Inilah Dampak Poligami pada Anak

mashon92

New member
Inilah Dampak Poligami pada Anak


56423_anak_kecil_takut_2_300_225.jpg






Poligami saat ini tampaknya makin banyak dilakukan. Banyak pihak yang menentang tetapi banyak juga yang mendukung poligami karena dianggap tidak bertentangan dengan agama. Jika poligami dilakukan tanpa menghiraukan pendapat anak dan hal ini berdampak negatif pada proses tumbuh kembangnya.

"Pada dasarnya semua anak mengharapkan memiliki keluarga yang ideal yang terdiri dari satu ayah dan satu ibu. Anak ingin selalu disayangi dan mendapatkan perhatian secara penuh. Saat ayah melakukan poligami maka rasa cemburu, marah, sedih kecewa tentu tidak bisa dihindari," kata Seto Mulyadi, psikolog anak, saat dihubungi VIVAnews melalui telepon pada 27 oktober 2009.

Menurut pria yang akrab dipanggil kak Seto ini, perasaan marah, kecewa dan cemburu tersebut, bisa menumpuk dan akan menggangu emosi anak. Tidak hanya berdampak pada psikologisnya tetapi juga pada fisik dan prestasi akademiknya. Keceriaan anak pun akan berkurang bahkan menghilang akibat tumpukan emosi tersebut.

"Tumpukan emosi bisa membuat anak berubah seratus delapan puluh derajat dari yang ceria menjadi pemarah, menutup diri, sulit diatur, dan membangkang. Pikiran anak yang dipenuhi emosi ini bisa menghambat tumbuh kembang anak baik secara psikis, fisik dan bisa menghambat prestasinya di sekolah" jelas Kak Seto.

Menurut pengalaman Kak Seto, anak-anak yang ayahnya berpoligami cenderung tidak menerimanya dan melakukan reaksi penolakan. Hal ini juga berdampak pada hubungan anak dan ayah menjadi lebih renggang.

"Jika memang sang ayah melakukan poligami, cobalah berbesar hati meminta maaf pada anak. Karena, poligami pasti melukai anak dan bisa membuatnya berpikir negatif dan apatis terhadap lembaga pernikahan kelak. Menjelaskan dengan kesabaran dan meminta maaf adalah salah satu acara untuk meminimalisir dampak negatif poligami bagi anak," kata Kak Seto.

Selain dampak negatif, jika dilihat dari sisi positif, poligami bisa mengajarkan beberapa hal. "Anak akan menjadi belajar lebih tegar dalam menghadapi sebuah persoalan, ia juga bisa memiliki toleransi yang lebih tinggi dan jika diberikan pengertian dengan baik pikirannya bisa lebih menerima hal-hal yang dianggap sulit untuk diterima banyak orang," tandas Kak Seto.



VIVAnews.com
 
Bls: Inilah Dampak Poligami pada Anak

hmmm.....
kalau menurut aku sih dampak negatif atau positif pada psikologi anak yang ayahnya berpoligami tergantung banyak faktor sama halnya dengan dampak psikologi pada anak yang orang tuanya bercerai atau permasalahan2 lain. Semisal seberapa besar pengaruh faktor lingkungan yang mungkin meng 'aib' kan poligami itu pada si anak, seberapa besar pengaruh pengertian yang diberikan orang tua kepada si anak, kapan si ayah berpoligami, apa kah sejak sebelum si anak lahir atau sesudah si anak lahir, seberapa besar perhatian si ayah, atau adakah perubahan perhatian dari si ayah, dan masih banyak faktor2 lain yang mempengaruhinya.

bisa juga diibaratkan cara setiap orang dalam menghadapi atau memandang sesuatu pasti berbeda beda. Contoh dalam suatu musibah ada orang yang melemahkan dirinya sendiri dengan pikiran2 negatif pe mau bunuh diri, tapi ada juga yang orang yang malah tambah kuat dengan berpikiran positif n mau mengambil hikmah dari musibah itu.

tapi kalau sudah terlihat tanda2 yang berakibat negatif pada si anak, hendaknya orangtua segera bertindak agar dampak negatif itu tidak berlarut2 atau bertambah besar. Semisal dengan cara meminta maaf itu tadi, atau memberikan perhatian yang tidak berkurang, melakukan pendekatan lebih kepada anak yang kurang bisa menerima keadaan itu.... dsb...
 
Bls: Inilah Dampak Poligami pada Anak

selalu yang jadi korban itu anak. . .karena tidak ada yang membuat nyaman seorang anak, jika tidak di kelilingi orang tuanya.

kecuali anak itu udah punya pasangan dan cucu (kalo begitu orang tuanya, itu?)


===========================================================

ada quote dari film august rush yang menarik, "aku tahu perasaanmu. Semua anak pasti tidak ingin pergi dari rumah pertamanya. Karena, takut jika orang tuamu tidak menemukanmu bukan?"

nah dari situ, kita bisa tahu seberapa besar jalinan orang tua dan anak
 
Back
Top