Obat anti muntah melindungi anak dari dehidrasi

andy_baex

New member
Kalbefarma - Anak-anak yang mengalami gangguan perut umumnya mudah mengalami dehidrasi, hingga seringkali dibutuhkan pemberian cairan intravena untuk menghindari dehidrasi tersebut, namun saat ini penelitian terbaru mengatakan bahwa satu dosis obat anti muntah ondansetron yang diberikan kepada anak penderita gangguan perut, dapat mengurangi kebutuhan cairan rehidrasi Intravena lebih dari setengahnya.

Anak dengan kondisi muntah berkali-kali harus siap dengan penanganan rehidrasi IV, papar Dr. Stephen Freedman, asisten profesor pediatri dari The Hospital for Sick Children, Toronto.

Kita selalu memberikan terapi rehidrasi oral sebagai tindakan awalnya sebagian dapat teratasi dengan pemberian terapi oral saja. Dengan pemberian ondansetron sebagai terapi tambahan selain pemberian oral rehidrasi ternyata lebih berhasil menekan kebutuhan pemberian cairan rehidrasi secara intravena, Freedman mengatakan.

Hasil penelitian tersebut dipublikasikan pada 20 April 2006 dalam berita New England Journal of Medicine.

Setiap tahun, lebih dari 1,5 juta anak di US mengalami gastroenteritis, yang lebih populer dengan istilah flu perut. Sekitar 200.000 anak di Amerika membutuhkan perawatan di rumah sakit akibat komplikasi dari gastroenteritis. Ketika pasien anak mengalami muntah berulang, dokter umumnya memilih menggunakan tindakan pencegahan dengan terapi rehidrasi interavena, karena rehidrasi oral bagi anak-anak lebih sulit, para ahli tersebut mengatakan.

Dalam penelitiannya, para ahli meneliti 215 anak yang berkunjung ke UGD Children's Memorial Hospital di Chicago karena Gastroenteritis. Mereka rata-rata berusia 6 bulan hingga 10 tahun.

Anak-anak tersebut secara acak dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama menerima ondansetron dalam bentuk tablet oral, dan kelompok kedua menerima tablet plasebo. Jika dalam waktu 15 menit setelah pemberian obat, pasien tersebut kembali muntah, mereka akan diberi tablet kedua.

Anak-anak yang menerima ondansetron secara bermakna terlihat lebih sedikit mengalami muntah (14%) bila dibandingkan dengan mereka yang menerima plasebo (35%).

Hanya 14% dari pasien kelompok 1 yang membutuhkan terapi cairan rehidrasi IV, sedangkan pada keompok 2 terdapat 31% anak yang membutuhkan terapi rehidrasi IV. Kelompok 1 (kelompok yang diterapi) juga ternyata lebih cepat meninggalkan UGD rumah sakit bila dibandingkan dengan pasien kelompok 2 (Plasebo).

Namun rata-rata jumlah anak yang kembali ke UGD dari kelompok 1 dan kelompok 2 tidak berbeda bermakna.

Dr. Paul Harlow, seorang dokter anak dan ahli hematologi/onkologi dari Hackensack University Medical Center, New Jersey, mengatakan bahwa ia tidak yakin ondansetron dapat berpengaruh besar terhadap terapi dehidrasi.

Anak-anak yang diberi ondansetron menurutnya juga tetap membutuhkan cairan, meskipun kebutuhannya hanya setengah dari mereka yang tidak diberi ondansetron. Jika menunjukkan hasil yang bermakna seharusnya jumlah anak yang datang ke rumah sakit dan yang kembali lagi untuk kedua kali harus berbeda bermakna, ia mengatakan.

Dilaporkan Freedman, jumlah anak yang kembali lagi sama-sama kecil, kelompok 1 sebanyak 4% dan kelompok 2 sebanyak 5%, hal tersebut menurutnya tidak memberikan bukti yang cukup bahwa ondansetron berpengaruh besar terhadap penanganan kasus dehidrasi. Kemungkinannya mereka tidak akan muntah saat diberi obat tersebut, namun jika obat tersebut tidak diberikan lagi, mereka kembali akan muntah.

Masih dibutuhkan penelitian lebih lanjut tentang efektifitas penggunaan Ondansetron bagi pasien anak dengan dehidrasi, menurut Freedman.
 
Back
Top