Gas Tawa Ancam Ozon

BambangAja

New member
LONDON Para ilmuwan mendorong adanya kendali lebih ketat terhadap emisi nitro oksida yang
disebut sebagai gas tawa. Berdasarkan riset mereka, zat tersebut kelak memiliki potensi
lebih berbahaya terhadap ozon dibandingkan chlorofluorocarbon (CFC) yang penggunaannya
dilarang sejak 1980-an. Sepertiga dan seluruh gas nitro oksida dihasilkan oleh aktivitas
manusia, Gas ini diproduksi sebagai hasil sampingan penggunaan pupuk untuk pertanian dan
proses industri lainnya. Zat ini juga biasa digunakan sebagai zat anestesi oleh para dokter
gigi atau dokter kandungan.


Akkihebbal Ravishankara, ahli kimia atmosfer dan National Oceanic and Atmospheric
Administration (NOAA), yang memimpin riset tersebut, mengatakan pengurangan penggunaan
CFC secara drastis dalam 20 tahun terakhir merupakan sebuah kesuksesan di bidang lingkungan.
“Namun, gas nitro oksida yang dikeluarkan manusia kini mengancam,” katanya. Menurut
Ravishankara yang dikutip Telegraph, Kamis lalu, menyatakan, gas yang diproduksi.

dalam aktivitas manusia itu selama tak masuk dalami peraturan yang harus dikontrol untuk
perlindungan ozon. Zat inilah, kata dia, yang akan menjadi ancaman atmosfer pengaman bumi
selama beberapa dasawarsa mendatang. Nitro oksida, kata Ravishankara, stabil saat berada
di bumi, namun terurai pada atmosfer yang lebih tinggi dan membentuk bahan kimia yang
memicu reaksi kimia, yang menghancurkan ozon. “Kemampuannya dalam menghancurkan lapisan ozon
sudahb diketahui beberapa dekade lalu, namun riset terbaru menunjukkan kadar bahayanya
dibanding gas lain.”

Meskipun zat ini sendiri 1/60 kurang berbahaya jika dibanding CFC, namun sebanyak
10 juta ton gas nitro oksida dihasilkan oleh aktivitas manusia setiap tahunnya.
Menurut Ravishankara, lebih besar dibandingkan CFC yang jumlahnya hanya kurang
dan 1 juta ton saat puncak emisinya. Ravishankara mengatakan, nitro oksida juga berpengaruh
terhadap gas rumah kaca, yang berkontribusi bagi pemanasan global. Tidak seperti CFC yang
penggunaannya dibatasi oleh perjanjian internasional, emisi dari gas tawa tidak dapat
dibandingkan penggunannya, sebab, belum ada regulasi khusus.

Dalam protokol Montreal tahun 1987, sudah di ambil langkah untuk membatasi penggunaan
CFC. namun, perjanjian ini tidak termasuk pembatasan nitro oksida yang di hasilkan
dari penggunaan pupuk, kotoran hewan, air selokan, pembakaran sampah,
dan gas buangan industri.

Zat ini diproduksi secara alami saat bakteri yang berada di tanah dan di laut
terurai, ravishankara dan timnya mengingatkan jika pihak yang ber kepentingan
tak melakukan apa—apa, zat ini akan menjadi zat paling berbahaya hingga akhir abad ini.
Mengurangi nitro oksida akan mampu membantu perbaikan lapisan ozon.
Ravishankara mengatakan, lapisan ozon melindungi mannusia, hewan, dan tumbuhan
dari terpaan radiasi ultraviolet dari matahari. Menipisnya lapisan ozon,
ungkapnya bisa menyebabkan kerusakan pada tanaman, kehidupan satwa air, dan
pastinya manusia, karena bisa menyebabkan kanker kulit.




Sumber :newspaper
 
Back
Top