"Mengua"’ Misteri Kefasihan Pidato Presiden SBY !!

gusrus

New member
Anda semua pasti masih ingat kan Pidato Lengkap Presiden SBY 20 Oktober 2009 yang lalu [Lihat "http://sains.kompas.com/read/2009/10/20/1324076/Pidato.Lengkap.Presiden.SBY.20.Oktober.2009"]. Atau yang masih segar dalam ingatan kita adalah pidato Presiden SBY mengenai tanggapan atas kasus Bank Century beberapa hari yang lalu?! Dalam pidato itu, SBY terlihat layaknya orator ulung yang begitu hebat, lancar, tegas, dan sangat hafal (menguasai) sekali isi pidatonya yang sangat panjang tersebut. Namun, tahukah anda bahwa kefasihan pidato SBY tersebut, ternyata ada rahasianya yang kemungkinan banyak orang belum mengetahui hal ini. Mau tau rahasia terselubung tersebut?! Silahkan simak informasi berikut ini.

Mungkin anda pernah membaca berita lama terkait hal ini, yang pernah ditulis dan diulas oleh KOMPAS.com ! Berita yang diulas oleh KOMPAS.com tersebut berjudul Inilah “Contekan” Canggih SBY di Pidato Kenegaraan “Terakhir”. Berikut informasi selengkapnya silahkan lihat di sini "http://nasional.kompas.com/read/2009/08/14/10395470/Inilah.Contekan.Canggih.SBY.di.Pidato.Kenegaraan.Terakhir".

pidato-presiden.jpg

Pidato-Presiden-SBY !

Dalam informasi yang telah diulas oleh KOMPAS.com tersebut, diinformasikan bahwa Presiden SBY dalam pidatonya itu tidak menggunakan catatan/contekan dalam secarik kertas pun. Tetapi rangkaian kata-kata yang terlontar dari mulutnya itu begitu rapi dan sistematis. Pandangan SBY pun dapat ditebarkan kepada seluruh anggota dewan, perwakilan negara sahabat, dan para menteri yang ada di dalam ruangan. Kenapa bisa demikian?! Apa rahasianya?! Apakah beliau sudah menghafalnya?!

Tentu saja Beliau tidak menghafalnya, terang saja pidato yang panjang tersebut tidak mungkin dihafal dengan detail dan sistematis sekali, apalagi disampaikan dalam moment penting dan dihadiri oleh orang-orang penting. Otak manusia normal tentu tidak bisa melakukan hal demikian, dan lagi kondisi internal dan eksternal saat berada di panggung tentu akan sangat mempengaruhi seseorang ketika berbicara, pasti akan ketahuan jika ternyata pidato tersebut dihafal atau tidak. Ekspresi wajah dan gerak tubuh tentu bisa dibaca dari orang tersebut. Nah, lantas jika Beliau tidak menghafalnya, apa dong rahasianya?!

KOMPAS.com memaparkan bahwa rahasianya adalah ternyata ada “contekan” super canggih yang membantu proses kelancaran pidato kenegaraan tersebut. Melalui layar televisi di rumah anda, mungkin tak terlihat, tetapi yang dapat kita lihat adalah SBY hanya menggerakkan kepala ke kanan dan kiri, menatap hadirin yang memenuhi ruangan sidang berukuran jumbo itu.

Telisik punya telisik, ternyata “Contekan” canggih SBY tersebut, menurut keterangan salah seorang anggota Paspampres, adalah dua buah layar bening yang berada di kanan dan kiri di depan podiumnya. Petugas paspampres yang enggan menyebutkan nama itu telah menunjukkannya kepada KOMPAS.com, yakni berupa dua buah layar berukuran laptop 10 inci yang masing-masing ditopang dengan sebuah tiang seperti yang biasa dipakai untuk mikrofon.

Layar tersebut sangat transparan sehingga siapa pun tak menyangka bahwa layar-layar itulah yang menyajikan rangkaian kata-kata dari naskah pidato yang diketahui setebal 40 halaman. “Memang baru, kayanya baru kali ini dipakai,” kata petugas Paspampres yang bertugas di balkon wartawan. Sebagaimana dikutip dari sumber terkait [KOMPAS.com]

Kembali dijelaskan oleh KOMPAS.com, bahwa layar itu tak disediakan oleh protokoler DPR. Salah satu staf protokoler DPR mengatakan, perangkat itu disediakan Sekretariat Negara. Dan, perlu untuk diketahui oleh kita bersama, bahwa perangkat canggih itu juga digunakan oleh pemimpin negara maju, seperti Presiden AS Barrack Obama, saat menyampaikan pidatonya.

Nah, sebenarnya apa nama perangkat alat super canggih yang telah digunakan oleh SBY dalam pidatonya tersebut. Menurut informasi yang beredar, nama alatnya itu adalah Teleprompter. Anda dapat melihat rujukan keterangan alat tersebut melalui wikipedia [Lihat "http://id.wikipedia.org/wiki/Teleprompter"]. Berdasarkan penjelasan wikipedia, diketahui bahwa Pengial baca atau yang disebut juga teleprompter adalah alat bantu baca khususnya bagi seseorang yang ingin berbicara di depan umum. Dengan alat ini, orang tersebut akan terlihat seperti berbicara lisan tanpa menggunakan teks. Awalnya alat ini digunakan oleh penyiar berita televisi agar dalam menyampaikan berita kepada penonton televisi terlihat seperti berbicara tanpa membaca. Oleh karena itu, tulisan yang ditampilkan dalam teleprompter disusun menyerupai bahasa lisan, sehingga para penonton tidak merasa terganggu dengan aktivitas penyiar yang harus menundukkan kepalanya untuk membalikkan teks berita yang bersangkutan. Mengenai sejarah tentang alat tersebut, silahkan anda lihat kembali dalam wikipedia tersebut.

Secara entimologi, Kata TelePrompTer dengan huruf kapital berasal dari nama dagang sebuah perusahaan teleprompter yang pertama kali mengembangkan peralatan elektronik tersebut di tahun 1950an. Kata teleprompter tanpa huruf kapital dijadikan nama merk dagang umum karena diproduksi oleh banyak perusahaan di berbagai tempat. Kata teleprompter yang juga disingkat dengan sebutan prompter atau prompteur, selain dipakai di Amerika Serikat, juga dipakai di Prancis dan Jerman. Beberapa istilah atau nama lain dari teleprompter:

* Electronic Speech Notes
* Cueing Device
* Idiot Board (slang)
* Autocue (lazim dipakai di negara persemakmuran; seperti: Inggris, Irlandia, dan Australia)

Adapun unsur utama dalam teleprompter ini terdiri dari empat unsur. Unsur-unsur tersebut antara lain : kamera studio, display penunjuk teks, cermin, dan operator pengendali alur teks. Operator tersebut harus mengatur lancarnya alur teks yang kemudian akan ditampilkan oleh display. Dari display, pembicara akan membaca teks yang dipantulkan cermin ke layar di depannya. Di belakang layar, kamera studio menangkap mimik wajah pembicara sehingga seolah-olah pembicara sedang menatap penonton televisi. Oleh karena itu, dibutuhkan sinkronisasi antara kecepatan baca pembicara dengan kecepatan operator menjalankan aliran teks.

Kemudian, Perkembangan teknologi dari masa ke masa juga turut mengubah bentuk dan kegunaan serta fitur-fitur yang ada dalam teleprompter. Contoh nyatanya adalah pemasangan teks berjalan disudut-sudut gedung untuk kepentingan periklanan. Contoh lainnya adalah jenis teleprompter baru yang dinamakan Interrotron. Selain itu, perubahan ini juga dapat dilihat jelas dari pemakaiannya dalam televisi, pidato , dan konser musik.

Nah, penggunaan teleprompter sebagai alat bantu berpidato seperti yang digunakan oleh Presiden SBY. Dapat dijelaskan sebagai berikut. Teleprompter jenis ini lazim disebut sebagai Conference Teleprompter System. Kaca yang digunakan dalam perangkat ini menggunakan lapisan transparan agar tidak mengahalangi pandangan pembicara oleh penonton atau kamera ketika membaca teks pidatonya. Biasanya, teleprompter jenis ini menggunakan dua jenis kaca transparan yang diletakkan disisi kiri dan kanan pembicara. Kaca-kaca tersebut berfungsi sebagai reflektor dari naskah pidato yang ditayangkan dari layar komputer. Dengan demikian, pembicara dapat berpidato sembari melihat ke arah penonton yang berada disisi kiri dan kanannya.

Kepala pemerintah yang pertama kali menngunakan Conference Teleprompter System adalah Margareth Hilda Thatcher, Perdana Menteri Inggris yang memerintah dari tahun 1979 sampai 1990. Beliau kerap menggunakannya dalam berpidato di depan Parlemen. Selain itu, orang yang seringkali menggunakan teleprompter ini adalah Perdana Menteri Malaysia, Mahatir Muhammad. Beliau beberapa kali menggunakan perangkat ini pada acara kenegaraan di Malaysia. Di Indonesia, pemakaian teleprompter ini sendiri sudah dimulai sejak tahun 2000-an. Tercatat pada tahun 2003 Twilight Orchestra menggunakannya pada konser di Halim. Selain itu, pada tahun 2006 digunakan pada peluncuran buku Indset yang dihadiri oleh Menteri Pertahanan, Yuwono Soedarsono.

Gambar Berikut memperlihatkan teleprompter dan cara kerjanya :
images65.jpg

images111.jpg

studio_teleprompter_autocue.jpg


Memang kemungkinan Bapak SBY tidak menggunakannya setiap kali Beliau berpidato. Tetapi yang jelas, keberadaan alat super canggih ini telah memberikan manfaat sekaligus pandangan “berbeda” dari para penyimak atau orang yang mendengarkan, ketika seseorang berpidato dengan bantuan alat ini. Tindakan atau aktivitas (dalam hal ini berpidato) yang alami dan terekspresikan dari dalam diri sendiri saat melakukannya tanpa bantuan alat ini, akan jauh lebih berkesan, smart, berwibawa, dan memancarkan pesona sebagai orator yang ulung. Mungkin kita bisa berkaca dari seorang Soekarno dan kawan-kawannya pada masa lalu, dimana beliau ini telah dikenal sebagai orator yang ulung pada masanya. Benarkah?! Wallahu’alam bish’shawab !

Terima Kasih & Semoga Bermanfaat !

www.kompasiana.com
 
Back
Top