Panic Disorder

bla_bla_bla

New member
Panic Disorder


Panic disorder (gangguan panik) merupakan panik yang terjadi secara tiba-tiba tanpa ada tanda-tanda kemunculannya seperti teror yang diakibatkan oleh akumulasi kecemasan. Serangan panik yang muncul disebabkan kemunculan perasaan-perasaan (cemas) dan rasa takut berlebihan, akhirnya individu merasakan dirinya akan mati.

Serangan panik dapat terjadi pada individu yang mengalami kecemasan umum atau menyeluruh (generalized anxiety disorder) dimana individu mengalami suatu episode ketakutan yang berat dan mendadak. Panic disorder dipisahkan berdasarkan situasi-situasi sosial tertentu terhadap kemunculan serangan panik yang disertai dengan gangguan agoraphobia atau tanpa agoraphobia.

Individu yang mengalami kecemasan umum dan gangguan panik kadang tidak mengetahui secara pasti mengapa mereka merasakan ketakutan. Kondisi ini dinamakan sebagai free-floating, disebut demikian karena serangan panik itu tidak dipicu oleh peristiwa tertentu, namun terjadi dalam pelbagai situasi tertentu kadang tidak berhubungan samasekali dengan dirinya. Gambaran hal ini dapat disimak dibawah pada petikan berikut;



Ketika tsunami terjadi di Aceh tahun 2004, banyak sekali korban bergelimpangan di sudut-sudut kota. Ani (16 tahun) adalah salah satu orang yang selamat dalam musibah tersebut. Ia mengalami trauma hebat. Setahun kemudian terjadi perubahan dalam diri Ani, ia menderita gangguan kecemasan menyeluruh (GAD). Suatu ketika ia mendengar berita kematian dan kerumunan orang yang melayat, secara tiba-tiba tubuhnya menjadi gemetar, berkeringat, mual, jantung berdebar keras dan tubuhnya menjadi lemas. Ia ketakutan dan menangis keras. Panik. Ia mengatakan bahwa dirinya akan mati juga ―mungkin besok harinya. Ia menjadi ketakutan hebat, dadanya terasa sesak, gemetar dan terduduk lemas di lantai. Peristiwa ini terus berulang dengan atau tanpa sebab sekalipun


Serangan panik dapat terjadi setiap saat, waktu relatif singkat selama panik berlangsung yakni 10 - 30 menit, paling lama adalah 1 jam namun sangat jarang terjadi. Selama panik berlangsung individu menunjukkan pikiran-pikiran yang tidak realistik, takut akan hukuman yang diperoleh ataupun kehilangan kontrol. Banyak orang menduga ketika serangan panik terjadi ―individu seperti mengalami serangan jantung, kehilangan pikiran (panik) dan perasaan seperti akan mati. Serangan panik tidak dapat diduga, beberapa episode kemunculan panik dengan kemunculan berikutnya tidak dapat diprediksi secara tepat, hal ini tergantung pada tingkat kecemasan yang dirasakan oleh individu itu sendiri.

Bila seseorang pernah mengalami serangan panik pada suatu kondisi atau tempat tertentu, individu akan merasakan kecemasan berulang ketika berhadapan dengan situasi atau tempat yang sama, dan kemungkinan serangan panik kembali dapat muncul. Misalnya saja serangan panik yang muncul ketika individu berada dalam lift yang macet, terkurung di dalamnya selama beberapa jam. Individu tersebut akan merasa cemas dan takut untuk menggunakan lift untuk sementara atau dalam jangka waktu tertentu. Bila serangan panik itu terus berkembang karena peristiwa itu (terkurung di dalam lift atau elevator) membuatnya takut untuk keluar rumah untuk berbelanja atau ketempat umum yang menggunakan elevator maka kecemasan itu berkembang pada pembentukan agoraphobia (agoraphobia dengan riwayat panik / serangan panik dengan agoraphobia).


Gejala Umum Serangan Panik

- Jantung berdebar-debar secara mendadak
- Berkeringat secara berlebihan
- Gemetar anggota badan
- Perasaan cemas dan rasa sesak (nyeri) pada dada
- Tubuh menggigil disertai keringat dingin
- Perasaan akan mati
- Pikiran tidak terkendali (seperti gila mendadak)
- Perasaan seperti tercekik atau sesak nafas
- Mual dan gangguan perut
- Parestasi (mati rasa) dan kadang disertai dengan pingsan



Treatment

Pemberian treatment secara dini dapat mencegah serangan panik berkembang menjadi agoraphobia yang lebih buruk. Namun kebanyakan penderita yang mengalami serangan panik berkali-kali pun tetap lebih sering dibawa ke Unit Gawat Darurat sebagai pertolongan pertama dan tidak ada kelanjutan untuk pengobatan berupa kunjungan ke psikiater atau terapis. Akibatnya, kondisi lebih buruk dikemudian hari ditemukan pada penderita serangan panik berulang ini.

Kecemasan dapat menurun bila mempunyai keinginan untuk sembuh dengan pengobatan sendiri atau bergabung dalam komunitas sharing yang sama-sama memiliki gangguan kecemasan. Komunitas ini dapat dibentuk melalui internet, baik dengan forum, chatting dan sebagainya

1) Pengobatan Medis


Gangguan panik dapat diketahui dengan infus laktat, PET scan (positron emission tomography) dan prolaps valvula yang diyakini sebagai penyebab kemunculan panik scara biologis. Panikogen merupakan penyebab stimulasi respirasi dan pergeseran keseimbangan asam-basa.

Obat yang menjadi acuan dalam serangan panik dalam medis sering digunakan adalah imipramin. Obat-obatan yang digunakan dalam treatment serangan panik adalah jenis trisiklik (Imipramin, Klomipramin), jenis benzodiazepines (Alprazolam), RIMA (Reversible Inhibitors of Monoamine Oxydase-A, seperti Moklobemid), dan SSRI (Selective Serotonin-Reuptake Inhibitors)- seperti fluoxetine (prozac), sertraline (zoloft), Paroksetin dan Fluvoksamin.

Penggunaan obat-obatan tersebut haruslah dibawah kontrol ketat dokter bersangkutan, obat-obatn tersebut seperti jenis trisiklik mempunyai beberapa efek samping seperti;

- Antihistamin (sedasi, mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotorik dan kognitif menurun)
- Antikolinergik (mulut kering, retensi urin, sinus takikardi, gangguan visual)
- Antiadrenergik alfa (perubahan EKG, hipotensi)
- Neurotoksis (tremor halus, kejang, agitasi atau insomnia)
- Pemberian obat secara berlebihan pada penderita gangguan panik yang disertai gejala depresi dengan simtom bunuh diri akan meningkat mewujudkan keinginan tersebut



2) Psikoterapi


Terapi yang paling sering digunakan dalam perawatan kecemasan adalah cognitive-behavioural therapy (CBT). Pada CBT diberikan teknik pelatihan pernafasan atau meditasi ketika kecemasan muncul, teknik ini diberikan untuk penderita kecemasan yang disertai dengan serangan panik..

Support group juga diberikan dalam CBT, individu ditempatkan dalam group support yang mendukung proses treatment. Group support dapat berupa sekelompok orang yang memang telah dipersiapkan oleh konselor/terapis untuk mendukung proses terapi atau keluarga juga dapat diambil sebagai group support ini. [PD]


pikirdonk.org
 
Bls: Panic Disorder

jiah klo PD doank mah banyak kepanjangannya.. ada Percaya Diri... Popoi Demo, Popoi Duduk... Popoi Disorder... dan masih banyak lagi...
 
Bls: Panic Disorder

papang deneran tu apaan om pop? yang sejenis ubur ubur itu bukan?

hiahhaha... ini mana yang ngebahas paniknya sih? hahha
 
Back
Top