Persiapan Operasi Kandung Empedu

nurcahyo

New member
Persiapan Operasi Kandung Empedu

SEJAK kecil saya biasa merokok. Saya mulai coba-coba kelas V SD dan setelah SMP, saya merokok secara teratur. Saya sekarang sudah berumur 42 tahun.

Dua tahun yang lalu, saya menderita batuk kronis dan menurut dokter, saya terserang bronkhitis. Saya diharuskan berhenti merokok. Fungsi paru saya agak menurun dan terasa jika saya naik tangga, karena rasanya mudah sesak. Padahal, teman-teman seusia saya tidak apa-apa.

Badan saya agak gemuk dan sekitar enam bulan ini saya merasakan nyeri di ulu hati. Semula diduga sakit maag, maklumlah saya bekerja di bagian pemasaran sebuah perusahaan swasta yang selalu dikejar target penjualan. Namun, setelah diperiksa secara teliti dengan USG ternyata saya menderita batu kandung empedu.

Dokter bedah yang memeriksa saya menganjurkan operasi untuk mengangkat kandung empedu saya yang mulai meradang. Ia menjelaskan kepada saya bahwa operasi di daerah perut pada penderita bronkhitis dapat mengurangi kapasitas paru selama operasi.

Karena itu, saya diharuskan berkonsultasi dengan dokter spesialis penyakit dalam sebelum menjalani operasi. Diharapkan dokter spesialis penyakit dalam dapat memeriksa jantung, paru, dan kondisi lain lewat laboratorium untuk menetapkan kelayakan menjalani operasi.

Saya mendengar bahwa operasi kandung empedu dapat dilaksanakan dengan hanya membuat sayatan kecil di dinding perut. Saya tertarik untuk menjalani operasi seperti itu. Kebetulan perusahaan saya bersedia membiayainya.

Apakah operasi jenis baru ini lebih aman daripada operasi biasa? Apakah di Jakarta sudah dapat dijalankan operasi ini?

Saya kebetulan punya saudara di Jakarta sehingga jika saya dirawat di rumah sakit ada saudara yang mendampingi.

Selain itu, apakah penyakit bronkhitis dapat disembuhkan?

(Rusdi, Cirebon)

JIKA telah timbul radang memang biasanya sudah perlu dilakukan operasi pada batu kandung empedu. Jika dibiarkan mungkin terjadi infeksi berat yang sulit diatasi.

Operasi pada daerah perut memang mempengaruhi fungsi paru. Makin dekat operasi dilakukan ke sekat diafragma (pembatas rongga dada dan perut) makin besar pengaruh operasi terhadap fungsi paru. Operasi kandung empedu dapat menurunkan kapasitas vital (bagian fungsi paru) separuh.

Kebiasaan merokok dapat menimbulkan gangguan paru berupa bronkhitis dan emfisema. Pada kedua keadaan ini sebelum dilakukan operasi sudah terjadi penurunan fungsi paru dibandingkan dengan yang tak menderita penyakit tersebut. Jadi amat wajar sebelum operasi dilakukan penilaian kelayakan operasi untuk menilai risiko operasi.

Penilaian yang dilakukan biasanya bersifat menyeluruh di samping penilaian keadaan paru termasuk dengan mengukur fungsi paru. Jika diperlukan dilakukan upaya meningkatkan fungsi paru terlebih dahulu sehingga pada operasi tidak terjadi fungsi paru yang amat rendah. Mengingat usia Anda yang masih muda saya optimis Anda akan dapat menjalani operasi.

Operasi laparaskopi (operasi melalui alat yang dimasukkan melalui sayatan kecil di dinding perut) memang juga digunakan untuk operasi kandung empedu. Operasi ini menimbulkan luka bekas operasi yang kecil. Di tangan dokter yang terampil dalam operasi ini risiko operasi lebih rendah dan pasien dapat pulang ke rumah lebih cepat. Untuk operasi ini diperlukan alat khusus dan dokter bedah yang terlatih. Anda dapat mendiskusikan lebih lanjut dengan dokter bedah Anda, manfaat dan kerugian operasi ini dibandingkan dengan opersi yang biasa.

Di Jakarta, operasi laparaskopi sudah lama dilaksanakan dan biasanya yang melaksanakan operasi ini untuk kandung empedu adalah dokter bedah konsultan saluran cerna.

Mengenai penyembuhan bronkhitis, memang penyembuhan dengan pengertian kembali ke keadaan sebelum bronkhitis, sulit dicapai karena bronkhitis yang kronik menimbulkan perubahan pada pipa saluran napas. Selaput lendir pipa saluran napas berubah menjadi tak teratur sedangkan lapisan otot pipa tersebut menebal. Akibatnya pipa saluran napas penderita bronkhitis relatif menjadi lebih sempit.

Perubahan ini biasanya bersifat menetap. Namun, ini tidak berarti kualitas hidup penderita bronkhitis tak dapat ditingkatkan. Anda dapat menghubungi dokter Anda untuk merencanakan terapi sehingga Anda tidak mengalami sesak serta mengurangi batuk Anda.

Pengalaman Anda mungkin dapat dijadikan contoh pembaca lain bahwa merokok dapat menimbulkan gangguan pernapasan. Gejala itu sudah dapat timbul pada usia yang relatif masih muda.

Nah selamat menjalani operasi. Mudah-mudahan berhasil baik dan Anda juga dapat hidup nyaman meski menderita bronkhitis. *
 
Back
Top