Hamil, Kenapa Harus Takut Gunakan Seatbelt?

nurcahyo

New member
Hamil, Kenapa Harus Takut Gunakan Seatbelt?

Salah satu tugas orang tua adalah memberikan perlindungan terbaik terhadap anak-anaknya bahkan sejak dikandungan. Karena pertimbangan itupula, sebagian ibu hamil memilih tidak menggunakan sabuk pengaman, karena khawatir menciderai janinnya bila kecelakaan.

Para ahli membenarkan hal itu, namun mereka tetap menyarankan agar tetap menggunakan sabuk pengaman itu. Karena secara alami, janin sudah terlindungi dengan baik. Jadi cara paling efektif melindungi bayi pada kecelakaan adalah melindungi sang bunda. Baik ibu dan janinnya lebih aman dari cidera kecelakaan jika menggunakan sabuk pengaman. Penggunaan seat belt yang benar mengurangi resiko kecelakaan penumpang depan hingga 45% (sedan) dan 60% (SUV, minivan, pikcup).

Penelitian University of Michigan menunjukkan ibu hamil tanpa sabuk pengaman atau memasang sabuk pengaman sekenanya punya resiko 5.7 kali menciderai janinnya pada kecelakaan dibandingkan yang menggunakan sabuk pengaman dengan benar.

Cara menggunakan sabuk pengaman yang benar menurut rekomendasi American Medical Association, American College of Obstetricians and Gynecologists sabuk pangkuan (lap belt) harus diposisikan serendah mungkin dibawah perut (diposisikan di paha atas) dan sabuk bahu (shoulder belt) diposisikan melintang di dada diantara payudara dan sabuk pengaman harus benar-benat pas/tidak kendor. Jangan pernah melintangkanya diperut karena berisiko bagi janin.

Dibawah ini beberapa hal yang perlu diperhatikan juga.

1. Bila mobil dilengkapi kantong udara, jangan di nonaktifkan. Biarkan berfungsi sebagai pelengkap sabuk pengaman dan membantu mencegah cidera.

2. Geser kursi hingga ada jarak sekitar 25cm dengan kemudi terutama bila menggunakan kantong udara.

3. Posisikan (atur steering tilt) roda kemudi sedemikian rupa hingga tidak berdekatan dengan perut, bisa pula diarahkan ke dada.

4. Bila memungkinkan lebih baik jadi penumpang dari pada mengemudikan sendiri.

Penting diketahui penumpang lain dalam kendaraan itu harus menggunakan sabuk pengaman, buka saja demi keselamatannya sendiri tapi juga untuk menghindari benturan dengan ibu hamil saat kecelakaan. Bila hanya tersedia lap belt saja, juga harus dipakai. Lap belt mencegah ibu hamil terlempar keluar jika kecelakaan.

Namun sabuk pengaman yang terpasang dimobil sekarang ini sebenarnya dirancang bukan untuk ibu hamil. Saat ini para ahli sedang mengembangkan sabuk pengaman khusus untuk wanita hamil. Disejumlah negara seperti Jepang, Spanyol, Polandia dan Yunani mengijinkan wanita hamil untuk tidak menggunakan sabuk pengaman bila mereka menghendakinya.

Perkembangan teknologi safety mobil saat ini membuat semua penumpangnya mendapat perlindungan komprehensif, kecuali janin dalam kandungan ibunya. Yang mengejutkan, tidak banyak yang diketahui para pakar apa yang terjadi pada janin dalam kandungan ibunya ketika mengalami kecelakaan mobil.

Salah satu perusahaan yang intens dalam penelitian itu adalah Volvo Car Corp. Perusahaan Swedia ini kini sedang mengembangkan model komputer boneka ibu hamil (dummy) untuk pengujian tes tabrak yang pertama di dunia.

Boneka virtual itu bernama Linda dan dalam kondisi hamil tua dengan tubuh seperti rata-rata wanita Amerika dan Eropa. Kondisi hamil tua ini sangat rentan pada kecelakaan. Model ini sudah menjalani pengujian uji tabrak depan.

Studi itu untuk mengetahui efek yang diterima ibu dan janinnya akibat sabuk pengaman dan kantong udara ketika terjadi kecelakaan. Model komputer memungkinkan hal itu dilakukan dengan tingkat ketelitian luarbiasa, seperti bagaimana sabuk pengaman bergerak, pengaruh sabuk dan kantong udara terhadap rahim, plasenta dan janin serta bagaimana janin bergerak didalam tubuhnya ibunya dan hal-hal lainnya.

Dalam kecelakaan, rongga dada dan tulang panggul tertahan sabuk pengaman, namun perut bebas bergerak yang arahnya ditentukan gaya-gaya yang muncul akibat benturan. Karena janin sebenarnya mengapung dalam tubuh ibunya, cidera yang dialaminya bisa dibagi dalam dua kelompok besar.

Yang paling sering adalah plasenta terlepas sebagian atau seluruhnya. Ini berarti janin tidak mendapat cukup oksigen. Yang lebih jarang adalah janin mengalami cidera fisik akibat benturan dengan tulang pinggul ibunya atau interior mobil. Plasenta bisa lepas karena tidak selentur rahim ketika mengalami akselerasi.
 
Harus menggunakan sabuk keselamatan gan, agar nantinya bisa enjoy. Tentu saja kalau itu lebih bagus di belakang saja.
 
Back
Top