Home Schooling Bagi Autis

resi_dj

New member
51109_par-1.jpg
Pola pendidikan formal kurang cocok bagi anak autis sebab perhatian guru terhadap perkembangan muridnya dirasa kurang. Selain itu pola pendidikan formal yang menekankan aspek akademik dan sosialisasi terhadap lingkungan dikhawatirkan menyulitkan anak autis untuk beradaptasi dengan pola tersebut. Maka pendidikan informal merupakan alternatif pendidikan bagi anak autis.

Home schooling menjadi pilihan alternatif model belajar bagi penderita autis diantara sekian pilihan pendidikan informal. Home schooling adalah salah satu model belajar bagi anak-anak yang memberi kebebasan ruang dan waktu kepada peserta didiknya.

51109_par-2.jpg

Keberadaan homeschooling memiliki dasar hukum yang jelas di dalam UUD 1945 maupun di dalam UU no 20/ 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional. Dalam UU tersebut di paparkan bahwa homeschooling merupakan jalur pendidikan informal yang siswanya dapat memiliki ijazah sebagaimana siswa sekolah dan dapat melanjutkan sekolah ke Perguruan Tinggi manapun jika menghendakinya.

Dan sistem yang dianut home schooling adalah customized sesuai kebutuhan anak dan kondisi keluarga serta pengelolaan homeschooling tergantung orang tua (orang tua memilih sendiri kurikulum dan materi ajar untuk anak).

Kelebihan lain dari home schooling adalah jadwal belajar yang fleksibel tergantung kesepakatan orang tua-anak. Sedangkan tanggung jawab pendidikan sekolah didelegasikan di orang tua. Peran orang tua pada homeschooling sangat vital karena akan menentukan keberhasilan pendidikan anak. Komitmen dan kreativitas dari orang tua dibutuhkan untuk mendesain dan melaksanakan home schooling.

Namun home schooling tidaklah se-ideal yang seperti diharapkan. Sebab memiliki beberapa kelemahan pada pelaksanaannya. Kelemahannya antara lain, sosialisasi seumur (peer-group socialization) relatif rendah sehingga anak relatif tidak terekspos dengan pergaulan yang heterogen secara sosial dan ada resiko kurangnya kemampuan bekerja dalam tim (team work), organisasi, dan kepemimpinan serta perlindungan orang tua dapat memberikan efek samping ketidakmampuan menyelesaikan situasi sosial dan masalah yang kompleks yang tidak terprediksi.

Tetapi, alangkah baiknya jika anda mencobanya dulu[<:)

Silahkan jika mau menambah dan memperjelas infonya<<3)

-perempuan.com-
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

sama- sama warrior,,,moga bermanfaat infonya....

masih aku tunggu nih share dari temen- temen,,,,kalau ada yang mau menambah infonya..silahkan

NB: home schoolingnya sendiri ini penerapannya seperti apa ya,,,,,,hmm moga ada yang mau nambahin info deh
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

ada tambahan nih,, semoga bermanfaat, mohon tambahannya[<:)

SEBETULNYA HOME SCHOOLING BAGI AUTIS MEMANG PENTING


Sekolah bagi seorang anak merupakan wahana untuk mengembangkan kekuatan pribadi, mengasah keterampilan, dan sekaligus mengembangkan sisi kecerdasannya; baik intelektual, emosional, spiritual dan sosial. Selain itu, sekolah juga boleh jadi akan mengantarkan mereka (baca: anak-anak) untuk mampu membuat perubahan bagi bangsa ini. Namun, melihat realitas di lapangan, acap kali kita mengurut dada, karena sekolah dalam artian formal jarang memberikan ruang bagi anak berkebutuhan khusus.

Mereka anak-anak yang mesti diperlakukan secara khusus itu, banyak juga yang tidak diterima di sebuah lembaga pendidikan umum, dengan alasan yang menyudutkan kekurangan-kekurangan anak tersebut. Padahal, setiap anak bangsa di seluruh Indonesia berhak memperoleh pendidikan. Oleh karena itu, di tengah impitan berbagai masalah yang mendera negeri ini, terutama belum ajegnya sistem pendidikan kita, menengok kembali gagasan “homeschooling” atau sekolah-rumah, memang tepat dilakukan keluarga yang memiliki anak berkebutuhan khusus.

Mengapa? Sebab, secara psikologis mereka membutuhkan bimbingan, kasih sayang, dan perhatian dari orang tua secara intensif, sebelum ada pihak luar yang memanfaatkannya demi kepentingan pribadi. Misalnya, banyak anak-anak jalanan yang meminta-minta di jalan raya memiliki keterbelakangan fisik-mental dan acapkali dijadikan ajang pemanfaatan segelintir orang tak bernurani. Kejadian seperti ini pernah menimpa saudara teman penulis di Banyuresmi, Kab. Garut, pada dua tahun ke belakang; anak berkebutuhan khusus yang tidak mendapatkan pendidikan di sekolah umum dan tidak pula dari orang tuanya itu menjadi korban trafficking selama sebulan, kemudian di suruh mengemis di daerah Malangbong.

Pada waktu itu, keluarganya hanya bisa pasrah atas kejadian tersebut. Mereka tidak melaporkannya kepada pihak berwajib, karena faktor ketidaktahuan informasi – dan mungkin berasal dari keluarga tidak mampu – hingga akhirnya anak tersebut (Giman, 15 tahun) ditemukan kembali tanpa sengaja oleh warga yang sekampung dengannya, dan ia sedang tertidur di sebuah gardu.
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

Sekolah-rumah?

Ketika seorang keluarga memiliki seorang anak yang berkebutuhan khusus (special needs) menjadi keniscayaan untuk tetap memberikan layanan pendidikan kepada mereka. Tidak boleh memilah-milah kasih sayang agar mereka mampu menghadapi kerasnya kehidupan di masa mendatang. Dengan memberikan seorang anak berkebutuhan khusus pendidikan berbasis rumah atau “homeschooling”, tidak tepat kiranya kalau hanya berdiam diri di dalam rumah, tanpa ada proses sosialisasi dengan lingkungan sekitar.

Sebab, secara psikologi sosial, lingkungan dapat membentuk kepribadian seorang anak seperti rasa kebersamaan, kepedulian, dan menghargai perbedaan. Memenjarakan atau membatasi pergaulan seorang anak – kendati berkebutuhan khusus – adalah tindakan yang sarat dengan bahaya pribadi yang individualis, minder, dan putus asa.

Maka, sejatinya bagi keluarga yang memberikan layanan pendidikan melalui homeschooling bagi anaknya dan ia memiliki keterbatasan mental-fisik, menjadi keharusan untuk memilih atau menjadi seorang guru bagi anaknya yang mengerti kondisi mereka.

Anak autistik akan menunjukkan karakteristik perilaku seperti: tidak mengerti bahaya bagi sendiri, tahan terhadap sakit, bermain secara aneh dan berulang-ulang, menghindari kontak mata, lebih senang sendirian, sulit menyatakan keinginan, lekat pada benda-benda tertentu, tidak mau dirubah rutinitasnya, membeo kata atau kalimat, tidak berespon terhadap suara, suka memutar-mutar benda atau diri.

Selain itu, mereka juga memiliki kesulitan berhubungan dengan orang lain, duduk sambil menggoyang-goyangkan badan secara ritmis, berputar-putar, mengepak-ngepakkan tangannya seperti sayap, bertepuk tangan secara berulang-ulang (obsesif), suka bermain air, memperhatikan benda-benda yang berputar, berlompat-lompat, mengamuk dan menangis tanpa sebab.
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

aku suka mengamati anak-anak autis, punya misteri tersendiri dikehidupannya.
Pernah baca karangan torey hyden, seorang novelis sekaligus guru psikolog yang mengajar anak2 autis.
Semua karangannya dia tulis Adalah yang terjadi dikehidupan nyata saat dia bekerja.
Kereeeeeen!!! Anak2 autis memang misteri dan keren! kelakuannya tidak bisa ditebak, kadang senang dan langsung sedih, tidak berfikir tapi mengerti.
:D
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

Jalur pendidikan khusus

Dari karakteristik anak autistik di atas, pendidikan yang tepat untuk mereka adalah yang menggunakan pendidikan berbasis rumah, karena mereka juga sangat membutuhkan pengembangan kepribadian, intelektual, emosional, bahkan spiritual yang dilakukan secara intensif.
Akan tetapi, secara metodologis sekolah-rumah bagi anak autistik mesti mengikuti kaidah-kaidah dalam menangani anak-anak yang terkategori autistik agar proses belajar mengajar berjalan sebagaimana mestinya dan bisa mengantarkan mereka menjadi manusia yang mampu belajar terhadap kehidupan.
Dalam artikel berjudul “Pendidikan bagi Individu Autistik” (www.autisme.or.id), Dyah Puspita mengatakan bahwa individu atau anak autistik belajar secara berbeda karena adanya perbedaan neurologis yang berdampak pada tigal hal.
1). Belajar menjadi sesuatu yang sangat sulit dan berat
2). Individu autistik mesti diberikan model pendidikan “khusus”, agar mereka bisa memahami materi dengan baik, dan
3). Intervensi dini harus dilakukan dengan menggunakan teknik “one-on-one”, satu guru satu anak dalam proses belajar guna memudahkan tatanan proses belajar mengajar.

Maka, dengan ketiga dampak yang memengaruhi proses belajar-mengajar terhadap anak autistik itu, pendidikan rumah harus menjadi mediasi melakukan home based therapy sebagai dasar dari mengajarkan konsep dasar dan mengembangkan sikap anak.
Adapun menurut Dyah Puspita, seraya menguti pendapat Siegel (1996), jalur pendidikan khusus bagi individu autistik, yaitu:
- penanganan intensif di rumah (individual therapy)
- membentuk kelas yang semuanya autistik (designated autistik classes)
- melakukan imitasi dengan lingkungan yang lebih baik (ability grouped classes)
- memasukkan mereka ke dalam kelas yang dihuni anak berkebutuhan khusus yang tidak melulu autistik (social skills development and mixed disability classes).

Oleh karena itu, dengan menggagas sekolah-rumah bagi anak autistik, sebetulnya kita sedang melakukan upaya pembebasan terhadap anak-anak yang berkebutuhan khusus ini agar di masa depan mereka dapat berdialektika dengan realitas kehidupan. Sebab, sebagai manusia beragama, memperlakukan dan menempatkan anak-anak yang berkebutuhan khusus – seperti anak autistik – sama dengan anak-anak yang lainnya dalam pendidikan merupakan wujud dari pengabdian kita pada nilai-nilai ketuhanan dan kemanusiaan.[<:)
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

aku suka mengamati anak-anak autis, punya misteri tersendiri dikehidupannya.
Pernah baca karangan torey hyden, seorang novelis sekaligus guru psikolog yang mengajar anak2 autis.
Semua karangannya dia tulis Adalah yang terjadi dikehidupan nyata saat dia bekerja.
Kereeeeeen!!! Anak2 autis memang misteri dan keren! kelakuannya tidak bisa ditebak, kadang senang dan langsung sedih, tidak berfikir tapi mengerti.
:D

waahh non misa keren,,,,, iyah setuju deh,,,
Tiap individu (anak maupun dewasa) yang terkena autism adalah individu dengan keunikan pribadi serta kombinasi perilaku yang bikin mereka berbeda dengan individu normal. Dan keunikan itulah yang keren and misterius. Sebagian anak mungkin hanya menunjukkan gejala ringan dalam keterlambatan berbahasa tetapi lebih mempunyai problem dalam bersosialisasi atau berteman. Anak ini menjadi sulit untuk memulai atau meneruskan pembicaraan. Baginya berkomunikasi adalah berbicara satu arah dan hanya membicarakan mengenai hal-hal monoton yang sangat dia sukai tanpa memperdulikan apakah lawan bicaranya menyukainya atau tidak.

tapi di sisi lain anak autisme dapat mempunyai kemampuan ingatan dan bicara secara normal ataupun berada diatas normal tetapi sangat sulit untuk berpartisipasi dan berteman dengan rekan sebayanya.


nah terus, di buku yang non misa pernah baca,,,,teknik pengajarannya dari segi kurikulum dan teknisnya bagaimana non? share dunk
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

hmm..itu sebuah novel, memang diselipkan sedikit pembelajaran cara menghadapi anak2 autis.
Hei, nona rhesi...apa anak autis itu ada kemungkinan memiliki otak yang cerdas?
Ada anak autis yang ternyata dikehidupan torey sang penulis terdapat anak yang cerdas hanya saja agak terganggu tingkahnya.
Jika mereka sedikit lagi saja dididik maka mereka akan Sempurna! Memang, manusia bukan makhluk sempurna...:D
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

eh, kalo homeschooling, nilainya dapet dari mana?

terus ujian, misal seperti UAN gemana?
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

hmm..itu sebuah novel, memang diselipkan sedikit pembelajaran cara menghadapi anak2 autis.
Hei, nona rhesi...apa anak autis itu ada kemungkinan memiliki otak yang cerdas?
Ada anak autis yang ternyata dikehidupan torey sang penulis terdapat anak yang cerdas hanya saja agak terganggu tingkahnya.
Jika mereka sedikit lagi saja dididik maka mereka akan Sempurna! Memang, manusia bukan makhluk sempurna...:D

yuhuuuuuuu maap non baru bisa posting lagi...
yaps masalah kemungkinan anak autis memiliki otak yang cerdas..jawabannya adalah iya.

setahu aku autis ada 2, yaitu autis yang positif dan autis yang negatif
dimana penjabaran umumnya(sementara sedikit dulu yak hehe)
autis yang negatif: lebih mengarah ke bodoh/ idiot/ nakal yang tanpa ekspresi (kurang ajar), acuh sekali, dsb

autif yang positif: memiliki IQ tinggi yang memiliki kemampuan kefokusan pada sesuatu hal

duh bgs bgt nih postingannya ............
aku setuju bgt

[<:) makasih...semoga bermanfaat

eh, kalo homeschooling, nilainya dapet dari mana?

terus ujian, misal seperti UAN gemana?

:) yang dicari dan diterapkan dalam menangani anak autis bukanlah nilainya bos....bahkan anak autis tidak akan ikut ujian UAN jika belum normal. Setahu aku..sekolah - sekolah untuk anak autis yang ada pun kurikulumnya bukan di fokuskan pada pelajaran untuk mengikuti ujian/UAN..tapi mengutamakan menormalkan mereka dahulu, mereka mengembalikan perilaku anak autisnya agar normal, mengenalkan lingkungan dan yang utama adalah mengenalkan keluarga dan perilaku sosial (maka itu aku rasa home schooling tidak kalah penting juga)
jadi jagan kuatirkan masalah nilau UAN yak....
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

heee, ada yang positif dan negatif ya.
He eh, Keren kalo yang positf digabung dengan yang negatif.
Mereka bisa belajar bahu membahu dan itu merupakan pembelajaran yang luar biasa keren.
kayak torey sang penulis, dimana yang pintar membeRi pelajaran pada yang tidak, walau autis Mereka punya kesadaran yang sama.

Iya nuh, sa setuju juga ma soal Uan, sebenarnya ga telalu pentiNg juga nilai uan.
Sebab tujuan utama menormalkan pemulihan sang autis dulu. :)
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

secara garis besar ditarik positif dan negatif non(hanya memudahkan penyebutan), tetapi sebetulnya banyak sekali jenis autis itu kalau mau dijabarkan. (lebih tepatnya dijabarkan di forum psikologi saja).

waahh keren sekali memang kalau bisa digabungkan,,antara autis pintar dan tidak, hmm apa di buku torey tertulis seperti itu non? kalau iya..wah jangan-jangan sudah ada seperti hal itu? nah bagi infonya dunk kalau non misa ada info,,,
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

sebenarnya torey ini hanya memiliki satu kelas, mungkin bisa disebut kelas khusus, karna anak autisnya berbeda dengan yang autis lainnya. Dia diserahkan anak2 yang berbeda2 karna keperprofesionalnnya bekerja.
Dia menggabungkan anak2 yang dibilang non resi negatif dan positif, dia mengajarkan hal yang sama, mungkin karna cara mengajarnya yang aneh itulah anak2 autis sedikit berkembang.
caranya dengan mendalami kepribadian dengan masuk lebih dalam ke kehidupan mereka, sehingga kadang torey mendapat masalah yang membahayakan dirinya sendiri, memang susah mengerti anak2 autis yang berbakat.
Hmmm,keren!
 
Bls: Home Schooling Bagi Autis

waaww..keren banget dunk kalau gitu...hmm bagus,,,eh non, jangan- jangan yang ditulis torey memang kisah nyata ya??

hmm selain mendalami kepribadian mereka....ada metode lain ga non??
bagi dunkkkk..hmm keren banget torey,,keren
 
Back
Top