalam bursa pencalonan gubernur DKI Jaya.

"ABRI tidak memaksakan mengedrop calonnya. Tetapi ka-lau itu memang keinginan masyarakat, kita akan siapkan calonnya. Sebab, ABRI secara umum hanya menyiapkan administrasinya saja. Kemudian Pangab tinggal menyetujuinya," papar Syarwan Hamid.

Ketika ditanya wartawan perihal peluang Sutiyoso, Syarwan mengatakan, semua tergantung keinginan masyarakat. "Kan ada sejumlah nama calon gubernur yang masuk dalam jaring," tuturnya usai mengikuti kegiatan Forum Uji Sahih GBHN DPP Golkar, Sabtu (5ſ) di Jakarta.

Transparan

Bursa bakal calon gubernur DKI Jaya untuk periode 1997- 2002 sendiri kini tampak makin transparan. Dari belasan nama calon yang semula dimunculkan, tinggal 10 orang yang kemudian siap 'bertempur' memperebutkan jabatan itu.

Mereka antara lain Pangdam Jaya Mayjen TNI Sutiyoso, Ses-dalopbang Letjen TNI AM Hendropriyono, Wagub DKI bidang Ekbang Ir Tb M Rais, Wagub DKI bidang pemerintahan Brigjen TNI Purn Idroes, Sekwilda DKI Harun Al Rasyid, Mayjen TNI Purn Adang Ruchyatna, Ketua DPD Golkar DKI Jaya Brigjen TNI Purn Tadjus Sobirin, Ketua DPD Golkar HR Agung Laksono, Brigjen TNI Purn Achmadi dan Mayjen TNI (Purn) Eddie Nalapraya dari Bamus Betawi.

Dari 10 calon yang berhasil dijaring keempat fraksi di DP-RD DKI Jakarta, hanya Mayjen TNI Sutiyoso yang memiliki pe-luang cukup besar. Apalagi ca-lon terkuat lainnya, yaitu Gubernur DKI Jaya Surjadi Soedirdja, secara terbuka tidak bersedia dicalonkan kembali menjadi gubernur. Sedang Sesdalopbang Letjen AM Hendropriyono juga secara terus terang telah menolak namanya dibursakan sebagai bakal calon gubernur DKI Jaya.

Dengan gugurnya dua nama kandidat yang sama-sama kuat itu, berarti peluang Sutiyoso untuk melaju ke kursi gubernur makin jelas. Apalagi selama Pemilu 1997 Sutiyoso dinilai berhasil mengamankan ibukota.

Namun dari sekian keberhasilannya, jenderal berbintang dua ini pernah 'kebobolan' dengan meletusnya peristiwa 27 Juli 1996. Tapi kerusuhan itu berhasil dipatahkan meskipun banyak memakan korban harta benda maupun nyawa.

berpolitik.com
 
Back
Top