Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

resi_dj

New member
Ada suatu kaidah penting dalam ushul tafsir, dimana jika terdapat alif dan lam masuk pada isim jenis (seperti manusia, jin dll) atau masuk pada isim sifat (nama sifat), maka menunjukkan istigroqiyah, yakni menunjukkan makna yang mencakup keseluruhan dari jenis atau sifat yang dimasukinya.

Pada beberapa pelajaran mengenai bahasa arab, ditahui bahwa isim yang kemasukan alif dan lam adalah isim yang ma’rifat, yakni isim yang tertentu, namun ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka alif dan lam ini berfungsi sebagaimana kaidah di atas. Kaidah ini telah disepakati oleh para ulama bahasa arab dan juga ulama ushul fiqih.

Contohnya sebagaimana dalam firman Allah surat al-Ahzab ayat 35:

إِنََّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْ?*َافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْ?*َافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.”

Pada ayat ini terdapat banyak sekali kata-kata sifat yang kemasukan alif dan lam. Sehingga dari hal ini kita ketahui bahwa, semua sifat yang ada pada ayat di atas menunjukkan semua cakupan sifat dan keseluruhan hal yang terkandung dari sifat, yang akan mengantarkannya kepada ampunan dan pahala yang besar dari Allah ta’ala.

Kita ambil contoh misalnya pada kata الْمُسْلِمِينَ. Kata ini menunjukkan semua orang muslim yang mempunyai makna-makna islam, orang muslim yang mengamalkan semua bagian dan cabang-cabang islam. Sehingga dengan kesempurnaan islamnya, maka semakin sempurnalah konsekuensinya, yakni maghfiroh (ampunan) dan pahala yang besar dari Allah ta’ala. Begitu pula, semakin sedikit kesempurnaan islamnya, semakin sedikit pula maghfiroh dan pahala yang akan diterimanya.

Sehingga dari hal ini, tidak semua orang muslim akan mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah ta’ala, akan tetapi hanya orang muslim yang mempunyai keseluruhan makna islamlah yang mendapatkan ampunan dan pahala yang besar dari Allah ta’ala. Dimana besar kecilnya ampunan Allah tergantung kadar keislaman yang dimilikinya.

Demikian juga pada kata الْمُؤْمِنِينَ yang merupakan kata sifat. Ketika masuk pada kata tersebut alif dan lam, maka menunjukkan bahwa, iman yang akan mengantarkan kepada ampunan dan pahala yang besar dari Allah adalah keimanan seseorang yang mencakup keseluruhan iman dan cabang-cabang iman, yakni orang yang ada pada dirinya semua aspek-aspek iman. Sehingga, semakin sedikit aspek iman yang dikerjakannya dan semakin rendah keimanannya, maka sedikit pula ampunan dan pahala yang ia dapatkan. Jika iman hilang, maka hilanglah ampunan dan pahalanya.

Kaidah ini tidak hanya mencakup pada sifat-sifat yang baik namun juga mencakup pada sifat-sifat yang buruk dan sifat-sifat yang dilarang oleh Allah ta’ala. Ketika Allah mengancam seseorang yang melakukan sifat buruk tertentu, maka jika semakin sempurna sifat buruk yang dilakukannya, maka semakin sempurna pula hukuman yang didapatkan, begitu pula semakin berkurang sifat buruk tersebut, semakin berkurang pula hukumannya.

Contoh alif lam yang masuk pada isim jenis adalah apa yang ada pada surat Al-Ma’arij ayat 19-22:

إِنَّ الإِنْسَانَ خُلِقَ هَلُوْعًا * إِذَا مَسَّهُ الشَّرُّ جَزُوْعًا * وَإِذَا مَسَّهُ الْخَيْرُ مَنُوْعًا * إِلاَّ الْمُصَلِّينَ

“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah lagi kikir, apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, dan apabila ia mendapat kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan shalat..”


Pada ayat ini terdapat isim jenis, yakni pada kata الْإِنْسَانَ, dan terdapat pada kata ini alif dan lam. Berdasarkan kaidah di atas, maka makna kata ini mencakup keseluruhan dari manusia, yang artinya semua manusia itu mempunyai sifat keluh kesah dan kikir, kecuali orang-orang yang telah Allah kecualikan, yakni orang-orang yang sholat.

Begitu pula pada surat al-ashr, Allah ta’ala berfirman:

وَالْعَصْرِ * إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ * إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِ?*َاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْ?*َقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ

“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Kata الْإِنْسَانَ menunjukkan keseluruhan manusia, sehingga arti dari ayat di atas adalah sesungguhnya semua manusia benar-benar berada dalam kerugian, kecuali yang telah Allah ta’ala kecualikan pada ayat di atas.

Untuk bisa mengetahui apakah alif lam yang dimaksud adalah alif lam istigroqiyah adalah dengan menambahkan kata كُلُّ (kullu) di depan katanya. Jika penambahan kata ini tidak merubah dan merusak arti, maka berarti alif lam tersebut adalah alif lam istigroqiyah.

Selain contoh di atas, contoh yang paling agung di dalam penerapan kaidah ini adalah dalam masalah asma’ul husna, dimana hampir disetiap surat terdapat asma’ul husna.

Di dalam al-Qur’an Allah ta’ala mengabarkan kepada kita bahwa dia adalah Allah, Al Malik, Al ‘Alim, Al Hakim, Al Aziz, Al Quddusus Salam, Al Hamidum Majid. Dimana pada lafazh Allah terkandung seluruh makna uluhiyah, hanya dialah dzat yang berhak untuk diibadahi. Pada kata tersebut terdapat seluruh sifat yang sempurna, seluruh sifat terpuji, keutamaan, kebaikan dan tidak ada penyekutuan atasnya, baik dari golongan malaikat, jin, manusia atau seluruh makhluk. Bahkan seluruh makhluk menyembah kepada Allah dengan penuh ketundukan terhadap keagungannya.

Begitu pula pada sifat Al Malik, yang berarti dzat yg mempunyai semua makna dan unsur kepemilikan dan kekuasaan yg sempurna. Makhluk seluruhnya adalah milik Allah.

Al ‘Alim menunjukkan dzat yg mengetahui segala sesuatu, ilmunya meliputi yg nampak dan tdk nampak, samar dan jelas dan meliputi segala hal yang diperbuat seluruh makhluknya.

Dan sifat-sifat lainnya dari nama-nama Allah yang husna, yang dari nama ini terkandung kesempurnaan sifat dan keindahan sifat yang dimiliki oleh Allah ta’ala. Sehingga ketika kita menemukan nama-nama Allah, maka sudah terbesit dalam hati kita bahwa makna dari nama tersebut menunjukkan kesempurnaan dari sifat tersebut.



Subhanallaaaaah............ternnyata kaya sekali faidah dan makna yang terkandung di dalamnya...yuk mari kita bahas....saling menambahkan, dan tentunya mohon info tambahannya yak...

sumber : http://badar.muslim.or.id/artikel/faidah-penggunaan-alif-lam-dalam-suatu-kalimat.html (edit- by me)
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

oyah ada yang lupa....

Apa dasar munculnya kaidah ini?

Kaidah ini merupakan kaidah yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagaimana sabda beliau pada saat tasyahud:

اَلسَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِ?*ِيْنَ . فَإِنَّكُمْ إِذَا قُلْتُمُوْهَا أَصَابَتْ كُلََّ عَبْدٍ لِلَّهِ صَالِ?*ٍ فِى السَّمَاءِ وَالأَرْضِ

“Semoga perlindungan dan pemeliharaan diberikan kepada kami dan semua hamba Allah yang sholih. (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata) Jika kalian mengucapkan doa ini maka doamu ini akan mencakup seluruh hamba Allah yang sholih yang ada di langit dan di bumi”.

Pada kata الصَّالِ?*ِينَ terdapat alif dan lam yang berarti mencakup seluruh hamba Allah yang sholih yang ada di langit dan di bumi.
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

masih ditunggu koreksi dan masukannya...
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

salam kenal
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

hyaahh yang hebat mah yang bikin bos....ini aku copas n edit ajah...hulkhogan mau menambahkan?
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

salam kenal semua eh.... neng resi jago agama juga ya....tapi kan gak forumnya di sini...
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

jago copas iya neng...kalau persoalan ini masih dalam kategori learning bahasa arab neng,,,jadi nggak salah tempat
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

Pada beberapa pelajaran mengenai bahasa arab, ditahui bahwa isim yang kemasukan alif dan lam adalah isim yang ma’rifat, yakni isim yang tertentu, namun ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka alif dan lam ini berfungsi sebagaimana kaidah di atas. Kaidah ini telah disepakati oleh para ulama bahasa arab dan juga ulama ushul fiqih.

Lah, emangnya isim jenis tadi jadi gak makrifat gitu???
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

jenis tadi maksudnya jenis yang mana den madas?
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

humm begini den, saya copas dari sini

di sana dijelaskan bahwa Isim Ma’rifat adalah isim yang sudah jelas penunjukannya

Contoh:

عُمَرُ (Umar)

كِتَابُ مُ?*َمَّدٍ (Buku Muhammad)

Dan Macam-macam isim ma’rifat adalah sbb:

1. Dhomir (kata ganti orang)

Contoh:

هُوَ – أَنْتَ – أَنَا


2. Isim Isyaroh (kata penunjuk)


Contoh:

هَذَا – ذَالِكَ

3. Isim Maushul (kata sambung)


Contoh:

اَلَّذِيْ- اَلَّذِيْنَ


4. ‘Alam (nama orang)

Contoh:

عُمَرُ – مُ?*َمَّدٌ – خَدِيْجَةُ



5. Isim yang ada alif dan lam

Contoh:

اَلْبَيْتُ - اَلْمِصْبَا?*ُ – اَلْمَسْجِدُ



nah isim jenis tidak tergolong di antara 5 jenis isim ma'rifat tersebut, so, bisa dikatakan itu bukan isim ma'rifat. Tapi ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka itu bisa digolongkan pada isim ma'rifat.

Gimana menurut den madas??
ayoo0 ayo mari kita pelajari sama-sama:)
 
Last edited:
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

nah isim jenis tidak tergolong di antara 5 jenis isim ma'rifat tersebut, so, bisa dikatakan itu bukan isim ma'rifat. Tapi ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka itu bisa digolongkan pada isim ma'rifat.

Gimana menurut den madas??
ayoo0 ayo mari kita pelajari sama-sama:)

Ngomongin makrifat juga kudu inget nakiroh, soalnya keduanya saling berlawanan. Kalau gak makrifat, sudah pasti nakiroh. Gitu juga sebaliknya.
Nah apakah isim jenis yang kemasukkan Alif Lam itu nakiroh, atau tetep makrifat?
Coba dipikir....
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

yups bener banget den,,, sekalian dari sumber yang sama, aku posting di sini isim nakirohnya

Isim Nakiroh


Isim Nakiroh adalah isim yang belum jelas penunjukannya

Contoh:

مُسْلِمٌ (Seorang muslim)

كِتَابُ طَالِبٍ (Buku seorang mahasiswa)

NOTE:
1. Isim Nakiroh biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin

Contoh:

مُسْلِمٌ – مِصْبَا?*ٌ

2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma’rifat dan bukan sebagai isim nakiroh.

Contoh:

مُ?*َمَّدٌ – زَيْدٌ

3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun apabila disandarkan pada isim ma’rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma’rifat.

Contoh:

كِتَابُ طَالِبٍ - كِتَابُ مُ?*َمَّدٍ


dan untuk
Nah apakah isim jenis yang kemasukkan Alif Lam itu nakiroh, atau tetep makrifat?

berdasarkan
Tapi ketika alif dan lam masuk pada isim jenis dan sifat, maka itu bisa digolongkan pada isim ma'rifat.
menurut saya tetap digolongkan dalam isim makrifat selama tergolong isim jenis dan sifat.

kalau pemikiran den madas??

oya lalau untuk Note nomer 3
3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun apabila disandarkan pada isim ma’rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma’rifat.

Contoh:

كِتَابُ طَالِبٍ - كِتَابُ مُ?*َمَّدٍ
walah malah bingung aku, den madas bisa menjelaskan?

atau siapa pun ada yang mau menjelaskan?
ayoo-ayoo kita bahas lebih dalam biar mantab:)
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

NOTE:
1. Isim Nakiroh biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin


2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma’rifat dan bukan sebagai isim nakiroh.



3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun apabila disandarkan pada isim ma’rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma’rifat.

Mendingan bikin definisi isim nakiroh kayak gini: Semua isim yang tidak termasuk isim makrifat. Kan Isim makrifat hanya terbatas pada yang udah non sebutin, plus satu lagi, mudlof-mudhof ilaih (isim yang disandarkan dan isim yang dijadikan sandaran itu sendiri). Hanya untuk yang terakhir ini, ada pengecualian sedikit, seperti yang telah non tadi sebutin, ketika disandarkan pada isim nakiroh dan ada tambahan lagi, selama isim itu bukan kata ghairu, sebab meski disandarkan pada isim makrifat, kenakirohannya belum hilang.
 
Bls: Faidah Penggunaan Alif Lam Dalam Suatu Kalimat

hoo..iya boleh juga diartikan "Semua isim yang tidak termasuk isim makrifat"

aku sertakan definisi belibet ntu biar lebih jelas dan lebih mudah dipahami, kan ada contohnya gitu..

yup tararengkiu den madas....eh ya, berarti kata "ghairu" tadi masuk di mana? disandarkan di isim ma'rifat tapi kenakirohannya belum hilang...?!

mari-mari.... yang mau ikut menjelaskan juga...silahkan
 
ini sumbernya dari situs wahabi kang.
ال istighroq nahwu yg membahas bukan ushul, kalau dalam ilmu ushul namanya masuk syarat takhshish, dan kalau masuk dalam takhsish berarti masuk kalimat am
 
Back
Top