Polisi Ungkap Penipuan Berkedok MLM Voucher

andree_erlangga

New member
Penipuan berkedok bisnis multi level marketing (MLM) dibongkar tim reserse Polda Metro Jaya. Puluhan korban mengaku ditipu seorang ibu rumah tangga yang menawarkan bisnis produk vouchcer hand phone (HP) yang ternyata belakangan diketahui fiktif.

"Tersangkanya seorang ibu rumah tangga, dan total kerugian yang diderita para korban mencapai Rp 70 miliar," kata Kasat I Keamanan Negara Polda AKBP Tomsi Tohir di Mapolda.

Tersangka yang berinisial PP alias Pepi (40) diringkus di rumah kontrakannya Jl Gang Kelinci, Pasar Baru, Jakarta Pusat. Perempuan berkulit putih itu dikenakan pelanggaran KUHP Pasal 372 (penggelapan) dan Pasal 378 (penipuan).

Pepi menjalankan bisnis MLM dengan produk voucher HP. Modusnya, mencari investor untuk dijadikan anggota (downline) dengan setoran modal Rp 100 juta. Investor yang juga "bawahannya" ini diimingi keuntungan sebesar 14 hingga 15 persen. Bahkan ada yang ditawari 30 persen tiap bulan.

Penyaluran maupun pemberian bunga dilakukan melalui rekening bank. "Tapi tak ada satu pun voucher fisik yang diperdagangkan," kata Tomsi.

Awalnya, bisnis yang dimulai sejak 2004 ini berjalan lancar. Pepi menggaet 10 orang investor bawahan, dan investor "bawahannya" menggaet orang lain sebagai investor dalam bisnis tersebut. Tiap investor mendapatkan jatah keuntungan. Pendapatan investor diperoleh dari perputaran uang yang ada dalam jaringan antar-investor.

Setiap investor baru menyetorkan uang Rp 100 juta, dan uang itu akan dibagi-bagi kepada investor lain yang telah bergabung sebagai pendapatan atau keuntungan bisnis. Pepi pun kebanjiran orang-orang yang tergiur bisnisnya karena iming-iming menarik.

suarakarya-online.com
 
MLM model voucer ,modal awalnya 100 juta? buset deh besar banget.....!
kenapa orang-orang (nasabahnya) tidak curiga dari dulu ya?

makanya sekarang harus hati2 kalo mau ikutan mlm kayak geto0oo, apalagi model-model investasi dengan menjanjikan keuntungan tertentu.
lihat dulu jenis usaha yang dijalankan, apabila sesuai dengan akal sehat ya baru boleh gabung

jangan sampai menyesal di kemudian hari
 
apa ga kegedean tuh modalnya... klo 100 juta mending investasi di cipaganti rental car itu... bukan promosi lho cuman ngasih taw aja... gw sempet baca brosurnya... klo ng-ga kenapa ga masuk investasi reksa dana or asuransi or didepositoin. tapi si Pepi itu jago juga ya bisa meyakinkan orang untuk ngluarin 100 juta. itu bukan uang kecil kan?
 
MLM yg sebenarnya adalah mlm yg hampir tanpa modal jadi jgn dulu percaya apabila ditawarkan oleh sebuah MLM yg modalnya besar, yang mungkin sebenarnya adalah penipuan berkedok MLM, seharusnya MLM memberikan berbagai kebijaksanaan untuk kemudahan kepada setiap distributornya, sebagai contohnya ada satu MLM yg sekarang telah membuka supermarket banner store di berbagai kota besar di indonesia, yg dlm wktu dekat ini akan dibangun diseluruh dunia, sehingga distributor ataupun masyarakat umum dapat merasakan manfaatnya. Masyarakat umum dapat berbelanja seperti biasa dan distributornya dapat membangun aset semudah berbelanja produk sehari-hari
 
Bls: Re: Polisi Ungkap Penipuan Berkedok MLM Voucher

MLM yg sebenarnya adalah mlm yg hampir tanpa modal jadi jgn dulu percaya apabila ditawarkan oleh sebuah MLM yg modalnya besar, yang mungkin sebenarnya adalah penipuan berkedok MLM, seharusnya MLM memberikan berbagai kebijaksanaan untuk kemudahan kepada setiap distributornya, sebagai contohnya ada satu MLM yg sekarang telah membuka supermarket banner store di berbagai kota besar di indonesia, yg dlm wktu dekat ini akan dibangun diseluruh dunia, sehingga distributor ataupun masyarakat umum dapat merasakan manfaatnya. Masyarakat umum dapat berbelanja seperti biasa dan distributornya dapat membangun aset semudah berbelanja produk sehari-hari

jawab:
saya rasa tidak juga kalau MLM dikatakan tanpa modal, karena banner store sendiri juga pakai modal.... banner store juga belum begitu baik.. produknya bagus.. tp kita lihat harganya.. harganya harga konsumen, bukan harga grosir atau distributor, produk tianshinya juga bagus.. tapi itukan tergantung kebutuhan... apakah kita butuh produknya atau tidak...

jika memilih MLM yang baik.. memang benar kita lihat produknya.. dan pulsa adalah produk yang baik, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pulsa sudah menjadi kebutuhan pokok nmor 2 setelah makanan. tapi dilihat juga modalnya, masuk akal tidak, kalo modalnya, 100 juta jelas tidak masuk akal.. yang masuk akal modal pulsa adalah dibawah 500.000. dan tiu juga tergantung bagaimana sistemnya, selain itu kita lihat harga produknya.. apakah dari perusahaan dibuat harga agen atau langsung harga konsumen..
 
Bls: Polisi Ungkap Penipuan Berkedok MLM Voucher

ada lagi penipu cewek yg modusnya hampir sama tapi belon ketangkap dan nih beritanya:
Menipu, Sang Ayah Anggap Selly Anak Hilang
Nama Selly Yustiawati (26) akhir-akhir ini jadi pembicaraan banyak orang. Bukan karena prestasinya, tapi karena kelihaiannya menipu orang. Orangtuanya sudah beberapa kali mencoba membantu, namun Selly tak pernah kapok. Kejadian yang sama terus berulang.


Ditemui di tempat kerjanya di Tanah Merah, Cibubur, Yusral Rohban (53) tampak tenang kala menceritakan kelakuan anak sulungnya, Selly. Sejak kecil, katanya, anak-anaknya memang sering ditinggal karena pekerjaannya sebagai mandor mengharuskannya sering bepergian ke luar kota. Sang istri, Atik, juga sibuk bekerja. “Anak-anak memang jadi kurang mendapat perhatian.”

Mungkin karena itulah, duga Yusral, Selly mencari perhatian di luar. Saat duduk di bangku SMP, Selly mulai menunjukkan perangai kurang baik. Awalnya, ia kerap meminjam telepon genggam teman-temannya, namun tak pernah dikembalikan. “Dia pernah jadi pemain keyboard di band yang dibentuk bersama pacarnya, Rizal.” Ketika dilarang berhubungan dengan teman bandnya, Selly menjadi nakal.

Tamat SMA, Selly memilih kuliah di jurusan Informatika. “Masalah datang lagi. Dia hamil sebelum nikah. Saya minta ke orangtua Rizal agar anaknya menikahi Selly.” Apa mau dikata, setelah menikah, suami Selly pengangguran dan hanya bisa menghabiskan harta orangtuanya. Beban pun bertambah ketika putri Selly lahir.

Untuk menghidupi anaknya, tahun 2005 Selly mulai bekerja. Sejak itu pula, petualangan Selly dimulai. Mulanya, ia memakai uang perusahaan sebanyak Rp 40 juta. “Saya tahunya ketika atasannya datang ke rumah dan minta saya melunasi utang Selly. Uang pinjaman itu dipakai untuk hura-hura bersama suaminya. Kami, orangtuanya, tak dikasih apa-apa. Nah, giliran ditagih utang, mintanya ke saya.”

Uang itu juga dipakai untuk memerbaiki mobil sang besan yang selalu dipergunakan Selly dan suaminya. “Akhirnya, utang itu ditanggung berdua dengan besan.”

Keluar dari pekerjaannya, Selly menganggur dan kerjanya cuma ber-SMS dengan teman-temannya. Tak disangka, tahun 2006, tiba-tiba datang 18 orang wanita ke rumah Yusral di Ciledug. Rupanya mereka dijanjikan kerja oleh Selly sebagai Sales Promotion Girl (SPG) dengan imbalan memberikan uang pelicin.

“Ada yang disuruh bayar Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu. Herannya, anak saya saja enggak bekerja, kok, bisa menjanjikan kerja ke orang lain? Itu pun tidak ada tanda terima dari mereka. Akhirnya saya catat nama mereka dan membayar ganti rugi. Saya habis sekitar Rp 2 jutaan,” kisah Yusral.

Hanya Minta Maaf


Yusral (Foto: Nove)
Korban yang paling sering diperdaya Selly kebanyakan pria. Setelah dekat dengan pria itu, papar Yusral, Selly pinjam uang. Lalu, Selly dikenalkan dengan teman dari si pria tadi, uangnya pun dipinjam lagi. Begitu terus sampai jumlahnya banyak.

“Anak saya memang cantik, seperti ibunya dan kulitnya putih,” cerita Yusral sambil menambahkan, Selly pernah tertangkap dan ditahan di Polsek Kalimalang selama 2 hari. “Saya bilang ke polisi ‘Kalau memang salah, kurung saja anak saya!’”

Yusral bingung karena diharuskan membayar utang Selly sebanyak Rp 18 juta agar putrinya tak ditahan. “Saya tanya ke dia, apa punya teman atau pacar yang bisa dipinjami uangnya? Jawabnya, ada pria yang suka sama dia, pegawai negeri, duda, dan bisa bantu.”

Utang Rp 15 juta pun dilunasi orang itu sementara Yusral menambah Rp 3 juta. Lalu, ke mana suami Selly? “Keduanya sudah pisah ranjang dan kini sedang mengurus perceraian.”

Sebenarnya, Yusral bukannya tutup mata dan duduk diam menghadapi ulah anaknya. Sudah beberapa kali ia menegur bahkan sempat menampar Selly saat ditahan. “Tapi dia tenang-tenang saja, tuh. Tidak ada rasa penyesalan di wajahnya. Paling minta maaf dan melakukan lagi,” papar Yusral.

Akibat ulah anaknya, Yusral mengaku sudah kehilangan rasa malu. “Saya juga cerita ke keluarga besar. Awalnya mereka mau membantu memberi uang, tapi kalau terlalu sering, ya, mereka jadi malas membantu.”

Begitu bebas, tahun 2008 Selly kemudian bekerja di Hotel Grand Mahakam sebagai staf SDM. Lagi-lagi kebiasaannya meminjam uang berulang. “Manajernya datang ke rumah dan menagih utang Rp 20 juta. Waktu saya tanya kuitansinya, tidak ada. Ternyata manajer itu sempat mengajak anak saya makan. Berarti, kan, tak perlu diminta lagi, dong, uangnya? Saya juga bingung, kok, bisa-bisanya dia kasih Selly uang sebanyak itu. Mungkin dia ditinggal anak saya karena uangnya sudah habis,” papar Yusral dengan heran.

Peristiwa itu rupanya membuat segala sepak terjang Selly selama ini terkuak. Lepas dari Grand Mahakam, Selly berhasil masuk kerja di Harian Kompas sebagai operator telepon. “Dia bisa masuk karena dibantu seorang wartawan di sana. Baru kerja sebulan, eh, dia berhasil menipu 9 karyawan. Bahkan wartawan yang membantu dia pun, kena tipu Rp 4,5 juta.”
Ulah Selly di Januari 2010 itu ternyata membuat karyawan marah. Selly pun digelandang ke kantor polisi di daerah Penjompongan (Polsek Tanah Abang). “Tapi, tak ada bukti bahwa anak saya memakai uang mereka. Ya, berarti tak bisa dimasalahkan. Ternyata mereka juga tidak mau sampai ke pengadilan karena takut prosesnya lama. Belum lagi uang mereka juga tak bakal kembali,” tutur Yusral yang memperkirakan total jumlah utang Selly mencapai Rp 30 juta.

“Akhirnya bikin perjanjian, saya bisa menyicil tiap bulan Rp 500 ribu sebanyak Rp 10 juta. Padahal, waktu itu saya sudah bilang, tahan saja anak saya.” Saat diproses di kantor polisi, tiba-tiba datang orang yang merasa ditipu Selly. Mereka tahu masalah ini karena berita tentang Selly sudah ada internet.

Mereka dijanjikan bisnis voucher pulsa murah, namun tak memiliki tanda terima dari Selly. Jumlahnya cukup besar, kata Yusral, sekitar Rp 42 juta. “Memang, uangnya tak diberikan sekaligus, melainkan beberapa kali transfer,” kata Yusral yang enggan jika dikatakan bekerjasama dengan anaknya.

“Lah, kalau memang sindikat, pasti saya sudah dikasih duit, dong. Buktinya, saya malah minta anak saya ditahan dan membayar utang-utangnya. Masih saya simpan, kok, bukti-bukti saya membayar utang itu. Saat ini pun, saya kerja banting tulang, bukannya santai-santai di rumah,” kata Yusral.

Diakui Yusral, meski hatinya kesal dan kecewa, namun sebagai seorang bapak, ia tak tega melihat anaknya dalam kesulitan. “Tetap saja akhirnya saya bantu. Saat ini saya tak bisa berharap apa-apa dari dia. Istri saya sudah lepas tangan. Makanya, sekarang kami juga enggak mau mencari dia. Apalagi sudah setahun ini dia enggak pernah pulang ke rumah. Entah di mana.”

Pernah, tambah Yusral, Selly menelepon adik lelakinya dan mengaku sedang di Bandung. “Tapi begitu telepon lagi, ngakunya sedang di Bogor. Jadi, ke mana saya harus mencari dia?”

Beruntung, lanjut pria ini, “Saya kuat. Kalau enggak, bisa-bisa kena stroke. Makanya saya malas di rumah, mending cari hiburan ke kafe saja. Saya terus terang, kok, ke istri. Dia pun setuju. Kami sudah malas ribut dan mempermasalahkan ini. Jelas-jelas anak saya menipu, mau apalagi?” kata Yusral yang sudah bekerja sebagai mandor selama 20 tahun.

Hidup dari gaji, bagi Yusral mencukupi. Namun, selalu habis untuk menutup utang anaknya. Jika dihitung-hitung, utangnya sudah bisa buat membeli satu mobil baru. “Kalau saya memang punya uang, pasti bisa bantu anak, tapi kalau enggak ada, ya, saya enggak bisa bayar,” ujar Yusral sambil menerawang.

Yang namanya menipu, lanjutnya, tak bisa sembuh. “Saya yakin, setelah dia tua dan sakit-sakitan, baru sadar bagaimana rasanya menyulitkan orangtua dan orang lain.”

Lalu, bagaimana kalau Selly minta maaf? “Wah, enggak akan mempan. Lebih baik masukkan saja dia ke penjara. Saya sudah anggap dia anak yang hilang!” tandas Yusral.

berhubung nih orang penipu kelas kakap cowok2 mesti hati2 nih! apalagi nih cewek cantik bgt,
 
Back
Top