[Sejarah] Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Kalina

Moderator
Zaman Tiga Negara atau juga dikenal dengan nama Samkok (Hanzi sederhana: 三国時代; Hanzi tradisional: 三國時代, hanyu pinyin: sanguo shidai, bahasa Inggris: Three Kingdoms Era) (220 - 280) adalah sebuah zaman di penghujung Dinasti Han di mana Cina terpecah menjadi tiga negara yang saling bermusuhan.

Di dalam sejarah Cina biasanya hanya boleh ada kaisar tunggal yang dianggap menjalankan mandat langit untuk berkuasa, namun di zaman ini karena tidak ada satupun negara yang dapat menaklukkan negara lainnya untuk mempersatukan Cina, maka muncullah tiga negara dengan kaisar masing-masing. Cina akhirnya dipersatukan oleh keluarga Sima yang merebut kekuasaan dari negara Wei dan menaklukkan Wu serta mendirikan Dinasti Jin.

Cao Wei ibu kotanya Luo Yang. dengan Kaisarnya Cao Pi dan Cao Han.
Dong Wu ibu kotanya Jian Ye. dengan Kaisarnya Sun Quan dan Sun Hao.
Shu Han ibu kotanya Cheng Du. dengan Kaisarnya Liu Pei dan Liu Chan
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Kronologi Sejarah

Penghujung Dinasti Han

Dinasti Han mengalami kemerosotan sejak tahun 100 karena kaisar-kaisar penguasa yang tidak cakap memerintah dan pembusukan di dalam birokrasi pemerintahan. Beberapa pemberontakan petani pecah sebagai bentuk ketidakpuasan rakyat terhadap kekaisaran. Namun ketidakmampuan kaisar lebih parah dipergunakan oleh para kasim untuk mengkonsolidasikan kekuasaan di tangan mereka. Penghujung Dinasti Han memang adalah sebuah masa yang didominasi oleh pemerintahan kasim.

RTKProvinces.gif


Sejak Kaisar Hedi, kaisar-kaisar selanjutnya naik tahta pada masa kanak-kanak. Ini menyebabkan tidak ada pemerintahan yang stabil dan kuat karena pemerintahan dijalankan oleh kasim-kasim dan keluarga kaisar lainnya yang kemudian melakukan kudeta untuk menyingkirkan kaisar yang tengah beranjak dewasa guna melanggengkan kekuasaan mereka. Ini menyebabkan lingkaran setan yang kemudian makin memurukkan situasi Dinasti Han. Pada penghujung dinasti Han muncul pemberontakan selendang kuning atau yang lebih dikenal dengan pemberontakan serban kuning, yang dipimpin oleh Zhang Jiao beserta antek-anteknya mereka menduduki wilayah Yu Zhou, Xu Zhou, Yan Zhou. Tepatnya dulu menduduki kota-kota Ping Yuan, Wan, Xu Chang, Ye, Xiao Pei, Shou Chun. Untuk menumpas pemberontakan yang muncul maka pemerintah dinasti Han menobatkan He Jin sebagai Jendral besar sekaligus perdana menteri. Selama kurang lebih 8 tahun, He jin masih tidak dapat menumpas pemberontakan.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Kelaliman Perdana Menteri Dong Zhuo

Pada tahun 189, sesaat setelah Kaisar Lingdi mangkat, para menteri kemudian merencanakan untuk membunuh Jenderal He Jin, paman dari anak Kaisar Lingdi, Liu Bian. Ini dimaksudkan untuk mencegah He Jin mendudukkan Liu Bian sebagai kaisar pewaris tahta. Rencana ini diketahui oleh He Jin yang kemudian segera melantik Liu Bian sebagai pewaris tahta dengan gelar Shaodi pada April 189. Selain itu, He Jin juga memerintahkan Dong Zhuo untuk kembali ke ibukota Luoyang untuk menghabisi para menteri serta kasim yang ingin merebut kekuasaan itu. Sebelum Dong Zhuo sampai, He Jin sudah dibunuh dahulu oleh para menteri di dalam istana.

Yuan Shao kemudian mengambil inisiatif menyerang istana dan memerintahkan pembunuhan sebagian menteri dan kasim yang dituduh berkomplot merebut kekuasaan kekaisaran. Namun, menteri lainnya menyandera Kaisar Shaodi dan adiknya Liu Xie ke luar istana. Dong Zhuo mengambil kesempatan ini untuk memusnahkan kompolotan menteri tadi dan menyelamatkan kaisar. Dengan kaisar di bawah pengaturannya, Dong Zhuo kemudian memulai kelalimannya.

Dong Zhuo mulai menyiapkan strateginya untuk mengkontrol kekuasaan kekaisaran di Cina dengan membatasi wewenang kekuasaan Kaisar Shaodi. Ia lalu menghasut Lu Bu untuk membunuh ayah angkatnya, Ding Yuan dan merebut seluruh kekuatan militernya untuk memperkuat diri sendiri. Yuan Shao juga diusir olehnya dari Luoyang. Ia membatasi wewenang para menteri dan memusatkan kekuasaan di tangannya, setelah itu, Kaisar Shaodi diturunkan dari tahta untuk kemudian digantikan oleh adiknya Liu Xie yang menjadi kaisar dengan gelar Xiandi pada September 189. Sejarahwan beranggapan bahwa momentum ini adalah awal Zaman Tiga Negara.

Yuan Shao kemudian menghimbau para jenderal penguasa daerah untuk melawan kelaliman Dong Zhuo. Usahanya membawa hasil 11 batalyon militer beraliansi untuk melakukan agresi ke Luoyang guna menumbangkan rezim Dong Zhuo. Yuan Shao memimpin aliansi yang kemudian dinamakan sebagai Tentara Pintu Timur. Dong Zhuo merasa takut dan membunuh bekas kaisar Shaodi, membumi-hanguskan dan merampok penduduk Luoyang, menyandera Kaisar Xiandi dan memindahkan ibukota ke Chang'an.

Dalam pelariannya, Dong Zhuo diserang oleh Cao Cao dan Sun Jian yang tergabung dalam Tentara Pintu Timur, namun sayang karena ada kecemburuan di dalam aliansi menyebabkan tidak ada bantuan dari jenderal lainnya yang tidak ingin melihat keberhasilan mereka berdua. Aliansi ini kemudian bubar dan Dong Zhuo meneruskan kelalimannya di Chang'an.

Akhirnya, pada tahun 192, menteri istana bernama Wang Yun bersama Lu Bu menghabisi nyawa Dong Zhuo di Chang'an. Ini mengakibatkan bawahan Dong Zhuo, Li Jue menyerang istana dan membunuh Wang Yun serta mengusir Lu Bu. Li Jue melanjutkan kelaliman pemerintahan Dong Zhuo.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Berkuasanya raja-raja perang

Setelah Dong Zhuo berhasil dijatuhkan, Dinasti Han makin melemah karena kehilangan kewibawaan kekaisaran. Melemahnya kekuasaan istana menyebabkan para gubernur dan penguasa daerah memperkuat diri sendiri dan menjadi raja kecil di wilayah mereka. Ini menyebabkan munculnya rivalitas antar raja-raja perang satu wilayah dengan wilayah lainnya. Raja perang yang terkenal dan kuat pada masa ini adalah :

* Yuan Shao, menguasai Prefektur Ji di utara Sungai Kuning.
* Cao Cao, menguasai Chenliu dan kemudian Xuchang.
* Yuan Shu, menguasai daerah Huainan dan mengangkat diri sebagai kaisar karena mempunyai stempel kekaisaran di tangannya.
* Sun Jian, menguasai Changsha.
* Dong Zhuo, gubernur Prefektur Liang, namun kemudian merebut ibukota Luoyang dan memindahkannya ke Chang'an, Prefektur Sili.
* Liu Biao, menguasai Prefektur Jing.
* Liu Zhang, menguasai Prefektur Yi.
* Zhang Lu, menguasai Hanzhong.
* Ma Teng, menguasai Prefektur Liang.
* Gongsun Zan, menguasai Semenanjung Liaodong.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Peperangan Guandu dan penyatuan utara

Di antara mereka, kekuatan Cao Cao dan Yuan Shao berkembang paling pesat dan menyebabkan peperangan di antara mereka tidak dapat dihindari. Cao Cao pada tahun 197 menaklukkan Yuan Shu, lalu Lu Bu pada tahun 198 serta Liu Bei setahun selanjutnya. Tahun 200, Yuan Shao memulai ekspansi wilayah ke selatan, namun berhasil dipukul mundur oleh Cao Cao. Yuan Shao kemudian memutuskan untuk memimpin sendiri kampanye militer ke selatan dan berpangkalan di Yangwu. Cao Cao juga mundur ke Guandu untuk melakukan kampanye defensif. Di sini, kekuatan di antara mereka berimbang selama setengah tahun sampai akhirnya Cao Cao melakukan serangan mendadak dan memusnahkan seluruh persediaan logistik Yuan Shao. Yuan Shao kemudian mundur karena moral prajurit yang rendah setelah kekalahan yang menentukan itu. Ini adalah peperangan Guandu yang terkenal itu.

Setelah kekalahannya di Guandu, Yuan Shao beberapa kali mencoba melakukan serangan kepada Cao Cao namun gagal. Tahun 202, Yuan Shao meninggal, menyebabkan perebutan kekuasaan antara putranya, Yuan Tan dan Yuan Shang. Cao Cao mengambil kesempatan ini untuk menaklukkan Yuan Shang dan membunuh Yuan Tan. Yuan Shang kemudian mencari perlindungan kepada suku Wuhuan di utara yang mendukung Yuan Shao. Atas nasehat Guo Jia, Cao Cao menyerang Wuhuan dan membunuh pemimpinnya. Yuan Shang dalam pelariannya mencari perlindungan kemudian dibunuh oleh Gongsun Kang yang takut diserang Cao Cao bila memberikan suaka kepada Yuan Shang.

Tahun 207, Cao Cao secara resmi mempersatukan wilayah utara Cina dan merencanakan ekspansi ke wilayah selatan.

Perang_guandu.png
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Kampanye militer ke selatan dan peperangan Chibi

Chibi.jpg


Tahun 208, Cao Cao melakukan kampanye militer ke selatan tepatnya ke Prefektur Jingzhou yang saat itu dikuasai oleh Liu Biao. Liu Biao meninggal sebelum Cao Cao tiba. Liu Zong, anak Liu Biao yang menggantikan ayahnya menyerah kepada Cao Cao. Liu Bei yang saat itu berlindung kepada Liu Biao melarikan diri ke Jiangling, namun berhasil dipukul mundur lebih lanjut ke Xiakou.

Sun Quan mengutus penasehatnya Lu Su mengunjungi Liu Bei menanyakan keadaannya. Zhuge Liang kemudian mewakili Liu Bei mengajukan penawaran aliansi kepada Sun Quan. Aliansi Sun-Liu terbentuk untuk menahan serangan Cao Cao. Zhou Yu dan Cheng Pu memimpin tentara Sun dan berhasil memukul mundur tentara Cao Cao dengan strategi api. Peperangan berlokasi di daerah Chibi dan terkenal sebagai pertempuran Chibi.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Liu Bei menduduki Prefektur Yizhou

Cao Cao yang kalah perang kemudian mengalihkan perhatian ke wilayah barat. Cao Cao menyerang Hanzhong yang dikuasai Zhang Lu. Penguasa di Xiliang kemudian melakukan perlawanan pada tahun 211 karena takut menjadi target Cao Cao selanjutnya. Ma Chao yang memimpin perlawanan ini dikalahkan Cao Cao dan mengasingkan diri. Setelah tahun 215, Cao Cao telah berhasil menguasai seluruh wilayah utara dan barat Cina.

Kemenangan aliansi Sun-Liu membuahkan perpecahan di antara mereka. Mereka mulai memperebutkan Jingzhou yang ditinggalkan Cao Cao. Perebutan ini dimenangkan oleh Sun Quan, yang melakukan serangan militer ke selatan Jingzhou di bawah pimpinan Zhou Yu. Zhou Yu berencana melanjutkan ekspansi militer ke Prefektur Yizhou yang dikuasai Liu Zhang, namun ia meninggal dalam perjalanan. Lu Su yang menggantikannya menghentikan rencana ini dan meminjamkan Jingzhou kepada Liu Bei untuk pangkalan militer sementara untuk menahan kemungkinan serangan Cao Cao.

Saat ini, Liu Zhang mengundang Liu Bei untuk membantu Yizhou melawan kemungkinan ekspansi Cao Cao bila berhasil menduduki Hanzhong. Liu Bei berangkat menuju Yizhou meninggalkan Guan Yu menjaga Jingzhou. Perseteruan Liu Bei dan Liu Zhang pecah pada tahun 212, Liu Bei lalu menduduki Chengdu dan memaksa Liu Zhang menyerahkan kekuasaan Yizhou kepadanya.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Tiga negara terbentuk

3_negara.jpg


Tahun 216, Cao Cao mengangkat diri sebagai Raja Wei. Setahun kemudian, Liu Bei menyerang Hanzhong yang saat itu dikuasai Cao Cao. Pengkhianatan dari dalam dan kampanye militer Sun Quan di wilayah tengah menyebabkan Cao Cao terpaksa harus mundur dari Hanzhong. Liu Bei juga mengangkat diri menjadi Raja Hanzhong pada tahun 219.

Tahun yang sama, Guan Yu memimpin pasukan menyerang Cao Cao, namun Lu Meng melakukan serangan dari belakang secara mendadak ke Jingzhou. Guan Yu berhasil ditangkap dan dibunuh oleh Lu Meng. Tahun 220, Cao Cao meninggal dunia dan digantikan oleh putranya Cao Pi. Cao Pi memaksa Kaisar Xiandi menyerahkan tahta kekaisaran lalu mendirikan Negara Wei dan bertahta dengan gelar Wendi. Setahun kemudian, Liu Bei yang mendukung kelanjutan Dinasti Han mengangkat diri sebagai kaisar dengan gelar Zhaoliedi.

Sun Quan menyatakan tunduk kepada Wei dan diangkat sebagai Raja Wu oleh Cao Pi. Tahun 221 juga, Liu Bei menyerang Sun Quan dengan tujuan membalaskan dendam Guan Yu, namun berhasil dipukul mundur oleh Lu Xun dan meninggal pada tahun 223. Liu Chan kemudian menggantikan sang ayah menjadi kaisar dengan gelar Xiaohuaidi. Sepeninggal Liu Bei, Sun Quan kembali bersekutu dengan Liu Chan untuk menahan pengaruh Cao Cao. Tiga negara resmi berdiri dan tidak akan ada satupun negara dapat menaklukkan negara lainnya selama kurun waktu 40 tahun.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Runtuhnya negara Shu Han

Sepeninggal Liu Bei, negara Shu Han melakukan ekspansi wilayah ke timur laut Shu. tepatnya kota Chang An yang dipimpin oleh Cao Hong dan Sima Yi sebagai penasihatnya. Ini dilakukan untuk mengurangi kemungkinan diserang dari belakang saat pelaksanaan gerakan ofensif terhadap Wei di utara. Setelah wilayah di belakang ( maksudnya daerah di Nan Man, yang dikuasai suku bar-bar) berhasil ditenangkan, Shu Han melakukan 5 kali penyerangan ke utara di bawah pimpinan Zhuge Liang dalam kurun tahun 227 sampau 234, namun kesemuanya gagal.

Zhuge Liang meninggal pada peprangan di tanah Wu Zhang atau dikenal dengan peperangan Wu Zhang Plains, dimana Zhuge Liang sebenarnya menggunakan Ba Zhen Du sebagai ilmu sihir tingkat tingginya, namun oleh Wei Yan, perwira Shu Han digagalkannya. tahun 234 lalu digantikan oleh Jiang Wei yang meneruskan ekspedisi ke utara, namun tidak menghasilkan kemenangan yang mutlak. Liu Chan yang tidak cakap memimpin mempercayakan jalannya pemerintahan kepada menteri kesayangannya Huang Hao. Jiang Wei yang mengajukan mosi tidak percaya kepadanya, malah dituduh berkhianat kepada negara. Ini menyebabkan Wei kemudian berhasil mematahkan pertahanan Hanzhong dan menyerang sampai ke Chengdu, ibukota Shu Han. Liu Chan menyerahkan diri kepada Wei dan negara Shu Han resmi runtuh pada tahun 263.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Berdirinya Dinasti Jin

Tahun 265, menteri negara Wei, Sima Yan merebut kekuasaan dari keluarga Cao dan mendirikan negara Jin, beribukota di Luoyang. Ia bertahta dengan gelar Kaisar Wudi. Jin kemudian merencanakan penaklukan negara Wu yang saat itu sedang kacau sepeninggal Sun Quan pada tahun 251. Tahun 279, penyerangan Wu dilancarkan dan Jin berhasil menaklukkan Wu tanpa perlawanan berarti karena moral prajurit yang rendah. Sebab utama kekalahan Wu adalah pemerintahan lalim dari kaisar Sun Hao.

Tahun 280, Cina dengan resmi dipersatukan di bawah Dinasti Jin yang kerap disebut sebagai Jin Barat oleh sejarahwan. Dinasti ini akan berkuasa sampai tahun 420 sebelum Cina kembali terpecah-pecah karena lemahnya kekaisaran dan serangan suku-suku barbar dari utara.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Sastra

Zaman ini punya popularitas lebih di masyarakat luas karena Luo Guanzhong, seorang sastrawan Dinasti Ming menuliskannya sebagai latar belakang roman sejarah Kisah Tiga Negara (三國演義). Selain itu, ada pula sastra sejarah resmi Catatan Sejarah Tiga Negara (三國志) karya Chen Shou, seorang sejarahwan Dinasti Jin.

Cerai_satu.png
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Tokoh-tokoh berdasarkan negara

Penghujung Dinasti Han


* Dong Zhuo, perdana menteri lalim
* Yuan Shao, bangsawan dari utara, kemudian dikalahkan Cao Cao
* Liu Biao, bangsawan dari Jingzhou
* Gongsun Zan, jenderal Han di perbatasan timur laut
* Lu Bu, jenderal bengis, membunuh 2 ayah angkatnya
* Ma Teng, penguasa Liangzhou
* Kaisar Xiandi, kaisar terakhir Dinasti Han

Cao Wei

* Cao Cao,pemimpin negara Wei, raja perang, mempersatukan utara Cina
* Cao Pi, anak dari Cao Cao, pemimpin pengganti negara Wei
* Cao Rui, cucu dari Cao Cao, pemimpin pengganti Cao Pi
* Cao Ren, paman dari Cao Pi
* Sima Yi, penasehat militer dan ahli strategi
* Guo Jia, penasehat militer, mati muda
* Xun Yu, penasehat militer
* Xun You, penasehat militer, saudara Xun Yu
* Cheng Yu, penasehat militer
* Jia Xue, penasehat militer
* Xu Shu, penasehat militer
* Chen Qun, penasehat militer
* Xiahou Dun, jenderal perang
* Xiahou Yuan, abang dari Xiahou Dun, terkenal akan panahnya
* Zhang Liao, jenderal perang
* Zhang He, jenderal perang
* Dian Wei, pengawal pribadi Cao Cao
* Xu Chu, pengawal Cao Cao, pengganti Dian Wei
* Zhuge Dan, saudara sepupu Zhuge Liang, tetapi bekerja pada Wei
* Sima Zhao, anak dari Sima Yi
* Hao Zhao, jendral perang
* Xu Huang, jendral perang

Dong Wu

* Sun Jian, raja perang, penguasa Changsha
* Sun Ce, anak Sun Jian, peletak dasar negara Wu
* Sun Quan, kaisar pertama negara Wu
* Zhou Yu, penasehat militer, mati muda
* Zhuge Jin, penasehat militer
* Lu Su, penasehat dan pengganti posisi Zhou Yu
* Lu Meng, jendral perang
* Lu Xun, jenderal perang
* Huang Gai, jenderal perang
* Gan Ning, jenderal perang
* Taishi Ci, jenderal perang
* Zhou Tai, jendral perang
* Xu Sheng, jendral perang
* Zhang Zhao, menteri
* Zhang Hong, menteri
* Han Ze, menteri
* Gu Yong, menteri
* Bu Zhi, menteri

Shu Han

* Liu Bei, bangsawan berdarah biru, ingin meneruskan Dinasti Han
* Zhuge Liang, penasehat militer
* Pang Tong, penasehat militer
* Jiang Wei, jenderal perang
* Guan Yu, dikenal juga sebagai Guan Gong, adik angkat Liu Bei
* Zhang Fei, adik angkat Liu Bei
* Zhao Yun, jenderal perang
* Huang Zhong, jenderal perang
* Ma Chao, jenderal perang
* Fei Wei, menteri
* Jiang Wan, menteri
* Dong Yun, menteri
* Ma Liang, menteri
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Populasi

Populasi di zaman ini dapat dirujuk kepada catatan sejarah oleh Chen Shou yang memperkirakan sekitar 8.640.000 jiwa hidup di dalam wilayah ketiga negara. Di antaranya 4.400.000 jiwa tinggal di dalam wilayah Wei, Wu dan Shu masing-masing berpopulasi 2.300.000 dan 1.940.000.[1] Wei pada dasarnya ditakdirkan untuk menjadi yang terkuat karena memiliki prasyarat yang lebih daripada kedua negara lainnya seperti penguasaan ibukota negara sebagai pusat kegiatan politik dan ekonomi.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Lebih detail tentang tokoh-tokoh sejarah Zaman Tiga Kerajaan..

Dong Zhuo, perdana mentri lalim

Dong_Zhuo_Portrait.jpg


Dong Zhuo (Hanzi: 董卓) (139 – 192), nama lengkap Dong Zhongyin (董仲穎), adalah seorang negarawan pada penghujung zaman Dinasti Han. Ia mengontrol Luoyang pada tahun 189 setelah ibukota jatuh kedalam kekacauan karena tewasnya Kaisar Ling dan perselisihan berdarah antara faksi kasim dan pejabat negeri. Dong Zhuo, setelah itu mengambil alih tahta dan membuat Kaisar Xian sebagai boneka.

Namun, ketiranian dan kekejaman membuat marah banyak orang dan pemimpin perang diseluruh negara membentuk koalisi melawannya, memaksa Dong Zhuo untuk memindahkan Ibukota ke Chang'an. Dong Zhuo dibunuh oleh anak adopsinya, Lü Bu sebagai bagian dari rencana oleh Menteri Dalam Negeri, Wang Yun pada tahun 192.

Kehidupan

Kehidupan Awal

Dong Zhuo lahir di Lintao (临洮), Dong Zhuo dikatakan penuh kesopanan pada masa kecilnya. Berpetualang di daerah Qiang, dia berteman dengan banyak orang gagah berani. Menjadi banyak akal dan secara jasmani seorang ahli, Dong Zhuo nantinya berpartisipasi dalam kampanye melawan pemberontah Qiang di Bingzhou (并州). Karena penampilannya yang baik sekali, Dong Zhuo diberi hadiah 9.000 gulung sutra, semuanya dia distribustikan ke rekan-rekannya.

Setelah naik pangkat beberapa kali, Dong Zhuo dikirim untuk memadamkan Pemberontakan Serban Kuning pada awal tahun 180, tapi kalah dan diturunkan. Saat Han Sui memberontak di Liangzhou (凉州), Dong Zhuo dikembalikan kembali sebagai Jendral Ksatria dan dikirim untuk menghabisi pemberontakan.

Selama pertarungan melawan suku Qiang, yang bersekutu dengan Han Sui, pasukan Dong Zhuo kalah jumlah dengan dipotongnya jalur lari mereka di sungai. Untuk menghindari kekalahan yang memalukan, Dong Zhuo dan pasukannya membendung sungai. Lalu dia memerintahkan pasukannya untuk menyebrang genangan air yang cetek dan menyuruh pasukannya menghancurkan bendungan. Semua pelarian sukses.

Dong Zhuo dipromosikan menjadi Jendral atas Garis Depan dan Gubernur Bingzhou. Namun, tidak ingin meninggalkan pasukannya dan pekerjaan loyal di Liangzhou, Dong Zhuo menolak tawaran jabatan baru itu.

Naik Tahta

Setelah kematian Kaisar Ling pada tahun 189, Jendral tertinggi, He Jin, memanggil Dong Zhuo untuk memimpin pasukannya di Luoyang untuk membantunya membunuh faksi kasim yang kuat. Sebelum Dong Zhuo tiba, namun, He Jin dibunuh oleh kasim dan ibukota jatuh kedalam kekacauan. Para kasim lalu menculik kaisar muda dan pergi keluar ibukota. Namun, mereka dicegat oleh Dong Zhuo, yang membawa kembali sang kaisar kembali ke istana.

Selama waktu ini, saudara He Jin, He Miao (何苗), diduga bekerja sama dengan kasim dan dibunuh oleh pasukannya sendiri. Pasukan He Jin dan He Miao, tanpa pemimpin, lalu kemudian menjadi dibawah komando Dong Zhuo. Setelah itu, Dong Zhuo juga mengajak Lü Bu untuk membunuh ayah adopsinya sendiri, Ding Yuan, pemimpin perang lainnya dipanggil ke Luoyang oleh He Jin sebelumnya, dan mati. Lalu Dong Zhuo mengambil kontrol semua pasukan di ibukota.

Tahun 190, Dong Zhuo memberhentikan kaisar muda dan digantikan oleh Kaisar Xian yang merupakan boneka Dong Zhuo. Dia juga membuat dirinya perdana menteri dan mulai saat itu, dia mulai menunjukan ketiraniannya. Dia diberi dispensasi khusus untuk membawa pedangnya ke pengadilan, dimana hal itu dilarang. (Dispensasi ini tidak diberikan oleh pejabat negeri Han sejak Xiao He.) Dispensasi juga mempersilahkannya untuk memasuki pengadilan tanpa melepas sepatunya. Sejarah 3 Negara mencatat sebuah insiden dimana Dong Zhuo memimpin pasukannya ke Yangcheng (阳城) dan menyuruh mereka untuk memotong kepala semua penduduk laki-laki. Prajurit-prajurit merampok kota dan membawa wanita-wanita, sapi dan semua benda berharga, mengklaim telah menaklukan pasukan pemberontak. Dong Zhuo juga tidur dengan pembantu istana dan bahkan permaisuri.

Pindah ke Chang'an

Pada tahun yang sama, semua pemimpin perang di Tiongkok membentuk sebuah koalisi anti Dong Zhuo. Dong Zhuo lalu memindahkan ibukota ke barat, yaitu di Kota Chang'an. Sebelum dia melakukannya, namun, dia menggali makam kaisar sebelumnya dan harta didalamnya dicuri. Lalu dia membakar istana.

Setelah pindah ke Chang'an, Dong Zhuo mengangkat adiknya, Dong Min menjadi Jendral, dan semua sanaknya menjadi pejabat negara. Dia juga membangun sebuah istana di daerah Mei, 260 li dari Chang'an. Di istana, selama itu, dimana secara biadab, penyiksaan diperlakukan terhadap pemberontak yang ditangkap. Terhadap lawan oposisinya, Dong Zhuo juga memberikan hukuman kejam. Dalam 2 tahun, yang dituduh dengan salah dan dieksekusi mencapai seribu.

Dong Zhuo juga menyuruh agar patung perunggu dan bel dilelehkan dan dijadikan koin, dimana membanjiri pasar. Inflasi serius muncul sebagai hasil, dan mata uang itu segera menjadi tidak berguna.

Kejatuhan dan Kerusuhan

Karena melakukan banyak hal yang buruk dan menyiksa rakyat, Dong Zhuo telah memicu kemarahan dengan tingginya risiko pembunuhan. Untuk keamanannya, Dong Zhuo sangat bergantung kepada Lü Bu, yang telah dia adopsi sebagai anak. Anakanya membayanginya hampir seluruh waktu.

Namun, karena Dong Zhuo sering marah, ketika Dong Zhuo marah, ia akan melempar halbred terhadap Lü Bu. Namun dengan gesit, Lü Bu selalu dapat menghindari lemparannya, dan amukan Dong Zhuo akan menghilang dengan cepat, Lü Bu, meskipun demikian, secara tersembunyi bosan dan memiliki perasaan tersinggung dengan ayah adopsinya. Lebih jauh, dipercaya untuk menjaga kediaman Dong Zhuo, Lü Bu menjalin cinta kasih dengan salah satu pembantu Dong Zhuo. Dalam hal ini, dia takut diketahui oleh ayahnya.

Pada tahun 192, disemangati oleh Menteri Dalam Negeri Wang Yun, Lü Bu akhirnya memutuskan untuk membunuh Dong Zhuo. Membawa selusin pasukan terpercaya, termasuk kapten kavaleri Li Su, Lü Bu bertemu Dong Zhuo di pintu istana. Saat Li Su naik dan menikam Dong Zhuo. Dong Zhuo berteriak karena anaknya. Tapi Lü Bu berkata, "Ini adalah perintah Kerajaan"

Mayat Dong Zhuo ditinggalkan di jalan, selama yang lain pergi untuk mengambil mayatnya. Pejabat Negara yang menjaga mayatnya menyalakan sumbu di pusar Dong Zhuo dan terbakar seharian. Saudara Dong Zhuo juga dieksekusi, termasuk Dong Min.

Setelah kematiannya, orang yang setia pada Dong Zhuo, seperti Fan Chou, Li Ru, Li Jue dan lainnya lari, dipercaya kalau kesetiannya akan menjadi penghianatan yang dipertimbangkan. Mendengar permintaan kasasi mereka, Wang Yun, yang mengambil alih pemerintah, berkata ,"Semua orang harus dimaafkan, yang ada disini adalah pegnecualian". Karena merasa marah, mereka menyatakan perang terhadap Wang Yun, Wang Yun dapat menggagalkan mereka hanya dengan menyuruh Tentara Kerajaan dan Lü Bu , setelah banyak kekalahan, orang yang setia pada Dong Zhuo memilih untuk mengubah taktiknya.

Pada 1 pertarungan, Fan Chou dan Li Jue adalah pengalih perhatian untuk menahan Lü Bu, dan yang lainnya akan mengambil alih Istana. Rencana ini bekerja dengan baik, dimana Lü Bu melarikan diri setelah istana dimasuki.

Segera tahta dikuasai oleh orang yang setia kepada Dong Zhuo, tapi mereka ada dalam perebutan kekuasaan, seperti pejabat lainnya. Segera, seluruh Tiongkok ada dalam kekacauan dengan adanya perang sipil untuk memperebutkan tahta.

Dong Zhuo di Kisah Tiga Negara

Roman Kisah Tiga Negara karya Luo Guanzhong, adalah kejadian yang ada sebelum dan selama Zaman Tiga Negara. Karena dalam kehidupan asli Dong Zhuo sangat kejam dan jahat, novel menitikberatkan kekejamannya. Namun, 2 peristiwa tidak nyata dalam sejarah.

Dong Zhuo dan 3 Bersaudara

Dong Zhuo muncul pertama kali di Bagian 1. Dikirim untuk menghancurkan Pemberontakan Serban Kuning, Dong Zhuo dikalahkan oleh pemimpin pemberontak, Zhang Jiao dan pertarungan itu menjadi kekalahan yang memalukan.

3 saudara yang bersumpah, Liu Bei, Guan Yu dan Zhang Fei, mengetahui hal ini. Lalu mereka memimpin pasukannya untuk menolong Dong Zhuo. Pertemuan tiba-tiba dengan oposisi baru, pemberontak dikalahkan mereka dan harus mundur.

Setelah kembali ke kemah, Dong Zhuo bertanya kepada 3 bersaudara jabatan apa yang dikuasainya. Dan mereka mengatakan kalau mereka tidak menguasai apa-apa. Dong Zhuo lalu mendiamkan mereka. Hal ini membuat Zhang Fei sangat marah dan mengambil pedang dan ingin membunuh Dong Zhuo. Namun ia dihentikan oleh 2 kakaknya. Kehidupan Dong Zhuo diampuni dan 3 bersaudara pergi ke jalannya masing-masing.

Dong Zhuo dan Diao Chan

Cerita paling populer tentang Dong Zhuo adalah cinta segitiga antara Dong Zhuo, Lü Bu dan Diao Chan, dimana membuat kematian Dong Zhuo ditangan anak adopsinya sendiri, Lü Bu. - Setelah Dong Zhuo memindahkan ibukota ke Chang'an, Menteri Dalam Negeri Wang Yun mulai menyusun rencana untuk membunuh Dong Zhuo dengan menggunakan Diao Chan.

Setelah mengundang Lü Bu, Wang Yun meminta Diao Chan untuk memberi arak kepada Lü Bu. Lü Bu langsung dijerat cinta. Karena ini, Wang Yun menjanjikan akan menikahkan Diao Chan dengan Lü Bu.

Beberapa hari kemudian, Wang Yun mengadakan pesta untuk Dong Zhuo. Seperti Lü Bu, Dong Zhuo tidak bisa memindahkan matanya dari Diao Chan, yang juga telah menunjukan kemampuannya dalam menari dan menyanyi. Dong Zhuo lalu membawanya pulang dan menjadikannya selir.

Saat Lü Bu mendengar tentang hal ini pagi harinya, dia menuju ke tempat tidur Dong Zhuo dan mengintip di jendela. Dia melihat Diao Chan duduk dan mengurus rambutnya saat Dong Zhuo sedang tidur. Menyadari kehadiran Lü Bu, Diao Chan lalu menggunakan ekspresi sedih dan berpura-pura menghilangkgan air mata di matanya dengan sapu tangan.

Kejadian yang sama terjadi 1 bulan kemudian, namun kali ini Dong Zhuo terbangun dan melihat Lü Bu memandang Diao Chan. Lü Bu lalu dilempar keluar dan dilarang masuk ke rumahnya.

Lalu 1 hari kemudian, saat Dong Zhuo mengobrol dengan Kaisar Xian, Lü Bu diam-diam memasuki kediaman ayahnya dan bertemu Diao Chan di Paviliun Fengyi (凤仪?*). Menangis, Diao Chan meminta Lü Bu untuk menolongnya dari Dong Zhuo. Lalu ia menaruh halberdnya, dan Lü Bu memeluk Diao Chan di tangannya dan membuatnya merasa nyaman dengan kata-kata.

Dong_Zhuo_and_Diao_Chan_TV_Serial.jpg


Setelah itu, Dong Zhuo kembali untuk menemukan mereka di paviliun. Lü Bu terkejut dan melarikan diri. Dong Zhuo mengambil halbred dan mengejarnya. Karena terlalu lambat, Dong Zhuo tidak dapat menangkapnya. Lalu dia melempar halbred terhadap Lü Bu, namun dia menangkisnya dan melarikan diri.

Setelah insiden, Lü Bu menjadi tak menyenangkan bagi Dong Zhuo. Ketidakmenyenangkan ini dipanasi oleh Wang Yun, yang menyarankan agar Lü Bu membunuh Dong Zhuo. Lü Bu diyakinkan oleh Wang Yun.

Konspirator mengirim Li Su untuk menjemput Dong Zhuo dari istananya di daerah Mei (郿) dan dengan sandiwara bahwa kaisar ingin memberikan tahtanya kepada Dong Zhuo. Dong Zhuo yang sangat senang lalu datang ke pintu istana, dimana pasukannya dilarang masuk. Saat karavan Dong Zhuo sudah di dekat istana, tentara yang setia pada Wang Yun mengepung karavannya dan menikam Dong Zhuo dengan tombak.

Hanya melukai lengannya karena dia menggunakan baju baja, Dong Zhuo lalu keluar untuk mencari Lü Bu. Namun Lü Bu menikam kerongkongannya dengan halbrednya, mengatakan , "Saya memiliki titah kerajaan untuk membunuh pemberontak!"

Dong_Zhuo_Before_Death_TV_Serial.jpg


Referensi Modern

Dong Zhuo adalah karakter yang dapat dimainkan di permainan Dynasty Warriors. Dia digambarkan sebagai penguasa yang mengambil alih kekuasaan Han, dan berakhir dengan dikalahkan dalam hampir oleh alur cerita karakter yang dapat dimainkan lainnya--meskipun bermain sebagai Dong Zhuo, setelah memenangkan permainan, cerita akhirnya menunjukan pembunuhan terhadapnya akan terjadi. Dalam pertarungan, Dong Zhuo menggunakan senjata yang mungkin adalah senjata dao, disebut the "Horror," dan memiliki kegemaran untuk memanggil musuhnya dengan kata "serangga," "orang hina," dan "serangga" yang harus diremas. Dia mempercayakan oleh opsir-opsirnya, seperti Hua Xiong dan Lü Bu, dan tidak akan maju ke pertarungan kecuali dia hanya memiliki pilihan yang kecil. Tujuan utamanya adalah memperoleh "surga," dimana dia dikelilingi oleh kekayaan, selir, dan kebebasan untuk membunuh dan menghancurkan yang berani mempertanyakan motifnya.

Karakter Toutaku Chuuei dalam seri pendek anime Ikki Tousen secara kasar berdasarkan dari karakter Dong Zhuo.

Dong_Zhuo.jpg
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Yuan Shao, bangsawan dari utara, kemudian dikalahkan Cao Cao

YuanShao02.jpg


Yuan Shao, (Hanzi:袁绍) bernama lengkap Yuan Benchu (袁本初),(154 – 202) adalah salah seorang penguasa daerah utama yang menguasai daerah utara Tiongkok pada Zaman Tiga Negara. Ia juga kakak sepupu (sumber lain:saudara tiri) dari Yuan Shu, penguasa daerah sekitar sungai Huai.

Sebagai salah satu penguasa terkuat di zamannya, Yuan Shao merintis koalisi penguasa daerah melawan Dong Zhuo yang menguasai istana dan berkuasa atas kaisar Xian. Pada tahun 200, ia memimpin ekspedisi melawan Cao Cao tetapi kalah telak pada Pertempuran Guandu. Ia meninggal 2 tahun kemudian di kota Ye.

Kisah (Novel)

Terlahir di keluarga ningrat, Yuan Shao adalah putra dari mantan Menteri Interior Yuan Feng dan keponakan dari Menteri Yuan Wei. Walaupun ia membantu Dong Zhuo dalam membantai sida-sida, Yuan Shao menentang Dong Zhuo mengganti kaisar Bian. Akhirnya ia mendirikan koalisi melawan Dong Zhuo dan terpilih menjadi Komandan Utama. Mereka berhasil menguasai Luoyang tetapi gagal menumpas Dong Zhuo.

Ketika perpecahan terjadi pada koalisi, Yuan Shao mulai melakukan penaklukkan daerah utara. Awalnya ia banyak meminjam suplai makanan dari Jizhou, daerah yang kaya tetapi lemah dalam pertahanan. Mengikuti saran Feng Ji, Yuan Shao meminta bantuan dari Gongsun Zan untuk menyerang Jizhou. Ketika Han Fu, sang penguasa Jizhou menyerah, Yuan Shao memimpin dan merekrut banyak talenta dari distrik tersebut. Janji Yuan Shao untuk berbagi daerah dengan Gongsun Zan tidak ditepati sehingga Gongsun Zan berupaya menyerang Yuan Shao. Gongsun Zan gagal dalam upayanya dan akhirnya mengakhiri hidupnya sendiri. Saat ini Yuan Shao berhasil menguasai hampir seluruh daerah utara seperti Youzhou, Qingzhou, dan Bingzhou. Banyak kesuksesan Yuan Shao ditunjang oleh pemikiran Tian Feng dan Ju Shou; ini mengakibatkan kecemburuan dari penasehat yang lain seperti Guo Tu dan Feng Ji.

Kekuatan politik Cao Cao di istana meresahkan Yuan Shao. Suatu ketika, Yuan Shao memiliki kesempatan untuk menghancurkan Cao Cao saat Cao Cao sedang sibuk bertikai dengan Lu Bu,Liu Bei,Yuan Shu dan Zhang Xiu. Kesempatan itu dilewatkannya karena putra bungsunya sakit. Pada saat ia memutuskan untuk menyerang, Cao Cao telah membangun kekuatan dan siap untuk bertempur. Yuan Shao meminta bantuan para penasehatnya, tetapi tidak terdapat kata sepakat di antara mereka. Walaupun Tian Feng dan Ju Shou telah memberi analisa yang brilian, tetapi Yuan Shao lebih memilih solusi yang diberikan Guo Tu dan Shen Pei.

Yuan_Shao_Portrait.jpg


Dengan seluruh kekuatannya ditempatkan di Guandu, Yuan Shao banyak melakukan kesalahan demi kesalahan dengan puncaknya adalah pengkhianatan Xu You dan musnahnya gudang persediaan makanan di Wuchao. Seluruh kekuatan yang telah ia kumpulkan akhirnya hancur dalam suatu pertempuran. Yuan Shao juga tidak berhasil untuk bersekutu dengan Yuan Shu yang kerap memusuhinya. Kebodohan, keserakahan, ketidak mampuan untuk mengambil keputusan dan kesombongan akan kekuasaan adalah hal-hal yang menyebabkan kehancuran dininya.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Liu Biao, bangsawan dari Jingzhou

Liu Biao, adalah seorang yang cukup terkemuka di zaman dinasti Han. Dia berkuasa di daerah Jing Zhou yang subur. Saat itu Liu Bei sedang dalam pelarian dan meminta suaka pada Liu Biao, sehingga Liu Bei selama beberapa waktu singgah disana bersama beberapa saudara angkatnya, yaitu Guan Yu alias Yun Chang, Zhang Fei alias Yi De, Zhao Yun alias Zi Long, dan ahli strategi terkenal di zaman tiga yaitu Zhuge Liang alias Kong Ming.

Pasukan Liu Biao juga berhasil membunuh Sun Jian ketika pasukan Sun Jian hendak menyerang Jing Zhou.

Liu Biao semakin tua dan merasa dirinya tidak sanggup untuk mengatur negaranya lagi, bermaksud untuk memberikan kekuasaan pada Liu Bei, tetapi ditolaknya. Maka, ia membuat surat wasiat supaya setelah ia meninggal, kekuasaan diberikan pada Liu Qi. Tetapi istri kedua dari Liu Biao tidak menyetujuinya, maka ia membuat surat wasiat palsu agar Liu Cong diangkat sebagai pengganti suaminya.

Setelah Liu Biao meninggal dunia, anak tirinya Liu Cong yang masih berusia 14 tahun naik tahta.Liu Bei dan pasukanya sudah pergi ke barat kala itu. Saat itu Cao Cao bersama ribuan pasukannya bermaksud untuk menguasai daerah Jing Zhou dan sekitarnya. Beberapa pembesar almarhum Liu Biao menyarankan Liu Cong untuk menyerah pada Cao Cao. Tentunya Cao Cao dengan senang hati menerimanya dan diangkat sebagai raja muda.

Liu Bei dan anak kandung Liu Biao, Liu Qi, tentu saja bersedih atas kematian Liu Biao ini dan mereka berkabung selama beberapa waktu.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Gongsun Zan, jenderal Han di perbatasan timur laut

Gongsun Zan (? - 199) adalah seorang panglima perang pada masa akhir dinasti Han Timur atau sebelum Zaman Tiga Negara. Gongsun Zan menjadi salah satu pemimpin yang bergabung dalam aliansi melawan pemerintahan negara yang sudah dikuasai oleh Dong Zhuo. Liu Bei, Guan Yu, dan Zhang Fei sebelum membentuk negara Shu, bekerja pada Gongsun Zan. Gongsun Zan memiliki anak bernama Gongsun Xu. Gongsun Zan pernah bertarung dengan Yuan Shao dalam pertempuran Yijing. Dia dikalahkan dan akhirnya bunuh diri.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Lu Bu, jenderal bengis, membunuh 2 ayah angkatnya

Lü Bu (Hanzi: 呂布; baca: Luî Pù) (153 – 198), nama lengkap Lü Fengxian, lahir di Wuyuan (sekarang di wilayah Mongolia Dalam) adalah seorang jenderal terkenal dari penghujung zaman Dinasti Han dan Tiga Negara.Lu Bu dengan ciri khas memakai penutup kepala dengan ekor, ia memiliki kuda yang sangat sakti bernama red hare

Ia walaupun sangat lihai bertarung, namun juga adalah seorang yang menghalalkan segala cara untuk mewujudkan ambisinya. Lü Bu pertama kali mengabdi kepada Ding Yuan, yang kemudian berkomplot bersama He Jin untuk membunuh para menteri istana sepeninggal Kaisar Lingdi dan naik pangkat menjadi letnan jenderal.

Lü Bu kemudian termakan hasutan Dong Zhuo untuk membunuh Ding Yuan. Setelah Dong Zhuo mengangkat diri sebagai perdana menteri, ia kemudian menjadikan Lü Bu sebagai anak angkatnya dan panglima perang kekaisaran. Karena sifat Dong Zhuo yang tidak sabar dan bertemperamen kasar, Lü Bu akhirnya membunuh Dong Zhuo setelah dihasut oleh salah satu menteri istana, Wang Yun. Setelah kematian Dong Zhuo, Lü Bu lalu diangkat sebagai panglima besar kekaisaran. Di dalam catatan sejarah, Lü Bu diceritakan menjalin hubungan gelap dengan seorang dayang-dayang Dong Zhuo yang tidak disebutkan namanya. Di dalam Kisah Tiga Negara, karakter ini menjadi Diao Chan, yang juga diangkat sebagai anak oleh Dong Zhuo.

Hanya sebulan setelah kematian Dong Zhuo, bawahannya, Li Jue memimpin pasukan menyerang dan mengusir Lü Bu dari ibukota. Lü Bu kemudian melarikan diri dalam pengasingan, mencari perlindungan kepada Yuan Shu, yang menolak untuk menerimanya, lalu Yuan Shao, Zhang Miao dan Liu Bei.

Ia akhirnya menyusun kekuatan di Xiapi, di mana ia sering terlibat pertempuran dengan Cao Cao. Tahun 198, Cao Cao menyerang Xiapi dan memukul mundur pasukan Lü Bu terus menerus serta akhirnya mengepung pasukan Lü Bu selama 3 bulan. Lü Bu dengan moral pasukan yang rendah diperparah dengan pengkhianatan bawahannya, Hou Cheng, Song Xian dan Wei Xu. Lü Bu tertangkap oleh Cao Cao dan memohon kepadanya agar melepaskannya. Namun Liu Bei mengingatkan Cao Cao bahwa Lü Bu tidak dapat dipercaya dan membiarkannya hidup sangat berbahaya. Lü Bu kemudian dicekik sampai mati oleh Cao Cao.

332px-L%C3%BC_Bu_Portrait.jpg
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Ma Teng, penguasa Liangzhou

Ma Teng (156 - 211) adalah seorang panglima perang pada masa Zaman Tiga Negara di Tiongkok. Ma Teng mengontrol wilayah Liangzhou bersama dengan saudara angkatnya Han Sui dan mereka bersama terlibat dalam usaha untuk mendapatkan otonomi dari pemerintahan Han pusat. Ma Teng adalah ayah dari Ma Chao dan paman dari Ma Dai, yang dimana kedua orang itu kemudian bekerja pada kerajaan Shu.
 
Bls: Sejarah China: Zaman Tiga Kerajaan (Three Kingdoms)

Kaisar Xiandi

Kaisar Xiandi adalah Kaisar terakhir Dinasti Han,sebelum berkuasa beliau dikenal sebagai Pangeran Chen Liu, setelah kakak kandungnya yaitu Kaisar Shao mangkat akibat di bunuh oleh Dong Zhuo, Kaisar Xian naik tahta sebagai Kaisar boneka untuk Dong Zhuo, kaisar Xian sendiri merupakan keponakan dari Liu Bei, beliau berkuasa sampai tahun 221 akibat perebutan kekuasaan yang dilakukan oleh putra Cao Cao yang bernama Cao Pi.
 
Back
Top