Dituduh lakukan ?kudeta? Syamsu Djalal dipecat Partai Buruh

zabuza

New member
Dituduh lakukan ?kudeta? Syamsu Djalal dipecat Partai Buruh
Jakarta (Espos)
Wakil Ketua Umum Partai Buruh Syamsu Djalal resmi dipecat dari jabatan dan keanggotaan Partai Buruh karena dianggap telah melakukan ?kudeta?.
Ketua Umum Partai Buruh Muchtar Pakpahan, di Jakarta, Sabtu (3/2), menjelaskan, pemecatan Syamsu dan delapan kader lainnya tersebut merupakan salah satu keputusan Rakernas Partai Buruh, 19-21 Januari lalu. ?Jadi yang memecat Rakernas, bukan DPP,? tegas Muchtar .
Selain Syamsu, kader lain yang dipecat adalah Bangun Tangke Padang, Umar Aluddin, Christoforus Suhadi, Bob Surya Putra, Ventje Parera, Saut Mangatas Sinada, Andy William Sinaga, dan Mulia Rinda Purba.
Syamsu dan delapan rekannya itu dinilai telah melakukan pelanggaran terhadap AD/ART Partai Buruh dan UU Partai Politik. Sanksi pemecatan diberikan pada Syamsu karena mantan Danpuspom tersebut telah melakukan tindakan yang dianggap memecah-belah partai yakni membentuk Partai Buruh tandingan.
Purnawirawan jenderal bintang dua itu juga dinilai telah melakukan tindakan yang melebihi kewenangannya dengan menandatangani surat keputusan pembentukan kepengurusan DPD dan DPC partai yang baru.
?Tapi sampai hari ini (Sabtu, 3/2-red) DPD dan DPC tetap solid. Kami mengimbau agar mereka tidak terpengaruh dengan tindakan Pak Syamsu,? kata Muchtar.
Muchtar menambahkan, sekitar bulan Oktober 2006 lalu Syamsu sempat melaporkan Sekjen Partai Buruh Sonny Pudjisasono ke polisi karena dianggap telah memfitnah dirinya dengan menyebut Syamsu telah melakukan ?kudeta? di Partai Buruh. ?Tapi ternyata beberapa bulan kemudian Pak Syamsu benar-benar melakukan tindakan yang dulu disebutnya sebagai fitnah itu,? kata Muchtar.
Ditanya apakah pihaknya akan mengajukan tuntutan hukum terhadap Syamsu Djalal, Muchtar mengatakan saat ini pihaknya sedang mempelajari kemungkinan itu.
Sementara itu Sekjen Partai Buruh Sonny Pudjisasono mengatakan, tindakan yang dilakukan Syamsu dengan membentuk Partai Buruh tandingan bukan lagi sekadar ?kudeta? melainkan juga merusak partai.
Sonny menuturkan, tindakan Syamsu Djalal itu boleh dikatakan sebagai kelanjutan atas kegagalannya meraih posisi ketua umum partai pada Kongres I Partai Buruh pada 29 Mei-1 Juni 2006 di Pondok Gede Jakarta Timur.
?Saya tak tahu pasti apakah ini kemauan Pak Syamsu sendiri atau kolega-koleganya. Yang jelas ini merupakan buntut atas kegagalannya di Kongres lalu,? katanya. - Ant
 
iya,iya...saya coba koment ma tulisan diatas y..
Mas/mb/om/ atw tante...Informasi yang cukup menarik sebenarnya kalau informasi ini dapat dikemas dengan opini. Kalau saya mencoba untuk mengomentari informasi yang anda dapatkan, friksi yang terjadi didalam internal partai buruh yang notabene dihuni oleh orang-orang yang berpemahaman ideologi ekstrem, merupakan hal yang biasa. Belum lagi ketika partai ini merupakan partai baru...Y, walaupun dalam pemilu sebelumnya yaitu tahun 1999 dan 2004, partai sejenis muncul dengan nuansa yang berbeda. Akan tetapi ketika saya lihat dalam frame culture bangsa Indonesia, partai yang berideologi ekstrem tidak pernah besar di Indonesia, kecuali PKI..Jangan takut dulu membicarakan PKI, karena menurut saya itu wajar.. Maksudnya, dulu PKI bisa menjadi besar, karena mereka mempunyai basis massa yang kuat dan radikal. Jaringan-jaringan yang mereka buat ditataran grassroot telah membuat partai ini menjadi besar, dan terkenal sampai sekarang. Berbeda dengan sekarang, partai-partai baru yang berideologi ekstrem sangat susah untuk menjadi besar. Walaupun secara nyata dan jelas mempunyai massa yang besar, seperti partai buruh. Yah..harapannya, partai buruh ini tidak menganggap friksi yang terjadi di internal partai tersebut menjadi sebuah permasalahan besar. Klo boleh saya istilahkan sih, jangan kalah sebelum berperang, cuma gara2 ada tikus lewat, nangkring, trs beol didepanmu,he...Bener g bung ??
 
Back
Top