Kalina
Moderator
JAKARTA - Lama tak terlihat, Ulfa Dwiyanti sekarang punya profesi sebagai guru. Presenter sekaligus komedian itu sejak enam bulan lalu mengajar di sekolah yang dia dirikan, Ulfa Communication School (UCS), di kawasan Tebet, Jakarta Selatan.
Sekolahnya -semacam tempat les untuk umum- menjajakan berbagai fokus pendidikan yang tidak jauh dengan bidang kerjanya selama ini. Misalnya, public speaking, MC, script writer, teknik vokal, reportase, dan lain-lain. "Ada yang ingin jadi wartawan. Ada yang ingin bekerja di belakang panggung. Ada yang tergila-gila jadi penyanyi," kata Ulfa soal murid-muridnya kemarin (30/12).
Ulfa mengajar mata pelajaran MC dan public speaking. Bagi dia, menjadi pengajar dan pendiri sekolah adalah bentuk pengabdian setelah sebelumnya hanya berkarir dan mengeruk keuntungan. "Saya tidak cari komersialnya, tapi nilai sosialnya. Ini dunia saya untuk mengabdi," ujarnya.
Ulfa menyadari posisi karirnya tidak setinggi sebelumnya. Dia memakluminya sebagai roda kehidupan yang berputar. Ulfa menambahkan, upayanya sekarang merupakan bentuk keprihatinan terhadap dunia pendidikan di Indonesia yang masih banyak kekurangan. Sedikitnya, ada upaya membantu. "Saya ingin membuka mata semua bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan di tempat formal," ulasnya.
Faktanya, kata Ulfa, jangankan tamatan SD, SMP, atau SMA, banyak sarjana yang masih menganggur. Ulfa berharap agar sekolahnya dan lembaga lain sejenisnya bisa menjadi solusi. Sebab, dia mengaku bekerja sama dengan bidang industri.
Sekolahnya -semacam tempat les untuk umum- menjajakan berbagai fokus pendidikan yang tidak jauh dengan bidang kerjanya selama ini. Misalnya, public speaking, MC, script writer, teknik vokal, reportase, dan lain-lain. "Ada yang ingin jadi wartawan. Ada yang ingin bekerja di belakang panggung. Ada yang tergila-gila jadi penyanyi," kata Ulfa soal murid-muridnya kemarin (30/12).
Ulfa mengajar mata pelajaran MC dan public speaking. Bagi dia, menjadi pengajar dan pendiri sekolah adalah bentuk pengabdian setelah sebelumnya hanya berkarir dan mengeruk keuntungan. "Saya tidak cari komersialnya, tapi nilai sosialnya. Ini dunia saya untuk mengabdi," ujarnya.
Ulfa menyadari posisi karirnya tidak setinggi sebelumnya. Dia memakluminya sebagai roda kehidupan yang berputar. Ulfa menambahkan, upayanya sekarang merupakan bentuk keprihatinan terhadap dunia pendidikan di Indonesia yang masih banyak kekurangan. Sedikitnya, ada upaya membantu. "Saya ingin membuka mata semua bahwa belajar tidak hanya dapat dilakukan di tempat formal," ulasnya.
Faktanya, kata Ulfa, jangankan tamatan SD, SMP, atau SMA, banyak sarjana yang masih menganggur. Ulfa berharap agar sekolahnya dan lembaga lain sejenisnya bisa menjadi solusi. Sebab, dia mengaku bekerja sama dengan bidang industri.