Suara Gigitan Apel Bikin Diet Gagal

nurcahyo

New member
Suara Gigitan Apel Bikin Diet Gagal
Lihat Gambar

KapanLagi.com - Jika selama ini aroma, rasa dan penampilan makanan yang kerap bikin air liur mengalir, ternyata suara juga punya andil membuat kita ingin mencicipi makanan.

Seperti halnya yang dikemukakan para ilmuwan dari Leeds University yang menyebut suara renyah menggigit makanan ternyata juga bisa membuat program diet gagal.

Para peneliti mengatakan setiap gigitan biskuit atau keripik yang menghasilkan gelobang bunyi (audible) dan serangkaian gelombang ultrasound yang bisa meningkatkan rangsang untuk makan, seperti yang dilaporkan thedailymail, Rabu (30/08/06).

Sementara suara yang tak bisa didengar (inaudible) pada frekuensi yang sama dijumpai pada kelelawar, paus, lebih digunakan sebagai penentu lokasi. Berbeda dengan suara kunyahan pada makanan yang diterima telinga manusia yang memicu reaksi di otak dan menyebabkan rangsang yang lebih menggugah rasa nikmat.

Professor fisika Malcolm Povey mengatakan beberapa jenis makanan seperti 'berbicara' kepada kita, dan memberi signal pada otak yang membuat seseorang berpikir tentang rasa di balik gigitan atau kunyahan makanan yang mereka dengar.

Dalam studi ini Prof Povey menggunakan microphone dan software untuk mengukur gelombang ultrasound dan meminta responden untuk memberi penilaian pada kenikmatan yang mereka dapat saat mereka mendengar suara makanan digigit atau dikunyah, atau yang mereka sebut sebagai "enjoyment of biting".

Hasilnya, semakin tinggi tingkat gelombang ultrasound yang mereka dapat, maka semakin tinggi rating "enjoyment" dari makanan yang mereka dengar.

Dalam studi yang menggunakan sampel makanan apel segar, keripik dengan potongan tebal, dan biskuit kaya kandungan teh ini menemukan bahwa apel menempati peringkat utama dalam rating "enjoyment of biting" dengan rating 7,8 dalam skala 1 sampai 10.

"Suara memiliki peranan penting seperti halnya warna dan rasa, namun bagaimana otak menterjemahkan informasi tersebut masih belum bisa dimengerti," jelas Prof Povey yang melakukan penelitian dengan dukungan Worldwide Fruit, bersama koleganya dari Food Centre of Industrial Collaboration, University of Leeds. (dailymail/rit)
 
Back
Top