Film Inodonesia : Rumah Dara

Krisna_aji_K

New member
MOV825.jpg



Adjie dan Astrid, pasangan suami-istri muda yang akan memulai hidup baru di Asutralia pergi ke Bandung bersama tiga orang temannya Jimmy, Eko dan Alam. Mereka pergi ke Bandung untuk berpamitan dengan Ladya, adik kandung dari Adjie. Saat menuju bandara, mereka menemukan seorang wanita bernama Maya yang sedang mengalami musibah perampokan. Mereka pun mengantarkan Maya ke rumahnya. Disana, mereka disambut baik oleh penghuni rumah bernama Dara. Di sinilah pengalaman buruk 6 orang teman lama tersebut dimulai, dan malam itu menjadi malam berdarah dimana nyawa mereka dipertaruhkan.



Directed by: The Mo Brothers
Cast: Julie Estelle, Shareefa Daanish, Ario Bayu, Sigi Wimala, Arifin Putra, Daniel Mananta, Aming
Duration: 95 min
 
Last edited:
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

hmm ini sekuelnya Dara ya? film horor pendek yang diperankankan Sharefa ma Mike Muliardo? perasaan judulnya Macrabbe ato ....?
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

wew.. :) gak tau no comment..

macrabbe aja niru The Texas Chainsaw kan? yang ini juga kok malah mirip sii??
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

berarti bagusan yg pertama, lebih orisinil meski pendek tapi sukses bikin penonton ketakutan.
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

Shareefa Danish Mimpi Potong Kepala Manusia
JAKARTA - Tidak banyak aktris yang mampu memainkan berbagai peran yang berbeda secara bagus. Aktris Shareefa Danish mungkin salah seorang di antara yang sedikit itu. Sukses bermain serial komedi The Coffee Bean Show, dia kembali unjuk peran dalam film horor slasher terbaru bertajuk Rumah Dara.

Berkat aktingnya sebagai Dara, tokoh antagonis utama Danish diganjar penghargaan sebagai best actress dalam ajang Puchon Fantastic Film Festival di Korea Selatan tahun lalu. Akting Danish dalam film yang disutradarai the Mo Brothers itu cukup memukau. Berbagai adegan sadis mampu diperankan dengan sangat baik.

Namun, aktris yang juga model tersebut menyatakan sempat takut pada adegan-adegan sadis dalam film itu. Bahkan, salah satu adegan ketika dirinya memotong kepala manusia terbawa dalam mimpi.

''Awalnya aku takut sama adegan-adegan sadis gitu. Apalagi, aku ini sebenarnya takut lihat film gini. Tapi, karena tiap hari selama syuting yang dilakukan itu terus, ya jadi terbiasa,'' ujarnya ketika ditemui dalam konferensi pers Rumah Dara di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, kemarin (11/1)

Awalnya, mantan kekasih Zeke tersebut mengaku bingung ketika akan memerankan Dara. Sebab, kata dia, tidak ada panduan peran yang bisa dicontoh dari film-film sejenis. ''Sebab, karakter Dara ini benar-benar pure ciptaan sutradaranya,'' ungkap perempuan kelahiran London, 21 Juni 1982, tersebut.
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

Rumah Dara, Film Slasher Indonesia yang Diapresiasi di Luar Negeri
Tunggu Tanggal Tayang di Negeri Sendiri, Keliling Dunia Dulu

Lebih dulu dikenal di luar negeri, film bergenre horor slasher Rumah Dara segera menjumpai pemirsa tanah air. Film garapan duo sutradara muda, Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel yang menamakan diri the Mo Brothers, itu dijadwalkan tayang pada 22 Januari mendatang.

---

SELESAI dibuat 18 bulan lalu, Rumah Dara sudah melanglang buana ke berbagai festival film internasional. Selain cukup laris, tidak sedikit apresiasi yang diterima. Salah satunya, Shareefa Daanish yang memerankan tokoh sentral antagonis sebagai Dara berhasil meraih penghargaan the best actress dalam ajang Puchon Fantastic Film Festival 2009 di Korea Selatan.

''Karena itu, kami benar-benar merasa bangga dan agak kaget juga melihat apresiasi penonton di luar negeri. Tidak sedikit kritikus film kelas dunia yang mengapresiasi film ini,'' papar Timo dalam acara screening Rumah Dara di Blitzmegaplex, Grand Indonesia, Senin (11/1).

Soal pemilihan waktu tayang yang lumayan lama di negeri sendiri, dia mengungkapkan banyak pertimbangan yang harus dipikirkan. Awalnya, duo sutradara yang merupakan teman dekat tersebut ingin menayangkan Rumah Dara pada April tahun lalu. Terkendala bujet, jadwal itu mundur pada Agustus.

Namun, Timo maupun Kimo kembali mengurungkan niat melihat film-film pesaing yang cukup berbobot seperti Merah Putih dan Merantau. ''Ngeliat saingannya, kami bisa dibabat habis. Jadi, pilih aman sajalah. Mundur lagi,'' ungkap Kimo.

Berkali-kali mengundur jadwal tayang dengan berbagai pertimbangan, produser yang berasal dari Singapura mengusulkan untuk mengikutkan film tersebut ke beberapa festival film internasional. Film itu pernah diputar di sejumlah negara di benua Amerika, Eropa, Australia, dan Asia.

''Jadi, sambil nunggu tayang di Indonesia, kami keliling dunia dululah. Kami pun bersyukur banget tanggapannya bagus banget,'' ujar Timo yang merupakan suami aktris cantik Sigi Wimala tersebut.

Meski banyak apresiasi yang didapat di luar negeri, the Mo Brothers menyatakan masih menyimpan ketakutan tersendiri terkait apresiasi dari bangsa sendiri. Duo sineas yang bertemu ketika tengah sama-sama menyelesaikan studi di School of Visual Arts, Sydney, Australia, tersebut sadar bahwa genre semacam itu bukan genre favorit pemirsa Indonesia.

''Kami tahu, penonton Indonesia itu kurang suka sama film yang sadis-sadis begini. Tapi, kami juga perlu mengedukasi penonton bahwa sutradara Indonesia juga bisa bikin film bergenre seperti ini. Nggak cuma sutradara luar yang bisa,'' tegas Kimo diiringi anggukan Timo.

Karena itu, Timo maupun Kimo masih menyisipkan humor dalam film yang kental dengan adegan kekerasan serta berdarah-darah tersebut. Mereka juga berupaya total dalam penggunaan special effect agar setiap adegan yang melibatkan pertarungan terlihat nyata.

Bisa dibilang, mereka tergolong detail dalam menggambarkan setiap adegan. Hampir semua adegan mampu memancing emosi penonton dan menimbulkan rasa ngeri lewat adegan-adegan pertarungan yang melibatkan benda tajam semacam gergaji mesin, gunting, pisau, hingga pedang.

Horor slasher secara umum didefinisikan sebagai genre film yang memuat karakter pembunuh sakit jiwa. Dia memburu korbannya dalam rangkaian alur tertentu dan menggunakan berbagai alat pemotong.

The Mo brothers mengungkapkan, mereka tidak ingin memasang target terlalu tinggi untuk film perdananya. Yang terpenting, film Rumah Dara bisa diterima pemirsa Indonesia. ''Itu dululah targetnya, bisa diterima. Kalau nanti selanjutnya sukses, bukan tidak mungkin film kami jadi trendsetter di dunia perfilman Indonesia,'' kata Kimo.
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

gue tambahin lagi infonya..

1708361p.jpg


Inilah Kisah Rumah yang Dihuni Keluarga Kanibal
RUMAH DARA

SUTRADARA: Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel (Mo Brothers), GENRE: Horor Thriller, DURASI: 95 menit, PEMAIN: Shareefa Danish, Imelda Therinne, Arifin Putra, Ruli Lubis, Julie Estelle, Ario Bayu, Sigi Wimala, Daniel Mananta, Dendy Subagil, Mike Lucock.

Cerita diawali dengan pertemuan adik-kakak antara Adjie (Ario Bayu) dan Ladya (Julie Estelle) di sebuah bar di Kota Bandung pada suatu malam. Adjie, sang kakak, sengaja mendatangi Ladya dengan niat berpamitan untuk bekerja di Australia.

Tetapi, hubungan kakak-beradik ini sebenarnya sudah tidak akur lagi sejak Ladya menuding Adjie adalah biang penyebab kematian kedua orangtuanya yang tewas dalam sebuah kecelakaan tragis di masa lalu.

Urung dimaafkan oleh sang adik, akhirnya Adjie bersama ketiga sahabatnya yang lain, Jimi (Daniel Mananta), Eko (Dendy Subagil), dan Alam (Mike Lucock) berniat langsung kembali ke Jakarta pada malam itu juga. Namun, beruntung berkat bujukan istri Adjie, Astrid (Sigi Wimala), Ladya akhirnya mau ikut ke Jakarta untuk mengantar kakaknya berangkat ke bandara.

Baru saja rombongan itu akan meninggalkan lapangan parkir, mendadak mobil yang dikemudikan Jimi nyaris menabrak Maya (Imelda Therinne), sosok perempuan misterius yang tiba-tiba muncul di moncong mobil keenam orang asal Jakarta itu.

Melihat kondisi Maya yang tampak shock dan muram akibat dirampok, tanpa dikomando Eko langsung turun dari mobil dan menawarkan tumpangan kepada Maya untuk diantarkan pulang. Dengan reaksi Eko seperti itu, pada awalnya kelima rekannya tidak setuju untuk mengantarkan Maya, tetapi lagi-lagi dengan wajah pucatnya, Maya berhasil meluluhkan hati seisi mobil mini van tersebut.

Tanpa curiga, Maya akhirnya ikut rombongan itu yang bersedia mengantarnya hingga ke rumahnya di daerah terpencil antara Kabupaten Subang dan Purwakarta. Sesampainya di rumah Maya, gadis malang itu mengenalkan Adjie beserta istri, adik, dan ketiga sahabatnya itu kepada perempuan anggun nan misterius bernama Dara (Shareefa Danish) sebagai kepala keluarga di rumah tua yang ada di tengah hutan jati itu.

Layaknya tuan rumah kebanyakan, Dara dengan bujuk rayunya berupaya menahan rombongan tersebut untuk mau dijamu makan malam dan beristirahat sejenak di rumahnya. Bukan maksud hati enggan menolak tawaran Dara, dengan perut yang terasa lapar mendera, akhirnya Eko, Alam, dan Jimi sepakat untuk menerima tawaran Dara.

Namun, tidak begitu dengan Ladya dan Adjie, sejak awal kakak beradik yang tidak akur ini mempunyai firasat buruk, tetapi dengan kondisi Astrid yang kelelahan karena tengah hamil delapan bulan memaksa Adjie dan Ladya ikut mengalah.

Jamuan makan malam pun di mulai, Ladya, Jimi, Eko, dan Alam dengan nikmatnya melahap segala hidangan yang tersedia di atas meja makan yang disajikan si empunya "Rumah Dara". Sebotol wine berkualitas dan makanan daging olahan nyaris tak tersisa dilahap keempat tamu Dara itu tanpa mengetahui daging apa yang sesungguhnya mereka makan.

"Hmm... enak daging ini beda rasanya," kata Ladya. "Wah masakan rumah ini enggak kalah sama restoran bintang lima," timpal Jimi memuji masakan yang disajikan oleh Dara pada sebuah malam yang diguyur hujan lebat.

Sial, belum lagi santapan di piring ludes, keempat tetamu asal Jakarta itu pun langsung tak sadarkan diri. Melihat tamunya terkulai pingsan, Dara langsung memerintahkan Maya, Adam (Arifin Putra), dan Armand (Ruli Lubis) untuk mengikat mereka berempat. Sementara Adjie dan Astrid di kuncinya di dalam kamar.

Tak ayal, pembantaian berdarah pun dimulai. Armand bertindak sebagai tukang jagal tanpa basa-basi langsung mengeksekusi Alam dengan chainsaw (gergaji mesin) sebagai korban pertama dari kekejaman yang terjadi di "Rumah Dara". Dengan santai dan ekspresi yang dingin, si tukang jagal itu mulai memutilasi korbannya dengan chainsaw di genggaman tangannya. Adegan berdarah dan sadis pun mulai disodorkan.

Film garapan sutradara kakak-beradik Timo Tjahjanto dan Kimo Stamboel (Mo Brothers), ini menyuguhkan ketegangan luar biasa tanpa batas. Adegan-adegan berdarah tak pernah luput dari tontonan yang berdurasi 95 menit ini. Timo dan Kimo mengklaim telah menghabiskan 11 galon darah hewan dan darah sintetis untuk menggarap film panjang pertama mereka setelah membuat film pendek "Sendiri" (2003) dan film pendek slasher "Dara" (2007).

"Rumah Dara" menjadi awal mula penjajakan kreatif mereka di ranah genre horor Asia yang masih konvensional dengan film yang mencoba menguak siapakah Dara sebenarnya? Apakah yang diinginkan sosok-sosok lain di dalam rumah yang berada di tengah hutan jati itu? Bagaimana dengan nasib Adjie, Ladya, Astrid, Jimi, Eko, dan bayi yang tengah dikandung Astrid? Temukan jawabannya pada 22 Januari 2010, di bioskop kesayangan Anda.
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

Malaysia Cekal Film 'Rumah Dara'

dara-dlm.jpg


Jakarta - Setelah mendapat sambutan positif dari penggemar film Indonesia, Mo Bersaudara, sutradara film 'Rumah Dara' harus gigit jari. Masalahnya, film garapan mereka gagal tayang di Malaysia.

Hal itu diungkapkan oleh Kimo saat bincang-bincang dengan detikhot lewat sambungan telepon, Kamis (4/2/2010) malam. Ia pun menuturkan kalau film yang dibintangi Shareefa Daanish dan Julie Estelle tersebut tidak lolos sensor di Malaysia.

"Unfortunately iya, filmnya ternyata nggak bisa diputar di sana," ujarnya.

Kimo mendengar kabar tersebut dari rekan perusahaannya yang bertugas sebagai distributor 'Rumah Dara' di luar Indonesia. Hingga saat ini, Kimo belum mengetahui alasan kenapa filmnya itu tidak lolos sensor.

"Mungkin sudah peraturannya di sana," jelasnya.

'Rumah Dara' merupakan film thriller yang menampilkan kisah sekelompok muda-mudi yang terjebak di dalam rumah milik seorang pembunuh sadis bernama Dara. Film yang diadaptasi dari film pendek 'Darah' tersebut rilis di bioskop pada 22 Januari lalu.
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

ah itu bisa2nya malaysia aja, mreka takut kalah dari kita, plus khawatir bakal ada demam'dara' di negaranya he he wong Texas Chainshaw dan film slasher barat aja, bisa tayang kok! ini malah gak bisa tayang. yasu toh di Singapura nih film bisa tayang (duluan singapura yg rilis daripada indonesia)
 
Bls: Film Inodonesia : Rumah Dara

lagi nonton.. dan..

wooeee Daniel Mananta diapain etoooooooooooooooooooooo gak relaaaa
 
Back
Top