Kenali Serangan "Hot Flush"

bla_bla_bla

New member
Kenali Serangan "Hot Flush"



adved_1269504729.jpg


Sensasi panas dalam tubuh atau yang dikenal dengan istilah Hot Flush merupakan gejala normal yang dialami sebagian besar perempuan di masa perimenopause atau setelah memasuki masa menopause. Meskipun tidak perlu ditakuti, namun Anda perlu mengenali dulu seluk beluknya agar Anda tidak terkejut ketika mengalaminya.



Penyebab

Serangan panas ini terjadi karena perubahan hormonal. Kadar estrogen yang berkurang pada masa perimenopause akan berpengaruh pada Hypothalamus, yaitu bagian dari otak yang berfungsi untuk mengatur nafsu makan, siklus tidur, hormon seksual serta mengatur suhu tubuh. Sementara itu, bagian otak yang lain akan merespon peringatan ini dan kemudian menyebarkannya ke bagian-bagian tubuh seperti hati, pembuluh darah dan sistem saraf agar dapat menyeimbangkan panas tersebut.

Gejala

Rasa panas di dalam tubuh disertai dengan keluarnya keringat dan jantung berdebar, merupakan gejala yang muncul saat hot flush menyerang. Serangan panas berawal di dalam dada atau wajah dan leher, kemudian menjalar ke seluruh tubuh.

Umumnya gejala ini berlangsung sejak 2-3 tahun sebelum memasuki masa menopause dan beberapa tahun sesudahnya, selama perubahan hormon masih terjadi. Seiring dengan habisnya estrogen di dalam tubuh, maka frekuensi gejala ini akan cenderung berkurang dan menghilang.


Dua macam hot flush

Hot flush standar. Biasanya berlangsung singkat. Mencapai intensitas panas maksimal dalam beberapa detik dan bertahan selama 2-3 menit, lalu menghilang perlahan-lahan.

Hot flush lambat. Berlangsung selama 30 menit sampai satu jam. Intensitas panasnya lebih rendah tetapi bertahan lama.

Hot flush yang umum terjadi berlangsung dari 30 detik hingga 5 menit. Makin banyaknya hormon estrogen yang terkuras, makin banyak pula gangguan yang dirasa. Biasanya penderita akan mengalami gangguan tidur yang dapat mempengaruhi mood, konsentrasi dan berpotensi memicu sejumah masalah fisik lainnya.


Pencegahan

Gaya hidup ditengarai dapat memicu serangan ini. Banyak perempuan kita yang belakangan ini mulai mengalami hot flush parah. Padahal sebelumnya, dibanding negara Eropa dan Amerika Serikat, kebanyakan perempuan-perempuan Indonesia tidak mengalami hot flush. Namun sepertinya gaya hidup yang tidak sehat telah mengubah pola ini. Karena itu diperlukan tindakan pencegahan sebelum menyerang Anda :

Hindari mengonsumsi alkohol, kafein, pil diet, makanan pedas ataupun panas serta rokok.
Lakukan pola hidup sehat seperti teratur berolahraga, menghindari stres dan selalu luangkan waktu untuk melakukan relaksasi di sela-sela kesibukan kerja.

Perbanyak mengonsumsi makanan yang bisa menjaga kadar insulin dalam darah dan menjaga kadar gula tetap stabil. Kadar insulin memengaruhi ketahanan hormon estrogen dalam tubuh. Ginseng dan kedelai yang diketahui mengandung isoflafon dan fitoestrogen, sangat baik untuk menstabilkan estrogen. Perempuan Indonesia jarang mengalami hot flush karena mereka terbiasa mengonsumsi tahu dan tempe sebagai menu hariannya.


Saat mengalami hot flush, kenakan pakaian dan sprei yang terbuat dari bahan katun yang dapat menyerap keringat dan menjaga kelembaban tubuh.

Sebaiknya tidak berendam dalam air hangat, bersauna atau berada di bawah terik sinar matahari langsung, karena ini dapat memperparah hot flush.

Menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH) untuk menggantikan hormon estrogen yang hilang. Namun sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter ahli, mengingat TSH masih menjadi kontraversi karena dianggap dapat memicu kanker.

conectique.com
 
Back
Top