Motivasi

Bls: Motivasi

Perangkap tikus

Seekor tikus mengintip di balik celah di tembok untuk mengamati sang petani dan isterinya, saat membuka sebuah bungkusan. Ada makanan pikirnya? Tapi, dia terkejut sekali, ternyata bungkusan itu berisi perangkap tikus. Lari kembali ke ladang pertanian itu, tikus itu menjerit memberi peringatan; "Awas, ada perangkap tikus di dalam rumah, hati-hati, ada perangkap tikus di dalam rumah!"

Sang ayam dengan tenang berkokok dan sambil tetap menggaruki tanah, mengangkat kepalanya dan berkata, "Ya maafkan aku Pak Tikus. Aku tahu ini memang masalah besar bagi kamu, tapi buat aku secara pribadi tak ada masalahnya. Jadi jangan buat aku sakit kepala-lah."

Tikus berbalik dan pergi menuju sang kambing. Katanya, "Ada perangkap tikus di dalam rumah, sebuah perangkap tikus di rumah!"

"Wah, aku menyesal dengar khabar ini," si kambing menghibur dengan penuh simpati, "Tetapi tak ada sesuatu pun yang bisa kulakukan kecuali berdoa. Yakinlah, kamu sentiasa ada dalam doa doaku!"

Tikus kemudian berbelok menuju si lembu. "Oh? sebuah perangkap tikus? Jadi saya dalam bahaya besar ya?" kata lembu itu sambil ketawa, berleleran liur.

Jadi tikus itu kembalilah ke rumah, dengan kepala tertunduk dan merasa begitu patah hati, kesal dan sedih, terpaksa menghadapi perangkap tikus itu sendirian. Ia merasa sungguh-sungguh sendiri.

Malam tiba, dan terdengar suara bergema di seluruh rumah, seperti bunyi perangkap tikus yang berjaya menangkap mangsa. Isteri petani berlari pergi melihat apa yang terperangkap. Di dalam kegelapan itu dia tak bisa melihat bahwa yang terjebak itu adalah seekor ular berbisa. Ular itu sempat mematuk tangan isteri petani itu. Petani itu bergegas membawanya ke rumah sakit.

Si istri kembali ke rumah dengan tubuh menggigil, demam. Dan, sudah menjadi kebiasaan, setiap orang sakit demam, obat pertama adalah memberikan sup ayam segar yang hangat. Petani itu pun mengasah pisaunya, dan pergi ke kandang, mencari ayam untuk bahan supnya.

Tapi, bisa itu sungguh jahat, si istri tak langsung sembuh. Banyak tetangga yang datang membesuk, dan tamu pun tumpah ruah ke rumahnya. Ia pun harus menyiapkan makanan, dan terpaksa, kambing di kandang dia
jadikan gulai. Tapi, itu tak cukup, bisa itu tak dapat taklukkan. Si istri mati, dan berpuluh orang datang untuk mengurus pemakaman, juga selamatan. Tak ada cara lain, lembu di kandang pun dijadikan panganan, untuk puluhan pelayat dan peserta selamatan.


Sahabat,
Apabila anda mendengar ada seseorang yang menghadapi masalah dan anda pikir itu tidak ada kaitannya dengan anda, ingatlah bahwa apabila ada "perangkap tikus" di dalam rumah, seluruh "ladang pertanian'"ikut menanggung risikonya. Sikap mementingkan diri sendiri lebih banyak keburukan dari baiknya. Krisis global telah membuktikan efek domino yang menghancurkan, timbulnya masalah ekonomi di Amerika sana, tetapi kita di Indonesia juga kena getahnya..

jangan-jangan hal sepele disekitar kita yang sering tidak kita pikirkan akan menjadi masalah serius dikemudian hari.. maka kata yang tepat untuk kita renungkan pada pagi hari ini adalah ...PEDULI !!!...
 
Bls: Motivasi

keren bro.. ceritanya..

Kita emang harus perduli antar sesama..

wekekeke.. kadang manusia melihat untung-rugi ketika akan memberikan bantuan.. tanpa pernah disadari bahwa membantu adalah salah satu bentuk investasi kebaikan yang mungkin saja bisa kita petik hasilnya di kemudian hari..

Klik bwt TS..
 
Bls: Motivasi

^^ trima kasih mbak yu...hahaha...[<:)

SEORANG PENARI

Ada seorang gadis muda yang sangat suka menari. Kepandaiannya menari
sangat menonjol dibanding dengan rekan-2nya, sehingga dia seringkali
menjadi juara di berbagai perlombaan yang diadakan. Dia berpikir,
dengan apa yang dimilikinya saat ini, suatu saat apabila dewasa nanti
dia ingin menjadi penari kelas dunia. Dia membayangkan dirinya menari
di Rusia, Cina, Amerika, Jepang, serta ditonton oleh ribuan orang
yang memberi tepuk tangan kepadanya.

Suatu hari, dikotanya dikunjungi oleh seorang pakar tari yang berasal
dari luar negeri. Pakar ini sangatlah hebat, dan dari tangan
dinginnya telah banyak dilahirkan penari-penari kelas dunia. Gadis
muda ini ingin sekali menari dan menunjukkan kebolehannya di depan
sang pakar tersebut, bahkan jika mungkin memperoleh kesempatan
menjadi muridnya.

Akhirnya kesempatan itu datang juga. Si gadis muda berhasil menjumpai
sang pakar di belakang panggung, seusai sebuah pagelaran tari. Si
gadis muda bertanya "Pak, saya ingin sekali menjadi penari kelas
dunia. Apakah anda punya waktu sejenak, untuk menilai saya menari ?
Saya ingin tahu pendapat anda tentang tarian saya". "Oke,
menarilah di depan saya selama 10 menit", jawab sang pakar.

Belum lagi 10 menit berlalu, sang pakar berdiri dari kursinya, lalu
berlalu meninggalkan si gadis muda begitu saja, tanpa mengucapkan
sepatah kata pun. Betapa hancur si gadis muda melihat sikap sang
pakar. Si gadis langsung berlari keluar. Pulang kerumah, dia
langsung menangis tersedu-sedu. Dia menjadi benci terhadap dirinya

sendiri. Ternyata tarian yang selama ini dia bangga-banggakan tidak
ada apa-apanya di hadapan sang pakar. Kemudian dia ambil sepatu
tarinya, dan dia lemparkan ke dalam gudang. Sejak saat itu, dia
bersumpah tidak pernah akan lagi menari.

Puluhan tahun berlalu. Sang gadis muda kini telah menjadi ibu dengan
tiga orang anak. Suaminya telah meninggal. Dan untuk menghidupi
keluarganya, dia bekerja menjadi pelayan dari sebuah toko di sudut jalan.

Suatu hari, ada sebuah pagelaran tari yang diadakan di kota itu.

Nampak sang pakar berada di antara para menari muda di belakang
panggung. Sang pakar nampak tua, dengan rambutnya yang sudah putih.
Si ibu muda dengan tiga anaknya juga datang ke pagelaran tari
tersebut. Seusai acara, ibu ini membawa ketiga anaknya ke belakang
panggung, mencari sang pakar, dan memperkenalkan ketiga anaknya
kepada sang pakar. Sang pakar masih mengenali ibu muda ini, dan
kemudian mereka bercerita secara akrab.

Si ibu bertanya ", Pak, ada satu pertanyaan yang mengganjal di
hati saya. Ini tentang penampilan saya sewaktu menari di hadapan anda
bertahun-tahun yang silam. Sebegitu jelekkah penampilan saya saat
itu, sehingga anda langsung pergi meninggalkan saya begitu saja,
tanpa mengatakan sepatah katapun ?".

"Oh ya, saya ingat peristiwanya. Terus terang, saya belum pernah
melihat tarian seindah yang kamu lakukan waktu itu. Saya rasa kamu
akan menjadi penari kelas dunia. Saya tidak mengerti mengapa kamu
tiba-2 berhenti dari dunia tari", jawab sang pakar.
Si ibu muda sangat terkejut mendengar jawaban sang pakar. "Ini
tidak adil", seru si ibu muda. "Sikap anda telah mencuri semua
impian saya. Kalau memang tarian saya bagus, mengapa anda
meninggalkan saya begitu saja ketika saya baru menari beberapa menit.
Anda seharusnya memuji saya, dan bukan mengacuhkan saya begitu saja.
Mestinya saya bisa menjadi penari kelas dunia. Bukan hanya menjadi pelayan toko !".

Si pakar menjawab lagi dengan tenang "Tidak …. Tidak, saya
rasa saya telah berbuat dengan benar. ANDA TIDAK HARUS MINUM ANGGUR
SATU BAREL UNTUK MEMBUKTIKAN ANGGUR ITU ENAK. Demikian juga saya.

Saya tidak harus menonton anda 10 menit untuk membuktikan tarian anda
bagus. Malam itu saya juga sangat lelah setelah pertunjukkan. Maka
sejenak saya tinggalkan anda, untuk mengambil kartu nama saya, dan
berharap anda mau menghubungi saya lagi keesokan hari. Tapi anda
sudah pergi ketika saya keluar. Dan satu hal yang perlu anda camkan,
bahwa ANDA MESTINYA FOKUS PADA IMPIAN ANDA, BUKAN PADA UCAPAN ATAU
TINDAKAN SAYA.

"Anda lihat, ini sebenarnya hanyalah masalah sepele. Seandainya
anda pada waktu itu tidak menghiraukan apa yang terjadi dan tetapi
menari, mungkin hari ini anda sudah menjadi penari kelas dunia."

MUNGKIN ANDA SAKIT HATI PADA WAKTU ITU, TAPI SAKIT HATI ANDA AKAN
CEPAT HILANG BEGITU ANDA BERLATIH KEMBALI. TAPI SAKIT HATI KARENA
PENYESALAN ANDA HARI INI TIDAK AKAN PERNAH BISA HILANG SELAMA-LAMANYA

Sahabat,
belajar untuk tetap fokus, tidaklah mudah...tetapi menjadi apa anda dimasa depan akan ditentukan sikap anda hari ini ketika menghadapi tantangan...
 
Bls: Motivasi

Tantangan


Alkisah, sebuah desa di atas bukit dilanda musim kering yang panjang. keadaan setiap tahun selalu begitu, sehingga desa itu menjadi desa yang kering, miskin dan merana. Di tepi desa, tinggal seorang lelaki setengah baya yang punya tiga anak yang sudah beranjak dewasa. Namun semuanya pemalas, alasannya karena desa mereka yang kering kerontang dan tidak bisa menggarap sawah. Mereka lebih suka melamun dan tidur.

Di belakang bukit yang mengelilingi desa itu, ada sebuah tanah sangat subur karena Di tengahnya mengalir sungai yang tak pernah kering.
Andai kata ada yang mampu memindahkan gunung, dan mengubah aliran sungai, desa itu bakal memiliki air cukup, dan tak akan lagi kekeringan.
Namun di desa itu tak ada seorang pun yang berani berpikir untuk memindahkan gunung. Sesuatu yang tak mungkin.

Lelaki setengah baya yang tinggal di tepi desa tadi akhirnya terpanggil untuk menyelesaikan tantangan yang tidak mungkin itu. Suatu hari, setelah fajar, sang lelaki membulatkan tekadnya. Ia mengambil pacul dan mulai berjalan ke gunung. Ia bekerja dari subuh hingga matahari tenggelam, tak kenal lelah. Mencangkul dan mencangkul.untuk membuat terowongan untuk mengalirkan air sungai ke desanya.

Setelah seminggu ia bekerja, akhirnya anak-anaknya pun mulai memperhatikan ulah sang ayah. Ketika diceritakan bahwa sang ayah ingin memindahkan gunung, ketiga anaknya terbahak-bahak. Mereka menganggap ayahnya gila, dan mau melakukan hal yang tak mungkin. Sang ayah terdiam saja. Ia terus melanjutkan pekerjaannya dari hari ke hari. Sebulan kemudian, cerita ini menyebar ke seluruh desa. Sang lelaki itu kini malah dijuluki gila oleh semua warga desa.

Ketiga anak lelaki itu lama-lama malu dengan olokan warga desa. Hingga suatu hari mereka memutuskan membantu ayahnya. Sejak itu, keempat lelaki itu selalu berangkat subuh, dan mencangkul gunung hingga matahari tenggelam. Setelah beberapa bulan mereka bekerja, warga desa mulai melihat sebuah lubang besar di gunung. Tak lama kemudian, seluruh desa ikut bergabung.

Setahun lebih, gunung itu bolong. Air mengalir lewat terowongan. Desa itu tak pernah lagi garing. seluruh penduduk bisa mengerjakan sawahnya karena cukup air, dan lelaki tua itu menjadi pahlawan karena mampu memberi motivasi kepada anak-anaknya dan seluruh orang desa tersebut.

Sahabat,



Semuanya mungkin. Jangan pernah menganggap remeh sebuah cita-cita atau angan-angan.

Rahasianya, bagaimana mengubah cita-cita itu menjadi tantangan nyata. dan berusaha melakukannya...
Bahwa cita-cita dan angan-angan hanya akan menjadi lamunan kosong kalau tidak kita wujudkan menjadi tantangan. Tantangan adalah sebuah "road map", peta yang melukiskan hal-hal yang harus kita kerjakan untuk mencapai sebuah prestasi.


Yang selalu menjadi masalah yang bisa menghambat adalah, tidak berani mengambil resiko, gentar dan takut ketika semua orang disekitar kita melemahkan kita. dibutuhkan nyali besar, tekad yang kuat dan penyerahan kepada sang Pencipta agar kita mampu mererobos gunung masalah. hal tersebut akan mengubah orang disekitar kita yang semula pesimis menjadi optimis...


Selamat memindahkan gunung.....
 
Bls: Motivasi

klik buat ,u den...

hu um ga ada yang ga mungkin...mari terus berangan dan mewujudkannya
 
Bls: Motivasi

Kekayaan

Suatu hari, ayah dari suatu keluarga yang sangat kaya membawa anaknya berwisata ke pegunungan dan pedesaan, dengan maksud untuk menunjukkan bagaimana kehidupan orang-orang yang miskin.

Mereka menghabiskan waktu berhari-hari di sebuah tanah pertanian milik keluarga yang terlihat sangat miskin.

Sepulang dari perjalanan tersebut, sang ayah bertanya kepada anaknya,”Bagaimana perjalanan tadi?” “Sungguh luar biasa, Pa.” “Kamu lihat kan bagaimana kehidupan mereka yang miskin dan mereka selalu berkekurangan ?” tanya sang ayah.

“Iya, Pa,” jawabnya. “Jadi, apa yang dapat kamu pelajari dari perjalanan ini?” tanya ayahnya lagi.

Si anak menjawab, “Saya melihat kekayaan papa selama ini ternyata tidak dapat menandingi kekayaan orang desa tersebut "...

orang tuanya bingung dan ingin tahu jawaban anaknya.." maksudmu apa nak ?''..


Jawab anak itu :
Kita punya sebuah kolam yang panjangnya hanya sampai ke tengah-tengah taman, sedangkan mereka memiliki sungai kecil yang tak terhingga panjangnya.

Kita memasang lampu taman yang dibeli dari luar negeri dan mereka memiliki bintang-bintang di langit untuk menerangi taman mereka.
Beranda rumah kita begitu lebar mencapai halaman depan dan milik mereka seluas horison dengan pemandangan hutan gunung dan sawah.

Kita tinggal dan hidup di tanah yang sempit sedangkan mereka mempunyai tanah sejauh mata memandang.
Kita memiliki pelayan yang melayani setiap kebutuhan kita tetapi selain mereka bisa melayani diri mereka sendiri. mereka juga saling melayani.

kita selalu mempunyai persediaan obat.. tetapi mereka mengambilnya dari alam kalau mereka sakit perut atau pusing..

Kita membeli makanan yang akan kita makan, tetapi mereka menanam sendiri.

Kita bisa membeli makanan enak tetapi karena diet dan penyakit kita tidak bisa makan enak. sementara mereka bisa makan dengan lahap dan nikmat

Kita bisa membeli ranjang yang indah dan bagus dari luar negri tetapi sering kali tidak bisa tidur. tetapi mereka tidak pernah membeli tidur pulas dan nyenyak..mereka tinggal mengambilnya tanpa bayar

Kita mempunyai satpam yang melindungi diri kita selama duapuluh empat jam dan mereka memiliki teman-teman untuk menjaga kehidupan mereka dua puluh empat jam juga

Mereka memiliki damai kita tidak, mereka memiliki kejujuran dan ketulusan tetapi kita sebaliknya..mereka memiliki keluarga yang hebat tetapi saya tidak melihat contoh itu dirumah..

Dengan cerita tersebut, sang ayah tidak dapat berkata apa-apa. Kemudian si anak menambahkan,”Terima kasih, Pa, akhirnya aku tahu betapa miskinnya diri kita.”

Sahabat,
Sekarang bandingkan dengan dirimu...apakah anda merasa kaya saat ini..?
Kekayaan materi penting..kalau tidak kita tidak mempunyai kehendak dan cita-cita..
Tetapi ada hal-hal yang lebih penting yang sering kita lupakan..
Terlalu sering kita berkonsentrasi kepada kekayaan yang bisa diukur dengan kesuksesan dan kekayaan tetapi apa gunanya bila kita tidak bisa menikmati kehidupan ?...

Kata orang jawa : Urip kuwi sawang sinawang...

Sekalipun sederhana tetapi bila memiliki kekayaan hati.. maka mungkin kita jauh lebih berbahagia dibanding yang lebih kaya dari kita.
 
Bls: Motivasi

Sumpit

alkisah...

Disebuah daerah nun jauh disebelah timur belahan bumi.
tinggallah sebuah keluarga disebuah rumah yang terletak terpencil didaerah pegunungan.

Rumah tersebut dihuni 3 anggota keluarga.. ayah, ibu dan seorang anak laki2 yang menjadi kesayangan kedua orang tuanya. keluarga ini hidup sehari2 dengan sangat sederhana.

Suatu ketika...
Ketika sang ayah dan ibu sedang berada di sawah, tiba2 mereka dikejutkan dengan seberkas sinar terang yang meluncur dari langit dan jatuh beberapa ratus meter dari tempat mereka berdiri. lalu karena penasaran, kedua orang ini segera menghampiri tempat jatuhnya sinar tersebut.

Anehnya.. ditempat jatuhnya sinar tersebut, mereka tidak menemukan benda yang aneh, melainkan mereka malahan berjumpa dengan tiga orang kakek2 berjengot putih dan berjubah putih panjang yang sedang asik duduk2 disebuah pohon rindang sambil bercakap2.

Ayah dan ibu ini saling berpandang2an dan tanpa sepatah kata pun mereka terlihat sudah sepakat bahwa ketiga kakek itu pastilah utusan Tuhan yang turun ke bumi.
lalu sambil memberanikan diri, kedua orang ini segera mendekat..

" Selamat siang kakek.. sepertinya kakek sedang dalam sebuah perjalanan dari suatu tempat yang jauh" tanya si ayah

"O iya , kami bertiga sedang dalam perjalanan dari sebuah tempat yang jauh dan kami sedang beristirahat disini" jawab salah seorang kakek

"Oh kebetulan, rumah kami tak jauh dari sini, sudilah kiranya kakek bertiga mampir kerumah kami untuk melepas lelah barang sejenak, kami akan siapkan sedikit makanan dan air untuk kakek" sahut sang ibu

" Oh.. kalau memang tidak terlalu merepotkan, baiklah, kami juga kebetulan sedang haus dan lapar" jawab kakek yang lain

Lalu mereka berlima segera berjalan menuju rumah keluarga itu.
sesampainya disana, ayah dan ibu tersebut mempersilahkan kakek2 itu untuk beristirahat.
lalu berkatalah ibu kepada sang ayah
"Bagaimana ini? kita tidak mempunyai daging untuk menjamu tamu2 agung kita ini"

"Iya ya.. bagaimana kalau kita potong saja ayam kesayangan anak kita?" saran sang ayah.

"Bagaimana kalau nanti dia marah? itu khan binatang kesayangannya satu2nya?" sang ibu khawatir

"Tidak apa2... mumpung dia sedang bermain didepan, cepat ambil ayamnya dan segera potong dan masak, kakek2 tadi pasti sangat lapar sekarang" perintah sang ayah

Lalu terjadilah hal tesebut.
ayam kesayangan sang anak dipotong dan segara dimasak menjadi kari ayam yang lezat sekali dan dengan segera disajikan di meja makan.
ketika acara makan akan dimulai, sang anak tiba2 pulang dari bermainnya dan segera bergabung di meja makan.

"Wah.. tumben kita makan ayam.. apakah kita sedang merayakan sesuatu ayah? ibu?" tanya sang anak kegirangan, karena keluarga mereka sangat jarang sekali makan daging.

"Sudahlah nak.. ayo kita makan bersama tamu2 kita ini" sang ibu menyahut

Lalu ketika sudah selesai makan, tiba2 sang anak menyadari sesuatu...
"Ayah, darimana ayah mendapatkan ayam ini?" tanya sang anak curiga

"Oh.. itu.... itu..." sang ayah gagap tak tahu harus berkata apa.

Lalu anak ini segera berlari keluar rumah menuju kekandang ayamnya, dan benar saja, ketakutannya menjadi nyata, disana dia menemukan bulu2 ayam sudah sudah tercabut , berserakan didekat kandangnya. anak ini pun segera muntah2 karena tidak tahan mengetahui bahwa dia telah memakan ayam kesayangannya sendiri, lalu dengan menangis, anak ini segera kembali kerumah untuk memprotes tindakan kedua orang tuanya ini.

"Ayah dan ibu kejam, kenapa harus ayam kesayanganku yang dijadikan makanan? hu huu huu" kata anak ini sambil menangis tersedu2..

Salah seorang dari kakek itu pun merasa iba dan berkata

"Sudahlah cucuku, begini saja, aku akan memberikan ini kepadamu sebagai ganti ayammu!"

Lalu kakek ini mengambil sumpit yang digunakan untuk makan tadi dan segera menyentuhkan sumpit itu ke sebuah mangkok yang ada diatas meja, dan tiba2... cling.... mangkok beling itu pun berubah menjadi mangkok emas..
namun melihat hal ini, sang anak tetap saja menangis , bahkan semakin keras tangisannya.

"Oh.. masih kurang ya cucuku" kata sang kakek sambil menyentuhkan sumpit itu kembali ke semua mangkok yang ada dimeja itu dan merubahnya menjadi mangkok emas.

Tapi apa yang terjadi?
sang anak tetap saja menangis meraung2 ..
lalu kakek ini kembali menyentuhkan sumpit ini kesemua benda yang berada dimeja dan bahkan meja nya sekaligus, semuanya pun berubah menjadi emas...
tapi .. sang anak tetap saja menangis dan berkata
"aku tidak mauuuuu!!!!! huuuu huuuu"

Lalu dengan sedikit heran , sang kakek bertanya
"Kenapa engkau masih menangis? dengan semua emas ini engkau bahkan bisa membeli beribu2 ayam untukmu, apa sebenarnya yang kamu mau cucuku?"

"Sudahlah nak..terima saja kebaikan kakek itu, mereka sudah sangat baik pada kita " kata kedua orang tuanya mencoba menenangkan dan meyakinkan sang anak

Lalu sambil mengelap air mata dari kedua matanya , sang anak ini menyahut
"aku tidak mau semua emas itu.. AKU MAU SUMPITNYA"

Kedua orang tuanya pun melongo , dan dalam hati mereka pun mereka takjub akan kecerdasan anak mereka, ya bukankah dengan sumpit itu mereka akan dapat mengubah apapun menjadi emas sehingga mereka tidak akan kekurangan lagi?, benar2 anak yang cerdas.

Sambil mengernyitkan kening, kakek ini bertanya dengan lembut
"apakah engkau yakin, kalau engkau menginginkan sumpit ini dari pada semua emas tadi?"

"Ya kakek, aku mau sumpitnya, aku tidak mau emasnya" jawab sang anak

"Baiklah kalau begitu, sumpit ini saya berikan kepadamu, semoga kamu bahagia dengan pilihanmu ini" jawab sang kakek sambil memberikan sumpit itu kepada sang anak.

"Sepertinya sudah saatnya kami bertiga harus pamit, terima kasih atas semua keramahan keluarga ini dalam menerima kami"
" O iya.. sebelum kami pergi, ijinkan kami memperkenalkan diri dulu, nama saya adalah KEKAYAAN, dan ini adalah KEHORMATAN dan UMUR PANJANG" kata sang kakek sambil segera beranjak pergi dari rumah itu.

Karena terlalu senang mengdapatkan sumpit ajaib itu, mereka menjadi tidak memperhatikan ketika ketiga kakek itu beranjak pergi dari rumah mereka. mereka tidak sabar untuk mencoba kesaktian sumpit itu.
Setelah ketiga kakek ini menghilang dari pandangan, maka masuklah keluarga ini kembali keruang makan , dan ketika sampai disana, betapa herannya mereka Ketika melihat bahwa semua yang tadi dirubah menjadi emas, semuanya kembali menjadi bentuknya semula.
Sambil tersenyum sang ayah berkata dalam hatinya... untung anakku pintar, dia minta sumpitnya, khan kita bisa merubah semua benda dirumah ini menjadi emas dan kami bisa menjadi orang terkaya dan terkenal didaerah ini.


"Ayo nak.. coba kamu rubah kembali mangkok2 itu menjadi emas... oh.. jangan..jangan... sekalian saja meja kursi dan tempat tidur itu kamu rubah menjadi emas" suruh sang ibu dengan serakah..

"Ok bu!" lalu serta merta, sang anak segera menyentuhkan sumpit itu ke mangkok, meja, kursi, tempat tidur dan hampir semua benda dirumah itu yang bisa disentuhnya..

"Kita kaya.. ayah.. ibu" kata sang anak kegirangan

dan tiba tiba... JRENGGGGGGGGGG
betapa terkejutnya ketiga orang itu...
ternyata,, semuanya... TIDAK BERUBAH MENJADI EMAS....
semuanya tetap menjadi seperti apa adanya dan tidak berubah menjadi apa2...
mereka bertiga pun menjadi lemas , karena kini mereka tidak mendapatkan apa2.

Ditempat lain, ketiga kakek ini sedang asyik berjalan sambil bercakap2.
"kenapa mereka tidak mengundang kita tinggal dirumah mereka? lagipula, mereka tidak mau hadiah yang kita berikan kepada mereka, mereka malah memilih meminta sumpit mereka sendiri, hm... manusia memang aneh" kata kakek KEKAYAAN

"Ya itulah manusia, padahal kita diutus untuk tinggal bersama mereka untuk sekian lama, tetapi ketamakan dan keserakahan telah merasuki mereka sehingga melupakan kita" sahut kakek KEHORMATAN

"Iya, mereka lupa bahwa sumpit itu adalah sumpit mereka sendiri, yang dapat merubah menjadi emas bukankah sumpitnya, sumpit itu hanya alat, ketika sumpit itu sudah dilepas oleh kakek KEKAYAAN, maka sumpit itu hanya sumpit biasa yang tidak dapat melakukan apa2 karena sudah terlepas dari sumbernya dan menjadi sumpit yang tidak berguna" kata kakek PANJANG UMUR sambil tersenyum...

lalu mereka bertiga melanjutkan perjalanannya untuk mencari rumah2 lain untuk disinggahi.


Sahabat,


Betapa seringnya didalam segala keterbatasan dan kekurangan kita mencari sesuatu yang dapat menjawab segala kebutuhan kita. Akhirnya fenomena aneh-aneh menjadi cara untuk dapat menterjemaahkan dan "BISA MENJADI LANTARAN DARI SANG MAHA KUASA " untuk menurunkan umur panjang, kekayaan dan kehormatan.
contoh yg waktu lalu si Ponari dengan batu petirnya, ribuan orang antri untuk mendapat mukjizat batu petir padahal dalam kenyatan justru diantara mereka mati terinjak-injak saudaranya yang lain.. sementara penyakitnya tidak kunjung sembuh.

fenomena seperti itu sering terjadi dialam Indonesia,
Membuat orang lebih suka SUMPITNYA dari pada sang pemilik sumpit.
Andai saja kita mau mengundang SANG PEMILIK SUMPIT kedalam rumah kita, maka niscaya umur panjang, kekayaan dan kehormatan akan mengikuti kita..

Siapakah pemilik sumpit itu ?... DIALAH TUHAN SEMEST ALAM !!!!
 
Bls: Motivasi

KERJA PINTAR

Ada dua orang murid yang disuruh gurunya untuk mencari kayu bakar dihutan, sebanyak mungkin. siapa yang paling banyak mengumpulkan kayu bakar dialah yang akan diangkat menjadi murid teladan. sang guru memberi masing-masing sebilah parang sebagai alatnya waktunya besok pagi jam 5 pagi sampai 5 sore.

Murid pertama berfikir besok pagi harus bekerja keras, maka dia harus beristirahat hari ini supaya kekuatannya berlipat-lipat untuk mendapatkan kayu bakar yang lebih banyak.

Tetapi Murid kedua segera mengambil parang dan merabanya, ternyata parang itu sudah tua dan tumpul. maka dia segera mengasahnya. setelah tajam, dia berfikir untuk mempersiapkan tali dan pikulan untuk mengangkut kayu bakar besok, maka dipersiapkan semua itu untuk kerja besok.

Keesokan harinya, murid pertama yang sudah berencana akan bekerja keras, bangun tepat waktu dan langsung berangkat ke hutan. Sementara itu, murid kedua masih tidur.

Tepat jam enam pagi, murid kedua bangun. Sekali lagi ia segera mencari batu asah dan mengasah parangnya sampai benar-benar tajam. Kemudian ia mencari tali dan tongkat pikulan. Setelah semua perlengkapan siap, ia segera berangkat ke hutan, jam menunjukkan pukul tujuh lebih. lalu dengan cepat ia dapat mengumpulkan kayu lebih banyak. Ketika jam menunjukkan pukul satu siang, pekerjaannya selesai. Ia segera mengikatnya menjadi dua dan memikulnya pulang. Sesampainya di rumah, diserahkannya ranting-ranting tersebut kepada gurunya. Ia berhasil mendapat banyak ranting dan pulang lebih cepat.

Sementara itu, murid pertama, karena tidak mengasah parangnya, harus menggunakan waktu dan energi yang lebih besar untuk memotong ranting pohon. Dengan demikian ia juga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat karena kelelahan. Belum waktu yang ia gunakan untuk mencari tali pengikat. Selain itu, dengan caranya membawa ranting kayu yang
dipanggul di pundaknya, jumlah yang bisa dibawanya juga terbatas.

Sahabat,

Kadang orang berusaha bekerja lebih keras, untuk menghasilkan sesuatu, tetapi hasilnya tidak sepadan dengan apa yang sudah dikeluarkan..kerja yang demikian menyebabkan rasa capek jasmani rohani, mengursa tenaga, banyak kesibukan tetapi hasilnya nihil...

Seharusnya kita tidak memakai prinsip kerja keras, tetapi kerja pintar.. dengan tenaga dan waktu sedikit, dengan sentuhan berfikir, strategi, inovasi, pengembangan, kerjasama team, output yang dihasilkan jauh lebih besar dan berkualitas.. anda akan merasa puas dan tenaga tidak terkuras..

caranya.. Pakai OTAK jangan hanya sekedar OTOT...

Don’t just work hard, but work smart.
 
Bls: Motivasi

KICAU BURUNG

Sepasang burung kecil ini memang datang dari jenisnya yang ramai sekali. Baik gerak maupun bunyinya tak pernah berhenti. Sangkarnya yang juga kecil itu dibuat terpisah. ''Ini darurat. Nanti bisa diganti. Jika ditempatkan dalam sangkar tersendiri dan diletakkan terpisah, bunyinya akan lebih gila lagi,'' kata pedagang burung ini berapi-api.

Seluruh nasihatnya aku turuti. Ketika di rumah, burung ini aku tempatkan terpisah. Hasilnya luar biasa. Kicauanya deras sempurna. Ia menyanyi tanpa henti dan menjadi sumber keheranan tetangga. Setiap barang baru yang tetangga ikut mengagumi, sungguh mendatangkan kebanggaan ekstra.

Tapi baru selang beberapa hari, salah satu sangkar ini terjatuh dan rusak. Terpaksa burung yang satu diungsikan sementara ke sangkar pasangannya. Burung yang sejatinya memang sepasang ini kembali dipertemukan dalam satu kandang. Hasilnya menakutkan: keduanya langsung bisu bersama-smaa. Dari burung kecil yang lincah dan periang, seketika menjadi burung yang pemalas dan menjengkelkan. Kerjanya cuma nangkring berdampingan, mencari kutu di bulu pasangannya dan kurangajar, mereka berciuman. Burung ini, tanpa seizin sang majikan, berani menjalani cinta terlarang. Begitu asyiknya mereka bermesraan sehingga lupa tugas utamanya: menghibur majikan.

Hampir saja aku murka dibuatnya. Terngiang kembali nasihat penjual burung ini sebelumnya: dicampur di satu kandang, itulah pantangannya. Kini pantangan itu kulanggar sendiri, dan aku harus bersiap menanggung akibatnya. Kicau, harga termahal dari seekor burung telah mereka lupakan oleh kesibukan pacaran.

Aku yang menganggap mahal kicauannya pasti berkebalikan dengan burung-burung ini yang menganggapnya sebagai soal yang murah saja. Murah jika bandingannya adalah kebersamaan dan kebahagiaan mereka ketika sedang bersama-sama. Mereka tak perlu berkicau lagi karena dada-dada mereka pasti sedang penuh oleh rasa bahagia.

Aku baru bertanya sekarang,jangan-jangan kicauan yang selama ini kudengar dari paruhnya itu adalah sebuah jeritan. Burung ini bisa jadi bukan sedang menyanyi melainkan sedang memekik-mekik untuk dipertemukan dengan kekasihnya yang hilang, tetapi aku menangkapnya sebagai nyanyian. Burung ini mungkin tengah menangis meraung-raung sementara di kupingku terdengar sebagai kemerduan. Begitu bernafsunya aku ini tehadap kegembiraanku sendiri sehingga kepedihan pihak lain kujadikan bahan baku. Kenapa ada ratapan yang kudengar sebagai nyanyian cuma karena nafsuku yang terlalu untuk kegembiraanku. (Prie GS/)

Sahabat,

Kedalaman laut bisa diduga, tetapi kedalaman hati siapa tahu, mari kita lihat sekeliling kita, mungkin mereka atau bahkan kita sendiri menunjukkan perilaku yang tidak sebenarnya.. dibalik tawa.. kemarahan, kegelisahan.. ada ruang kosong yang sedang kita rindukan..yaitu keluarga !!

Sahabat, pulanglah.. peluk anakmu, ciumlah suami atau istrimu.. sapalah keluargamu yang lain dan katakan bahwa anda sangat menyayangi mereka..maka anda akan mendapatkan kebahagiaan yang melebihi kicauan anda selama ini...
 
Back
Top