Makan Bisa Jadi Candu

nurcahyo

New member
Makan Bisa Jadi Candu
Lihat Gambar

KapanLagi.com - Bagi orang obesitas makan bisa jadi sebuah candu, bahkan bisa dikatakan mereka memiliki sirkuit otak yang sama ketika pecandu obat bius memikirkan obat bius, demikian hasil temuan terbaru para peneliti Amerika yang menunjukkan keterkaitan makan secara berlebihan dan kecanduan obat bius.

Temuan tersebut mungkin membantu menciptakan perawatan yang lebih baik bagi orang obesitas, masalah yang kian besar yang dihadapi Amerika Serikat dan tempat lain.

"Yang ingin kami ketahui adalah mengapa, ketika orang sudah kenyang, mereka masih saja ingin menyantap banyak makanan," kata Dr. Gene-Jack Wang dari Brookhaven National Laboratory di Upton, New York, seperti dilansir Reuters, Senin (02/10/06).

"Kami dapat mensimulasikan proses yang terjadi ketika perut sudah penuh, dan untuk pertama kali kami melihat jalan kecil dari perut ke otak dan mematikan keinginan otak untuk terus makan," katanya.

Wang dan rekan-rekannya mengujicoba tujuh relawan obesitas yang telah menyesuaikan diri dengan perangsang perut --alat untuk mengelabui badan agar berpikir bahwa perut sudah penuh (kenyang).

Mereka menggunakan alat pengamatan positron emission tomography, atau PET, untuk melihat bagian otak mana yang aktif ketika alat perangsang dihidupkan.

Mereka juga secara seksama menanyai relawan mereka, yang semuanya sangat gemuk, mengenai mengapa dan kapan mereka makan secara berlebihan.

"Kami menduga daerah (otak) yang aktif harus lah di pusat rasa kenyang, yang kami pelajari di fakultas medis mestinya berada di hypothalamus," kata Wang dalam suatu wawancara telepon.

"Kami melihat banyak kegiatan di semua daerah otak, terutama di hippocampus. Wilayah itu berkaitan dengan belajar, ingatan dan juga berhubungan dengan banyak hal seperti getaran sensor dan gerak dan prilaku emosi," kata Wang.

Dalam tulisannya di Proceedings of National Academy of Sciences, Wang mengatakan hippocampus 18 persen lebih aktif ketika alat perangsang perut dihidupkan.

Alat perangsang tersebut juga mengirim pesan kenyang ke sirkuit otak di orbitofrontal cortex dan stiriatum, yang telah berkaitan dengan rasa lapar dan keinginan pada pecandu kokain.

"Ini memberi bukti lebih jauh mengenai hubungan antara hippocampus, emosi dan keinginan untuk makan, dan memberi kita pandangan baru mengenai mekanisme bagaimana orang yang kelebihan berat badan menggunakan makanan untuk menenangkan emosi mereka," kata Wang.

Semua relawan tersebut memang sedang lapar --mereka telah berpuasa selama 16 sampai 17 jam ketika alat pemantau PET dioperasikan.

Alat perangsang itu berhasil membuat rasa lapar mereka berkurang, kata Wang. Namun yang lebih mengejutkan adalah di bagian sirkuit otak yang digunakannya untuk melakukan itu.

"Itu serupa dengan studi mengenai ketika pemakai obat bius, ketika mereka memikirkan kokain, mereka sangat mengingini kokain," katanya.

"Jalan kecil ini mesti diteliti dalam studi lebih lanjut guna memastikan apakah ada dampak bagi perawatan atau pencegahan kelebihan berat badan," katanya. (bbc/rtr/ant/rit)
 
Back
Top